Sejak hari itu bella berusaha mendekati Riki, dengan cara mencari tau semua jadwal mengajar, alamat rumah bahkan nomor handphone pribadinya, Dia mengakui kalau Riki tidak mudah ditaklukkan, judes dan saat bella bertanya jawabannya selalu singkat.
Sudah dua minggu berlalu tidak ada kemajuan apapun, Angga marah pada Bella yang dianggapnya tidak becus.
"Aku sudah berusaha ngga, tapi dia memang berbeda, membuatnya senyum atau merespon pertanyaan ku saja butuh beberapa kali aku tanya."
" Kalau gitu coba kamu langsung aja kerumahnya , merayunya pakai baju seksi atau kalau perlu beri dia minuman yang bisa membuat dia terperangkap sama kamu,'kamu harus dapat Foto-foto yang aku mau Bell."
"Yaa, oke-oke aku akan berusaha lagi ngga, tapi kamu harus sering main kesini yaa, "Bella tanpa malu menarik tubuh angga.
Angga yang tidak siap spontan jatuh diatas kasur, Bella tersenyum ,dia segera men
Riki memberikan baju ganti dan handuk ,lalu Bella memasuki kamar mandi, Riki meminum tehnya tadi beberapa teguk, tak lama Bella keluar dari kamar mandi Riki sudah memegang kepalanya, dia merasa pusing dan Bella menangkapnya pas Riki hampir terjatuh. Lalu membantunya duduk disofa, tak butuh waktu lama Riki benar-benar terpejam, Bella memasukkan obat tidur kedalam minuman Riki. Bella melancarkan aksinya untuk mendapatkan foto-foto yang Angga inginkan, membuka kemeja Riki dan dia sendiri membuka bajunya yang sudah ia persiapkan untuk menjebak Riki. Tak butuh waktu lama Bella mendapatkan apa yang dia mau dan mengirimkan nya ke Angga, Angga sangat senang saat tau Bella berhasil, lalu dia memberi instruksi agar Bella tetap menemani Riki hingga sadar, agar terlihat oleh Riki dan juga meyakinkan Riki jika dia sudah melakukan hal yang bodoh. Waktu menunjukkan pukul sembilan mala
Vika segera dibawa kerumah sakit, ibu Vika berusaha menghubungi Riki untuk ikut menyusul kerumah sakit.Riki panik setelah mendapat telepon dari ibu mertuanya, Riki segera menyusul kerumah sakit, saat sampai di IGD Riki berusaha menemui Vika ,tetapi Vika menyuruh Riki pergi, Riki terkejut, "kenapa Vika marah padanya,apa karena tidak mengantar kedokter tadi" banyak pertanyaan dibenak Riki.Karena khawatir Vika akan bertambah panik, Riki menurut dan segera menunggu diluar ruang,,Dokter mengatakan bayinya harus segera di keluarkan, karena perut Vika kontraksi terus-menerus dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi.Setelah 20 menit terdengar suara tangisan bayi, " Alhamdulillah" ucap syukur Riki dan segera bergegas mengikuti bayi yang segera dibawa keruangan kusus bayi.Karena belum cukup waktu bayi itu lahir prematur jadi harus mendapatkan perawatan khusus.
Vika pulih dengan cepat, dia sudah bersiap pulang dari rumah sakit setelah 3hari hanya bisa tertidur diruang rawat, keadaan bayinya juga sehat dan tumbuh dengan cepat walaupun Vika harus memompa ASI nya untuk diberikan melalui botol karena bayinya masih di ruang khusus karena belum sehat betul.Riki meminta Vika pulang kerumahnya tetapi Vika menolak, Riki paham karena dia belum sempat mencari bukti untuk ditunjukkan ke Vika.Walaupun Riki belum bisa memberikan bukti Vika memiliki kepercayaan penuh pada Riki karena dia mengenal Riki dengan baik, hanya saja sekarang Vika sedang fokus untuk merawat anaknya dan dia ingin dekat dengan ibunya di masa-masa beratnya sekarang, belum lagi tubuhnya yang masih baru melahirkan rasanya tubuhnya belum kembali seperti sedia kala.Vika mau memperbaiki rumah tangganya lagi tetapi setelah foto-foto kemarin jelas dan anaknya sudah sehat.Riki memakluminya dia deng
Waktu begitu cepat berlalu, sudah satu bulan Riki bersama keluarga kecilnya berkumpul dirumah mereka, hari ini 40hari lahirnya Amira, sesuai tradisi diadakan acara.Mereka tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga dan beberapa sahabat yang sangat dipilih untuk menghindari acara itu,Orang tua Riki yang baru saja melihat cucunya menangis haru, Amira adalah cucu pertama dari keluarga Riki, karena Riki anak tertua dan baru menikah.Sedangkan ibu Vika menangis teringat mendiang Ayah Vika yang sangat ingin Vika cepat menikah karena ingin cepat punya cucu, sayang Allah lebih mencintainya.Acara berlangsung hikmat dan semua orang berbahagia, lalu ada yang menarik perhatian tiba-tiba Sari membisikkan sesuatu kepada Vika.Vika terlihat panik dan segera menuju kamar mandi, Vika diberi tahu Vina mual-mual parah, sudah lama di kamar mandi tidak keluar, Vika panik."Kamu kena
