Share

26. Rencana Ibram

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 12:41:11

Katya senang sekali, karena hari ini ia sudah boleh pulang dari kamar perawatan.

Sambil bersenandung pelan, ia berjalan dengan membawa buket bunga lili besar menuju kamar rawat Sienna, yang hari ini sudah mulai boleh dijenguk meskipun hanya dari luar jendela kaca.

Selama dua minggu terakhir, Sienna masih berada dalam pengawasan ketat di ruang intermediate, dan belum boleh dikunjungi keluarga.

Katya hanya bisa melihatnya dari jendela kaca besar.

Katya sengaja memesan buket bunga lili itu melalui delivery toko bunga terbaik di kota ini, karena lili adalah bunga kesukaan Sienna.

Ia akan meminta suster untuk meletakkan bunga itu ke dalam, agar Sienna bisa melihatnya saat ia sadar nanti.

Ini dia, ruang intermediate.

Katya membuka pintu itu, dan terkejut bukan kepalang hingga hampir saja menjatuhkan buket bunga lilinya.

Ada ibunya di situ. Sedang menatap lekat pada Sienna yang masih tertidur lelap.

Sepertinya ibunya tidak menyadari kehadiran Katya, dan Katya pun memutuskan untuk mundu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Duda dan Janda Bertetangga   27. Birthday Party

    "Pesta?" Katya bertanya tidak mengerti. "Kamu mengadakan pesta?"Mereka sedang berjalan menuju ke mobil Ibram sambil berbincang.Ibram mengangguk. "Selama ini aku tidak pernah merayakan ulang tahunku, tapi tahun ini berbeda. Tahun ini aku memilikimu." Ibram tersenyum lembut menatap mata Katya. "Aku akan memamerkan keberuntunganku karena memilikimu, Katya. Bersiaplah."Katya menggigit bibirnya, memikirkan bagaimana reaksi semua orang saat mengetahuinya nanti. Tiba-tiba ia merasa rendah diri. Bagaimana jika nanti ia dipandang tidak pantas bersanding dengan Ibram Mahesa sebagai pasangannya? Saat sedang memikirkan itu, tiba-tiba saja Katya merasakan ada sesuatu yang hangat dan basah di punggungnya, membuat lamunannya buyar seketika. "Ibram!" pekik Katya terkejut saat ia menyadari bibir lelaki itu ternyata telah melekat di punggungnya yang polos."Maaf," ucap Ibram sambil nyengir tanpa rasa bersalah. Ia pun kembali menegakkan tubuhnya dan menatap nakal Katya. "Aku tak tahan untuk tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Duda dan Janda Bertetangga   28. Tunangan

    Iqbal, Katya dan Adel telah sampai di ballroom salah satu hotel termewah di Jakata, tempat diselenggarakannya acara Ulang tahun Ibram Mahesa, sang CEO One Million Agency. Suara musik yang berdentam keras dan banyak orang hilir mudik dengan penampilan yang begitu cantik, tampan dan modis. Bahkan Katya bisa melihat banyak artis-artis terkenal juga ikut menghadiri acara ini. Katya menatap keluar jendela mobil, dan terkejut saat menyadari ada tulisan dengan lampu berkerlap-kerlip di atas pintu masuk ballroom, bertuliskan : GRAND LAUNCHING OF REVALA COMMERCIAL... AND A PARTY ALSO!! Seketika Katya memegang erat tangan Ibram, tanpa mengalihkan pandangannya dari tulisan tersebut. "Ibram?" tanya Katya curiga. "Ini... apa?" Ibram memeluk pinggang Katya erat. "Surprise," bisiknya lembut. "Hari ini adalah peluncuran perdana iklan mobil Revala, Sayang. Iklan pertamamu." Ibram sengaja berlama-lama berbisik di telinga Katya, agar ia punya alasan untuk menghirup aroma kulit lehernya yang h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Duda dan Janda Bertetangga   1. Tetangga Baru

    Kintan menengadah menatap gedung apartemen yang berada di depannya. Cuaca yang cukup terik siang ini, membuat wanita itu menyipitkan mata dan menangkup satu tangan di atas kepala, untuk menghalau sinar matahari yang menyilaukan mata.“Halo, tempat tinggal yang baru! Be nice with us, okay?” Gumannya sembari menyunggingkan senyum. Sambil menghela napas pelan, wanita itu pun berjalan dengan penuh semangat memasuki gedung 23 lantai itu.Kintan memiliki alasan tersendiri saat pindah dari rumah yang selama ini ia tingggali selama bertahun-tahun ke gedung apartemen ini, yaitu agar tidak terganggu dengan tetangga-tetangganya yang mendadak berubah rese dan julid. Terutama, sejak status dirinya yang tiba-tiba menjanda, karena kematian suaminya 6 bulan yang lalu.Ck. Memangnya kenapa sih dengan status janda?? Nggak ngerti deh dengan pemikiran picik mereka, yang seolah alergi dengannya dan merasa kalau Kintan adalah sebuah ancaman bagi suami-suami mereka.Padahal Kintan pun sama sekali tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Duda dan Janda Bertetangga   2. Adaptasi

