Home / Romansa / Duda dan Janda Bertetangga / 30. Di Ujung Takdir

Share

30. Di Ujung Takdir

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-01-20 14:38:32

David merasa lelah dan ingin pulang. Lagipula acara utama telah selesai dan hanya tinggal acara after party saja.

Ia bermaksud untuk pamit pada Ibram dan juga Brissa, namun David tidak menemukan pria itu dimana-mana.

Justru Brissa yang ia temukan sedang duduk sendirian di meja bartender, dengan satu tangannya memegang gelas alkohol.

"Hai, Brie. Kamu lihat Ibram?" tanya David sambil duduk di sebelahnya.

Brissa mengalihkan matanya pada David, dan seketika lelaki itu pun sadar jika Brissa sedang mabuk berat.

"Brie, apa yang kamu lakukan?" tukas David terkejut.

"Kamu adalah perwakilan model One Million! Kamu tidak bisa mabuk di acara kantor seperti ini," bisiknya panik.

Brissa hanya tertawa geli mendengar ucapan David. "Jangan khawatir, Dave. Aku tidak semabuk itu, kok," kilahnya angkuh sambil mengibaskan rambut ikal panjangnya.

"Sebaiknya kamu juga minum bersamaku, Dave. Bukankah kamu juga sedang patah hati?"

David pun mengerti maksud ucapan Brissa. Ini pasti berkaitan dengan pengu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Duda dan Janda Bertetangga   31. Selamat

    Katya sedang piknik di bawah pohon yang rindang. Sambil merebahkan tubuhnya di atas tikar plastik berwarna merah ceri, ia memejamkan mata. Menikmati angin sepoi-sepoi yang bertiup dari dahan dan daun pohon yang bergemerisik lembut, bagaikan suara musik pengantar tidur yang membuatnya mengantuk. Rumput hijau yang sangat empuk terasa menopang lembut tubuhnya. Udara bersih di sekelilingnya mengantarkan oksigen murni yang seakan mencuci paru-parunya. "Kak, ayo dimakan dulu nih sosisnya!" Katya membuka mata, dan melihat Sienna yang tersenyum padanya sambil mengulurkan piring berisi sosis panggang yang aromanya begitu harum. "Terima kasih, Sienna," sahut Katya membalas senyuman Sienna, dan meraih piring itu. Sienna sedang menuangkan segelas jus jeruk untuk Katya, ketika tiba-tiba ia mendengar suara tawa riang anak kecil, bersama dengan suara laki-laki yang ia kenal. Dan juga ia rindukan. Adel dan Ibram terlihat sedang bercanda dan tertawa. Di depan mereka ada alat peman

    Last Updated : 2025-01-20
  • Duda dan Janda Bertetangga   32. Anggap Aku Ibram

    Aku tahu aku egois, karena aku menginginkanmu yang menginginkan dia. Dan memintamu untuk membayangkan dia saat bersamaku, agar cintamu padanya bisa kau bagi padaku. (David Satria)*** "Ibram..." Katya terisak, lalu melepaskan tangannya yang sedang menggenggam tangan David dan menggerakkan kursi rodanya ke arah kekasihnya. Membuat David serta-merta merasa kehilangan tangan lembut yang tadi menangkupnya dengan hangat. Ibram pun segera mengambil langkah lebar untuk mendekati Katya dan bersimpuh di depan kursi roda gadis itu, mensejajarkan dirinya agar bisa merengkuh Katya. Kedua kekasih itu pun saling berpelukan, melepas sejuta perasaan dan emosi yang terkandung di dalam hati. "Maafkan aku, Katya. Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu dengan baik," ucap pilu Ibram, dipenuhi rasa sesal yang mendalam. Ia lalu melepaskan pelukannya dan menatap dalam mata dengan binar indah itu. "Aku rasa separuh umurku telah hilang, saat menemukanmu dengan kondisi seperti itu. Maafkan aku. Maafkan

