Share

[303] Hi, Love..

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-24 19:33:50

Ketika pintu ruang kerjanya dibuka tanpa ketukan, Jesika mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

“Pantes kok belom nangkring di ruangannya Papa. Masih kerja to ternyata.” Ucap Kamarudin melihat putrinya belum bersiap untuk pulang.

Gadis itu masih berada dibalik meja kerjanya, bertemankan secangkir kopi yang uapnya mengepul tersapu oleh angin pendingin ruangan.

“Ayo, Kak.. Udah jam segini loh.”

“Papa.. Papa duluan aja deh. Nanggung banget soalnya, Pah.”

“Dilanjutin di rumah kan bisa, Kak. Mama kamu ntar ngomel kalau Papa pulangnya nggak bareng anak gadisnya.”

Semenjak kepergian Josephin, tidak ada lagi orang yang Anya percayai untuk menjaga Jesika. Baik-buruk menghilangnya anak itu memang terasa sangat kental. Alhasil, karena berada di satu tempat kerja yang sama, Kamarudin lah yang mendapatkan tugas sebagai bodyguard si sulung.

Jesika pun terkekeh. “Nggak bakalan, Pah. Biar Eci chat Mama. Beneran nanggung ini. Kalau di-log out bisa-bisa Eci ngulang dari awal lagi.”

“Papa tungguin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Liam
Hi juga Love Ayo Up thor I waiting 4 U
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
blom up lg thor......
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
ayo thor.... semangat........ up nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [304] The Dream that Came True

    Josephin bangkit dan berlari menyambangi tempat dimana Jesika berdiri. Ia membekap mulut Jesika menggunakan satu tangannya. “Ssst!! Jangan teriak,” ucapnya, tidak sebagai permohonan. Suaranya yang tegas dan dalam lebih cocok disebut dengan perintah. Meski Josephin yakin papanya tidak akan mendengar teriakkan Jesika, tapi bukan reaksi seperti ini yang ia harapkan akan dikeluarkan, oleh kekasih yang lama tidak dirinya temui. “Emp-Emp! Yep-pash!” pinta Jesika, meronta. “Aku lepasin tapi janji jangan teriak?” tawar Josephin. Pemuda itu melonggarkan bekapannya. Ia tidak akan melepaskan tangannya sebelum Jesika mau berjanji. Kedua orang tua mereka belum mengetahui perihal kepulangannya ke Indonesia. Jangankan kedua orang itu, Kamasea yang tinggal bersamanya saja tak ia beritahu. Sang adik pasti mengira jika dirinya masih menunggu dengan sabar di dalam penthouse mereka. Cih! Memang siapa yang bisa bersabar jika ditinggalkan, sedangkan adik perempuannya pergi berlibur seolah tengah ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [305] Tonight is going to be Wonderful

    “Abang kayaknya juga mau nyicil, biar pas nikah nanti nunggu baby-nya nggak kelamaan.” “Go to the hell, Josephin Hasan! Busuk sana kamu di neraka!” Anya memeluk erat sulungnya yang terindikasi akan dibombardir kesuciannya oleh si buaya buntung. “ini demi bertambahnya keturunan kita, Mah.” Oceh Josephin tak hentinya menyulut emosi sang mama. “MATAMU!” maki Anya. Setelah pembicaraan yang membangongkan itu selesai, Kamarudin terus mencoba menghubungi putri kesayangannya. Lelaki itu bahkan sudah menyebar para tenaga kerjanya untuk melacak keberadaan sang putri. Ia berusaha dengan sangat gigih supaya putrinya segera ditemukan dan pulang secepat mungkin ke Indonesia. Sedangkan Anya, perempuan itu memindahkan kamar Jesika yang semula berada di lantai atas, kini tepat disamping kamarnya dengan Kamarudin. Hal tersebut ditujukan untuk berjaga-jaga, meminimalisir jika seandainya Josephin benar-benar kehilangan kendali lalu menghamili Jesika sebelum putri mereka disahkan secara agama dan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [306] Anak dan Ibu Sama-Sama Beraksi