Vina segera menghubungi Rendi dan memintanya untuk datang kerumah Vika.Tetapi Rendi bilang dia tidak bisa karena ada keperluan.Vina merasa ada yang aneh, kemarin-kemarin Rendi begitu perhatian bahkan dia yang menawarkan diri untuk datang kerumah tetapi justru Vina yang belum siap, tetapi kenapa sekarang seperti menghindar."Gimana, dia bilang apa? Lelaki yang kamu bilang baik itu bilang apa? " Nada Vika menjadi meninggi, ibunya menepuk bahu Vika mengingat kan untuk lebih sabar."Dia bilang gak bisa mbak, ""Telepon lagi mbak mau ngomong."Vina menekan telepon dan memberikan nya ke Vika."Hallo saya Vika kakakny Vina, Saya minta kamu datang kerumah ada yang mau saya bicarakan,""Maaf mbak, kalau mbak mau saya datang mbak minta ijin dulu sama kakak saya, karena saya dilarang berhubungan lagi sama Vina , jika ada yang memaksa saya, kakak saya bilang ,orang itu harus hubungi kakak sendiri.""Bag
Vika terus kepikiran dengan kata-kata ibunya sebelum ibunya pulang ke rumahnya sendiri."Kamu harus legowo nak, kamu harus bisa memaafkan ,mencoba melupakan masa kelam, orang yang mau memaafkan kesalahan itu adalah orang yang mulia, meskipun ini berat tetapi kamu harus berusaha, untuk dirimu sendiri, untuk adikmu Vina, agar semua berjalan seperti seharusnya."Sore itu Vika dan Riki berdiskusi tentang nasehat ibunya, Riki setuju walaupun dia sendiri terluka dengan kejadian yang menimpa isterinya, tetapi dia berpikir lebih tentang masa depan Vina, kasian Vina jika harus membesarkan anak seorang diri."Aku akan jaga kamu terus, kamu jangan takut aku tau kamu kuat sayang, ayo kita perbaiki semuanya kita harus berdamai dengan diri kita sendiri."Vika yang sudah bersiap dengan ponsel ditangannya, menjadi yakin untuk segera menghubungi Angga."Assalamualaikum Vik, ada apa?""Bisa-bisanya kamu bilang a
Tamu yang dinanti akhirnya tiba, tak banyak rombongannya hanya 2 mobil , mereka hanya membawa keluarga inti dan sodara dari ibu dan bapaknya saja, sepupu ataupun keponakan jauh tidak ada yang ikut menghadiri, mungkin menunggu hari pernikahan baru semua keluarga besarnya akan hadir.Vika gemetar melihat Angga yang datang dengan istrinya tersenyum seperti pasangan serasi, Riki menggenggam tangan Vika dan membisikkan kata-kata agar Vika tenang.Vika berusaha tegar dan juga memberikan senyum palsunya kepada semua tamu, sehingga suasana jadi hangat, walaupun semua keluarga Vika yang tau akan perbuatan Angga melihatnya sedikit kesal, tetapi demi Vina semua orang berpura-pura seakan tidak ada apa-apa.Acara berjalan lancar , sampai Amira yang sedang tertidur menangis, lalu Vika membawanya menyalami tamu yang sedang berpamitan pulang." Ya Ampun lucu banget anaknya, ucap dewi istri Angga yang sudah mendambakan kehadiran anak. Anggapun menoleh
Setelah prosesi lamaran kemarin, kedua keluarga setuju untuk segera melangsungkan pernikahan.Kedua belah pihak setuju melangsungkan pernikahan nya dibulan ini bulan yang sama dengan lamaran hanya berjarak tiga minggu.Walaupun terlihat seperti sangat terburu-buru, mengingat Vina yang telah mengandung duluan Ibunya takut perutnya semakin membesar , khawatir omongan tetangga.Acaranya juga dibuat seringkas mungkin, acara akad dan resepsi sederhana untuk mengundang para kerabat, teman-teman sekolah dan tetangga saja.Setiap hari Vika menyempatkan mampir ke rumah ibunya untuk sekedar membantu keperluan pernikahan, walaupun tak banyak yang bisa dia bantu karena sudah repot dengan si mungil Amira.Sedangkan Angga tetap saja mengganggu Vika, ada saja yang dia mau tanyakan seputar urusan adik mereka yang akan segera menikah, setiap hari dia menelepon Vika seolah-olah ada masalah y