Beranda / Romansa / Duda dan Janda Bertetangga / 75. The Truth About Her

Share

75. The Truth About Her

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 13:46:43
Iqbal masih asik memandangi wajah cantik Kintan yang sedang terlelap, ketika tiba-tiba saja terdengar suara ponselnya yang bergetar pelan.

Meski enggan beralih dari pemandangan indah di depan matanya saat ini, namun akhirnya ia beranjak melangkah juga untuk meraih ponselnya yang terletak di atas meja kerja.

Ia mengerutkan keningnya heran melihat sederet nomor tanpa nama yang tertera di layar ponselnya. Meski ragu, namun Iqbal memutuskan untuk tetap mengangkatnya.

"Halo?"

"Apa benar aku berbicara dengan Iqbal Bimasakti?" sebuah suara bariton yang dingin dan tidak Iqbal kenal terdengar di seberang sana.

"Ya, saya sendiri. Dengan siapa saya berbicara?" Iqbal menjawab suara asing yang berucap di sebrang sana.

"Aku? Ibram Mahesa."

Iqba pun tersentak. Ibram Mahesa?! Bukankah dia big boss One Million tempat agensinya Kintan?

"Oh, Ibram Mahesa. Aku baru saja mendengar tentang diri anda dari Kintan. Dari mana anda mengetahui nomor ponselku?"

Terdengar suara tawa pelan dari Ibram. "Bag
Black Aurora

masih mau tambah? yuk lempar gems yg banyak 🥰💕

| 9
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Black Aurora
siapp kak, tp agak maleman yaa
goodnovel comment avatar
Rey Val
tambah lagi thooouuuurrrr, belum 10 bab.hehehe semangat ya.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Duda dan Janda Bertetangga   76. Menua Bersama

    Kintan terbangun, dan menyadari sesuatu telah tersemat di jari manisnya. Dengan mata membelalak kaget dan jantung berdebar kencang, ia menatap lekat pada cincin berlian besar yang sangat indah telah tersemat di sana. Seketika bibir merahnya pun melengkungkan senyuman. Pasti Iqbal yang memakaikan cincin itu di jarinya. Kintan mengangkat jarinya ke atas, mendongak kagum pada cincin yang bersinar terang itu. Seketika ia pun mendekapnya di dada. 'Aku... akan menjadi Nyonya Bimasakti?? Aaaaaa!' Kintan membenamkan wajahnya yang sedang tersenyum bodoh di atas bantal sambil memukul-mukul kasur di samping kepalanya dengan perasaan bahagia. Ia juga sudah tidak peduli lagi dengan ingatannya yang belum juga kembali, karena cinta yang ia rasakan pada Iqbal tidak perlu untuk diingat. Kintan hanya perlu merasakannya, begitu besar dan kuat terpancar dari dalam hatinya. Ia begitu mencintai Iqbal hingga rasanya hatinya ingin meledak. Tapi... dimana Iqbal? Kintan melihat ke seluruh pen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Duda dan Janda Bertetangga   77. Kamu Sepupuku

    Iqbal akhirnya ikut mengantar Gea, Khalil dan Khafi ke sekolah dengan Kintan menggunakan mobil Tesla-nya, sementara Rani serta anak-anaknya menggunakan mobil Kintan untuk hadir di One Million lebih dulu. Sepanjang perjalanan, Iqbal tak henti-hentinya mengecup jemari Kintan, membuat anak-anak tak henti meledek kemesraan mereka. Kintan tersipu malu saat Khalil dan Gea bersiul-siul menggoda, tapi Iqbal cuek dan hanya mengedipkan mata pada Kintan yang semakin merona. "Ngomong-ngomong, kamu bukannya harus balik lagi ke Semarang pagi ini?" tanya Kintan pada Iqbal, saat tinggal mereka berdua di dalam mobil dan anak-anak sudah berada di sekolahnya masing-masing. Iqbal akan mengantarkan Kintan ke agensi One Million untuk bekerja. Pria itu menggeleng. "Aku sudah mengajukan cuti besar untuk persiapan pernikahan kita sekalian bulan madu, Sayang," sahutnya sambil tersenyum. "Kita menikah secepatnya, ya? Aku akan segera mengurus semuanya. Minggu depan paling lama kita harus sudah sah jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Duda dan Janda Bertetangga   78. Masa Lalu Yang Terungkap (1)

