Devan bangun lebih awal dibandingkan Aisha. Wanita itu masih nyenyak, semalam mereka berdua begadang karena bertukar banyak cerita. Devan mendengarkan, Aisha cerita. Juga begitu sebaliknya untuk giliran menceritakan kegiatan mereka. Devan menahan diri tidak menyentuh Aisha lantaran berpikir masih ada hari esok ketika pernikahan mereka melakukannya.Dia berpakaian rapi dan keluar dari kamar untuk siapkan sarapan.Devan ke dapur dan membuka kulkas untuk bahan sarapan pagi ini. Hanya bahan sederhana, jadi ketika menikah nanti Aisha akan berhenti bekerja. Akan full di rumah. Mengenai anak yang dibahasnya di kantor. Devan akan pikirkan nanti.Sarapan yang disiapkan adalah sandwich untuk Aisha dan itu cukup mudah sekali dibuat. Juga ada tambahan salad buah.Lama Devan menyiapkan sarapan. Aisha keluar dengan dandanan sudah rapi. Aisha menghampiri. “Maaf kalau telat bangun.”“Nggak apa-apa.” Jawabnya Devan menaruh sarapan itu di atas meja. Aisha duduk setelah Devan menaruh piring di atas meja
Aisha diminta pulang oleh orangtuanya untuk bicarakan mengenai pernikahan dirinya dengan Devan. Sedangkan Aisha juga sudah yakin kalau dia dan Devan akan menikah dan memiliki anak sesuai dengan yang diucapkan oleh pria itu kepadanya. Tidak mencintai, tapi akan mencoba untuk membina rumah tangga.Aisha pulang sendirian, tanpa ditemani oleh Devan. Karena Juan memintanya untuk bertemu malam ini di rumah ayahnya. Bukan di rumah yang ditempati oleh ibunya Aisha. Hendra sengaja tidak ikut karena ini akan bicara dengan mereka saja. Tanpa libatkan Hendra.Dia meminta izin kepada Devan untuk pulang ke sana.Pria itu juga tidak keberatan. Tapi baru kali ini orangtuanya mengajak untuk bicara secara rahasia seperti ini. Ibunya juga tumben mau pulang ke rumah ini lagi dan bertemu bersama dengan Juan.Dia tiba terlambat, sedangkan ibunya sudah lebih dulu di sana.“Ibu sama siapa ke sini?”“Hendra yang antar.”Tapi ekspresi ayahnya berbeda dari biasanya. “Duduk, Aisha!”Wanita itu juga melihat ke ar
“Pikirkan ucapan Ayah kamu semalam, Aisha. Ibu tidak mau kamu terjebak dalam pernikahan sama Devan.”Aisha membaca isi pesan itu dari ibunya pagi-pagi. Harusnya tidak akan ada pesan seperti itu yang diterimanya di hari ini. Mereka akan memutuskan pernikahan. Aisha juga yakin kalau pernikahan dengan Devan bisa berjalan dengan lancar.Keputusan yang sudah diambil oleh mereka berdua. “Aisha, buruan dandan! Kita pergi segera!”Wanita itu mendengar ucapan dari kamar mandi langsung menutup ponselnya. “Ya, Mas.”Aisha buru-buru selesaikan dandan karena Devan pasti akan cepat sekali siap-siap untuk hari ini. Mereka berdua akan cari gaun pengantin yang diinginkan oleh Aisha.Dia takut untuk mengatakan apa yang baru saja dibacanya itu. berusaha untuk pura-pura kalau tidak ada yang membuat dia kepikiran. Aisha sudah sangat yakin mengenai pernikahannya dengan Devan.Usai berdandan, pria itu juga sudah bersiap. “Aisha, ponsel baru kamu nggak ada masalah?”“Nggak ada, Mas.” Ujarnya Aisha lalu pria
Masih berada di rumahnya Juan, Aisha hanya duduk usai mendengarkan pria itu bertanya mengenai kedekatan antara Aisha dengan Devan. Memastikan kalau pernikahan itu serius. Karena Juan sendiri tahu dari istrinya bahwa Devan pernah gagal menikah dengan mantan kekasihnya karena pernah diselingkuhi. Khawatir kalau Aisha hanyalah pelampiasan.Biar bagaimanapun hancurnya Juan dengan Nita. Mereka adalah orangtua yang masih memikirkan soal pernikahan ini. Antara Nita dan Juan keduanya kompak untuk diskusi soal pernikahan Aisha.Bagi Juan ini tidak ada keseriusan dalam diri Devan untuk pernikahan ini. sebagai seorang pria juga yang pernah punya pengalaman dengan pernikahan dan itu sudah sangat sering sekali. meskipun dia pernah menikah lebih dari satu kali. Tapi Nita tetap tujuan untuk pulang.“Ayah, aku sama Mas Devan serius untuk ke jenjang pernikahan ini.”Akan tetapi bagi Juan. Ini bukan tentang pernikahan yang serius. Karena ingat kalau anak gadisnya tidak ada pengalaman dalam berpacaran.
