Home / Romansa / Dosen Killer Itu Suamiku / Bab 31, Keras Kepala Zera

Share

Bab 31, Keras Kepala Zera

Author: Indah Idris
last update Last Updated: 2022-12-24 15:31:59

Saat ini Azham masih berada di rumah sakit sendirian menunggui Zera diperiksa oleh dokter. Ryan sudah sejak lima belas menit yang lalu berpamitan pada Azham untuk ke rumah Kia.

Sudah sejak tadi Kia menunggunya, dan Ryan tidak boleh membiarkan kekasihnya itu semakin kesal padanya. Apalagi, sejak dulu, Kia—kekasih Ryan sama sekali tidak menyukai Zera.

Azham juga tidak menahan Ryan, dan membiarkan sahabatnya itu untuk segera menemui kekasihnya dan meredakan kemarahan kekasih Ryan.

Azham masih menunggu belum ingin meninggalkan Zera sebelum melihat kondisi sahabatnya itu. Juga sebelum keluarga Zera datang.

Azham sudah menelfon adik Zera memberitahu keberadaan dan kondisi Zera. Dan kata adiknya sebentar lagi dia akan datang.

Azham menghela nafas kasar, ia mengusap wajahnya kasar. Raut wajahnya sudah sangat jelas menjelaskan betapa kacaunya hati dan pikirannya saat ini.

Azham menyandarkan kepalanya di tembok rumah sakit dan mendongak menatap ke langit-langit rumah sakit. “Kenapa bisa se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Melin H
pergilah zam, sebelum semuanya menjadi bumerang buatmu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 32, Azham Kembalilah

    Melisa berjalan menuruni tangga hendak ke dapur. Tenggorokannya terasa kering dan ia ingin minum. Melisa mengernyitkan kening saat melihat Riana dan Fitri masih berada di ruang tengah sedang mengobrol. Seolah mereka tidak kehabisan topik. Namun, bukan itu yang membuat Melisa mengernyit bingung, tapi ia tidak melihat Azham di sana. Melisa mengira Azham berada di ruangan itu bersama dua orang itu. Karena Melisa mencarinya di kamar mandi, tetapi pria itu tidak ada. Melisa ke balkon saat Azham masuk ke kamar mandi untuk mandi. Tetapi, baru sebentar ke balkon dan kembali lagi. Azha sudah tidak ada. Melisa mengira Azham di sana, tetapi ternyata tidak ada. Lalu, ke mana Azham. “Pak Azham di mana, ya? Kok, di mana-mana nggak ada?” gumamnya pelan. Melisa yang penasaran melupakan niatnya turun ke lantai dua. Ia malah menghampiri dua perempuan itu. Fitri dan Riana tersenyum ke arah Melisa saat menyadari kedatangan gadis itu. “Ibu, Mama, masih di sini?” Riana tersenyum seraya mengangguk. Me

    Last Updated : 2022-12-27
  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 33, Keanehan Melisa

    POV AZHAM Aku membelokkan mobilku masuk ke garasi rumah Mama. Turun setelah memarkirkannya juga mengunci otomatis. Berjalan masuk ke dalam rumah. Pikiranku kacau. Berkali-kali aku menghela nafas meyakinkan diriku kalau yang menimpa Zera bukan salahku, tapi tetap saja. Rasa bersalah itu tetap ada. Aku mengusap wajahku kasar. Mungkin benar mungkin salah. Mungkin salahku juga mungkin tidak. Ah, entahlah. Kepalaku pusing memikirkannya. Juga lapar. Mama dan Ibu yang ternyata masih duduk di ruang tamu menoleh saat aku mengucap salam. “Azham, dari mana saja? Mertuamu sudah lapar karena menunggumu,” omel Mama menyambutku. “Maaf, Ma, Bu. Gara-gara Azham kalian jadi menunggu,” kataku seraya menyalami keduanya secara bergantian. “Harusnya, kalian tidak usah menungguku pulang.” Aku duduk di sofa tiga. Ibu menggeleng seraya tersenyum. “Tidak apa-apa, Zham. Ibu juga belum terlalu lapar, kok. Lagian, enak kalau kita makan bareng.” Aku membalas senyumnya seraya mengangguk. “Memang kau dari mana