    "Hah! Kamu membelanya, Kintan?" tanya Iqbal tak percaya. "Tadi di mobil kamu bertanya tentang bibirku yang berdarah, kan? Asal kamu tahu, DIA yang memukul wajahku semalam dan bukan karena aku terjatuh!" tukas Iqbal kesal melihat Kintan membela lelaki sialan itu. Kintan pun menjadi semakin bingung. Ia menoleh ke belakangnya untuk menatap Ibram yang sedang mengernyit sambil memegangi perutnya, lalu kembali lagi menatap Iqbal. "Jadi kalian... sudah saling kenal sebelumnya??" tukasnya. Iqbal pun kembali terdiam, sementara Ibram Mahesa tiba-tiba tertawa dengan keras. "Kintan Larasati, kamu benar-benar sudah dibohongi oleh tunanganmu itu! Dia bahkan sudah selingkuh sebelumnya, dan juga tidak mengatakan kalau semalam kami telah bertemu?" ejek Ibram yang sekarang berada di atas angin karena Kintan melindunginya. 'Selingkuh?' Kintan menatap Iqbal yang wajahnya sekarang benar-benar sudah merah padam menahan amarah. "Minggir, Kintan. Si brengsek itu harus dihajar habis-habisan agar tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Duda dan Janda Bertetangga   79. Masa Lalu Yang Terungkap (2)

    "Itu sebabnya aku langsung menemuimu. Aku hanya ingin menghapus dan menggantinya dengan bibirmu yang selalu membuatku tergila-gila." Tanpa menunggu lagi, Iqbal langsung merangkum bibir Kintan dan melumatnya dengan keras. "Hanya bibir ini yang boleh menyentuhku," ucapnya lirih sambil menggosok-gosokkan bibirnya di bibir Kintan. "Maafkan aku, Kintan. Aku bukannya tidak ingin jujur denganmu. Aku hanya tidak mau membuatmu kesal dengan hal yang tidak penting." Kintan menggigit bibir Iqbal dengan keras, membuat lelaki itu kaget dan langsung menjauhkan bibirnya. "Rasain! Makanya, lain kali jangan nggak jujur!" sembur Kintan kesal. "Dan juga soal pertemuanmu semalam dengan Ibram. Kenapa sih kamu nggak bilang? Bahkan menurut Ibram, kamu juga melarangnya untuk mengatakan soal masa laluku!" sentak Kintan sambil berkacak pinggang. Iqbal menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Aduh, Kintan kalau sedang marah-marah begini bikin dia jadi salah tingkah. "Maaf, aku hanya takut kamu depresi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Duda dan Janda Bertetangga   81. Cinta Yang Tak Sepantasnya (2)

    Saat Kintan telah sadar, ia melihat Ibram, Bibi Jo dan Paman Fardan yang masih setia menungguinya. Ia jadi sangat kikuk dan malu karena jatuh pingsan di depan mereka semua. "Maaf sudah membuat kalian khawatir," ucapnya sambil tersenyum malu. Saat ini Kintan sudah duduk dan bersandar di kepala ranjang. Ibram sedang menyuapinya bubur, yang meskipun berusaha ia tolak, namun lelaki keras kepala itu tetap saja memaksanya. Akhirnya Kintan pun mengalah dan membuka mulutnya pasrah saat Ibram menyodorkan sesendok penuh makanan itu. "Sayang, tidak perlu merasa tidak enak kepada kami. Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga," timpal Bibi Jo sambil menggenggam tangan Kintan. Fardan mengangguk menyetujui. "Lula, bagaimana jika kamu tinggal di rumah ini saja? Tinggallah di rumah ini dengan anak-anakmu. Toh, rumah ini kosong karena aku dan bibimu tinggal di Amerika. Ibram juga sudah punya rumah sendiri. Bukankah itu ide yang sangat bagus? Jadi bibimu akan sangat senang jika pulang ke Indonesi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Duda dan Janda Bertetangga   80. Cinta Yang Tak Sepantasnya (1)