Aisha tetap melancarkan pernikahannya dengan Devan sesuai dengan rencana awal. Seperti yang telah dikatakan oleh ayahnya kalau pria itu tidak akan datang ke acara pernikahan karena ada kesibukan di Bandung. Acaranya cukup meriah. Karena mengundang banyak orang penting dari pihaknya Devan. Tapi Aisha semakin percaya kalau pernikahan ini sungguhan. Tidak ada main-main karena tamunya juga semua dari kerabat Devan. Aisha ingat ucapan Juan beberapa waktu lalu mengenai pernikahan Aisha ini hanyalah untuk punya anak. Tapi kalau dilihat dari pihak keluarga Devan yang sangat antusias sekali perihal pernikahan. Juga karena Devan mengundang semua teman-teman bisnisnya. Acara juga berlangsung selama dua hari. Aisha beserta keluarga besar mengadakan pesta ini dengan baik. Keluarga besar Devan juga semuanya hadir di sini. Dua jam setelah acara selesai. Aisha membuka gaunnya. Pulang ke rumahnya Devan. Selama proses pernikahan Aisha tidak pernah disentuh oleh Devan karena janjinya wa
Dua minggu Aisha menghabiskan waktunya untuk bulan madu bersama dengan suaminya di Belanda. Tapi hari ini, akan pergi ke kantor seperti biasanya. Karena dia meminta waktu untuk bekerja. Menghidupi adik juga ibunya. Meski sudah menikah, Aisha merasa kalau tanggung jawab itu masih dia pegang dengan cukup kuat sebagai seorang kakak yang akan membiayai kehidupan adiknya di masa depan. Setelah menyiapkan sarapan, juga bekal makan siang. Serta kemejanya Devan di atas tempat tidur. Pria itu juga akan kembali ke kantor hari ini. Menjadi karyawan dari suaminya sendiri tidak akan ada salahnya. Devan juga sangat baik memperlakukan dirinya selama ini. Perusahaan tidak terlalu mengikat Aisha. Karena milik suaminya. Tapi tidak membuat dia merasa berkuasa di sana meskipun menjadi istri dari direktur utama di perusahaan itu. Aisha masih bisa jaga sikapnya dengan baik. Tahu kapan harus menjadi seorang istri. Tahu kapan menjadi seorang karyawan biasa tanpa perlu melibatkan hubungan suami istri di ka
Nita kembali ke rumahnya Juan atas dasar permintaan dari pria itu yang mengatakan kalau ia dan Hendra harus kembali lagi untuk bisa berkumpul dengan keluarganya. Bahkan seorang Juan yang terkenal cuek terhadap anak-anak mendadak menolak pernikahan Aisha dengan Devan. Tidak menghadiri pernikahan itu juga lantaran kecewa dengan keputusan Aisha yang mendadak. Tidak ada pemberitahuan apa pun. Nita menuju ruang tengah ketika Hendra baru saja keluar dari kamarnya dan melihat kalau Juan ada di sana juga. Mereka hendak membuka obrolan. “Ayah, mau ke mana?” “Tunggu di sini dulu. Ayah ada perlu. Kamu sama Ibu kamu di rumah.” Ujarnya pria itu sambil memasang jaket kulitnya. Dia memang terlihat seperti preman pada umumnya. Tapi Nita sendiri tahu kalau suaminya sedang bekerja sekarang. Melakukan transaksi jual beli barang bekas. Juga menjadi tukang di beberapa orang yang membutuhkan jasanya. Pria itu keluar dari rumah dengan mengendarai mobil yang merupakan barang untuk diperjual bel