    Last Updated : 2025-01-20
  • Duda dan Janda Bertetangga   33. Seteru

    Katya terperangah mendengar ucapan David. Anggap dia sebagai Ibram? Apa maksudnya??David menatap tajam Katya yang masih terdiam membisu. "Katakan sesuatu, Katya.""David, aku... tidak tahu harus berkata apa. Sepertinya aku juga tidak mengerti... apa maksudmu sebenarnya?""Aku ingin kamu berada di sisiku dan meninggalkan Ibram," cetusnya langsung tanpa basa-basi lagi. "Itulah yang kuinginkan darimu sebagai balas budi."Bola mata Katya pun membulat mendengar ucapan David yang bagai gelegar petir di pikirannya. Katya pun tersenyum ragu-ragu. "Kamu... pasti sedang bercanda, kan?"David membuang napas kasar. "Tidak. Aku benar-benar serius, Katya," tegasnya sambil menatap Katya lurus-lurus."Tinggalkan Ibram. Aku tidak bilang untuk selamanya, hanya sampai aku sembuh seperti sedia kala. Maukah kamu membalas budi padaku seperti itu?"Aaah... Katya mengerti sekarang. "Kamu ingin aku berada di sisimu saat ini? Aku bisa melakukannya, David. Aku bisa terus mendampingimu sampai sembuh.""Tapi kam

    Last Updated : 2025-01-20
  • Duda dan Janda Bertetangga   34. Siasat

    Wijaya Gunawan terlihat tergesa-gesa memasuki kawasan sebuah gudang tua yang terbengkalai di pinggiran kota Bogor, berbatasan dengan desa kecil di sebelah utara. Dengan napas memburu dan terengah, lelaki tua itu berjalan cepat sambil mengawasi sekelilingnya. Kondisi lingkungan di situ sangatlah miris. Sebelumnya, gudang itu dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai lumbung beras. Namun karena semakin padatnya penduduk, membuat sawah-sawah pun tergusur dan digantikan oleh perumahan mewah yang menjulang. Seketika gudang tersebut pun tidak terpakai lagi, dan menjadi tempat kumuh yang terbengkalai dan diabaikan. Wijaya menahan napasnya, saat tangan keriputnya memegang pegangan pintu gudang yang berkarat dimakan usia. Dengan sekuat tenaga, ia pun menggesernya ke samping, mengeluarkan suara nyaring dan berisik dari besi karat yang saling beradu. Udara pengap dan bau apek menyambut indra pencumannya. Sedikit cahaya yang masuk ke dalam gudang itu juga tidak mampu menerangi seluruh r

    Last Updated : 2025-01-21
  • Duda dan Janda Bertetangga   35. Katya Yang Bersinar

    "Katya, please... aku ingin sekali merasakanmu," pintanya dengan suara serak dan berat karena letupan gairah. "Boleh?" Katya menatap Ibram dalam-dalam, merasakan bahwa ada rasa membutuhkan dan juga sebersit perasaan kalut di mata coklat lelaki itu.Ia tidak ingin bertanya saat ini, hanya ingin menghapus semua masalah apapun yang membuat Ibram tertekan.Lalu gadis itu pun akhirnya mengangguk pelan. Sambil menggeram puas akan jawaban Katya, Ibram pun langsung menyerang leher lembut kekasihnya. Menghisap, melumat dan menggigit kecil kulit putih yang semanis madu. Katya pun mendongak, memberikan akses agar Ibram lebih leluasa bermain di lehernya. "Ibram?" panggil lirih Katya pada lelaki itu yang masih saja sibuk di lehernya."Ya, sayang?""Sakit sekali," keluhnya."Kamu ingin aku berhenti?"Katya menggeleng. "Tidak, jangan berhenti."Ibram tersenyum, dan kali ini ia membuka kancing piyama rumah sakit Katya satu persatu. "Aku ingin sekali menyecap tubuh tunanganku yang cantik," bisikn

