Beranda / Romansa / Dosen Pembimbing Itu Suamiku! / Bab 29- Kedatangan Orang Tua Zaidan

Share

Bab 29- Kedatangan Orang Tua Zaidan

Penulis: Skyworld 04
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading Semuanya!

Tangan Eva bersedekap memandang sang kakak tampak bergelayut manja di lengan Zaidan dan tentu saja lelaki yang menjadi suaminya tampak risih. Sudah ia bilang kalau mereka tidak akan bisa berlibur santai seperti sekarang ini, karena dugaan mereka sangat kuat kalau Livy memata-matai mereka agar tidak bersama.

Livy masih tidak memiliki rasa rela jika Zaidan menikah dengannya.

“Paaaaakkkk!! Tiba-tiba saya mau kerjain skripsi!” seru Eva

Zaidan yang semula sedang memesan makanan menatap sang istri bingung, entah apa yang diinginkan oleh Eva saat ini. Mendadak ingin mengerjakan skripsi? Bukankah perempuan itu selalu menolak jika ia menyuruh untuk membuat skripsi, tapi kenapa sekarang malah mau mengerjakannya.

Tangan Zaidan melepas cengkraman tangan Livy kasar, istrinya yang paling utama sekarang ini. Eva menginginkan apa, maka ia akan dengan senang hati mengabulkannya untuk sang istri.

“Sandwich kamu akan segera jadi, kamu bisa ambil laptop di dalam mobil. Lapto
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 30- Saya Siap

    Happy reading semuanya! Perempuan di sebelahnya tampak gelisah. Keringatnya tampak bercucuran seakan benar-benar menanti mereka sampai di tempat penginapan mereka yang terbaru, Zaidan tahu perasaan itu. Sangat tahu bagaimana rasa panas menyergap tubuh sang istri akibat kedua orang tuanya, ia pernah merasakannya karena kesalahan orang tuanya. Sama seperti sekarang ini dan hanya bedanya ia sudah memiliki seorang istri. Zaidan bukan lelaki sempurna. Ia juga memiliki rahasia yang membuat ia mengalami kemarahan besar dan rasa tidak suka pada orang tuanya sendiri. Zaidan membenci orang tuanya karena pernah menjebaknya dalam sebuah hubungan. “Pak, AC nya dibesarkan lagi. Saya merasakan panas,” ungkap Eva. “Ini sudah full Eva,” ucap Zaidan dengan nada suara pelan. Eva hampir saja menangis merasakan panas tubuhnya, biasanya ia akan mentolerir rasa panas yang berlebihan pada tubuhnya tapi untuk ini ia tidak bisa. Tangan Zaidan meraih tangan sang istri dan berusaha untuk mempercepat macet

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 31- Penyatuan

    Happy Reading Semuanya!Zaidan perlahan bergerak menghampiri sang istri setelah mengatakan kalimat persetujuan beberapa menit yang lalu. Tatapan matanya hanya terfokus pada Eva yang lebih banyak menunduk malu, ia tahu pasti ini adalah sebuah keputusan berat yang diambil oleh perempuan cantik di hadapannya.“Saya akan pelan-pelan dan kamu jangan khawatir,” ungkap Zaidan.Eva hanya mengangguk, ia mempercayai Zaidan dalam hal yang seperti ini. Sang suami pasti akan melakukan yang terbaik, karena tujuan utama dari dirinya sekarang ini pun hanyalah untuk menghilangkan panas pada tubuhnya dan memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri.Tangan Zaidan mendorong pelan tubuh sang istri menuju ranjang besar di depannya, menjadi Zaidan serba salah. Seharusnya ia memesan kamar dengan ukuran deluxe sebagai tempat terindah untuk memadu kasih, tapi yang ia pesan adalah kamar seadanya agar sang istri bisa menuntaskan rasa panas di tubuhnya.“M-mas...”Zaidan memandang sayu sang istri saat ini, ia tid