    “Parkir agak jauhan dari lokasi, Din!” Anya melakukannya supaya kedatangan mereka tak terdeteksi oleh Michellion. Anak itu pasti akan langsung kabur sebelum mereka berhasil menangkapnya. “Disini?” “Kejauhan! Gempor kaki aku ntar..” Kamarudin menipiskan bibirnya. Ngajak guyon istrinya! “Disitu tuh, deket DPC!” “DPC apa, Babe?” “Dibawah pohon cemara, Pak Udin! Masa gitu aja lupa sih.” Duh! Usia memang tidak bisa menipu. Padahal dulu ketika mereka muda, laki-laki itu sering sekali mengusirnya menggunakan singkatan yang malam ini sedikit ia modifikasi. Ia hanya mengganti kata belakang, yang semula ‘rindang,’ menjadi jenis pohon ditempat yang ingin ia tuju. “Oh,” jawab Kamarudin, singkat. Menuruti permintaan sang istri, Kamarudin memakirkan mobilnya tak jauh dari pohon yang Anya sebutkan. Untuk menemukan arena balap liar yang sempat menjadi alasan tertangkapnya si bungsu, mereka harus berjalan setidaknya beberapa meter dari mobil yang mereka parkiran. Keduanya berjalan beriring

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [307] Don't Touch Me, Josephin!

    Jesika menggeliat ditempat duduknya. Gadis itu merasa tak nyaman sebab tubuhnya perlahan-lahan merasakan rasa panas yang membakar dari dalam. Setelah sedikit berbincang dengan Josephin, anak itu menolak pengusiran yang Jesika lakukan. Josephin bersikeras untuk tetap tinggal, menggunakan tawaran menonton film supaya Jesika luluh dan tidak mengusirnya. Alhasil, keduanya pun menonton film Korea terbaru di kamar Jesika. Sepanjang film tersebut diputar, Jesika tidak merasakan adanya keganjilan. Josephin bersikap baik. Anak itu tak berusaha melakukan skinship berlebihan seperti sebelumnya. Namun mendekati detik ke 25, perasaan tak nyaman mulai muncul. Detik demi detik selanjutnya, hawa dingin yang terpancar dari mesin pendingin ruangan tak lagi bisa Jesika rasakan. “Jo..” “Yes, Love?” Seringaian yang terpatri setelah Josephin menjawab panggilannya pun menyadarkan Jesika— bahwasannya, benar-benar ada sesuatu yang salah, yang telah terjadi disekitarnya. “Kam-Kamu apain aku, Jo?” Dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [308] Andweeee!!!

    “Langsung pulang ke rumah! Jangan mikir buat kabur ke rumah Opa atau Mama miskinin kamu sampe tujuh turunan! Kita pantau kamu dari belakang!” “Ya-ya-ya!” jawab Michellion, tak sepenuh hati. Anak itu tahu kalau ancaman tersebut hanyalah tong kosong yang tak akan pernah dilakukan oleh sang mama. Mana mungkin mamanya tega memiskinkan dirinya. Ia kan harus menghidupi anak sahabat mamanya ketika mereka dewasa nanti. Gengsi-lah, Bray! Masa anak seorang Anya Calista menjadi beban keluarga lain sih?! Ya malu dong! Opa buyutnya yang terbaring damai di pemakaman elit, bisa-bisa bangkit dari alam baka! Bugh! “yang bener jawabnya!” amuk Anya, lengkap dengan tempelengan tangannya ke kepala si bungsu. “Iya, Mah! Kapan pulangnya sih ini?!” Michellion ingin cepat-cepat meninggalkan tongkrongannya. Semakin lama mereka tinggal, harga dirinya sebagai ketua geng pun anjlok ditangan mamanya sendiri. Melakukan perlawanan pun percuma. Selain membawa alat, kebar-baran mamanya bertambah dua kali lip

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [309] See You, Bro!