    Last Updated : 2025-01-21
  • Duda dan Janda Bertetangga   36. Melepaskan

    Katya terperanjat mendengar ucapan Ibram itu. Apa dia bersungguh-sungguh? Gadis itu kembali memeluk erat tubuh kekar yang sekarang terlihat goyah, memberikan ketenangan untuk meredakan gejolak perasaan yang membuat Ibram seperti terguncang."Aku tidak akan meninggalkanmu, Ibram. Aku berjanji," ucap Katya akhirnya. Ia jadi teringat permintaan David untuk meninggalkan Ibram. Meskipun rasa bersalahnya pada David cukup besar karena tidak bisa memenuhi keinginan orang yang telah menyelamatkannya, namun Katya yakin akan ada cara lain untuk membalas budi kepada David. Tapi ia tidak akan pernah meninggalkan Ibram.Pelukan Katya dan ucapan janjinya sedikit memberi ketenangan pada jiwa gelisah Ibram dan membuat bebannya sedikit terangkat. Meskipun ia juga tahu, bahwa ucapan hanyalah suara yang dihasilkan oleh benda tidak bertulang, yang bisa diingkari di kemudian hari dengan mudahnya.Tidak, ia tidak boleh berpikiran negatif. Ia harus mempercayai kata-kata gadis itu, jika masih ingin tetap

    Last Updated : 2025-01-21
  • Duda dan Janda Bertetangga   37. Tanpa Sienna

    "Kamu tidak sendiri, Katya. Ada aku di sini." Ibram mengecup pipi mulus Katya yang telah dibasahi oleh air mata dan rintik hujan. Pelukannya pun semakin erat, seakan ingin mempertegas ucapannya barusan. Seseorang tiba-tiba memayungi mereka, melindungi tubuh mereka dari hujan yang turun semakin deras. Ibram pun menengadah. Toni rupanya. Ibram mengajak Katya untuk berdiri, namun sepertinya tubuh gadis itu masih goyah dan gemetaran karena kesedihan yang mendalam. Serta-merta Ibram langsung menggendongnya. Kali ini Katya tidak protes. Ia hanya diam, membiarkan lelaki itu membopong tubuhnya menuju mobil hitam yang terparkir di dekat pemakaman, dan pelan-pelan memasukkannya ke dalam mobil serta memasang sabuk pengaman. Kemudian Ibram menutup pintu mobil, lalu membalikkan badan menatap Toni yang masih memayungi bosnya."Toni, cari tahu Silvia dimana, dan apakah dia tahu jika Sienna meninggal," perintahnya pada Toni. "Juga siapkan semua bukti-bukti untuk ke pengadilan. Sepertinya pere

    Last Updated : 2025-01-21
  • Duda dan Janda Bertetangga   38. Kesucian Untuk Pria Lain

    "Bagaimana jika kutawarkan keperawananku?" bisik Katya lirih. David mencengkram erat ponselnya hingga buku jarinya pun memutih. Jika material benda itu tidak terbuat dari bahan yang kokoh, pastinya sudah hancur berantakan di tangannya. 'Apa katanya?? KEPERAWANAN??? DAMNED!!!'Pikiran David pun seketika bercabang. Di satu sisi, ia begitu berhasrat mendengar tawaran yang menggiurkan tersebut. Jiwa lelaki normal dalam dirinya merasa tergugah, dan ingin menuntaskan rasa panas di tubuhnya bersama Katya, wanita yang dicintainya.Namun sisi baik dalam dirinya berusaha untuk mencegah langkah impulsifnya itu. Jika ia meniduri Katya dalam kondisi mabuk, David akan merasa sangat bersalah setelahnya, karena melakukan perbuatan yang lebih mirip dengan lelaki brengsek dan oportunis seperti Ibram.Ya, IBRAM.Ibram yang David kenal, sangat brengsek, senang mempermainkan wanita hanya untuk bisa tidur dengan mereka. Lelaki yang memiliki pacar lebih dari selusin selama mereka kuliah. Dan saat ini j