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 32- Rahasia Zaidan

    Happy Reading Semuanya!“Eva, bangun sayang. Mas tahu kamu terlalu lelah karena semalam mas menginginkan lagi, tapi sekarang ayo bangun! Kamu sudah melewati terlalu banyak jam makan. Mas enggak mau kamu sakit,”Zaidan menggeleng melihat sang istri tampak tidak kunjung bangun, ini sudah siang bahkan jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Eva sejak kemarin belum memakan sesuap nasi sama sekali, bahkan saat sarapan kemarin Eva hanya memakan sandwich dan susu.Bibir Zaidan mengecup pipi sang istri dan berakhir pada bibir Eva agar sang istri bangun. Tetapi sepertinya perempuan cantik miliknya tidak ada niatan untuk melakukan itu. Apakah permainan mereka semalam membuat istrinya merasakan kelelahan yang amat sangat panjang.“Eva...”“Jam berapa?” Suara serak Eva membuat Zaidan mengecup pucuk hidung milik sang istri.“Jam 11, kita harus check out sebentar lagi. Kamu mau makan dulu atau nanti saja? Mas sudah menyiapkan makanan untuk kamu karena ingat kamu belum memakan sesuap nasi sedikitpun s

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 33- Kisah Masa Lalu

    Happy Reading Semuanya! Flash Back On Jakarta, 31 Desember 2009 Suasana menjelang malam tahun baru tampak ramai dalam ballrom hotel dan membuat lelaki yang kini sedang duduk diam hanya memasang wajah lesunya. Ia tidak suka berada di tempat ini, ia merasakan hawa aneh menyergap tubuhnya. Jika ini bukan acara perusahaan keluarganya ia lebih memilih di kamar dengan laptop atau buku yang bisa menambah wawasannya, di umur 18 tahun ini lelaki dengan rambut model style terbaru masih menyukai hal berbau buku tentu saja dengan harapan jika ia memiliki istri atau kekasihnya nanti ia bisa melakukan kegiatan yang sama. Menikmati buku atau menceritakan ulang isi buku ke masing-masing. “Dan! Ini acara keluarga lo dan lo malah bersembunyi di sini, nanti dibilang apa sama orang tua lo? Mereka saja begitu hectic masa lo sebagai anak hanya...” ucapan itu menggantung setelah melihat minuman di gelasnya yang tinggal setengah, “Orange juice? Are you sure?” “Lo jangan urusi gue! Seharusnya bukannya l

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 34- Tergoda

    Happy Reading Semuanya!Tidak ada tatapan menjijikkan lagi atau bahkan tatapan intimidasi lainnya.Sepanjang jalan menuju kelasnya Eva sama sekali tidak paham dengan apa yang terjadi sekarang, sepulangnya liburan kemarin ia merasa sesuatu aneh. Kenapa tidak ada tatapan seperti sebelumnya, bahkan beberapa orang tampak menyapanya dengan ramah.Ia pergi juga tidak terlalu lama, hanya sekitar seminggu dan semua seakan menghilang bagai mimpi buruk. Ini aneh bagi Eva.“Enggak ada lagi?” gumam Eva. Tatapannya mengarah pada Zaidan tampak berjalan santai memasuki kelas setelah tersenyum manis pada dirinya. Suaminya memang sudah aneh sikapnya pada Eva, tapi setidaknya ia lega. Tidak ada lagi ia pulang ke rumah dalam keadaan bau.Langkahnya berjalan menuju kursi depan, tepat di depan Zaidan. Bahkan mereka saling pandang dengan sangat jelas, tentu saja ia melakukan ini karena permintaan dari Zaidan yang tidak bisa di ganggu gugat.“Okay class! Kita mulai, sebelumnya saya bahas tentang...”Zaidan

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 35- Arti Pertemanan?

    Happy reading semuanya! “Pertemanan kita... apa enggak ada artinya?” Pertanyaan singkat itu terucap dari bibir Eva. memang sangat nekad sekali Eva mengunjungi ketiga temannya di tempat biasa mereka dulu berkumpul, sejujurnya perempuan yang sudah menjadi istri dari salah satu dosen di kampus ternama itu ingin membuat keadaannya seperti semula setelah seharian berada di kampus semua dalam keadaan baik-baik saja. Tatapan matanya mengarah pada rekannya yang sama sekali tidak menjawab pertanyaannya barusan, ia tidak tahu apakah pertanyaan yang begitu sulit atau memang pada dasarnya rekan-rekannya itu tidak ingin bertemu dengan dirinya lagi. “ Apakah kalian semua percaya dengan berita bohong itu? Kalian lebih tahu gue dibandingkan berita kosong itu. Berita itu sengaja ingin menjatuhkan gue.” Eva sekarang ini hanya dianggap sebagai angin lalu oleh ketiga temannya, Bahkan kehadirannya saat ini sama sekali tidak diperdulikan. perempuan muda itu hanya menggigit bibirnya keras-keras,