    Last Updated : 2022-12-30
  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 34, Rengekan Zera

    Azham dan Melisa sudah bersiap. Hari ini, mereka akan pergi berbulan madu di Bali. Azham memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil.Melisa duduk di kursi yang ada di tera rumahnya. Perasaannya kacau. Ia tidak ingin pergi, tapi ia tidak bisa menolak. Sebenarnya, bisa. Akan tetapi, ia tak memiliki alasan yang tepat saja. “Melisa,” panggil Azham. Sontak Melisa menoleh ke arahnya. “Ya, Pak. Ada apa?” tanyanya pelan dengan raut wajah masam. “Ck, sejak tadi dipanggil diam saja. Ayo, pergi sekarang sebum ketinggalan pesawat, dan Mama akan mengomel.” Melisa menghela nafas kasar. “Baru tahu aku kalau ternyata Pak Azham seceret ini,” gumam Melisa pelan seraya beranjak dan mendekat. “Aku tidak akan ceret kalau kau tidak menyebalkan.” Ternyata, Azham mendengarnya. Melisa melirik Azham takut seraya tersenyum kecut. Azham hanya memutar bola mata jengah. “Pak Azham mendengarnya!?” Melisa menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Azham memutar bola mata jengah. “Menurutmu?” Melisa han

    Last Updated : 2023-01-02
  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 35, Zera Yang Rela Berdarah-darah Demi Cinta Azham

    Azham dan Melisa sudah sampai di bandara. Sebentar lagi pesawat mereka akan lepas landas. Saat Melisa dan Azham ingin menuju pesawat, tiba-tiba ponsel Azham berdering menghentikan langkah mereka. Nama Ryan yang tertera di ponselnya saat Azham meraih di dalam saku celananya. “Halo...” “Halo, Zham. Kamu di mana?” tanya Ryan di seberang sana. “Di bandara, Yan. Ada apa?” “Bandara? Kamu akan ke mana? Perjalanan bisniskah?” “Ah, ke bali. Bukan, bukan perjalanan bisnis. Ini perjalanan biasa untuk aku dan Melisa,” jelas Azham. “Honeymoon?” tebak Ryan. “Ya, mungkin begitulah.” Azham melirik Melisa yang berdiri di sampingnya yang sedang mendengar tanpa minta. “Ada apa menelfonku?” tanya Azham kemudian. “Ah, iya, aku sampai lupa. Aku hanya ingin mengajakmu untuk ke rumah sakit menjenguk Zera, tapi kalau kau sudah akan berangkat. Ya, sudah. Biar aku saja,” terang Ryan. Azham terdiam sebentar. Harusnya, Azham memang berada di rumah sakit menjenguk sang sahabat. Akan tetapi, kondisi saat i

    Last Updated : 2023-01-04
  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 36, Bali

    Leon beranjak berdiri dari sofa yang ada di ruangan tempat Zera di rawat. Ia menghampiri sang kakak. Yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Semenjak kepulangan Ryan—sahabat Zera. Leon dapat melihat perubahan mimik wajah Zera yang murung. Bahkan, tatapannya terlihat sendu. “Ada apa, Kak?” tanya Leon sembari duduk di kursi samping ranjang Zera. Zera tersentak dari lamunannya mendengar pertanyaan Leon. “Ah, ya, Leon. Ada apa?” “Ck, aku bertanya, Kak. Ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran, Kakak?” ulang Leon. “Tidak! Tidak ada, Leon.” Zera memaksakan senyumnya ke arah Leon seraya menggeleng. “Benarkah?” tanya Leon lagi dengan alis terangkat sebelah. “Kenapa aku merasa Kakak menyembunyikan sesuatu?” tebak Leon. “Ck, aku sudah bilang tidak ada, Leon. Sudahlah, jangan mengkhawatirkanku secara berlebihan,” ucap Zera seraya memalingkan wajahnya. “Bagaimana bisa aku tidak mengkhawatirkanmu. Sedangkan, kau Kakakku!?” Zera hanya menghela nafas kasar tanpa berniat untuk

