Beranda / Romansa / Duda dan Janda Bertetangga / 13. Kehangatan Keluarga

Share

13. Kehangatan Keluarga

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 01:41:25

Meskipun tubuh Katya terasa lemah dalam gendongan Ibram, jemarinya tetap melingkari leher lelaki itu. Seolah memberi isyarat bahwa ia belum ingin berpisah.

Hangat tubuh Ibram yang memabukkan, sensasi panas-dingin yang menjalari kulitnya, serta kerasnya otot maskulin yang menyatu dengan kelembutan tubuhnya menciptakan gelombang gairah yang tak tertahankan.

Ciuman yang baru saja mereka bagi masih membekas, membuat logikanya berteriak untuk berhenti, tetapi tubuhnya menuntut sebaliknya.

Ibram membawa Katya dalam gendongan ala pengantin, langkahnya mantap menapaki tangga menuju lantai dua.

Mereka kini berada di ambang pintu sebuah kamar yang hanya beberapa meter dari kamar Adel.

“Kamar siapa ini?” Suara Katya serak, berbisik di antara napas yang memburu. Matanya yang berkabut berusaha tetap terjaga dalam pusaran pikirannya.

“Kamarku.” Suara Ibram terdengar rendah seperti gumanan. Bibirnya menyentuh telinga Katya, dan napas panasnya yang menyapu lembut membuat gadis itu gemetar.

“Tapi… b
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Duda dan Janda Bertetangga   14. Memilih

    Tepat pukul sembilan malam, Katya memerhatikan Adel yang mulai terkantuk-kantuk di sofa. Ia tersenyum kecil, mengulurkan tangan untuk mengusap lembut rambut anak itu sebelum membimbingnya ke kamar tidur. Dengan langkah hati-hati, Katya menidurkan Adel dan menyelimutinya dengan penuh kasih. Beberapa menit telah berlalu dan kini napas Adel terdengar teratur. Sebuah senyuman manis menghiasi bibir mungilnya yang terpejam. Katya menatapnya dengan rasa hangat di dada serta bertanya-tanya, mimpi indah apa yang membuat bocah itu tampak begitu bahagia? Katya meregangkan tubuhnya, mengusir sedikit rasa pegal yang mengendap di bahunya. Hari ini terasa panjang dan cukup melelahkan, setelah banyaknya peristiwa yang terjadi. Ia pun bangkit dengan perlahan, memastikan setiap gerakannya tidak membangunkan Adel dengan berjingkat menuju pintu. Katya membuka dan menutup pintu tanpa suara, meninggalkan ruangan itu dalam keheningan yang damai. Saat kakinya baru saja menyentuh anak tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Duda dan Janda Bertetangga   15. Dihukum

    Katya melangkah memasuki gedung One Million dengan penuh semangat. Hari ini adalah debutnya sebagai model iklan, dan debar di dadanya tak terbendung. Namun di tengah antusiasme itu, ada sebuah harapan kecil yang terus ia ulangi dalam hati : semoga hari ini ia tidak bertemu dengan Ibram.Perasaan Katya belum sepenuhnya tertata. Membayangkan wajah tampan dan tubuh tegap pria itu saja sudah cukup untuk membuatnya lemah. Ia takut jika bertemu dengannya, dorongan untuk memeluk Ibram dan merasakan kehangatan dada bidangnya akan terlalu sulit ditahan.Malam tadi, mereka akhirnya resmi menjadi sepasang kekasih. Setelah pergulatan batin yang panjang, Katya memutuskan untuk membuka hatinya. Namun ia memberikan satu syarat yang cukup berat : hubungan mereka harus dirahasiakan untuk sementara waktu.Ia belum siap menghadapi pandangan sinis orang-orang di agensi, terlebih tudingan bahwa dirinya memanfaatkan posisi Ibram sebagai CEO.Ibram tentu saja sangat keberatan dengan syarat itu. Baginya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Duda dan Janda Bertetangga   16. Sentuhan Penuh Gelora

    “Kamu benar-benar gadis yang nakal,” bisik Ibram dalam suara yang dalam dan penuh ancaman lembut di telinga Katya. Katya tersentak ketika merasakan tangan Ibram menyentuh dan meremas bokongnya tanpa peringatan. Rasa marah bergejolak di dadanya, dan ia segera berusaha melepaskan diri dari pelukan lelaki itu. Namun seolah sudah memperhitungkan perlawanan gadisnya, Ibram justru semakin mempererat cengkeramannya. “Jangan buru-buru kabur, Sayang. Aku belum selesai menghukummu,” gumannya, dalam suara serak dan penuh gairah. Remasan tangannya semakin kuat, dan ia menarik tubuh Katya ke arahnya hingga gadis itu dapat merasakan bagian keras tubuhnya menekan perutnya. Katya menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan gejolak yang bergemuruh dalam dirinya. Sensasi panas yang merayap dari ujung kaki hingga tengkuknya membuat pikirannya kacau. “I-Ibram...,” desisnya dengan suara yang nyaris tak terdengar. Alih-alih memberi ruang, Ibram menangkap bibirnya dalam ciuman yang kuat dan menunt