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 36- Ingin Eva Bahagia

    Happy Reading Semuanya! Lelaki yang menjadi suami dari Eva tampak sibuk berjalan ke kanan dan ke kiri hanya untuk menunggu perempuan yang menjadi istrinya. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan istrinya belum kembali yang membuatnya memikirkannya setengah mati. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan perempuan kesayangannya itu. Suara pintu gerbang terbuka menampilkan sosok yang ia tunggu sejak tadi dengan tentengan ditangannya, entah kemana saja perginya sang istri sampai tidak memperdulikan rasa khawatir pada dirinya. “Saya menunggu kamu pulang, kamu kemana saja sayang?” nada suara lembut Zaidan membuat Eva memberikan satu bungkus ice cream kepada sang suami. Eva tahu Zaidan akan marah karena ia pergi tanpa kabar dan ia juga tahu jika Zaidan mengkhwatirkannya. “Saya habis jajan di supermarket depan, terus ada ibu-ibu ajak ngobrol dan tanya tentang perkuliahan disana, Saya juga di traktir ice cream 2, satunya sudah saya makan dan yang satu buat Bapak—eh Mas saja. Nanti saya batuk

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 37- Feeling Seorang Suami

    Happy Reading Semuanya! Tangan Zaidan mengusap lembut kepala sang istri yang kini terlelap di atas ranjang milik mereka, tentu dengan Eva yang menempel pada tubuhnya. Sang istri benar-benar menganggapnya sebagai boneka tidur, tidak masalah ia senang melakukannya dan ia ingat pertama kali saat Eva memeluknnya ketika ingin tidur. Dimana sang istri tampak malu-malu untuk memeluknya.Sangat lucu tapi membuatnya senang. "Saya ingat sewaktu kamu enggak bisa tidur dan kamu malu-malu mendekati saya untuk saya peluk, saya ingat kalau kamu akhirnya bisa tidur dalam pelukkan lembut saya. Sumpah demi apapun saya menyukainya," ungkap Zaidan. Lelaki dengan rahang tegas itu mengecup pipi sang istri sayang, "Tapi saya merasa kalau kamu enggak bisa bahagia dengan saya karena masalah terus datang setelah kamu menikah dengan saya, tapi tenang saja kalau saya akan selalu berusaha untuk membuat kamu bahagia dengan cara saya sendiri." Tubuh Zaidan bangkit dan berjalan menuju lemari pendingin di lantai

Bab terbaru

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   BAB 127 - EXTRA PART

    Happy Reading Semuanya! Ini adalah pernikahannya yang kedua dan perasannya masih sama. Dadanya berdegub sangat cepat memandang cermin di depannya, mungkin dulu bukan pernikahan yang membahagiakan untuknya tapi sekarang ini adalah sesuatu yang membahagiakan untuk Eva karena menikahi orang yang dicintainya. Eva terkekeh geli mengingat masa lalunya, ia dulu pernah bersumpah tidak akan mencintai Zaidan. Justru sekarang ia malah cinta mati pada lelaki itu, memang ucapan sama sekali tidak bisa dijaga. "Kamu kenapa?" tanya Livy. "Bukankah ini sangat lucu?" Livy menaikkan sebelah alisnya sembari menggendong bayi yang merupakan anak dari adiknya, ia tidak mengerti dengan perkataan sang adik saat ini. "Kenapa?" tanya Livy lagi. Bibir Eva tersenyum manis, "Dulu kita berkelahi hanya karena satu laki-laki, dulu aku sangat membenci dengan Mas Zaidan dan sekarang aku malah cinta mati sama dia." Livy tersenyum mendengar perkataan dari sang adik barusan. Setelah diingat kembali ini memang san

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 126- Happy After Ever (TAMAT)

    Happy Reading Semuanya! Kecupan itu semakin mendalam dan tidak peduli tempat. Mungkin orang yang melihatnya juga memahami apa yang terjadi dengan pasangan yang sedang dimabuk cinta itu. Ini adalah kebahagian mereka setelah melewati kenangan pahit yang menyerang mereka. Sudah dua minggu semenjak kehadiran Eva di rumahnya, kini rumah yang sempat suram karena karangan bunga dan berita kesedihan berubah menjadi sesuatu yang membahagiakan dan tidak menyangka jika akan mendapatkan kebahagian baru yang tidak pernah mereka sangka. "Ampun deh kalian! Bisa enggak sih kalau kalian melakukan itu di kamar saja? Bagaimana pun kalian harus menghormati orang tua disini." Kecupan mereka terlepas sembari memperhatikan ibu dari Zaidan yang kini meninggalkan mereka berdua untuk menghampiri cucu kesayangannya. Ibu dari Eva sendiri hanya terkekeh geli melihat adegan kedua anaknya. Zaidan tidak peduli, ini adalah hal menyenangkan untuknya dan membahagiakan di setiap