    Last Updated : 2023-01-11
  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 37, Trauma Melisa Kambuh

    Kening Azham mengerut saat melihat Melisa menatap keluar jendela dengan tatapan tidak biasa. Nafas Melisa juga tidak seperti biasa, ia terlihat seperti orang sesak nafas. Wajah Melisa sudah pucat. Matanya berkaca-kaca, membuat Azham panik. “Melisa, ada apa?” tanya Azham seraya menyentuh pundak gadis itu, tapi Melisa sama sekali tidak bergeming. Tatapannya lurus ke depan dengan tatapan seperti orang yang sangat ketakutan. Tubuh Melisa bergetar, dan Azham baru menyadarinya saat menyentuh pundak istrinya itu. Azham lalu mencoba menarik Melisa menghadapnya. “Hei, kamu kenapa? Ada apa, huh?” Azham mencoba untuk membuat Melisa tersadar, tapi gadis itu malah menangis dengan tubuhnya bergetar hebat. Azham sungguh cemas dibuatnya. Melisa menangis seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Azham mencoba membuka tangan Melisa dari wajahnya dengan terus bertanya ada apa. Akan tetapi, Melisa sama sekali tidak menjawab pertanyaan Azham, dan hanya mengatakan. “Ini tidak mungkin. Tidak mung

    Last Updated : 2023-01-11
  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 38, Keras Kepala

    Melisa sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit setelah Melisa merengek pada Azham untuk dibawa pergi dari rumah sakit. Meski harus mengeluarkan jurus jitu, Melisa juga mengalami sedikit kendala dalam membujuk Azham. Sebab, Azham bukan orang yang mudah untuk dibujuk. Namun pada akhirnya, Azham pun luluh, tidak tega melihat Melisa yang gerus menangis. Dan terlebih Azham sedang melindungi kesehatan telinganya, mendengar suara teriakan dan rengekan Melisa yang menyakitkan telinga. “Tuan, maaf. Kita akan ke—““Kita cari hotel lain, Aji.” Azham segera menyela saat tahu apa yang akan dikatakan Aji sang sopir. “Baik, Tuan.”Melisa melirik Azham yang memandang ke depan dengan tampang favoritnya. Datar. Melisa mendesah lega saat Azham memilih untuk tidak kembali pada hotel tersebut. Kalau tidak, Melisa pastikan kalau dirinya akan berakhir di rumah sakit lagi. Melisa kemudian kembali menatap keluar jendela, ia tidak menyangka akhirnya ia kembali ke tempat yang telah membuatnya trauma begit

    Last Updated : 2023-01-20
  • Dosen Killer Itu Suamiku   Bab 39, Azham Yang Kegerahan

    Leon sudah membawa Zera ke ruangan di mana Zera di rawat. Leon membantu membaringkan Zera dengan mengangkat kakak ke atas ranjang rumah sakit. Zera masih dengan raut wajahnya yang datar. Leon menghela nafas kasar. Dia kemudian duduk di kursi di samping tempat tidur Zera. “Leon,” panggil Zera pelan tanpa melirik Leon. “Ya, Kak. Ada apa, apa Kakak membutuhkan sesuatu?” tanya Leon menghampirinya. “Bisa kamu tinggalkan Kakak di sini sendirian?” “Tapi, Kak—““Please, Kakak mohon, Leon.” Leon mengusap wajahnya kasar, lantas dia pun mengangguk mengiyakan. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti keinginan Zera saat ini. Tidak ada juga gunanya untuk melawannya, yang ada Zera akan semakin terguncang. “Baiklah, Kak. Tapi kalau ada sesuatu, silahkan panggil Leon segera, ya.” “Hmm....” Hanya itu yang keluar dari mulut Zera. Leon pun pergi meninggalkan Zera sendirian di dalam kamar. Leon menutup pintu ruangan Zera seraya mendesah kasar. “Aku harus bagaimana?” gumamnya pelan. Sementara, di

