Share

62 berpikirlah

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-05 06:28:36

Jadi, ini salah siapa? Mungkin salahnya Mas Faisal yang sudah serakah berpoligami tanpa menimbang perasaan dan masa depan keluarga. Tapi di sisi lain, ini adalah kehendak tuhan di mana segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa izinNya. Aku hanya bisa pasrah sambil berdoa, semoga Tuhan memperbaiki keadaan dan ekonomi kami.

*

Kupikir setelah percakapan itu anak-anak akan legowo menerima kenyataan bahwa kini kami orang susah yang harus hidup seadanya, tapi sebuah kabar benar-benar mengejutkanku saat mantan ibu mertua mengirimkan bukti screenshot transfer ke rekening Rena.

Tidak lama kemudian dia meneleponku, karena aku menghargai dirinya maka aku pun segera mengangkatnya.

"Halo assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam. Aku ingin bertanya padamu apa benar kalau cucuku akan putus sekolah.'

"Tidak benar, siapa bilang begitu?"

"Rena sudah datang dan mengeluh kalau dia tidak mampu bayar kuliah lagi sehingga dia memutuskan untuk mundur dari kampusnya. Apa apaan itu? Apa bener-bener kalian sudah ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
rena blg gpp ga kuliah, bantu adik aja, eh tau2 ke neneknya ngeluh2.. gimana sih.. terusterang jd kurang simpati ama mutia n kel nya. ok dia terzolimi tp jg ga gini2 amat kali sifatnya. toxic
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
kayanya mutia dan anak2 ini plinplan ya. dr awal anak2 minta ibunya cerai aja. pas mau cerai pd ga setuju, ngambek. mutia yg awalnya blg ga butuh harta dll, eh tau2 ungkit2 janji si mertua. mutia blg udah ga butuh faisal, tau2 sibuk mancing2 faisal. skg rena blg gpp ga kuliah, yg penting adiknya aja
goodnovel comment avatar
Salsa Nabila
Rena nggak nurut sama orangtua, hari juga sama alih² menenangkan uminya supaya jangan iri, eh kok dia cerita sama ayahnya. kayaknya cuman Felicia yang benar anaknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    63 kau pikir mudah

    "Kau pikir aku akan membiarkanmu melakukan itu dan merendahkan martabat ibu kita?" tanya Heri yang ternyata berdiri di balik dinding dan menyimak percakapanku dan Rena."Lho apa salahnya, pelakor itu menang banyak karena ternyata gaji ayah dua kali lipat dari apa yang diberikan kepada Umi?"Aku dan Harry terpelongo mendengar Rena. Kami saling memandang dan memasang wajah penuh pertanyaan dari mana Rena mengetahui semua itu."Dengar Umi Ayah adalah seorang project manager sekaligus pengawas dan penanggung jawab semua proyek yang berjalan di kilang minyak. Tentu saja Ayah memegang banyak dana di mana ia bisa mengalokasikan sisanya untuk kebutuhan pribadinya. Kita sebut saja itu korupsi tapi tetap saja itu akan dianggap sebagai bonus bagi mereka yang merasa kesempatan itu adalah peluang. Anggaplah Ayah telah memberikan gaji pokoknya selama ini kepada kita, tapi tunjangan dan bonus serta beberapa dana tidak terduga lainnya semuanya untuk tante rima. Dan ke semua itu .... jumlahnya lebih

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    64. iya

    "Dengar Rena aku tidak mau berdebat denganmu untuk sesuatu yang tidak kau ketahui kenyataannya. Kamu ingat kan Kalau kami dapat musibah dalam pekerjaan kami dan harus mengganti uang proyek yang jadi tanggung jawab Kami, padahal itu sudah digunakan untuk operasional?" Rima tiba-tiba ingin menjelaskan sesuatu kepada putriku dengan nada bicara yang pelan dan datar Aku yakin dia berusaha keras untuk bisa seperti itu."Iya, terus kenapa, buktinya hidup kalian masih baik." Putriku terdengar menantang dan emosi sekali sehingga aku sedikit khawatir dengan respon orang-orang terhadap tindakannya itu."Kami kehilangan banyak tabungan dan aset untuk mengganti semua itu. Untungnya orang tuaku punya dana investasi sehingga Ia berikan itu untuk anak kami. Jadi kalau kamu merasa ayahmu punya banyak uang, itu adalah pemikiran yang salah karena sebenarnya saat ini Mas Faisal benar-benar kesulitan.""Itu tidak pantas dijadikan alasan untuk tidak membayar kuliah kami. Kalau memang Ayah sedang kesulitan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    65