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 125 - Dia Kembali

    Happy Reading Semuanya! Jika ini adalah mimpi, maka jangan bangunkan Zaidan untuk saat ini. Sudah lama ia tidak memimpikan orang yang dirindukannya selama beberapa bulan belakangan ini. Ini adalah mimpi terindah yang pernah Zaidan rasakan setelah beberapa bulan ia mengalami perasaan kehilangan, air matanya mengalir dengan deras tanpa bisa ia cegah sama sekali. Eva muncul di mimpi tidur siangnya. Tidak! Ini bukan mimpi tidur siangnya. Hawa panas dan banyak mahasiswanya yang memperhatikannya, berarti ini sungguhan bukan hanya lamunannya semata. Orang yang dicintainya ada di depan matanya, semuanya terasa nyata, ini bukan hanya khayalan sematanya kan. Dia kembali... Orang yanng dicintainya kembali berada di depan matanya. Zaidan tidak ingin melewatkan mimpi indah ini sedikitpun. Lelaki dengan wajah tampan itu terlihat berlari menghampiri perempuan yang ada di depannya itu, memeluk perempuan yang kini membalas pelukannya tidak kalah er

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 124- Dosen Pembimbing itu Suamiku!

    Happy Reading Semuanya! "Selamat siang, Prof." Bibirnya hanya melengkung membentuk senyuman tipis menanggapi sapaan dari mahasiswanya. Langkahnya berjalan memasuki ruangannya setelah hampir dua jam ia mengajar di dalam kelas, tatapan matanya mengarah pada meja kerjanya yang menampilkan foto orang tercintanya. Zaidan belum bisa move on atas semua yang sudah terjadi pada keluarga kecilnya. Zaidan tidak mencoba untuk melupakan, perasaan kehilangan dan ketakutan itu masih terasa. Lelaki itu juga masih sering meridukan Eva yang sama sekali tidak pernah hadir dalam mimpinya ataupun bayi mungilnya, padahal Zaidan amat sangat berharap jika ia bisa melihat keduanya meski dalam mimpi. "Sayang, ini sudah tiga bulan berlalu." Lelaki yang kini sibuk mengamati foto kebersamaan mereka sewaktu liburan hanya bisa menghela napas pelan, ia tidak menyangka jika sudah menghabiskan waktu yang lama untuk merelakan Eva. Sebenarnya sekarang pun ia belum merelakan kepe

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 123 - Kesedihan Mendalam

    Happy Reading Semuanya! Tubuhnya benar-benar lemas, ia tidak menyangka jika dalam waktu singkat harus mendapatkan kabar menyakitkan seperti sekarang ini. Menurut Zaidan ini adalah karma karena dulu membuat sakit hati Eva yang tidak terlampiaskan, tetapi yang ia rasakan karmanya terlalu berat. "Apakah ini karma untuk saya Eva?" bisik Zaidan. Zaidan tidak mendapatkan kabar apapun setelah kepulangannya dari bandara setelah menunggu hampir tiga jam lebih demi mendengar kabar terkait orang tercintanya. Orang tuanya yang menyusul ke TKP juga belum memberi kabar apapun. Air matanya terus mengalir tanpa bisa Zaidan cegah, pembuktian jika Eva adalah cinta sejatinya. Lelaki yang merasa dunianya hancur hanya bisa terdiam memperhatikan ruang utama rumahnya sekarang ini, matanya sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Kepalanya menunduk, air matanya kembali mengalir karena harapannya mendadak pupus. Harusnya malam ini mereka bisa tertawa bersama sembari menimang anak mereka, tapi kenyatan