    "Khal, berenang yuk!" ajak Kintan pada si sulung yang bernama Khalil, yang sedari tadi cuma cemberut menatap ke arah jendela kaca di kamarnya. Jendela yang memperlihatkan pemandangan indah kota di siang hari.Khalil merasa kesal karena harus pindah, karena ia pun menjadi kesepian karena tidak memiliki banyak teman bermain seperti di rumah yang dulu."Kakaaaakk... ayoooo kita belenaaang!!" ajak Kahfi, adiknya yang masih berusia 3 tahun dengan suara cemprengnya yang bikin telinga sakit. "Kakaaakkk dengel gak siiih? Ayooo kitaa lenaaang!"Khalil mendengus kesal. "Iyaaa iyaaa... berisik ah! Tunggu deh, aku ganti baju renang dulu." Lalu anak laki-laki itu pun mengambil baju renang yang sudah disiapkan oleh Kintan di atas tempat tidurnya.Ketika Khalil masuk ke kamar mandi untuk ganti baju, Kintan dan Kahfi langsung melakukan tos berdua."Berhasil!" bisik Kintan sambil tersenyum senang pada anak bungsunya.Kahfi pun nyengir. Mereka memang sengaja membuat Khalil nggak tahan mendengar suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Duda dan Janda Bertetangga   3. Tetangga Yang Baik Hati

    "Kok sudah pulang?" tegur Iqbal pada Gea, yang tampak baru saja masuk apartemen tak begitu lama darinya.Gea menghempaskan tubuhnya di atas sofa di samping papanya. “Tante Kintan yang meminta aku pulang. Katanya orang tua yang setelah lelah bekerja, ketika pulang perasaan lelah itu akan sirna saat melihat wajah anaknya yang tersenyum menyambut,” ucap Gea sambil menatap papanya."Ck. Tante Kintan bikin aku baper aja!" Gea mencebik sambil memeluk Iqbal manja. “Pa.” “Hm?”"Menurut papa, Tante Kintan cantik kan?""Kamu yang cantik," elak Iqbal sambil mencubit gemas pipi putrinya. "Jangan mulai deh, Ge!" Dengusnya, yang tahu kalau anaknya ini pasti berniat menjodohkan dirinya dengan Kintan.Gea pun nyengir lebar karena taktiknya ketahuan. "Pa, aku boleh main ke rumah Tante Kintan ya, kalau papa sedang bekerja? Aku seneng banget bisa bermain dengan Khalil dan Khafi. Rasanya seperti punya adik sendiri."Iqbal menatap putrinya sambil membelai rambut Gea. Ia tahu Gea kesepian sendirian di ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Duda dan Janda Bertetangga   4. POV Kintan

    Kintan senang sekali, karena sedikit lagi lukisan bunga lili kamar Gea akan selesai lebih cepat dari yang ia kira sebelumnya. Sebelum jam 5 sore juga sepertinya bisa selesai nih, jadi sepertinya dia nggak perlu balik lagi ke apartemen ini. Yah, mudah-mudahan saja Gea suka dengan hasilnya nanti. Saking senangnya, dia pun menari sesuka hati mengikuti irama musik yang menghentak. Sesekali ia mengangkat kedua tangannya yang memegang kuas ke atas, menggoyangkan pinggul dan kepalanya dengan gaya yang seksi. Kintan masih terus saja menggerakkan seluruh tubuhnya, merasa menjadi diri sendiri dan melupakan segalanya untuk saat ini. Hanya menari, mengikuti alunan musik yang dinamis. Tapi… ada yang aneh. Sekilas, ia seperti melihat bayangan seseorang yang tinggi berdiri di depan pintu kamar Gea. Seketika ia pun menoleh, dan terkesiap saat melihat Pak Iqbal yang berdiri diam di sana, menatapnya dengan raut datar dan sukar terbaca. "Aaaaaaaaa!!!" Kintan pun berteriak kaget. ‘

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Duda dan Janda Bertetangga   5. Mengikuti Kintan