    Di saat yang sama, tanpa kuduga, Mas Rusdi datang, bersama dirinya ia membawa beberapa box makanan dan terlihat antusias namun setelah memperhatikan keadaan kami yang bersedih, ia hanya menatapku dan anak-anak secara bergantian dengan ekspresi wajah penuh iba dan perhatian."Assalamualaikum, Maaf karena sekali lagi, aku sengaja datang dan masuk pelan-pelan tanpa memanggil, untuk mengetahui apa kiranya yang terjadi di rumah ini. Setiap kali aku datang kalian selalu berada dalam kesedihan? Ada apa kiranya?""Begini Om, kemarilah, kami ingin bicara ucap Heri sambil memberi tempat kepada Mas Rusdi untuk duduk diantara kami."Lelaki yang diberi kesempatan itu segera mendekat dan mengambil tempat duduk di dekat anak sulungku."Ya, kenapa?""Om, di sini kami hanyalah segelintir anak-anak yang kecewa atas kehancuran rumah tangga orang tuanya dan terlebih kecewa kepada ayah kami sendiri yang akhirnya lupa kepada anak-anaknya. Kami sekarang hanya punya Umi dan satu sama lain.""Ya, aku tahu it

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    66. serempak

    Kami serempak tertawa dan melanjutkan makan dengan canda dan tawa. Merasa bahwa Mas Faisal tidak akan lagi menelpon atas pukulan dan kata-kata Mas Rusdi tadi, kami lanjutkan makan dengan semangat dan mulai membeberkan rencana-rencana kami tentang apa yang akan kami lakukan di masa depan nanti."Kalau aku lulus kuliah, aku akan magang di Puskesmas terdekat lalu ikut ujian PN dan berusaha menjadi bidan yang baik," ucap Rena yang berkuliah di jurusan kesehatan dan kebidanan."Kalau aku ... tidak perlu muluk-muluk ... aku hanya ingin menjadi akuntan atau manager dan bekerja di sebuah perusahaan yang gajinya besar," ujar Heri."Aku sih, nggak mau diatur-atur ya, jadi aku memilih untuk buka usaha sendiri," ucap Felicia dengan penuh percaya dirinya sambil dia memakan kentang goreng. Kami semua tergelak mendengar ocehan anak anak."Apapun rencana kalian ke depannya, aku ingin kalian tekun dan konsisten agar apa yang kalian harapkan bisa tercapai sesuai dengan keinginan," jawab Mas rusdi.Te

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    67

    "Rena... Feli, kalian anak kesayangan Ayah Apakah kalian setuju Ayah diusir dengan cara kasar seperti ini!" Mas Faisal terus saja mencari pembelaan tapi sayangnya anak-anakku yang sudah terlanjur benci dan muak hanya mengangkat bahunya dan menyerahkan semua keputusan itu kepada kakak mereka."Kami tidak ikut campur karena kami sudah tidak punya perasaan apapun terhadap ayah.""Dan ya... apa bilang Ayah tadi...ayah tidak pernah menyakiti atau menghianati? Apa ayah belum sadar juga, delapan belas tahun, ayah berbohong dan itu cukup. Kami berempat bukan mainan, hati kami bukan terminal di mana ayah bisa datang dan pergi kapanpun." Felicia menuding dan mencecar ayahnya dengan tunjukan tangannya. Terkesan kurang ajar, tapi aku membiarkannya agar anakku bisa mengekspresikan kekecewaannya dengan leluasa."Aku tidak menganggap kalian mainan kuantarkan uang ini sebagai bentuk komitmen bahwa aku bertanggung jawab dan mencintai kalian ucapnya yang langsung mengeluarkan amplop itu dari sakunya da

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    68 Faisal iri

    Setelah prosesi akad dan penyematan cincin kawin selesai, acara dilanjutkan dengan ramah tamah keluarga dan resepsi.Kami duduk di pelaminan yang disediakan lalu menerima ucapan dari para kamu undangan yang nampak sangat bahagia dengan penyatuan kami. Ada banyak tamu undangan yang datang termasuk teman seangkatan kuliah dan para senior yang sudah jadi pebisnis sukses serta pejabat yang cukup penting di kota ini. Baru kali ini aku menyaksikan sebuah prosesi dengan tamu yang sangat banyak. Bahkan ibuku sudah jauh-jauh hari menyiapkan 2000 porsi makan karena dia tahu persis Kalau Mas Rusdi punya koneksi dan teman yang banyak. Dan itu terbukti.Tamu-tamu yang datang merupakan kaum kaum elit dan kaya. Belum lagi tetangga dan keluarga kami yang terlihat sangat sumringah mengikuti peralatan pernikahan yang mungkin cukup mewah dari semua orang yang ada di komplek lingkungan ini. Kami tidak jadi melaksanakan acara pernikahan di hotel karena waktu sudah mepet dan pernikahan kami dimajukan. Jad

