Share

Bab 34: Lintasan Pikiran yang Mengganggu

Bastian kabur setelah puas mengolok-olok Amran. Profesor muda itu bisa membayangkan bagaimana wajah Bastian saat berkelakar. Pria itu pasti tertawa puas, bila perlu sampai terpingkal-pingkal. Bastian tidak pernah setengah-setengah kalau meledek orang lain.

Astagfirullah. Amran menatap layar ponsel sesaat seebelum memasukkan ke saku. Ia tidak pernah tersinggung dengan kelakar Bastian. Sebagai anak tunggal, Amran tidak pernah merasakan punya saudara dekat. Bastian dan Alvin mengobati kerinduannya akan sosok adik. Kehadiran mereka mewarnai kehidupan Amran. Bastian kadang mengajaknya menonton resital piano di Purna Budaya atau pentas musik di ISI. Setelahnya, mereka akan duduk di kafe dan mengobrol tentang banyak hal. Satu hal yang hampir tidak pernah dilakukan Amran karena selama ini hidupnya hanya di kampus dan rumah.

Meski Alvin jauh lebih pendiam dari Bastian dan seperti memiliki dunia sendiri yang sulit dimasuki orang lain, Amran tetap menyukai anak itu. Ia pekerja keras, sigap, da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status