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Duda dan Janda Bertetangga   17. Konfrontasi

    Ngopi bersama Nathan ternyata jauh lebih menyenangkan daripada yang Katya bayangkan sebelumnya. Suasana yang awalnya canggung perlahan mencair. Meskipun awalnya ketus dan dingin, Ibram akhirnya luluh juga oleh keramahan Nathan, yang dengan sikap supelnya mampu membuat siapa pun merasa nyaman.Ketika jarum jam menunjukkan pukul lima sore, Nathan pun berpamitan. Ia menjabat tangan Ibram dengan penuh hormat, lalu menjabat tangan Katya. Dan durasi jabat tangan itu membuat Ibram menegang. "Baik, saya pamit dulu. Terima kasih, Pak Ibram, Katya." Nathan tersenyum hangat, melambaikan tangan, lalu beranjak pergi.Ibram memperhatikan punggung Nathan yang menjauh dengan mata tajam, sementara Katya masih tersenyum kecil memandangi lelaki itu. Hati Ibram pun langsung memanas saat menyadarinya, dan sebelum Katya menyadari apa yang terjadi, kedua tangan Ibram menutup mata Katya dengan tegas."Ibram! Apa-apaan sih?" protes Katya kesal, matanya gelap tertutup telapak tangan besar kekasihnya."Jan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Duda dan Janda Bertetangga   18. Teman / Lawan

    Rahang Ibram sontak mengeras ketika mendengar ucapan David padanya. Dia bilang... telah mencium Katya?? BRENGSEK!! Raut wajah Ibram berubah menjadi begitu kelam, sorot matanya yang tajam dan menakutkan itu pun hanya tertuju pada satu orang, yaitu David Satria. Ibram melangkahkan kakinya dengan tergesa dan merenggut kerah kemeja David dengan kedua tangannya. "Kenapa kau melakukan itu, David? KENAPA, BRENGSEK?!" Lalu dengan sekuat tenaganya, Ibram menghantam wajah David dengan kepalan tangannya, membuat David terjerembab dan darah segar mengucur deras dari hidungnya. Namun entah setan apa yang telah merasukinya, Ibram malah kembali menarik kerah baju David untuk menyentaknya berdiri, dan kembali memukulinya tanpa ampun. Setelah menerima beberapa pukulan, akhirnya David pun sempat mengelak, menahan tangan Ibram dengan tangannya, tapi kemudian Ibram malah kembali memukulnya dengan tangannya yang lain. Perkelahian ini sangat tidak seimbang. David yang tidak pernah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Duda dan Janda Bertetangga   19. Love or Obsession

    "Katya, menikahlah denganku," ucap Ibram dengan suaranya yang parau dan sarat akan emosi di dalamnya. Katya benar-benar kaget. Ia tidak menyangka kalau Ibram membawanya ke sini untuk melamarnya! Untuk sesaat ia benar-benar bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Katya menyentuh lembut tangan Ibram yang menangkup wajahnya, dan memberikan senyum lembut pada lelaki itu. Katya bisa merasakan ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ibram sehingga membuatnya melontarkan pertanyaan itu. "Ibram, kenapa tiba-tiba sekali? Ada apa sebenarnya?" Ibram pun kembali mencium bibir Katya, kali ini penuh kelembutan dan perasaan. "Karena aku ingin memilikimu seutuhnya. Aku ingin membawamu dan juga adikmu masuk ke dalam keluargaku bersama Adel. Aku ingin kamu hanya melihatku, hanya memikirkanku, dan selalu menantikan kehadiranku." Ibram melepaskan tangannya dari wajah Katya, lalu meraih telapak tangan gadis itu dan mengecupnya lembut. "Jadilah milikku selamanya." Katya menghela napas. "Tidak."