Aisha mengerang di pagi hari ketika diajak berhubungan oleh suaminya. Meskipun tidak setiap hari, tapi Aisha mengerti kalau sang suami punya nafsu yang begitu besar, tubuhnya lemas saat Devan selesai dengan pelepasannya. Jarak waktu tiga menit kemudian Devan bangun dari tempat tidurnya lalu mengatakan akan mandi karena harus pergi ke kantor.Aisha sudah siap-siap untuk pergi, tapi menurut suaminya tadi. Hari ini Aisha tidak perlu ke kantor karena akan menemani Linda untuk perawatan ke klinik kecantikan. Perintah suaminya menjadi suatu hal yang paling utama bagi Aisha untuk dituruti.Ia memejamkan matanya usai percintaan itu, juga karena Devan sudah meninggalkan terlebih dahulu dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.Cukup lama suaminya ada di sana. Aisha sudah pakai jubah mandinya karena bergiliran untuk mandi. Kehidupan rumah tangga memang berbeda, awalnya Aisha ragu. Tapi semenjak Devan meyakinkan untuk menjadi seorang istri dari pria itu.Sekembalinya Devan dari kamar mandi. Aish
Devan seperti kehilangan arah ketika mendapati Aisha pergi meninggalkannya karena tidak bisa bertahan di sisinya. Sudah empat bulan ini Aisha pergi setelah pengakuannya Devan kalau dia lebih jatuh cinta kepada wanita itu dibandingkan dengan istrinya. Kalau sekarang, Aisha memang belum ada di hatinya. Tapi Devan memasukkan Bianca ke dalam rumah tangganya. Menganggap kalau ini akan baik-baik saja. Tapi semua itu justru menjebak dia untuk masuk ke dalam kubangan bencana besar di dalam rumah tangganya.Terdapat beberapa hal yang juga membuat Devan merasa kesepian sekali pada kehidupannya. Tidak ada tangisan Thania di rumah ini. Tidak ada yang merangkak ketika Devan sedang menonton televisi. Tidak ada yang tidur di lengannya setiap malam.Baru dia menyadari semua itu saat Thania menjadi alasannya untuk bertahan.Di kantor tempatnya bekerja. Tidak ada gairah sama sekali untuk mengerjakan semuanya. Rasa kosong itu terasa sekali. menurut informasi yang Devan dapatkan juga kalau istrinya sekar
“Aisha, Mama mertua kamu mau jemput ke sini. Katanya mau ajak kamu jalan-jalan sama Thania.” Aisha juga sudah siap-siap. Mendapatkan telepon dari mama mertuanya cukup menyenangkan. Hari ini mertuanya menyempatkan waktu untuk jalan-jalan. Kebetulan juga besok Devan akan menjemputnya bersama dengan Thania di rumah ini. Besok juga dia akan pulang bersama anaknya. Aisha sudah memasang gendongan untuk anaknya. “Aku mau berangkat sebentar lagi, Bu.” Ujarnya ketika disapa oleh Nita. “Kalau begitu Ibu pergi bentar ke supermarket, ya. Takut Ayah kamu pulang nanti marah-marah kalau nggak ada makanan.”Kemudian tidak lama mertuanya datang waktu Aisha menunggu di luar. Linda keluar dari mobil dan mengedarkan pandangannya. “Ya ampun, sekarang rumah kamu bagus banget.” “Iya, Ma. Ayah aku ada rezeki, jadi di renovasi.” “Ini bukan biaya sedikit, Aisha. Ayah kamu keren juga.” Aisha menganggukkan kepalanya dan kemudian dia tersenyum. “Kalau begitu, Mama mau masuk dulu atau gimana?” “Ibu kamu ada
Selama berada di rumahnya Juan, kehidupan Aisha memang terpenuhi oleh orangtuanya. Tidak ada kekurangan apa pun selama ada di sana. Ayahnya yang sudah punya segalanya. Ibunya juga beberapa kali dia dengar diminta untuk berhenti bekerja di rumah orangtuanya Devan. Memang kalau untuk urusan itu Juan agak keras.Juan juga memberikan pengertian kepada Aisha untuk masalah rumah tangga. Memang benar kalau Aisha sendiri tidak bisa membayangkan dirinya kalau menjadi janda nanti. Karena Devan yang