    Kintan berlutut dan menangis tersedu-sedu di depan makam orang tuanya yang berbatu nisan besar dan mewah. Selain Ibram, ia juga ditemani oleh Paman Fardan dan Bibi Jovanka, orangtua Ibram yang baru saja datang dari Amerika untuk menemui Kintan. Bibi Jovanka juga berlutut dan memeluk tubuh Kintan erat dari arah sampingnya. Wanita berusia lima puluhan yang masih terlihat sangat cantik dan elegan itu bahkan tak kuasa melihat kesedihan Kintan di depan matanya, dan ikut menitikkan air mata. "Lula sayang, kuatlah nak! Ayah dan ibumu pasti sudah sangat bahagia sekarang karena putrinya telah datang," ucapnya lirih, sarat dengan emosi. "Terima kasih Lula, untuk tetap hidup dan kembali pada kami," bisiknya sambil mengecup lembut pipi Kintan yang basah oleh air mata. Kintan masih terisak, namun tangisnya sekarang sudah sedikit mereda. Ia menatap Jovanka yang tersenyum padanya. "Bibi Jo, aku tidak bisa mengingat ayah dan ibuku. Tolong ceritakan tentang mereka padaku. Aku ingin sekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Duda dan Janda Bertetangga   82. Cinta Yang Tak Sepantasnya (3)

    Ibram mencium Kintan dengan lembut, selembut kepak sayap kupu-kupu yang hinggap di bibirnya. Kintan tidak tahu bahwa sebenarnya Ibram setengah mati menahan hasratnya agar tidak memagut keras bibir ranum wanita itu dan menuntaskan gejolak yang ia pendam selama ini dengan tubuhnya.Ibram tahu ini salah. Tapi ia tidak sanggup menahannya lagi. Tubuhnya seakan berteriak ingin mencecap bibir Kintan. Ingin menghirup dalam-dalam aroma Kintan. Dan Ibram pun terkejut saat mengetahui bahwa wanita ini ternyata beraroma bunga liar yang tumbuh di sela-sela semak belukar. Kintan terlalu cantik dan membuatnya terbuai.Tiba-tiba Kintan pun tersadar setelah beberapa saat berada dalam bingung, lalu mendorong kuat bahu Ibram. Matanya membelalak, deru napasnya yang memburu seperti juga deru napas Ibram. Dengan tubuh dan bibir gemetar, mereka pun saling menatap dengan berjuta kata tak terucapkan dari sorotnya."Ja-jangan sentuh aku lagi," ucap Kintan dengan suara bergetar. "Kamu gila, Ibram. K-kamu ben

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Duda dan Janda Bertetangga   83. Makan Siang Bersama

    "Kamu memang layak untuk ditunggu, Lula," sahut Ibram. "Iqbal sungguh tolol jika mengira bisa mengganti dirimu dengan wanita lain," ketusnya."Hei. Jangan suka menggunjingkan orang di belakangnya," celetuk seseorang tiba-tiba.Kintan dan Ibram pun sontak sama-sama menoleh pada sumber suara barusan, dan mendapati Iqbal yang ternyata sudah berdiri beberapa meter dari mereka duduk.Untuk sejenak Kintan pun terpaku. Iqbal dengan sosoknya yang rupawan itu selalu berhasil membuat kacau kinerja jantungnya hingga tidak terkontrol. Hanya lelaki inilah satu-satunya yang membuat Kintan tak tahan ingin mengecup bibir pink pucatnya yang seksi, atau sekedar memeluk erat tubuhnya yang tinggi dan atletis itu. Kintan melirik Ibram di sampingnya dan mengeluh dalam hati. Kalau saja tidak ada Ibram saat ini, pasti Kintan sudah melakukannya.Seakan bisa membaca pikirannya, Iqbal tiba-tiba melangkah mendekati wanita itu dan membungkuk untuk mencium lembut bibirnya. "Hai, Sayang," ucapnya dengan senyum m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Duda dan Janda Bertetangga   52. Akhir Perjalanan Kita

