Dreet dreet!
Terdengar ponsel Emil berbunyi, di jam yang menunjukan pukul 21:00. Nama Aldo kembali menari nari dilayar ponselnya. Jika Aldo sudah menghubungi sudah pasti ada sesuatu yang cukup serius.Melihat ponsel yang terus berdering sementara sang pemilik tak mendengar, dengan cepat Alzena meraih ponsel itu, dan memperhatikan siapa seseorang dibalik ponsel tersebut."Kenapa nama ini sering banget telfon mas Emil?" gumam Alzena setelah ia melihat nama Aldo yang kembali terlihat."Aldo kan laki laki, tapi kenapa sering banget telfon ke nomor mas Emil? apa jangan jangan..." ucapannya terhenti setelah terlintas hal negatif dalam otaknya.Sementara ponsel yang masih terus berdering, hingga berulangkali, Emil yang kini mendengar pun segera beranjak untuk mendekati ponselnya, ia dapati Alzena yang sedang tertegun menatap layar ponsel itu."Siapa Zen?" tanya Emil yang membuat Alzena seketika menoleh."Mas, ini Alda telfon?""Istri? maaf nona saya tidak tahu, emm kalau begitu mari ikut saya nona," ucap Aldo yang lalu melangkah memasuki lif, dan menuju sebuah ruangan, yang terus diikuti oleh Alzena."Maaf nona, sepertinya anda harus menunggu disini, kurang lebih satu jam, karena tuan Emil sedang berada diruang meeting, ada klien penting yang menemuinya, dan nanti setelah meeting selesai, saya akan sampaikan kedatangan nona," imbuh Aldo setelah membawa Alzena memasuki sebuah ruangan megah, berAC dengan interior mewah."Ya, trimakasih pak."Kini Aldo pun meninggalkan tempat, meninggalkan Alzena seorang diri ditempat yang belum pernah sama sekali ia datangi."Ada apa ini? siapa mas Emil sebenarnya? meeting sama klien penting, aku fikir mas Emil mau ketemuan sama Alda," gumam Alzena bingung.Diruangan ini, Alzena memperhatikan tiap sudutnya dengan seksama. Banyak sekali piagam penghargaan yang tertempel didinding, barang mewah dan beberapa lukisan mahal diujung sa
Dua minggu kemudian, dimana hari pernikahan Surya dan Sabrina dilaksanakan. Disebuah gedung yang sudah disulap menjadi sebuah pesta megah, yang terjadi antara CEO dan wanita berdarah Inggris tersebut. Dengan banyaknya tamu, dari kolega kolega yang sengaja diundang untuk ikut menyaksikan hari bahagianya, ada juga beberapa laki laki berwajah bule yang diduga keluarga dari Sabrina."Saya terima nikah dan kawinnya Sabrina Catherine dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."Dengan lantang Surya mengucap kalimat ijab, kalimat dimana yang akan membawanya resmi menjadi seorang suami. Tak kuasa mendengar sepenggal kalimat itu, Alzena yang terus menunduk dengan air mata yang sesekali terjatuh.Sesekali teringat akan sang ibu yang dulu selalu ada dimasa kecilnya."Bagaimana para saksi, sah?""Sah.""Sah."Akhirnya penikahan yang dinanti, berjalan mulus. Sesuai rencana Surya dan kedua anaknya, juga sesuai dengan
Disebuah cafe, Alzena lebih memilih sebuah cafe yang sering ia kunjungi, dari pada menerima tawaran Emil untuk makan di restoran mewah nan mahal."Ini dulu cafe yang sering banget aku dan Riska datangi, terkadang aku rindu masa itu," ucap Alzena seraya menunggu pesanannya datang.Mendengar ucapan sang istri Emil pun tertegun memperhatikan wanita yang pandangan tampak memikirkan masa lalu itu."Sama Riska? atau sama... Jody?" ucap Emil ragu yang seketika membuat Alzena memalingkan pandangannya pada wajah Emil."Dua duanya, tapi lebih sering sama Riska, kan mas tau sendiri ayah ngga pernah izinin aku pergi sama Jody, kalau pun bisa pergi sama dia, itu karena aku curi curi waktu dari ayah," jawab Alzena yang membuat Emil kini mengangguk.Belum selesai percakapan antara Alzena dan Emil, kini makanan pun tiba."Silahkan pak bu," ucap sang pelayan seraya meletakan beberapa piring berisi menu yang dipesan dan dua gelas jus jeruk dihadap
"Oh my god, he's taking me on his honeymoon, what should I do?""What else can we do? he's your husband.""But, I'm not ready to go on a honeymoon with him.""Sabrina, don't make my plans fail, just do whatever you want.""But...""Never mind, I ask you never to make him angry, just do whatever he wants because he is your husband now"Tut tut tut!Seketika panggilan pun terputus.Sementara Sabrina yang kini berwajah masam kala mendengar sang kakak tak membelanya.Selalu saja bisnis yang menjadi prioritas hidupnya. Bahkan saat ini Sabrina benar benar bingung, apa ia harus rela melepas sesuatu berharganya untuk laki laki yang tak ia suka?Meski sudah beberapa hari menikah, namun Sabrina selalu menolak saat Surya menggodanya, selalu beralasan agar malam pertama itu tak terjadi."Ini adalah keputusan yang salah, aku harus memilih jalan hidupku sendiri, Emilio aku akan mendapatkan mu kembali," b