    Last Updated : 2025-01-21

Latest chapter

  • Duda dan Janda Bertetangga   52. Akhir Perjalanan Kita

    "Lebih cepat, Toni!" bentak Ibram gusar. Toni pun semakin mempercepat laju mobilnya, menyelip sana-sini mencari celah di antara lalu-lalang kendaraan yang masih memenuhi jalanan. Alarm dari alat penyadap yang ditempelkan pada anting-anting Katya telah berbunyi. Wanita itu dalam bahaya. Ibram benar-benar kecolongan untuk yang kedua kalinya, saat ia mendapati istri dan keponakannya telah menghilang entah kemana. Polisi sudah bertindak dan dikerahkan untuk mencari Katya dan Adel, dengan mengikuti sinyal yang dipancarkan alat penyadap itu. "BRENGSEK! BAJINGAN! LELAKI BIADAB!" Ibram terus memaki sambil memukul dasbor di depannya. "Kali ini kau benar-benar akan kubunuh!" "Pak, orang-orang kita sudah berada dekat dengan Kean, mungkin mereka akan sampai duluan di tempat itu," lapor Toni setelah ia mendapatkan info dari wireless earphone di telinganya. "Serang dia jika Katya dan Adel berada dalam bahaya," perintah Ibram. Beberapa belas menit kemudian, Ibram dan Toni telah s

  • Duda dan Janda Bertetangga   51. Penyiksaan

    Ibram, David dan Toni duduk di depan meja bar, sementara Katya, Brissa dan Zizi berada di meja restoran di seberang mereka. "Halo, temanku ini baru saja menikah, tolong berikan minuman yang terbaik dan termahal di sini," ucap David pada bartender yang menghampiri mereka. "Tidak, Dave," tolak Ibram tegas. "Aku harus menyetir pulang nanti." David berdecak kesal. "Ibram, kamu benar-benar tidak menyenangkan! Bukankah Toni yang akan mengantarmu pulang nanti?" "Tidak. Toni akan mengantarmu, Brie dan Zizi. Aku hanya ingin menjaga Katya," tegasnya. David mendesah dan tertawa pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar telah berubah, Ibram. Apa itu karena Katya?" Ibram tersenyum. "Aku sekarang seorang suami, Dave. Akulah yang bertanggung jawab atas keselamatan istriku," tukasnya. David mengangkat gelas berisi minuman keras untuk bersulang pada Ibram. "Untuk suami paling beruntung di dunia," ucap David, ada rasa bangga atas perubahan positif pada sahabatnya itu, nam

  • Duda dan Janda Bertetangga   50. Menikah

    Katya terlihat sangat cantik dalam balutan gaun panjang putih dan sederhana. Gaun itu berlengan panjang dengan deretan kancing berlian di sepanjang siku hingga pergelangan tangan, menutup hingga batas bawah lehernya, dan terulur jauh menutupi kaki. Meskipun terkesan sopan dan menutup, namun karena jatuh mengikuti bentuk tubuh Katya, tetap saja terlihat sangat sangat seksi. Ibram bolak-balik menatap Katya sambil menggeleng-gelengkan kepala, tidak rela jika garis tubuh kekasihnya itu dinikmati oleh beberapa pasang mata pria brengsek dan dijadikan fantasi liar mereka. "Nggak ada gaun yang lebih sopan?" tanya Ibram sambil mengerutkan wajah tidak suka pada stylist yang bertugas mengatur kostum pengantin mereka. Wanita berambut bob berkacamata itu hanya bisa menggaruk-garuk kepala bingung. Katya telah bergonta-ganti baju lima kali, dan ini adalah pakaian tersopan yang mereka punya. "Maafkan saya, Pak Ibram... tapi kami tidak memiliki gaun yang lebih tertutup lagi. Masalahnya adalah