    "Lebih cepat, Toni!" bentak Ibram gusar. Toni pun semakin mempercepat laju mobilnya, menyelip sana-sini mencari celah di antara lalu-lalang kendaraan yang masih memenuhi jalanan. Alarm dari alat penyadap yang ditempelkan pada anting-anting Katya telah berbunyi. Wanita itu dalam bahaya. Ibram benar-benar kecolongan untuk yang kedua kalinya, saat ia mendapati istri dan keponakannya telah menghilang entah kemana. Polisi sudah bertindak dan dikerahkan untuk mencari Katya dan Adel, dengan mengikuti sinyal yang dipancarkan alat penyadap itu. "BRENGSEK! BAJINGAN! LELAKI BIADAB!" Ibram terus memaki sambil memukul dasbor di depannya. "Kali ini kau benar-benar akan kubunuh!" "Pak, orang-orang kita sudah berada dekat dengan Kean, mungkin mereka akan sampai duluan di tempat itu," lapor Toni setelah ia mendapatkan info dari wireless earphone di telinganya. "Serang dia jika Katya dan Adel berada dalam bahaya," perintah Ibram. Beberapa belas menit kemudian, Ibram dan Toni telah s

  • Duda dan Janda Bertetangga   51. Penyiksaan

    Ibram, David dan Toni duduk di depan meja bar, sementara Katya, Brissa dan Zizi berada di meja restoran di seberang mereka. "Halo, temanku ini baru saja menikah, tolong berikan minuman yang terbaik dan termahal di sini," ucap David pada bartender yang menghampiri mereka. "Tidak, Dave," tolak Ibram tegas. "Aku harus menyetir pulang nanti." David berdecak kesal. "Ibram, kamu benar-benar tidak menyenangkan! Bukankah Toni yang akan mengantarmu pulang nanti?" "Tidak. Toni akan mengantarmu, Brie dan Zizi. Aku hanya ingin menjaga Katya," tegasnya. David mendesah dan tertawa pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar telah berubah, Ibram. Apa itu karena Katya?" Ibram tersenyum. "Aku sekarang seorang suami, Dave. Akulah yang bertanggung jawab atas keselamatan istriku," tukasnya. David mengangkat gelas berisi minuman keras untuk bersulang pada Ibram. "Untuk suami paling beruntung di dunia," ucap David, ada rasa bangga atas perubahan positif pada sahabatnya itu, nam

  • Duda dan Janda Bertetangga   50. Menikah

    Katya terlihat sangat cantik dalam balutan gaun panjang putih dan sederhana. Gaun itu berlengan panjang dengan deretan kancing berlian di sepanjang siku hingga pergelangan tangan, menutup hingga batas bawah lehernya, dan terulur jauh menutupi kaki. Meskipun terkesan sopan dan menutup, namun karena jatuh mengikuti bentuk tubuh Katya, tetap saja terlihat sangat sangat seksi. Ibram bolak-balik menatap Katya sambil menggeleng-gelengkan kepala, tidak rela jika garis tubuh kekasihnya itu dinikmati oleh beberapa pasang mata pria brengsek dan dijadikan fantasi liar mereka. "Nggak ada gaun yang lebih sopan?" tanya Ibram sambil mengerutkan wajah tidak suka pada stylist yang bertugas mengatur kostum pengantin mereka. Wanita berambut bob berkacamata itu hanya bisa menggaruk-garuk kepala bingung. Katya telah bergonta-ganti baju lima kali, dan ini adalah pakaian tersopan yang mereka punya. "Maafkan saya, Pak Ibram... tapi kami tidak memiliki gaun yang lebih tertutup lagi. Masalahnya adalah