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    69 lucu

    Hahaha lucu sekali kalau aku harus menikah dan memberitahunya memangnya dia pikir dia siapa?Aku hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala membaca pesan Mas Faisal yang begitu panjang ditulis dalam rentetan bait kata-kata akan besar kekecewaan dia karena aku tidak memberitahunya. Apa pentingnya aku memberitahu lelaki itu dia pasti akan datang lalu mengacaukan segalanya terlebih dia membawa anak dan istrinya. Mereka bertiga adalah manusia yang ingin sekali kuhindari di dalam hidupku jadi tentu saja aku tidak akan mengundangnya.(Teganya kau berbahagia sementara tidak ada kabar sedikitpun.)Pesan itu terus masuk ke ponselku dan membuat aku jengah sendiri. Aku putuskan untuk menghapusnya lalu mengganti baju dan pergi menemui suamiku yang sudah duduk di peraduan menanti istrinya.Aku sisir rambutku yang panjang dan bergelombang, tersenyum sambil memeriksa riasan tipis karena untuk pertama kalinya aku benar benar fokus menatap pantulan diri ini tanpa hijab. Aku terlihat tidak begitu b

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    70 kesal sekali

    (Kenapa kalian tidak mengangkat panggilan atau membalas pesan Apakah Umi kalian yang meminta kalian untuk bersikap seperti ini kepada ayah kalian!)Hari memperlihatkan pesan itu dan kedua adiknya tergelak lagi, mereka melanjutkan makan sambil mengabaikan pesan itu tanpa berniat menjawabnya sedikitpun.Tidak lama kemudian pesan berikutnya masuk.(Kenapa hanya dibaca dan tidak mau dijawab? aku tahu kau sedang ada di depan ponselmu Kenapa kau mengabaikan ayah? Jawab, di mana ibumu, Kalau kalian tidak menjawab maka aku akan datang ke sana.)(Umi bulan madu!)Heri kemudian menjawabnya dengan satu kata dan mereka sontak tertawa dengan riuh lagi. Aku hanya menggeleng sambil memperhatikan tingkah anak-anak yang terlihat begitu bahagia karena berhasil mengerjai ayahnya."Aku yakin Ayah sedang merasakan apa yang kita rasakan sebelumnya. Kita selalu merasa cemburu, emosi dan panas hati ketika ayah bersama dengan istri barunya dan mengabaikan kita, kini dia benar-benar merasakan apa yang namanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08

Bab terbaru

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    123. akhirnya minta maaf

    Hari ini adalah hari Minggu dan minggu ini terasa terasa damai karena udara berhembus sejuk dan matahari bersinar dengan cerah. Daun-daun tumbuhan yang ada di sekitar rumah nampak hijau dan bunganya bermekaran, aku merasa senang menatapnya, perasaanku juga lebih cerah karena kelima anak kami berkumpul di rumah. Pukul 07.00 pagi kusiapkan sarapan lalu kami berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama dan membicarakan impian-impian kami di masa depan. Anak-anak juga mengutarakan harapan mereka tentang karir dan kehidupan pribadinya, termasuk Nanda dan Nindy yang sebentar lagi akan menyandang gelar sarjana kedokteran.Kami juga membicarakan strategi bisnis dan bagaimana Mas Rusdi bertahan dengan kencangnya krisis dan persaingan antar perusahaan. Seperti biasa suamiku selalu memberikan arahan dan contoh-contoh kebijakan kepada kelima anak kami agar mereka punya bekal di masa depan dan belajar dari pengalaman itu.Tring....Saat kami asik sarapan, tiba-tiba ponselku berdering dari atas

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    122. ya!