    Saat ini Iqbal menunggu di dalam mobilnya terparkir di dekat lobby apartemen. Matanya awas menatap orang-orang yang berseliweran di sekitar, mencari-cari keberadaan Kintan di antara mereka.‘Itu dia!’Iqbal melihat Kintan yang baru saja keluar dari pintu lobby, dan wanita itu tampak berdiri seperti sedang menunggu seseorang.Iqbal pun mendesah lega. Syukurlah Kintan belum dijemput. Rencana pria itu untuk mengikutinya diam-diam malam ini pun tampaknya bisa berjalan lancar.Penampilan Kintan yang terlihat sangat cantik, sepertinya menarik perhatian beberapa pria yang berjalan melewatinya. Tatapan kagum dan siulan pelan para lelaki itu tak pelak membuat Iqbal geram dan ingin turun dari mobilnya, namun untung sebuah mobil silver tiba-tiba datang dan berhenti tepat di tempat Kintan berdiri. Naluri kompetisi seorang lelaki pun mendadak muncul, saat Iqbal melihat jenis mobil yang menjemput Kintan dan serta merta mencemoohnya. “Ck. Ternyata tipe mobilnya masih jauh di bawah mobilku. Haha.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Duda dan Janda Bertetangga   6. Di Kamar Kintan

    “Pak Iqbal! K-kok saya malah digendong?!” protes Kintan kaget dengan pipi yang telah cerah merona, tak pelak membuat Iqbal mengamati wanita itu dengan ekspresi tertarik. ‘Hei, apa wanita ini malu? Hm, lucu juga ekspresinya...’ Iqbal menahan senyumnya melihat rona di wajah Kintan yang semakin tampak benderang, mungkin juga karena Iqbal yang semakin mempererat dekapannya. Kalau sudah begini, Kintan malah tidak terlihat seperti wanita yang sudah pernah menikah, tapi seperti gadis muda polos yang masih perawan. “Lebih cepat dengan cara yang seperti ini. Lagian nggak ada yang lihat kok, jadi santai saja,” sahut Iqbal kalem. Kintan pun menggeleng lemah. "Ta-tapi..." "Tutup mata saja kalau malu," tukas Iqbal dengan nada perintah yang tidak mau dibantah. Kintan mendelik kesal mendengar saran nggak nyambung yang di luar prediksi BMKG itu. Apa hubungannya malu dengan tutup mata coba?! Tapi kemudian tak pelak Kintan pun malah benar-benar menutup kedua matanya, ketika merasakan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22

Bab terbaru

  • Duda dan Janda Bertetangga   28. Tunangan

    Iqbal, Katya dan Adel telah sampai di ballroom salah satu hotel termewah di Jakata, tempat diselenggarakannya acara Ulang tahun Ibram Mahesa, sang CEO One Million Agency. Suara musik yang berdentam keras dan banyak orang hilir mudik dengan penampilan yang begitu cantik, tampan dan modis. Bahkan Katya bisa melihat banyak artis-artis terkenal juga ikut menghadiri acara ini. Katya menatap keluar jendela mobil, dan terkejut saat menyadari ada tulisan dengan lampu berkerlap-kerlip di atas pintu masuk ballroom, bertuliskan : GRAND LAUNCHING OF REVALA COMMERCIAL... AND A PARTY ALSO!! Seketika Katya memegang erat tangan Ibram, tanpa mengalihkan pandangannya dari tulisan tersebut. "Ibram?" tanya Katya curiga. "Ini... apa?" Ibram memeluk pinggang Katya erat. "Surprise," bisiknya lembut. "Hari ini adalah peluncuran perdana iklan mobil Revala, Sayang. Iklan pertamamu." Ibram sengaja berlama-lama berbisik di telinga Katya, agar ia punya alasan untuk menghirup aroma kulit lehernya yang h

  • Duda dan Janda Bertetangga   27. Birthday Party

    "Pesta?" Katya bertanya tidak mengerti. "Kamu mengadakan pesta?"Mereka sedang berjalan menuju ke mobil Ibram sambil berbincang.Ibram mengangguk. "Selama ini aku tidak pernah merayakan ulang tahunku, tapi tahun ini berbeda. Tahun ini aku memilikimu." Ibram tersenyum lembut menatap mata Katya. "Aku akan memamerkan keberuntunganku karena memilikimu, Katya. Bersiaplah."Katya menggigit bibirnya, memikirkan bagaimana reaksi semua orang saat mengetahuinya nanti. Tiba-tiba ia merasa rendah diri. Bagaimana jika nanti ia dipandang tidak pantas bersanding dengan Ibram Mahesa sebagai pasangannya? Saat sedang memikirkan itu, tiba-tiba saja Katya merasakan ada sesuatu yang hangat dan basah di punggungnya, membuat lamunannya buyar seketika. "Ibram!" pekik Katya terkejut saat ia menyadari bibir lelaki itu ternyata telah melekat di punggungnya yang polos."Maaf," ucap Ibram sambil nyengir tanpa rasa bersalah. Ia pun kembali menegakkan tubuhnya dan menatap nakal Katya. "Aku tak tahan untuk tidak