  • Duda dan Janda Bertetangga   49. Bentuk Tanggungjawab

    Ibram melepaskan ciumannya dan memeluk tubuh Katya, untuk memberikan kesempatan pada gadis itu agar bisa mengatur napasnya. "Katya, menikahlah denganku," ucap Ibram lembut. "Dulu aku pernah melamarmu dan kamu menolaknya karena merasa belum ada cinta di hatiku, bukan?" Ibram mengingat saat-saat dirinya dan Katya berada di rumah pantai miliknya. "Apa sekarang kamu masih juga belum yakin jika aku mencintaimu?" ada nada murung di suara Ibram. "Diriku yang sekarang dan diriku yang dulu sudah jatuh begitu dalam padamu, Katya." lelaki itu pun melepaskan pelukannya untuk menatap lekat Katya yang terdiam membisu. "Jadilah istriku, pendamping hidupku, dan pelindungmu seumur hidup," ucapnya dengan suara parau, sarat akan emosi yang membuncah di dalam dada. "Aku mencintaimu, Katya Lovina. Wanita tercantik di dunia yang beraroma vanilla." Dan Katya pun merasa dadanya meledak dalam kebahagiaan. Tentu saja ia sangat yakin sekarang kalau Ibram benar-benar mencintainya, bukan karena obs

  • Duda dan Janda Bertetangga   48. Mengingat Segalanya

    Ibram terbaring di sebelah Katya, berusaha meredakan rasa sakit hebat yang menyerang kepala dan membuatnya kesulitan untuk bernafas. Ingatan-ingatan yang datang padanya bagai ribuan paku yang menghujam deras ke dalam otaknya, membuatnya gemetar menahan rasa sakit yang hampir tak tertahankan. Namun Ibram berusaha untuk menerima dan tidak menolak seluruh pesan dari pikirannya itu, meskipun acak dan berupa kilasan-kilasan cepat bagaikan kilat yang menyambar-nyambar dirinya. Jessi yang menyelingkuhi Gamal. Gamal yang meninggal akibat kanker nasofaring. Kuliahnya yang sempat kacau karena ia sangat berduka. Adel yang masih kecil namun sudah ditinggalkan ayahnya selamanya dan ibunya yang entah kemana. Mengasuh Adel. Mendirikan One Million. Mengakuisisi beberapa perusahaan. Menemukan Katya Lovina. Dan jatuh cinta padanya. Dengan napas yang masih memburu, ia pun menatap ke arah samping. Katya. Gadis itu berbaring di sisinya, dan membalas tatapannya dengan wajah bingung. "Pak Ibram

  • Duda dan Janda Bertetangga   47. Sentuhan

    'APAA??? Dia mengira ada sesuatu antara aku dan Toni??' Katya menepis kasar tangan Ibram dari bahunya. "Pak Ibram, apa maksudmu bertanya seperti itu?" "Kau selingkuh dengan Toni, kan? Mengakulah! Toni memang jauh lebih muda dariku dan kau pasti merasa lebih cocok dengan lelaki yang tidak terlalu jauh perbedaan usianya denganmu!" ucap Ibram ketus. "Hah! Entah apa yang sudah kalian berdua lakukan di belakangku, menjijikkan sekali." "Apa anda sudah puas menghinaku? Sepertinya memang percuma, apa pun yang kukatakan, anda pasti tidak akan pernah percaya bukan? Aku akan selalu jelek di matamu," tukas Katya pelan. Ia sudah benar-benar lelah sekarang. "Anda sudah menuduhku hanya mengincar uangmu, dan kini menuduhku selingkuh dengan orang kepercayaanmu? Selanjutnya apa lagi? Apa lagi yang anda tuduhkan? Begitu sulitkah bagimu menerima bahwa aku benar-benar mencintaimu dengan tulus tanpa ada maksud apa pun?" tanya Katya dengan suara yang mulai parau karena menahan tangis. "Jika memang