    Ya, waktu bergulir digantikan dengan hari dan musim-musim yang baik. Hubunganku dengan orang-orang sekitar juga jadi lebih baik, pun hubunganku dengan keluarga suamiku, serta dengan keluarga ayahnya anak anak. Mantan mertua yang dulu pernah sangat membela rima dan menyudutkanku, kini berbalik arah menjadi seperti semula baik dan penuh perhatian.Di akhir pekan kami sudah canangkan untuk berkumpul dengan keluarga sebagai bentuk quality time kami. Kadang pergi ke keluarganya Mas Rusdi kadang juga pergi ke keluargaku atau mungkin kami semua akan pergi piknik ke suatu tempat. Senang rasanya mengumpulkan kerabat dan keluarga besar di satu tempat lalu kami makan nasi liwet atau menikmati Barbeque sambil bercanda tawa dan melepas kerinduan.Tidak ada lagi permusuhan dan pertengkaran, terlebih sekarang anak-anak mendewasa dan mulai sibuk dengan kegiatannya menghasilkan uang, Rina juga semakin giat bekerja karena dia yang paling punya rencana untuk segera menikah.*Suatu hari aku dan Mas

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    121. tidak lama kemudian

    Tidak lama kemudian setelah aku mengatakan itu mas Faisal keluar dari ruang sidang dengan didorong oleh Reno. Polisi memberi kesempatan kepada Rima untuk berpamitan kepada suami dan anaknya. Saat baru saja selesai berdebat denganku wanita itu kemudian beralih kepada suaminya sambil memicingkan mata dengan kesal."Hah, suamiku ...." Wanita itu tertawa sih ini sambil memandang Mas Faisal sementara suaminya menjadi heran dengan tingkah istrinya."Rima, maaf karena tidak ada yang bisa kulakukan untuk mendukungmu.""Tentu aja tidak," ucap wanita itu sambil bertepuk tangan ke wajah suaminya. "Kau sedang berada di kubu mutiara, suami dan anakku sudah berpaling dariku dan lebih memilih mantan istrinya. Aku bisa apa?!" Ucapnya Sambil tertawa dan memukul dadanya sendiri. Reno merasa tidak enak pada kami segera mendekat dan mencoba merangkul ibunya."Mama, tenangkanlah diri mama, kami akan cari pengacara agar mama bisa mendapatkan sedikit keringanan hukuman dan tetaplah bersikap baik selama be

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    120. semoga

    Aku masih terdiam memikirkan percakapan kami beberapa saat yang lalu di rumah Mas Faisal. Sementara suamiku di sisiku mengemudi dengan tenang sambil mengikuti beberapa senandung lagu yang diputar di radio."Aku minta maaf ya Mas, aku sempat berpikiran negatif tentang dirimu._"Suamiku hanya menarik nafasnya lalu tersenyum dan menggeleng pelan,"Siapapun bisa berprasangka jika tidak diberi keterangan dengan lengkap. Kalau hanya mendengar berita sepotong-sepotong saja kadang seseorang akan menjadi salah paham. Karena aku menyadarinya, maka aku meluruskannya.""Kenapa kau tidak merasa tersinggung sama sekali atau kecewa padaku yang sudah berprasangka?""Kenapa aku harus bersikap sensitif kepada istriku? Wanita adalah tulang rusuk, kalau dia dipaksa lurus, atau dengan kata lain dia dipaksa untuk selalu pengertian dan memahamiku, maka itu adalah keputusan yang salah.""Aku terkejut karena kau sangat pengertian Mas.""Aku selalu pengertian dari dulu," jawabnya sambil membelokkan kemudi mob

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    119. suami pandai

    "Agak lama rupanya kalian membuat kopi ya," ucap Mas Rusdi sambil menatap diriku dan Reno yang canggung karena dicurigai olehnya."Kami berbincang sebentar, berbasa-basi sambil saling menanyakan kabar karena aku dan reno sudah sama tidak saling menyapa secara pribadi."Lelaki yang telah menjadi suamiku selama 2 tahun lebih itu menatap aku dan mantan suamiku secara bergantian lalu anak tiriku."Aku menangkap kecurigaanmu terhadapku dan aku tahu pasti Reno sudah memberitahu semuanya," ujar Mas Rusdi."Aku tidak mengerti apa yang kau katakan Mas, ayo minum kopinya," ucapku sambil meletakkan cangkir kopi di depannya."Melalui kesempatan ini aku ingin bicara dari hati ke hati dengan kalian, terutama dengan Faisal.""Ada apa?" tanya Mas Faisal dengan wajah sedikit kaget dan bingung."Aku minta maaf karena apa yang kulakukan sudah sejauh ini cukup menyakiti perasaanmu tapi aku tidak punya pilihan lain untuk mengungkapkan kebenaran sehingga aku harus membawa istrimu ke rumahku. Percayalah,