    Last Updated : 2023-02-07

Latest chapter

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Cinta Sepihak

    Tidak sedikit orang yang sedang merasakan risau di hatinya lari ke pantai, pasti pantai adalah opsi pelarian paling tepat menurut mereka. Di sana mereka bisa menikmati deru ombak yang sesekali akan menabrakkan diri ke kaki, dan hal itu sangat menyenangkan. Bermain dengan ombak membuat gelisah sedikit berkurang. Begitulah yang saat ini terjadi pada Melisa, dia terlihat begitu nyaman berada di tempat ini. Azham tersenyum melihat keceriaan kembali terpancar di wajah sang istri. Setelah sempat murung beberapa hari, dan terlihat terus ketakutan serta cemas berlebihan atas apa yang menimpanya beberapa hari yang lalu. “Pak!!” seru Melisa membuat Azham tersentak dari lamunan. “Ayo, sini. Ini sangat menyenangkan,” ajak Melisa. Azham tersenyum lalu mengangguk sembari berjalan ke arah Melisa yang tengah memperhatikannya. “Kau menyukainya?” tanya Azham saat sudah berada di dekat Melisa. Dia membiarkan kaki dan celananya basah. “Hmm ...,” jawab Melisa dengan mengangguk sembari kembali menatap

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Pengaruh Cinta

    POV Author “Kenapa bisa begini, Rian?” tanya Azham sambil matanya tidak lepas dari seorang gadis dengan menggunakan pakaian serba putih.Gadis itu duduk di sebuah brankar rumah sakit. Tangannya diikat di masing-masing sudut ranjang tersebut. Dia terus saja meronta ingin melepaskan ikatan di tangannya, berteriak tidak jelas. “Entahlah, Zham.” Rian mendesah seraya memalingkan wajahnya ke arah lain. Tidak sanggup dengan pemandangan di depannya. “Zera sepertinya depresi atas kepergian Leon.” Azham berbalik menghadap Rian mengalihkan pandangannya dari Zera. Ya, gadis yang ada di dalam ruangan yang cukup sempit itu, adalah Zera—sahabat Azham—juga Rian. Kedua pria itu sedih melihat kondisi Zera yang begitu menyedihkan. Memang kehilangan adalah salah satu penyebab luka yang paling dalam. Saking dalam luka yang dialami Zera, gadis itu sampai kehilangan akal sehatnya. Hingga terpaksa dirinya berada di tempat ini, yaitu rumah sakit jiwa. Rian dan kerabat dekat Zera memutuskan untuk memasukk

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Azham Penipu

    POV Melisa “Saya sudah siap, kota ketemu di sana saja.” Samar-samar dapat aku dengar suara Pak Azham dari dalam kamar. Dia sedang berbicara dengan seseorang di telfon. “...”“Tidak, saya berangkat sendiri.” Kulihat dari sela pintu yang sedikit terbuka, Pak Azham berjalan ke arah meja rias. Membetulkan dasinya dengan satu tangan, satunya lagi dipakai memegang ponsel yang menempel di telinganya. “Melisa masih masa pemulihan. Lukanya memang sudah mengering, dan bahkan sudah hampir sembuh. Hanya saja ....” Pak Azham terdiam sejenak dengan gerakan tangannya, pun ikut berhenti. Tatapannya lurus pada cermin di depannya. Aku tidak tahu, apa yang sedang dipikirkan olehnya. Yang aku tahu, dia membuang napas kasar. “Traumanya pasti belum sembuh. Apa yang dilakukan Zera kepadanya, dan apa yang dia saksikan hari itu ... pasti akan sangat membekas di ingatannya.” Pak Azham menarik napas dalam. Kepalanya tertunduk sebentar, lalu kemudian mendongak menatap wajahnya di cermin. “Saya masih ragu mem