Ditempat yang sangat indah, pulau Bali, pulau dewata yang terkenal berbagai keindahan alamnya, tempat yang membuat semua pengunjung terpesona.Pulau yang terkenal dengan seribu pura itu, menjadi tempat pilihan Alzena untuk berbulan madu dengan sang suami.Udara cerah dan sepoi sepoi angin yang membelai tubuh mungil Alzena, kala ia sedang memperhatikan betapa indahnya pemandangan dihadapannya saat ini.Disebuah resort yang terpampang langsung dengan pantai, menjadi tempat beristirahat untuk Alzena dan Emil.Wajah ayu itu tampak tersenyum, bahagia memperhatikan pemandangan luar biasa, yang membuat matanya enggan berkedip.Sementara Emil, yang perlahan berjalan mendekat, pada sang istri yang berdiri melipat tangannya di dada, pandangannya terus tertuju pada ombak bergulung dan beberapa wisatawan bermain skateboard disana.Tanpa bersuara, Emil yang perlahan meraih tubuh itu dan mendekapnya dari belakang, hingga membuat Alzena terkeju
Pagi ini, cahaya matari menyeruak memasuki celah jendela kamar, membuat Alzena mengerjap ngerjapkan kedua matanya.Jarum jam menunjukan pukul 08:30. Kini pandangan matanya tertuju seorang laki laki bertubuh kekar bertelanjang dada yang masih tertidur pulas di sebelahnya.Bibirnya kini tersenyum, kala ia perhatikan wajah tampan itu terpejam, memandang wajah nya membuat hati dan jiwa Alzena tenang. Tak menyangka jika sekarang Alzena sudah melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.Membuat sang suami bahagia lahir dan batin adalah kewajiban yang harus seorang istri lakukan, salah satunya memberinya kenikmatan atas haknya.Perlahan tangan Alzena kini meraih wajah tampan Emil, membelainya dengan lembut dengan pandangan penuh kasih sayang, rasanya rasa cinta yang datang pagi ini semakin besar dari biasanya. Terasa sedang dibelai, perlahan Emil pun membuka mata, ia dapati wajah ayu sang istri dekat dihadapannya."Selamat pagi," sapa
"Sabrina, you need to start now. Send that important file to my Email. Ask me to be careful that your husband doesn't suspect anything.""Yes, I will do as you ask, but after we return, just wait for my results and please be patient.""Oh my God, I forgot that you are in Bali, so please do as I say after you return.""You can rest assured, Surya's company will be destroyed after this, and success will be in your hands."Berikut penggalan percakapan antara Sabrina dengan Aland rosewood. Yang hendak memulai kerja samanya untuk mencuri data penting dari perusahaan Surya.Alasan apa yang membuat Aland melakukan itu? semua karena kekayaan, demi kesuksesan perusahaannya Aland menghalalkan segala cara.Jika sudah seperti ini, rasanya Aland bukan hanya sebagai pemimpin perusahaan, melainkan sebagai mafia berdarah dingin, yang selalu bermain curang demi keberhasilannya.Tiba tiba.."Sabrina."Terdengar suara Sur
Setelah meminum minuman yang diberikan Sabrina pada nya, entah reaksi apa yang ia rasa saat ini. Tubuhnya seketika bergetar, gerah, dan rasa sakit dikepala yang kini menghampiri.Menahan rasa itu Surya tampak memejamkan matanya, membuat Sabrina menepuk dahi.Pandangan Surya yang semakin lama rasanya semakin tidak jelas, buram dan terdapat rasa aneh pada bagian sensitif nya.Saat ini rasanya ingin sekali merengkuh tubuh molek milik wanita yang tidak lain adalah istrinya itu, rasa yang hampir tak dapat tertahan, membuat Surya dengan cepat meraih tangan Sabrina dan mendekap tubuhnya.Sementara Sabrina yang kini sadar akan reaksi apa yang terjadi pada sang suami, ini adalah reaksi dari obat yang telah ia siapkan untuk Emil, namun sayang karena kelalaiannya justru obat itu malah tertelan oleh Surya.Ingin memberontak dan berlari sejauh mungkin dari Surya, namun apa daya cengkraman tangan laki laki itu bukan tandingan Sabrina, genggamannya terlalu k