  • Duda dan Janda Bertetangga   49. Bentuk Tanggungjawab

    Ibram melepaskan ciumannya dan memeluk tubuh Katya, untuk memberikan kesempatan pada gadis itu agar bisa mengatur napasnya. "Katya, menikahlah denganku," ucap Ibram lembut. "Dulu aku pernah melamarmu dan kamu menolaknya karena merasa belum ada cinta di hatiku, bukan?" Ibram mengingat saat-saat dirinya dan Katya berada di rumah pantai miliknya. "Apa sekarang kamu masih juga belum yakin jika aku mencintaimu?" ada nada murung di suara Ibram. "Diriku yang sekarang dan diriku yang dulu sudah jatuh begitu dalam padamu, Katya." lelaki itu pun melepaskan pelukannya untuk menatap lekat Katya yang terdiam membisu. "Jadilah istriku, pendamping hidupku, dan pelindungmu seumur hidup," ucapnya dengan suara parau, sarat akan emosi yang membuncah di dalam dada. "Aku mencintaimu, Katya Lovina. Wanita tercantik di dunia yang beraroma vanilla." Dan Katya pun merasa dadanya meledak dalam kebahagiaan. Tentu saja ia sangat yakin sekarang kalau Ibram benar-benar mencintainya, bukan karena obs

  • Duda dan Janda Bertetangga   48. Mengingat Segalanya

    Ibram terbaring di sebelah Katya, berusaha meredakan rasa sakit hebat yang menyerang kepala dan membuatnya kesulitan untuk bernafas. Ingatan-ingatan yang datang padanya bagai ribuan paku yang menghujam deras ke dalam otaknya, membuatnya gemetar menahan rasa sakit yang hampir tak tertahankan. Namun Ibram berusaha untuk menerima dan tidak menolak seluruh pesan dari pikirannya itu, meskipun acak dan berupa kilasan-kilasan cepat bagaikan kilat yang menyambar-nyambar dirinya. Jessi yang menyelingkuhi Gamal. Gamal yang meninggal akibat kanker nasofaring. Kuliahnya yang sempat kacau karena ia sangat berduka. Adel yang masih kecil namun sudah ditinggalkan ayahnya selamanya dan ibunya yang entah kemana. Mengasuh Adel. Mendirikan One Million. Mengakuisisi beberapa perusahaan. Menemukan Katya Lovina. Dan jatuh cinta padanya. Dengan napas yang masih memburu, ia pun menatap ke arah samping. Katya. Gadis itu berbaring di sisinya, dan membalas tatapannya dengan wajah bingung. "Pak Ibram

  • Duda dan Janda Bertetangga   47. Sentuhan

    'APAA??? Dia mengira ada sesuatu antara aku dan Toni??' Katya menepis kasar tangan Ibram dari bahunya. "Pak Ibram, apa maksudmu bertanya seperti itu?" "Kau selingkuh dengan Toni, kan? Mengakulah! Toni memang jauh lebih muda dariku dan kau pasti merasa lebih cocok dengan lelaki yang tidak terlalu jauh perbedaan usianya denganmu!" ucap Ibram ketus. "Hah! Entah apa yang sudah kalian berdua lakukan di belakangku, menjijikkan sekali." "Apa anda sudah puas menghinaku? Sepertinya memang percuma, apa pun yang kukatakan, anda pasti tidak akan pernah percaya bukan? Aku akan selalu jelek di matamu," tukas Katya pelan. Ia sudah benar-benar lelah sekarang. "Anda sudah menuduhku hanya mengincar uangmu, dan kini menuduhku selingkuh dengan orang kepercayaanmu? Selanjutnya apa lagi? Apa lagi yang anda tuduhkan? Begitu sulitkah bagimu menerima bahwa aku benar-benar mencintaimu dengan tulus tanpa ada maksud apa pun?" tanya Katya dengan suara yang mulai parau karena menahan tangis. "Jika memang