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 122 - Kecelakaan

    Happy Reading Semuanya! Waktu yang ditunggu olehnya akhirnya datang juga. Saat ini mungkin Zaidan memang masih bersedih, tapi ia juga tidak ingin berlangsung lama. Masih ada lagi hal yang perlu ia kerjakan, dan air matanya terasa kering. Zaidan tidak bisa melampiaskan begitu saja. Lelaki itu yakin kalau ia bisa menangis dengan lega nanti, bersama orang tercintanya yang lebih tahu tentang kejadian meninggalnya kerabat dekatnya itu. Untuk sekarang ia harus menyiapkan diri dengan bahagia karena Eva akan kembali ke pelukannya. Rumahnya sudah di dekor ulang dengan keadaan steril tidak ada debu, agar anaknya dan orang tercintanya bisa hidup dengan layak di rumah mereka saat ini. Rumah penuh dengan kenangan, Zaidan juga sudah menyetok persiapan makanan untuk menyambut keduanya. Hatinya berdegub kencang tidak karuan. "Mass ingin segera bertemu kamu sayang, menunggu cerita yang akan kamu lontarkan untuk Mas." Zaidan sudah mendengar kabar jika istri dan anaknya saat ini sedang transit di Si

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 121- Memory Kenangan

    Happy Reading Semuanya!Zaidan belum berpamitan dengan layak pada temannya itu, ia merasa menjadi teman yang buruk. Kevin selalu ada untuknya bahkan untuk orang tercintanya, tetapi kenapa ia selalu melewatkan hal terburuk dari temannya. Kevin memang pandai menyembunnyikannya, lelaki itu sangat ahli dalam menyembunyikan perasaan. "Lo enggak pernah berubah," bisik Zaidan. Lelaki itu sangat ingat bagaimana temannya menyembunyikan sesuatu yang besar bahkan perihal untuk membayar sekolah, lelaki dengan nama Kevin itu sampai rela bekerja banting tulang membersihkan piring sampai menjadi pelayan toko 24 jam demi membayar sekolah. Kevin bisa saja memanfaatkannya untuk membantu membayar, tapi lagi-lagi lelaki itu melakukan sesuatu yang berat seperti itu. Sebagai teman tentu ia merasa sangat jahat, maka dari solusinya ia menanggung biaya sekolah Kevin bahkan sampai temannya mendapatkan gelar. Ia bangga dengan Kevin, semua yang dilakukannya membuat Zaidan bangga. "Lo janji bakalan kembali ke

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 120 - 2 Kabar

    Happy Reading Semuanya! Zaidan tersenyum manis memandang dari layar laptopnya dimana kedua orang kecintannya disana, ia sudah sangat rindu dengan keduanya dan terasa sangat lama sekali harinya. Apalagi dalam seminggu belakangan ini ia sibuk dengan perusahaannya dan urusannya menjadi dosen, benar-benar menyita waktunya. "Mas rindu banget sama kamu sayang," Eva tampak tertawa pelan mendengar perkatannya barusan, "Aku juga rindu sama Mas, padahal setiap hari kita saling tukar kabar. Kenapa saya rindu mulu ya sama Mas? Mas pakai pelet apa?" tanya Eva dengan raut wajah cemberut. "Ketampanan dan rasa cinta Mas," sahut Zaidan. "Dasar gombal! Sayangnya Momy, kalau sudah besar jangan sama kaya Dady ya? Tukang gombal," Eva mengecup pipi bayi tampannya yang tertawa seolah setuju dengan perkataan Eva. Benar-benar pemandangan yang manis. Tatapan mata Zaidan mengarah pada kedua orang yang ada di depannya itu, bohong jika Zaidan tidak tahu arti tatapan dari orang tercintanya ini. Tatapan Eva

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 119 - Siapa yang paling terluka?

    Happy Reading Semuannya! Semuanya berlalu dengan cepat, Eva tidak ingin memberitahu Rendi ataupun Zaidan. Perempuan yang menjadi ibu satu anak itu tidak ingin melihat betapa sedihnya orang tercinyanya jika mengetahui sahabat terdekatnya sudah tidak bisa lagi berada di sisinya, tapi yang Eva tahu sekarang ini adalah bukan hanya dirinya yang terluka, ternyata bukan hanya Eva saja yang mengalami kesedihan mendalam karena ditinggal oleh Kevin yang selalu senantiasa bersama dengan dirinya dalam keadaan sulit ataupun bahagia. Iris matanya memperhatikan perempuan asing yang tiba-tiba menangis tepat di hadapan pemakaman Kevin saat ini. Perempuan itu bukan Ana dan Ana juga tidak sesedih itu karena kenyataannya mereka sudah ikhlas membiarkan Kevin pergi meskipun matanya juga bengkak karena terlalu banyak menangis. Kevin sudah dikuburkan dengan layak dan semuanya di bantu oleh Daniel yang lebih tahu menahu tentang pemakaman di negara ini, meskipun harus membayar mahal. Selama Kevin bisa baha

DMCA.com Protection Status