berubah-ubah sikap.Selama ini Aisha menganggap kalau rumah tangganya dengan pria itu tidak ada masalah sama sekali. Tapi justru membuat Aisha bisa sadar kalau konflik waktu itu masih membekas di kepalanya Aisha.Juan juga memberikan pandangan yang baik untuk Aisha. Bahwa tidak semua pernikahan itu berjalan dengan mulus. Aisha juga tidak pernah cerita kepada ayahnya jika masalahnya dengan suaminya sampai sekarang tidak ada titik terangnya. Tapi sikapnya Devan yang kadang membuat luluh, tapi juga memb
“Kamu kenapa?” Aisha hendak diantar ke rumah orangtuanya karena Devan hari ini akan pergi ke Bali. “Nggak apa-apa, Mas.” Pria itu sudah selesai packing barangnya sebelum berangkat ke bandara hari ini. Sedangkan Aisha akan menginap di rumah orangtuanya bersama dengan Thania. Anaknya sudah berusia tujuh bulan. Apa saja yang dibutuhkan Aisha untuk kebutuhan si kecil tidak pernah dibatasi oleh Devan. Pria itu juga menambah uang kebutuhannya Aisha selama di rumah. Aisha juga sudah selesai siapkan barangnya untuk pergi ke rumah orangtuanya. Tapi dia menatap Devan dengan intens. Tidak lama setelah itu Devan mengambil Thania dari gendongannya Aisha. “Baik-baik di rumah, ya. Papa mau kerja.” Kata pria itu sambil mencium anaknya. Hanya bisa tersenyum melihat kedekatan keduanya. Thania juga begitu bahagia dihampiri oleh Devan. Apalagi sampai digendong seperti itu. Dia bisa tersenyum melihat anaknya yang mencium Devan. “Aisha, kamu kenapa melihatku seperti itu?” dengan buru-buru Aisha menga
Suara gelak tawa Thania pagi-pagi ketika Aisha keluar dari kamar mandi. Anaknya asyik bersama dengan Devan. Memang kalau soal menemani Thania, dia sendiri akui kalau Devan itu sangat bisa menjadi ayah untuk anaknya. tapi masih gagal menjadi suami untuk Aisha.Suara anaknya yang tertawa seketika membuat Aisha tertawa dengan perlakuan Devan yang mencium anaknya tapi justru dibalas dengan tawa. Hari ini Devan menyempatkan lagi untuk pergi jalan-jalan. Suaminya sering di rumah beberapa waktu belakangan ini dan menjaga bayinya.Menurut Aisha, itu memang sangat disukai oleh Devan. Seharian penuh Devan bisa menjaga anaknya. istirahat hanya saat si kecil disusui saja. Devan mencium telapak tangan anaknya yang membuat si kecil tertawa terbahak lagi.Aisha pergi dari sana untuk memakai bajunya sebelum mereka berangkat. Devan hanya menolehkan kepalanya tadi.Aisha mengambil gendongan bayi setelah bersiap-siap. Anaknya digendong oleh Devan. Dia yang memasang gendongan itu kemudian Devan menaruh
Aisha hanya berdua dengan Thania di rumah. Dia menyusui anaknya sambil menggendong anak perempuannya. Devan pulang atau tidak sudah bukan lagi urusannya Aisha. Yang penting anaknya bisa tumbuh dengan baik. Sejak pria itu mengatakan cintanya tidak ada di Aisha dua bulan lalu. Aisha juga hanya bisa fokus mengurus bayinya. Cinta pria itu tidak ada sama sekali untuknya. Hanya berlandaskan nafsu semata. Thania sedang dia pangku setelah anaknya menyusu. “Papa nggak pulang malam ini.” Kata Aisha mencoba menghibur dirinya sendiri dan bicara pada Thania. Anak itu pun terdiam dengan ucapan sederhana Aisha. Meskipun suaminya tidak pulang, Aisha tetap bertahan di rumah ini. Karena meskipun Devan selingkuh, anaknya tetap diurus dengan baik. Jadi, ini yang dirasakan oleh ibunya dulu ketika Juan selingkuh. Ini yang membuat Nita bertahan demi anak. Aisha bisa tersenyum meratapi masa mudanya hanya untuk mengurus anak.“Mama akan bertahan sampai kamu berusia satu tahun, Thania. Kalau Papa nggak be