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Membisu

    POV Melisa Aku, Mama, Ibu dan Pak Azham berjalan bersama-sama menuju parkiran rumah sakit. Setelah hampir seminggu aku dirawat di rumah sakit ini, akhirnya bisa terbebas juga. Aroma obat khas rumah sakit yang selalu mampu menghilangkan nafsu makanku. Kini tak akan lagi aku rasakan setelah kembali ke Makassar. Pak Azham memasukkan tas dan beberapa barang-barang ke dalam bagasi mobil. Setelahnya, dia berpamitan kepada Mama dan Ibu. Begitupun denganku. Setelah dari rumah sakit, kami akan segera ke bandara. Hari ini juga kami akan kembali ke Makassar. Namun, hanya kami. Karena Mama dan Ibu masih akan menetap beberapa hari di Bali. Katanya, ingin berlibur sejenak mumpung masih berada di sini. Sehingga aku dan Pak Azham pun tidak keberatan membiarkannya tetap menetap. Lagian, Ibu juga sudah lama sekali tidak pergi berlibur. Jadi, biarlah. “Kalian yakin nggak apa-apa kalau kami tetap di sini?” tanya Ibu memastikan. “Ibu nggak enak,” ujarnya lagi dengan pelan. “Nggak enak kenapa, Bu?” ta

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Harapan Azham

    “Ada apa?” tanya Azham kala melihat Melisa sering curi-curi pandang ke arahnya, yang tengah duduk di kursi dengan laptop di atas pangkuannya. “Sejak tadi kuperhatikan kamu sering melirikku. Apa kamu butuh sesuatu?” Melisa sontak salah tingkah kala Azham mengetahui dirinya sering mencuri pandang ke arah pria itu. Melisa tidak mengerti bagaimana bisa Azham tahu kalau Melisa melakukan itu, padahal sejak tadi gadis itu perhatikan Azham sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari laptop di pangkuannya itu. Aneh, pikir Melisa. “Enggak,” jawab Melisa menggelengkan kepalanya dengan kuat. Berusaha meyakinkan Azham kalau yang pria itu pikirkan itu salah. Dirinya tidak melakukan hal seperti yang dituduhkan Azham. “Siapa bilang saya curi-curi pandang ke Bapak? Ngacoh,” elak Melisa dengan raut salah tingkah. Azham yang masih belum mengalihkan pandangannya ke arah laptop tersenyum mendengar jawaban Melisa, yang terdengar sedang berusaha mengelak apa yang Azham katakan. “Benarkah? Padahal seja

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Melisa Yang Konyol

    Azham masuk kembali ke ruangan Melisa setelah mengantar mama dan ibu mertuanya ke parkiran. Melisa menoleh kala mendengar suara derit pintu. Tatapan mereka bertemu untuk beberapa saat sebelum Melisa memutus kontak mata dengan Azham. Pria itu melangkah perlahan mendekati brankar Melisa. Mereka terlihat masih sangat asing. Meskipun, beberapa waktu yang lalu saat kejadian penculikan dan ditemukannya Melisa. Azham sempat mengungkapkan ketakutannya terhadap keadaan sang istri. Namun, sekarang situasi kembali semula. “Mama sama Ibu sudah ke hotel?” tanya Melisa tanpa menatap Azham yang duduk di sampingnya. “Nggak Bapak antar?” Azham menghela napas kasar, dia tidak tahu apakah Melisa hanya berbasa-basi atau memang tidak tahu. Padahal, saat Diana mengatakan sudah memesan tiket pesawat sekaligus hotel Melisa tidak sedang tertidur. Juga tidak sedang dalam keadaan tidak sadar. Gadis itu bahkan memperhatikan wajah Diana saat berbicara. Akan tetapi, kenapa sekarang malah bertanya pikir Azham.