  • Duda dan Janda Bertetangga   26. Rencana Ibram

    Katya senang sekali, karena hari ini ia sudah boleh pulang dari kamar perawatan. Sambil bersenandung pelan, ia berjalan dengan membawa buket bunga lili besar menuju kamar rawat Sienna, yang hari ini sudah mulai boleh dijenguk meskipun hanya dari luar jendela kaca. Selama dua minggu terakhir, Sienna masih berada dalam pengawasan ketat di ruang intermediate, dan belum boleh dikunjungi keluarga. Katya hanya bisa melihatnya dari jendela kaca besar.Katya sengaja memesan buket bunga lili itu melalui delivery toko bunga terbaik di kota ini, karena lili adalah bunga kesukaan Sienna. Ia akan meminta suster untuk meletakkan bunga itu ke dalam, agar Sienna bisa melihatnya saat ia sadar nanti.Ini dia, ruang intermediate. Katya membuka pintu itu, dan terkejut bukan kepalang hingga hampir saja menjatuhkan buket bunga lilinya.Ada ibunya di situ. Sedang menatap lekat pada Sienna yang masih tertidur lelap. Sepertinya ibunya tidak menyadari kehadiran Katya, dan Katya pun memutuskan untuk mundu

  • Duda dan Janda Bertetangga   25. Morning Kiss

    Hari ini Katya sudah merasa jauh lebih baik.Ia terbangun di pagi hari dengan tubuh yang terasa segar dan kuat, tapi yang ia butuhkan sekarang adalah mandi. Katya melihat ke samping, dan mendapatkan pemandangan yang membuat hatinya sejuk : Ibram yang masih tertidur pulas di atas sofa yang bisa dibuka menjadi bed. Kakinya yang panjang tampak menggelantung di pinggiran sofa karena tidak cukup menampung. Matanya terpejam rapat sementara bibirnya sedikit terbuka. Dengan celana training dan kaus santai, Ibram terlihat berbeda dari yang biasa Katya lihat. Wajah tampan yang biasanya dingin dan datar tanpa ekspresi, sekarang malah terlihat polos tanpa dosa seperti malaikat. 'Tampannya kekasihku.'Katya pun menatap Ibram lekat-lekat. Ingin rasanya ia menyurukkan wajahnya di dada bidang itu sambil memeluk lehernya. Apakah Ibram akan terbangun? Ya. Ia pasti terbangun. Jadi Katya hanya bisa memandang sosok itu dengan penuh cinta dari tempat tidurnya, karena tidak ingin membangunkan Ibram d

  • Duda dan Janda Bertetangga   24. Dendam Ibram

    Langkah kaki seorang perawat yang masuk ke dalam kamar, membuat Katya cepat-cepat menjauhkan tangannya yang semula sedang mengelus rahang maskulin Ibram. Ia malu, saat perawat mudah itu menatap Katya dan Ibram sambil mengulas senyum. "Bu Katya Lovina? Bagaimana perasaanmu saat ini, sudah merasa lebih baik?" tanyanya sambil memasangkan alat pengukur tekanan darah dan suhu tubuh pada Katya.Katya mengangguk. "Saya sudah merasa sehat kok suster. Boleh kan, keluar sekarang?" tanyanya penuh harap."Sabar, Sayang. Kurasa lebih baik kalau kamu di sini satu hari lagi, agar tubuhmu lebih fit," tukas Ibram sambil menggenggam erat tangan Katya."Menurut dokter juga begitu, Nona Katya. Anda diminta untuk istirahat dulu sehari." Lalu perawat itu pun melihat hasil tekanan darah dan temperatur tubuh Katya."Oke. Untuk suhu tubuh sudah normal, hanya tekanan darahnya saja yang masih agak rendah. Istirahat yang cukup dan makanlah makanan yang bergizi, Nona," saran perawat tersebut. "Saya permisi dul