  • Duda dan Janda Bertetangga   46. Hanya Berharap Di Sisimu

    Ibram terdiam, namun tubuhnya tetap saja memunggungi Katya. 'Hahh... gadis ini benar-benar keras kepala! Sepertinya dia hanya ingin menggangguku saja.''Meskipun... yah, tidak bisa disalahkan juga karena diriku yang dulu sangat bodoh karena telah memberikan harapan pada gadis ini.' Seketika ada setitik rasa kasihan terbit di dada Ibram saat mengingat ekspresi wajahnya pada acara pertunangan melalui Youtube tadi. Pantas saja gadis ini salah paham, karena Ibram memang bersikap seakan benar-benar mencintainya! 'Apa itu benar? Apa aku pernah mencintainya? AKU?? IBRAM MAHESA??' Perlahan Ibram pun membalikkan badannya menatap Katya. "Apa kau yakin dengan semua ucapanmu itu?" cetus Ibram. "Tidak akan ikut campur urusanku, tidak mengharapkan apa pun dariku, dan hanya merawatku hingga sembuh lalu pergi dari hadapanku?" Ibram mengulang ucapan Katya tadi. Katya mengangguk mantap. "Ya. Aku sangat yakin dengan semua ucapanku, Ibram." Hmm... menarik. "Baiklah. Kau boleh melakukannya. Tapi

  • Duda dan Janda Bertetangga   45. Amnesia Retrograde

    Katya menangis dalam kesendirian di teras rumah sakit yang sepi. Ia ingin sekali menjerit kuat-kuat, memuntahkan segala kesedihan yang terus menimpanya bertubi-tubi. Setelah ayahnya, Sienna, dan sekarang Ibram pun juga telah meninggalkannya. Bukan meninggalkan secara harfiah karena tubuhnya masih berada di dunia fana ini, hanya saja ingatannya pada Katya yang telah pergi. Ibram mengalami amnesia retrograde karena cedera akibat benturan keras di kepalanya, dan ingatannya hanya sampai saat ia kuliah di Amerika bersama David... Ia tidak mengingat apa pun setelah itu. Bahkan saat ia diberitahu bahwa Gamal, kakaknya yang telah meninggal, Ibram pun sangat terkejut dan masih tidak percaya. Lalu ketika Katya mengatakan bahwa mereka telah bertunangan, Ibram hanya terdiam dan menatap gadis itu dengan tatapan kosong. Seketika itu juga Katya mengerti, bahwa lelaki itu telah hilang. Lelaki yang ia cintai dan mencintainya. Ibram yang Katya cintai telah pergi, tergantikan oleh Ibram lai

  • Duda dan Janda Bertetangga   44. Seperti Ibram Di Masa Lalu

    Katya berada di dalam ambulans yang membawa Ibram menuju rumah sakit. Sejak tadi air matanya tidak dapat berhenti mengalir, melihat tubuh kekasihnya yang diam tak bergerak serta darah segar yang terus mengalir dari kepalanya. Wajah dan tubuh Katya telah penuh bersimbah darah, namun ia sudah tidak peduli lagi. Ia hanya ingin Ibram selamat. Katya sangat takut kehilangan lelaki yang begitu dicintainya. Ia telah kehilangan ayahnya dan juga adiknya Sienna, dan ia tidak akan sanggup untuk bernafas lagi jika ia juga kehilangan Ibram. Tidak! Lebih baik ia ikut ke alam yang sama dengan mereka, karena di dunia ini sudah tidak akan ada cinta lagi untuknya. Katya segera menelepon Zizi, Toni, dan David dari ponsel Ibram. Namun hanya ponsel David yang sulit dihubungi. Lagipula, ini semua karena David! Karena pesan dari David yang membingungkan itu, membuat Katya terperangkap sebagai umpan untuk menjebak Ibram. Apakah ponsel David telah di hack? Ibram harus segera dioperasi, kare

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status