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Duda dan Janda Bertetangga   20. Rumah Pantai

    Ibram memasuki rumahnya yang berada di pinggir pantai sambil tetap membawa Katya di atas bahunya, tidak menghiraukan teriakan gadis itu yang terus saja meminta untuk diturunkan. Katya merasa pusing sekali karena Ibram sama sekali tidak mau mengubah posisi gendongannya itu. Kepala Katya terus menghadap ke bawah, dan ia merasa mau muntah sekarang. "Ibram, tolong turunkan aku. Kepalaku rasanya seperti berputar-putar," keluh Katya dengan suara lirih. "Sabar, sayang. Aku akan menurunkanmu sesampainya di kamar kita," sahut Ibram kemudian. Ibram menaiki tangga menuju ke lantai dua, membuat Katya makin pusing karena terguncang-guncang seiring dengan langkah kaki Ibram yang menaiki setiap anak tangga. Dan seketika penglihatannya pun gelap. Gadis itu tak sadarkan diri. Ibram membuka pintu kamar yang paling besar di lantai dua, dan merebahkan Katya di ranjang besar bernuansa modern. Rumah ini begitu berbeda dengan rumah yang ia tempati bersama Adel. Terlihat sekali perbedaan mencolok

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Duda dan Janda Bertetangga   21. Seseorang Yang Tidak Disangka

    Ibram membalikkan tubuh Katya hingga kembali menghadapnya. Namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini lelaki itu hanya diam mematung memandangi Katya.Katya menatap Ibram yang tiba-tiba terdiam seperti melamun. "Kenapa?" tanya Katya heran. Ibram pun menatap mata Katya, dan mencium kelopaknya lembut. "Aku baru menyadari sesuatu," ucapnya sambil kembali mencium kelopak mata Katya yang satunya."Menyadari apa?" tanya Katya lagi dengan suara serak, menikmati sentuhan bibir Ibram di matanya."Menyadari, kalau aku tidak akan sanggup hidup tanpamu, Katya. Jangan pernah pergi dariku, apapun yang terjadi di kemudian hari. Aku siap. Siap untuk mencintaimu seumur hidupku."Katya terperanjat. Perkataan Ibram yang diucapkan dengan nada yang sangat lembut itu telah menembus ke dalam hatinya. Hangat. Hatinya pun seketika menjadi hangat, bagaikan menangkup segelas susu panas di musim penghujan.Perutnya juga terasa aneh. Namun aneh yang menyenangkan, bagaikan ada seribu kepak sayap kupu-kupu beterb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17

Bab terbaru

  • Duda dan Janda Bertetangga   52. Akhir Perjalanan Kita

    "Lebih cepat, Toni!" bentak Ibram gusar. Toni pun semakin mempercepat laju mobilnya, menyelip sana-sini mencari celah di antara lalu-lalang kendaraan yang masih memenuhi jalanan. Alarm dari alat penyadap yang ditempelkan pada anting-anting Katya telah berbunyi. Wanita itu dalam bahaya. Ibram benar-benar kecolongan untuk yang kedua kalinya, saat ia mendapati istri dan keponakannya telah menghilang entah kemana. Polisi sudah bertindak dan dikerahkan untuk mencari Katya dan Adel, dengan mengikuti sinyal yang dipancarkan alat penyadap itu. "BRENGSEK! BAJINGAN! LELAKI BIADAB!" Ibram terus memaki sambil memukul dasbor di depannya. "Kali ini kau benar-benar akan kubunuh!" "Pak, orang-orang kita sudah berada dekat dengan Kean, mungkin mereka akan sampai duluan di tempat itu," lapor Toni setelah ia mendapatkan info dari wireless earphone di telinganya. "Serang dia jika Katya dan Adel berada dalam bahaya," perintah Ibram. Beberapa belas menit kemudian, Ibram dan Toni telah s

  • Duda dan Janda Bertetangga   51. Penyiksaan

    Ibram, David dan Toni duduk di depan meja bar, sementara Katya, Brissa dan Zizi berada di meja restoran di seberang mereka. "Halo, temanku ini baru saja menikah, tolong berikan minuman yang terbaik dan termahal di sini," ucap David pada bartender yang menghampiri mereka. "Tidak, Dave," tolak Ibram tegas. "Aku harus menyetir pulang nanti." David berdecak kesal. "Ibram, kamu benar-benar tidak menyenangkan! Bukankah Toni yang akan mengantarmu pulang nanti?" "Tidak. Toni akan mengantarmu, Brie dan Zizi. Aku hanya ingin menjaga Katya," tegasnya. David mendesah dan tertawa pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar telah berubah, Ibram. Apa itu karena Katya?" Ibram tersenyum. "Aku sekarang seorang suami, Dave. Akulah yang bertanggung jawab atas keselamatan istriku," tukasnya. David mengangkat gelas berisi minuman keras untuk bersulang pada Ibram. "Untuk suami paling beruntung di dunia," ucap David, ada rasa bangga atas perubahan positif pada sahabatnya itu, nam