  • Duda dan Janda Bertetangga   46. Hanya Berharap Di Sisimu

    Ibram terdiam, namun tubuhnya tetap saja memunggungi Katya. 'Hahh... gadis ini benar-benar keras kepala! Sepertinya dia hanya ingin menggangguku saja.''Meskipun... yah, tidak bisa disalahkan juga karena diriku yang dulu sangat bodoh karena telah memberikan harapan pada gadis ini.' Seketika ada setitik rasa kasihan terbit di dada Ibram saat mengingat ekspresi wajahnya pada acara pertunangan melalui Youtube tadi. Pantas saja gadis ini salah paham, karena Ibram memang bersikap seakan benar-benar mencintainya! 'Apa itu benar? Apa aku pernah mencintainya? AKU?? IBRAM MAHESA??' Perlahan Ibram pun membalikkan badannya menatap Katya. "Apa kau yakin dengan semua ucapanmu itu?" cetus Ibram. "Tidak akan ikut campur urusanku, tidak mengharapkan apa pun dariku, dan hanya merawatku hingga sembuh lalu pergi dari hadapanku?" Ibram mengulang ucapan Katya tadi. Katya mengangguk mantap. "Ya. Aku sangat yakin dengan semua ucapanku, Ibram." Hmm... menarik. "Baiklah. Kau boleh melakukannya. Tapi

  • Duda dan Janda Bertetangga   45. Amnesia Retrograde

    Katya menangis dalam kesendirian di teras rumah sakit yang sepi. Ia ingin sekali menjerit kuat-kuat, memuntahkan segala kesedihan yang terus menimpanya bertubi-tubi. Setelah ayahnya, Sienna, dan sekarang Ibram pun juga telah meninggalkannya. Bukan meninggalkan secara harfiah karena tubuhnya masih berada di dunia fana ini, hanya saja ingatannya pada Katya yang telah pergi. Ibram mengalami amnesia retrograde karena cedera akibat benturan keras di kepalanya, dan ingatannya hanya sampai saat ia kuliah di Amerika bersama David... Ia tidak mengingat apa pun setelah itu. Bahkan saat ia diberitahu bahwa Gamal, kakaknya yang telah meninggal, Ibram pun sangat terkejut dan masih tidak percaya. Lalu ketika Katya mengatakan bahwa mereka telah bertunangan, Ibram hanya terdiam dan menatap gadis itu dengan tatapan kosong. Seketika itu juga Katya mengerti, bahwa lelaki itu telah hilang. Lelaki yang ia cintai dan mencintainya. Ibram yang Katya cintai telah pergi, tergantikan oleh Ibram lai

  • Duda dan Janda Bertetangga   44. Seperti Ibram Di Masa Lalu

    Katya berada di dalam ambulans yang membawa Ibram menuju rumah sakit. Sejak tadi air matanya tidak dapat berhenti mengalir, melihat tubuh kekasihnya yang diam tak bergerak serta darah segar yang terus mengalir dari kepalanya. Wajah dan tubuh Katya telah penuh bersimbah darah, namun ia sudah tidak peduli lagi. Ia hanya ingin Ibram selamat. Katya sangat takut kehilangan lelaki yang begitu dicintainya. Ia telah kehilangan ayahnya dan juga adiknya Sienna, dan ia tidak akan sanggup untuk bernafas lagi jika ia juga kehilangan Ibram. Tidak! Lebih baik ia ikut ke alam yang sama dengan mereka, karena di dunia ini sudah tidak akan ada cinta lagi untuknya. Katya segera menelepon Zizi, Toni, dan David dari ponsel Ibram. Namun hanya ponsel David yang sulit dihubungi. Lagipula, ini semua karena David! Karena pesan dari David yang membingungkan itu, membuat Katya terperangkap sebagai umpan untuk menjebak Ibram. Apakah ponsel David telah di hack? Ibram harus segera dioperasi, kare

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status