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    118. iya

    Melihat sikap suamiku yang seolah berbeda dari kenyataannya, Aku jadi penasaran sudah sejauh apa yang dia lakukan untuk melindungi kami. Aku memang mencintainya dan percaya padanya aku yakin atas semua keputusan dan tindakannya tapi aku tidak ingin dia terlalu berlebihan dan sampai berlumuran dosa.Dosa kemarin saja belum dicuci dan ditebus apalagi sekarang ditambahkan dengan dosa-dosa yang baru. Sungguh aku tak sanggup. Kini kami menyambangi Mas Faisal yang terlihat terbaring di sebuah kasur yang sudah disediakan di ruang tv. Dari dulu kebiasaannya Ia memang suka berada di ruang tengah kalau sedang sakit, agar dia bisa melihat aktivitas anggota keluarga dan tetap bersama dengan orang orang yang dia cintai sepanjang waktu. Tapi itu dulu, saat bersamaku. Kami basa basi sejenak, hingga akhirnya Mas Faisal meminta Reno untuk membuatkan minuman ke dapur."Reno, minta asisten untuk membuatkan kita minuman.""Si mbak lagi libur Pa, aku aja yang buatkan," jawabnya."Biar umi bantu," ujar

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    117. tentang reno

    Minggu-minggu ini aku dan keluargaku sangat sibuk, setelah berkutat dengan kasus tentang Rima, anak-anakku disibukkan dengan bergantian menjenguk dan menjaga ayah mereka. Seminggu aku tidak keluar rumah karena sibuk mengurusi suami dan anak-anakku. Aku juga melakukan healing dengan membereskan perabotan dan menata koleksi piring keramik yang kusukai. Juga aku juga pergi menghabiskan waktu dengan mas Rusdi untuk menenangkan pikiranku dari beberapa konflik yang terjadi di minggu-minggu kemarin.Banyak hal yang sudah kami bicarakan, terkait rencana di masa depan, bagaimana kelancaran usaha serta pendidikan anak-anak. Aku dan suamiku berkomitmen untuk tetap bekerja keras demi keluarga kami. Meski suamiku sudah dibilang pensiun dengan semua usaha dan kekayaannya serta sudah punya banyak investasi tapi tidak menjadikan hal itu sebagai alasan untuk berleha-leha saja. Kami berkomitmen untuk tetap giat sambil menghabiskan masa-masa bersama dengan bahagia.Kami juga menyempatkan waktu untuk

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    116

    Hatiku memanas mendengar ungkapan dan kejujurannya, ternyata selama ini dia dan Mas Faisal mempermainkan perasaan dan akalku. Mereka memanfaatkan ketulusan hatiku untuk bersenang-senang dan menertawai kepolosanku yang selalu percaya pada suami, aku seperti mainan yang ditonton dari jauh dan ditertawakan. Aku seperti lelucon yang layak dijadikan komedi dan seperti hiburan gratis bagi mereka berdua. Miris dan menyakitkan sekali. Wanita itu masih tertawa di hadapanku sementara aku tetap tenang memperhatikan ia berbahagia dengan semua ilusi di dalam hatinya, kubiarkan ia mengenang masa lalu karena mungkin dengan begitu ia bisa meredakan penderitaan di hatinya atas kenyataan yang ada. Sekalipun dia bahagia telah menipuku tapi kenyataan yang ada di depan matanya tidak bisa dihindarkan, penjara dan hukuman sudah menunggu, tidak ada yang bisa menyelamatkan dia karena bukti sudah kuat dan saksi juga telah memberikan keterangannya.Dia masih tergelak, tergelak, menertawai kebodohanku yang sela

  • Dua Puluh Tahun Dalam Sandiwara    115. melihat Rima

    Banyak yang terjadi setelah aku pulang dari rumah sakit, aku dan ketiga putra putriku sempat duduk di ruang keluarga untuk membahas masalah ayah mereka yang sakit, dan tentang apa yang akan terjadi di masa depan, antara mereka, Reno dan ayah mereka."Kami tidak masalah memperbaiki hubungan dan menerima mereka baik baik, tapi kalau si Reno banyak tingkah tentu saja aku tidak akan tahan," ujar Rena."Dengan apa yang terjadi kurasa anak itu sudah banyak belajar Kak," ujar Felicia sambil menatap kedua kakaknya."Aku harap begitu, dalam konflik yang terjadi di keluarga kita ini ... tidak ada seorangpun yang menang, ibaratnya, menang jadi arang dan kalah jadi abu.""Hmm, benar, tapi Umi tidak pernah merasa berkompetisi dengan tante Rima. Tante rimalah yang menganggap Umi sebagai saingan dan selalu berusaha mengalahkannya, ujungnya dia pusing sendiri lalu putus asa dan mengambil jalan pintas yang tidak ia pikirkan konsekuensinya. Sekarang, setelah semuanya hancur barulah timbul penyesalan d

DMCA.com Protection Status