  • Duda dan Janda Bertetangga   50. Menikah

    Katya terlihat sangat cantik dalam balutan gaun panjang putih dan sederhana. Gaun itu berlengan panjang dengan deretan kancing berlian di sepanjang siku hingga pergelangan tangan, menutup hingga batas bawah lehernya, dan terulur jauh menutupi kaki. Meskipun terkesan sopan dan menutup, namun karena jatuh mengikuti bentuk tubuh Katya, tetap saja terlihat sangat sangat seksi. Ibram bolak-balik menatap Katya sambil menggeleng-gelengkan kepala, tidak rela jika garis tubuh kekasihnya itu dinikmati oleh beberapa pasang mata pria brengsek dan dijadikan fantasi liar mereka. "Nggak ada gaun yang lebih sopan?" tanya Ibram sambil mengerutkan wajah tidak suka pada stylist yang bertugas mengatur kostum pengantin mereka. Wanita berambut bob berkacamata itu hanya bisa menggaruk-garuk kepala bingung. Katya telah bergonta-ganti baju lima kali, dan ini adalah pakaian tersopan yang mereka punya. "Maafkan saya, Pak Ibram... tapi kami tidak memiliki gaun yang lebih tertutup lagi. Masalahnya adalah

  • Duda dan Janda Bertetangga   49. Bentuk Tanggungjawab

    Ibram melepaskan ciumannya dan memeluk tubuh Katya, untuk memberikan kesempatan pada gadis itu agar bisa mengatur napasnya. "Katya, menikahlah denganku," ucap Ibram lembut. "Dulu aku pernah melamarmu dan kamu menolaknya karena merasa belum ada cinta di hatiku, bukan?" Ibram mengingat saat-saat dirinya dan Katya berada di rumah pantai miliknya. "Apa sekarang kamu masih juga belum yakin jika aku mencintaimu?" ada nada murung di suara Ibram. "Diriku yang sekarang dan diriku yang dulu sudah jatuh begitu dalam padamu, Katya." lelaki itu pun melepaskan pelukannya untuk menatap lekat Katya yang terdiam membisu. "Jadilah istriku, pendamping hidupku, dan pelindungmu seumur hidup," ucapnya dengan suara parau, sarat akan emosi yang membuncah di dalam dada. "Aku mencintaimu, Katya Lovina. Wanita tercantik di dunia yang beraroma vanilla." Dan Katya pun merasa dadanya meledak dalam kebahagiaan. Tentu saja ia sangat yakin sekarang kalau Ibram benar-benar mencintainya, bukan karena obs

  • Duda dan Janda Bertetangga   48. Mengingat Segalanya

    Ibram terbaring di sebelah Katya, berusaha meredakan rasa sakit hebat yang menyerang kepala dan membuatnya kesulitan untuk bernafas. Ingatan-ingatan yang datang padanya bagai ribuan paku yang menghujam deras ke dalam otaknya, membuatnya gemetar menahan rasa sakit yang hampir tak tertahankan. Namun Ibram berusaha untuk menerima dan tidak menolak seluruh pesan dari pikirannya itu, meskipun acak dan berupa kilasan-kilasan cepat bagaikan kilat yang menyambar-nyambar dirinya. Jessi yang menyelingkuhi Gamal. Gamal yang meninggal akibat kanker nasofaring. Kuliahnya yang sempat kacau karena ia sangat berduka. Adel yang masih kecil namun sudah ditinggalkan ayahnya selamanya dan ibunya yang entah kemana. Mengasuh Adel. Mendirikan One Million. Mengakuisisi beberapa perusahaan. Menemukan Katya Lovina. Dan jatuh cinta padanya. Dengan napas yang masih memburu, ia pun menatap ke arah samping. Katya. Gadis itu berbaring di sisinya, dan membalas tatapannya dengan wajah bingung. "Pak Ibram