    “Udin, Cintakuuuuu!!”Anya berlari setelah terjun payung dari atas mobilnya. Ia tergopoh-gopoh menghampiri Kamarudin yang berada di bahu jalan. Dibelakangnya, Michellion menyalip langkah kaki Anya.“Pah, Papa nggak apa-apa?!”“Argh! Minggir, kamu! Mama dulu yang tanya!” amuk Anya sembari mendorong tubuh Michellion agar menyingkir.“Sayang, cintaku.” Anya menangkup pipi Kamarudin yang telah melepaskan helmnya. “Kamu nggak kenapa-napa kan? Nggak keserempet kan tadi?” Pikirannya tentang bagaimana nasib sang putri di rumah pun menghilang layaknya buih yang pecah tersapu angin.Kamarudin mengangguk. “I’m okay, Babe..” Kamarudin turut meletakan telapak tangannya pada pipi kanan istrinya.“Nggak terjadi apa-apa. Aku cuman kaget aja. Untungnya respon aku cepet tadi,” ucap Kamarudin agar kekhawatiran Anya terhadapnya bisa berkurang.“Woi! Kalau bawa motor tuh yang bener! Lo kira jalanan punya nenek moyang lo?!”Rupanya tidak hanya Anya dan Michellion yang menghampiri lokasi menepinya Kamarudin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [310] Pastikan Josephin Tetap Bernyawa

    Semakin mendekati gerbang kediamannya, Anya semakin merasakan perasaan tak enak dalam hatinya. Entah apa yang terjadi, tapi satu yang pasti, saat ini pikirannya selalu tertuju pada anak pertamanya. ‘Ada apa ya?’ batin Anya, gelisa. Dadanya terasa sesak, seolah sesuatu tengah menghimpit organ pernapasannya. Hal itu membuatnya beberapa kali melakukan remasan dari luar pakaian tidurnya. Dibalik roda kemudi, Kamarudin menekan klakson, meminta seseorang untuk membukakan gerbang rumahnya. Ia menurunkan kaca mobil, lalu melaju pelan, memasuki kediamannya. “Malam, Pak, Bu! Selamat datang di rumah!” Petugas keamanan memberikan hormat, menyambut kedatangan ketiganya. “Makasih, Pak.” Ucap Kamarudin, sebelum kembali menutup kaca mobilnya. Ketika mobil berhenti di pekarangan rumah, wanita yang diliputi kegelisahan itu pun bergegas turun tanpa kata. Ia mengelonyor pergi, meninggalkan anak serta suaminya. Langkah kaki Anya begitu lebar. Ia berjalan secepat yang dirinya bisa untuk sampai di depa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [311] Kesempata Kedua untuk Jo?

    Nasib Josephin benar-benar tragis. Disaat pemuda itu berjuang melewati masa kritisnya, nyatanya tidak ada satu pun anggota keluarga yang menemani. Josephin hanya bertemankan Surti, pengasuh yang untungnya masih mempunyai hati nurani untuk menjaga anak asuhnya.Surti sendiri pun tak dapat bersikap lancang dengan menghubungi sanak family lain, seperti kakek atau pun paman anak majikannya. Meski iba terhadap kondisi Josephin, Surti takut jika permasalahan yang belum terbuka itu, terbongkar dari mulut orang yang tidak semestinya bicara. Bukan kapasitasnya untuk mengambil tindakan sebelum perintah diturunkan oleh sang majikan.Sekarang, yang bisa Surti lakukan hanyalah menunggu instruksi selanjutnya. Tentunya juga sembari menjaga majikan tersayangnya.“Mas Jo, kenapa harus sejauh itu, Mas?” monolog Surti sembari menatap Josephin yang terbaring di atas ranjang pesakitan.Pukulan yang diterima Josephin berakibat cukup fatal. Terlambat sedikit saja, dokter mengatakan jika nyawanya bisa teranc

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19

Bab terbaru

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status