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Diana Vs Azham

    “Jangan bangun dulu.” Azham dengan cepat membantu Melisa kembali berbaring, kala melihat gadis itu mengangkat kepala hendak duduk. “Kata dokter, kamu masih butuh banyak istirahat.” Melisa yang masih lemas terpaksa kembali membaringkan tubuhnya. Padahal, dia sudah merasa pegal kalau harus terus terbaring seperti saat ini. Dia tidak punya cukup tenaga untuk berdebat dengan Azham. “Apa kamu butuh sesuatu? Katakan saja,” pinta Azham. “Mau makan, minum atau apa?” tanyanya kepada Melisa yang hanya menatapnya. Hening. Tidak ada suara yang keluar dari mulut gadis itu. Hanya ada gelengan kepala begitu pelan. Azham mengerti Melisa saat ini pasti masih sangat lemas. Suara Melisa hanya terdengar saat pertama kali siuman. Setelahnya, tidak ada lagi. Azham kemudian diam, dia duduk di kursi yang ada di samping ranjang Melisa. Membiarkan Melisa untuk beristirahat. Tidak lagi memberondong istrinya itu dengan pertanyaan-pertanyaan. Di saat mereka sedang berada di situasi hening, tiba-tiba pintu ru

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Ego Fitri

    “Di mana ruangan Melisa, Di? Aku sudah tidak sabar bertemu dengannya.” Fitri mencecar Diana untuk segera membawanya ke ruangan Melisa berada. “Kata Rian, Melisa berada di ruangan yang ada di lantai dua. Nomor kamarnya kalau nggak salah 201.” Diana dan Fitri yang mengetahui keadaan Melisa lantas bergegas ke Bali. Mereka tidak lagi ingin menunggu berita burung. Sehingga mereka pun segera memesan tiket penerbangan hari itu juga.Kedua wanita paruh baya itu bergegas ke resepsionis untuk bertanya ruangan Melisa. Setelah mereka sudah mengetahuinya. Lantas segera menuju ruangan gadis itu berada. Di saat keduanya hampir menemukan ruangan Melisa. Tidak sengaja mereka bertemu Rian dan Zera yang hendak kembali ke Makassar untuk pemakaman Leon. Fitri dan Diana yang sedang geram kepada Zera, karena telah menyeka dan menyiksa Melisa hingga membuat gadis itu kini terbaring tak berdaya di rumah sakit. Membuat emosi kedua wanita itu tersulut ketika melihat gadis itu. Keduanya bersama-sama menghamp

  • Dosen Killer Itu Suamiku   Kepergian Leon

    Seorang gadis cantik dengan bulu mata lentik yang di wajah dan hampir seluruh tubuhnya dipenuhi luka terbaring tak berdaya di atas brankar rumah sakit. Di samping brankar itu seorang pria duduk di sana sambil menggenggam tangan sang gadis. Menunggu kesadaran gadis itu segera didapatinya. Sudah beberapa jam gadis itu menutup mata rapat tanpa tahu kapan akan membukanya. Padahal dokter sudah mengatakan kepada pria itu kalau sebentar lagi dia akan tersadar. Namun, karena begitu khawatir pada sang gadis. Pria itu merasa waktu beberapa menit sangatlah lama. Tangan gadis itu terpasang selang infus, hidungnya terpasang selang bantu pernapasan. Juga beberapa bagian tubuhnya terpasang alat yang entah fungsinya untuk apa. Pria itu tidak tahu. Yang dia tahu kondisi gadis itu sedikit memburuk akibat di sekap, lalu disiksa. “Melisa, tolong buka matamu. Jangan buat aku khawatir seperti ini,” ucap Azham dengan suara bergetar masih menggenggam tangan Melisa. Ya, gadis di atas ranjang rumah sakit i

DMCA.com Protection Status