  • Duda dan Janda Bertetangga   23. Curiga

    "Aku minta ibu bercerai dengan lelaki itu." Silvia tertegun, tidak menyangka kalau persyaratan yang diminta Katya adalah bercerai dengan suaminya. Wanita itu pun kemudian mengulas senyum tipis. "Katya, ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan seperti membalikkan telapak tangan. Ibu tidak mungkin bisa tiba-tiba menceraikan suami ibu," bujuknya. Katya mengangguk pelan dengan raut yang datar. Ia sudah tahu kalau ibunya tidak akan pernah mau bercerai. "Baik, kalau begitu lupakan. Aku minta agar ibu jangan pernah menampakkan diri lagi, terutama di hadapan Sienna. Dia harus konsentrasi untuk penyembuhannya. Jika ia melihat ibu, aku khawatir Sienna tidak fokus dan juga jadi berharap terlalu tinggi pada ibu, padahal kenyataannya hanyalah berharap pada sesuatu yang sia-sia," tegas Katya. Ia merasa lelah dipermainkan seperti ini. Lalu Katya pun kembali ke tempat duduknya, dengan membelakangi Silvia. Sekarang ia merasa tidak bisa menangis lagi karena air matanya terasa kering, sekering

  • Duda dan Janda Bertetangga   22. Syarat

    "IBU?" Katya tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ibunya ada di sini, di rumah sakit? Apakah ia sedang berhalusinasi karena terlalu sedih? Ibram menoleh ke belakangnya, mengikuti tatapan terpaku Katya pada seorang wanita berambut coklat seleher yang tadi dipanggilnya ibu.Warna rambut wanita itu dan matanya begitu mirip dengan Katya. Begitu pun warna kulitnya yang putih. Ibram mengerutkan dahi, bolak-balik menatap Katya dan wanita di depannya. Wanita ini, apa benar ibunya Katya? Yah, memang ada kemiripan wajah antara keduanya. Tapi ada apa tiba-tiba saja ia muncul setelah menghilang sekian lama? Katya pun beranjak berdiri dengan tubuh kaku dan pandangan yang terus melekat pada wanita yang dipanggilnya ibu, diikuti oleh Ibram yang juga berdiri. Wanita itu kemudian berjalan mendekati Katya, dengan satu tangannya terulur ke wajah Katya. "Anakku... Katya," ucapnya lirih penuh damba. Ibram yang dari tadi masih terdiam menyaksikan semuanya, sekarang mulai bersuara. Ia pun b

  • Duda dan Janda Bertetangga   21. Seseorang Yang Tidak Disangka

    Ibram membalikkan tubuh Katya hingga kembali menghadapnya. Namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini lelaki itu hanya diam mematung memandangi Katya.Katya menatap Ibram yang tiba-tiba terdiam seperti melamun. "Kenapa?" tanya Katya heran. Ibram pun menatap mata Katya, dan mencium kelopaknya lembut. "Aku baru menyadari sesuatu," ucapnya sambil kembali mencium kelopak mata Katya yang satunya."Menyadari apa?" tanya Katya lagi dengan suara serak, menikmati sentuhan bibir Ibram di matanya."Menyadari, kalau aku tidak akan sanggup hidup tanpamu, Katya. Jangan pernah pergi dariku, apapun yang terjadi di kemudian hari. Aku siap. Siap untuk mencintaimu seumur hidupku."Katya terperanjat. Perkataan Ibram yang diucapkan dengan nada yang sangat lembut itu telah menembus ke dalam hatinya. Hangat. Hatinya pun seketika menjadi hangat, bagaikan menangkup segelas susu panas di musim penghujan.Perutnya juga terasa aneh. Namun aneh yang menyenangkan, bagaikan ada seribu kepak sayap kupu-kupu beterb

  • Duda dan Janda Bertetangga   20. Rumah Pantai

    Ibram memasuki rumahnya yang berada di pinggir pantai sambil tetap membawa Katya di atas bahunya, tidak menghiraukan teriakan gadis itu yang terus saja meminta untuk diturunkan. Katya merasa pusing sekali karena Ibram sama sekali tidak mau mengubah posisi gendongannya itu. Kepala Katya terus menghadap ke bawah, dan ia merasa mau muntah sekarang. "Ibram, tolong turunkan aku. Kepalaku rasanya seperti berputar-putar," keluh Katya dengan suara lirih. "Sabar, sayang. Aku akan menurunkanmu sesampainya di kamar kita," sahut Ibram kemudian. Ibram menaiki tangga menuju ke lantai dua, membuat Katya makin pusing karena terguncang-guncang seiring dengan langkah kaki Ibram yang menaiki setiap anak tangga. Dan seketika penglihatannya pun gelap. Gadis itu tak sadarkan diri. Ibram membuka pintu kamar yang paling besar di lantai dua, dan merebahkan Katya di ranjang besar bernuansa modern. Rumah ini begitu berbeda dengan rumah yang ia tempati bersama Adel. Terlihat sekali perbedaan mencolok

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status