“Aku memberinya nama Thania Putri Devanisha, panggilannya Thania.” kata Devan tiba-tiba saat Aisha sedang menyusui anaknya. Ada kedua orangtua Devna juga di sana. Serta ada ibunya Aisha yang ikut hadir untuk mengunjungi Aisha.Mereka berbincang sederhana. Mungkin ini adalah salah satu cara Devan mengelabuinya untuk tidak ketahuan selingkuh oleh orangtuanya maupun pada ibunya Aisha.Wanita itu tersenyum begitu suaminya memberikan nama yang mencakup antara nama dirinya juga Devan.“Kamu yakin kasih nama itu?” tanya mamanya.Devan menganggukkan kepalanya dengan setuju atas nama itu. Aisha juga tidak keberatan nama anaknya seperti itu. karena mencakup mereka berdua.“Aisha, Ibu pulang dulu, ya. Soalnya hari ini teman-teman adik kamu mau ke rumah. Nggak enak kalau nggak ada yang siapin makanan.” Ucap Nita pamit dengan baik-baik pada orangtuanya Devan juga.Pria itu mengantarkan ibunya Aisha sampai di depan.Devan kembali, Linda bertanya. “Kenapa kamu nggak antar saja tadi?”“Ada yang nungg
Pagi harinya, Aisha bangun dari tidurnya satu hari setelah pulang dari rumah sakit. Suaminya ada di sebelahnya untuk membantu mengurus anak mereka berdua. Memang bukan keinginan Aisha untuk seperti ini. Rencana setelah melahirkan adalah bersama dengan orangtuanya. Tapi takdir berkata lain, dia menyaksikan sendiri suaminya mendekap bayinya di pelukannya berada di kursi yang tidak jauh dari tempat Aisha tidur. Semalaman suaminya yang menjaga anak mereka. Apa ini hanyalah akal-akalan Devan saja agar Aisha tidak pergi? Karena dia begitu menginginkan anak perempuannya lahir. Anaknya juga sudah berganti pakaian dan tidur dengan keadaan tengkurap di dada pria yang tanpa baju itu. “Bentar lagi Mama datang.” Kata Devan memberitahu begitu Aisha bangun dari tempat duduknya lalu kemudian hendak ke kamar mandi. Mertuanya akan datang ke sini untuk menengok cucu mereka. Devan juga mengubah posisi menggendong anak itu. Biasanya pria akan jauh lebih takut menggendong anak. Tapi tidak dengan Deva ya
Aisha ada di rumah sakit, dia membawa diri sendiri meskipun sudah ditawari oleh mertuanya untuk tinggal di rumah mereka terlebih dahulu menjelang kelahiran buah hari mereka. Namun, Aisha memilih menetap di rumah suaminya. Pisah ranjang dengan Devan. Keadaan memang tidak membaik, tapi meski begitu Aisha hanya ingin bertahan dengan pernikahan yang telah dipilihnya waktu itu.Pergi ke rumah sakit sendirian, adalah hal paling menyedihkan baginya. Akan mengurus bayinya sendirian. Suaminya justru sibuk dengan wanita lain di luaran sana. memang benar kalau Aisha telah memilih untuk menikah dengan Devan. Tapi tidak seperti itu juga membuat dia bersedih seperti ini. pernikahan yang diimpikan hanya tinggal kenangan. Wanita itu ada di ruang inap rumah sakit. Karena takut jika terjadi apa-apa terhadap kandungannya. Tidak memberitahukan orangtuanya maupun mertuanya kalau dia telah ada di rumah sakit. Rumah tangganya yang dipikir baik-baik saja. Devan justru selingkuh. Memilih hidup dengan wani