  • Duda dan Janda Bertetangga   47. Sentuhan

    'APAA??? Dia mengira ada sesuatu antara aku dan Toni??' Katya menepis kasar tangan Ibram dari bahunya. "Pak Ibram, apa maksudmu bertanya seperti itu?" "Kau selingkuh dengan Toni, kan? Mengakulah! Toni memang jauh lebih muda dariku dan kau pasti merasa lebih cocok dengan lelaki yang tidak terlalu jauh perbedaan usianya denganmu!" ucap Ibram ketus. "Hah! Entah apa yang sudah kalian berdua lakukan di belakangku, menjijikkan sekali." "Apa anda sudah puas menghinaku? Sepertinya memang percuma, apa pun yang kukatakan, anda pasti tidak akan pernah percaya bukan? Aku akan selalu jelek di matamu," tukas Katya pelan. Ia sudah benar-benar lelah sekarang. "Anda sudah menuduhku hanya mengincar uangmu, dan kini menuduhku selingkuh dengan orang kepercayaanmu? Selanjutnya apa lagi? Apa lagi yang anda tuduhkan? Begitu sulitkah bagimu menerima bahwa aku benar-benar mencintaimu dengan tulus tanpa ada maksud apa pun?" tanya Katya dengan suara yang mulai parau karena menahan tangis. "Jika memang

  • Duda dan Janda Bertetangga   46. Hanya Berharap Di Sisimu

    Ibram terdiam, namun tubuhnya tetap saja memunggungi Katya. 'Hahh... gadis ini benar-benar keras kepala! Sepertinya dia hanya ingin menggangguku saja.''Meskipun... yah, tidak bisa disalahkan juga karena diriku yang dulu sangat bodoh karena telah memberikan harapan pada gadis ini.' Seketika ada setitik rasa kasihan terbit di dada Ibram saat mengingat ekspresi wajahnya pada acara pertunangan melalui Youtube tadi. Pantas saja gadis ini salah paham, karena Ibram memang bersikap seakan benar-benar mencintainya! 'Apa itu benar? Apa aku pernah mencintainya? AKU?? IBRAM MAHESA??' Perlahan Ibram pun membalikkan badannya menatap Katya. "Apa kau yakin dengan semua ucapanmu itu?" cetus Ibram. "Tidak akan ikut campur urusanku, tidak mengharapkan apa pun dariku, dan hanya merawatku hingga sembuh lalu pergi dari hadapanku?" Ibram mengulang ucapan Katya tadi. Katya mengangguk mantap. "Ya. Aku sangat yakin dengan semua ucapanku, Ibram." Hmm... menarik. "Baiklah. Kau boleh melakukannya. Tapi

  • Duda dan Janda Bertetangga   45. Amnesia Retrograde

    Katya menangis dalam kesendirian di teras rumah sakit yang sepi. Ia ingin sekali menjerit kuat-kuat, memuntahkan segala kesedihan yang terus menimpanya bertubi-tubi. Setelah ayahnya, Sienna, dan sekarang Ibram pun juga telah meninggalkannya. Bukan meninggalkan secara harfiah karena tubuhnya masih berada di dunia fana ini, hanya saja ingatannya pada Katya yang telah pergi. Ibram mengalami amnesia retrograde karena cedera akibat benturan keras di kepalanya, dan ingatannya hanya sampai saat ia kuliah di Amerika bersama David... Ia tidak mengingat apa pun setelah itu. Bahkan saat ia diberitahu bahwa Gamal, kakaknya yang telah meninggal, Ibram pun sangat terkejut dan masih tidak percaya. Lalu ketika Katya mengatakan bahwa mereka telah bertunangan, Ibram hanya terdiam dan menatap gadis itu dengan tatapan kosong. Seketika itu juga Katya mengerti, bahwa lelaki itu telah hilang. Lelaki yang ia cintai dan mencintainya. Ibram yang Katya cintai telah pergi, tergantikan oleh Ibram lai

  • Duda dan Janda Bertetangga   44. Seperti Ibram Di Masa Lalu

    Katya berada di dalam ambulans yang membawa Ibram menuju rumah sakit. Sejak tadi air matanya tidak dapat berhenti mengalir, melihat tubuh kekasihnya yang diam tak bergerak serta darah segar yang terus mengalir dari kepalanya. Wajah dan tubuh Katya telah penuh bersimbah darah, namun ia sudah tidak peduli lagi. Ia hanya ingin Ibram selamat. Katya sangat takut kehilangan lelaki yang begitu dicintainya. Ia telah kehilangan ayahnya dan juga adiknya Sienna, dan ia tidak akan sanggup untuk bernafas lagi jika ia juga kehilangan Ibram. Tidak! Lebih baik ia ikut ke alam yang sama dengan mereka, karena di dunia ini sudah tidak akan ada cinta lagi untuknya. Katya segera menelepon Zizi, Toni, dan David dari ponsel Ibram. Namun hanya ponsel David yang sulit dihubungi. Lagipula, ini semua karena David! Karena pesan dari David yang membingungkan itu, membuat Katya terperangkap sebagai umpan untuk menjebak Ibram. Apakah ponsel David telah di hack? Ibram harus segera dioperasi, kare

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status