Share

[308] Andweeee!!!

Author: qeynov
last update Last Updated: 2024-03-14 19:09:20
“Langsung pulang ke rumah! Jangan mikir buat kabur ke rumah Opa atau Mama miskinin kamu sampe tujuh turunan! Kita pantau kamu dari belakang!”

“Ya-ya-ya!” jawab Michellion, tak sepenuh hati.

Anak itu tahu kalau ancaman tersebut hanyalah tong kosong yang tak akan pernah dilakukan oleh sang mama. Mana mungkin mamanya tega memiskinkan dirinya. Ia kan harus menghidupi anak sahabat mamanya ketika mereka dewasa nanti.

Gengsi-lah, Bray!

Masa anak seorang Anya Calista menjadi beban keluarga lain sih?!

Ya malu dong!

Opa buyutnya yang terbaring damai di pemakaman elit, bisa-bisa bangkit dari alam baka!

Bugh!

“yang bener jawabnya!” amuk Anya, lengkap dengan tempelengan tangannya ke kepala si bungsu.

“Iya, Mah! Kapan pulangnya sih ini?!”

Michellion ingin cepat-cepat meninggalkan tongkrongannya. Semakin lama mereka tinggal, harga dirinya sebagai ketua geng pun anjlok ditangan mamanya sendiri.

Melakukan perlawanan pun percuma. Selain membawa alat, kebar-baran mamanya bertambah dua kali lip
qeynov

Mari berbuka dengan yang jeder-jeder

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nur Asma Laili Fitri
iya thor smoga ndak knapa² p' Udin...
goodnovel comment avatar
Liam
Aaaaaa Pa Udin Okay kan thor Jgn sampe Knp” hik hik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [309] See You, Bro!

    “Udin, Cintakuuuuu!!”Anya berlari setelah terjun payung dari atas mobilnya. Ia tergopoh-gopoh menghampiri Kamarudin yang berada di bahu jalan. Dibelakangnya, Michellion menyalip langkah kaki Anya.“Pah, Papa nggak apa-apa?!”“Argh! Minggir, kamu! Mama dulu yang tanya!” amuk Anya sembari mendorong tubuh Michellion agar menyingkir.“Sayang, cintaku.” Anya menangkup pipi Kamarudin yang telah melepaskan helmnya. “Kamu nggak kenapa-napa kan? Nggak keserempet kan tadi?” Pikirannya tentang bagaimana nasib sang putri di rumah pun menghilang layaknya buih yang pecah tersapu angin.Kamarudin mengangguk. “I’m okay, Babe..” Kamarudin turut meletakan telapak tangannya pada pipi kanan istrinya.“Nggak terjadi apa-apa. Aku cuman kaget aja. Untungnya respon aku cepet tadi,” ucap Kamarudin agar kekhawatiran Anya terhadapnya bisa berkurang.“Woi! Kalau bawa motor tuh yang bener! Lo kira jalanan punya nenek moyang lo?!”Rupanya tidak hanya Anya dan Michellion yang menghampiri lokasi menepinya Kamarudin

    Last Updated : 2024-03-16
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [310] Pastikan Josephin Tetap Bernyawa

    Semakin mendekati gerbang kediamannya, Anya semakin merasakan perasaan tak enak dalam hatinya. Entah apa yang terjadi, tapi satu yang pasti, saat ini pikirannya selalu tertuju pada anak pertamanya. ‘Ada apa ya?’ batin Anya, gelisa. Dadanya terasa sesak, seolah sesuatu tengah menghimpit organ pernapasannya. Hal itu membuatnya beberapa kali melakukan remasan dari luar pakaian tidurnya. Dibalik roda kemudi, Kamarudin menekan klakson, meminta seseorang untuk membukakan gerbang rumahnya. Ia menurunkan kaca mobil, lalu melaju pelan, memasuki kediamannya. “Malam, Pak, Bu! Selamat datang di rumah!” Petugas keamanan memberikan hormat, menyambut kedatangan ketiganya. “Makasih, Pak.” Ucap Kamarudin, sebelum kembali menutup kaca mobilnya. Ketika mobil berhenti di pekarangan rumah, wanita yang diliputi kegelisahan itu pun bergegas turun tanpa kata. Ia mengelonyor pergi, meninggalkan anak serta suaminya. Langkah kaki Anya begitu lebar. Ia berjalan secepat yang dirinya bisa untuk sampai di depa

    Last Updated : 2024-03-16
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [311] Kesempata Kedua untuk Jo?

    Nasib Josephin benar-benar tragis. Disaat pemuda itu berjuang melewati masa kritisnya, nyatanya tidak ada satu pun anggota keluarga yang menemani. Josephin hanya bertemankan Surti, pengasuh yang untungnya masih mempunyai hati nurani untuk menjaga anak asuhnya.Surti sendiri pun tak dapat bersikap lancang dengan menghubungi sanak family lain, seperti kakek atau pun paman anak majikannya. Meski iba terhadap kondisi Josephin, Surti takut jika permasalahan yang belum terbuka itu, terbongkar dari mulut orang yang tidak semestinya bicara. Bukan kapasitasnya untuk mengambil tindakan sebelum perintah diturunkan oleh sang majikan.Sekarang, yang bisa Surti lakukan hanyalah menunggu instruksi selanjutnya. Tentunya juga sembari menjaga majikan tersayangnya.“Mas Jo, kenapa harus sejauh itu, Mas?” monolog Surti sembari menatap Josephin yang terbaring di atas ranjang pesakitan.Pukulan yang diterima Josephin berakibat cukup fatal. Terlambat sedikit saja, dokter mengatakan jika nyawanya bisa teranc

    Last Updated : 2024-03-19
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [312] Michellion Menolak Setuju

    Anya tak bisa menyimpan bangkai terlalu lama. Usai Jesika berhasil menyakinkan dirinya tentang keadaannya, Anya pun mengundang seluruh keluarganya untuk berkunjung ke kediamannya.Sepanjang wanita itu bercerita tentang apa yang menimpa kedua anaknya, orang tua dan kakak-kakak iparnya terlihat menahan napas mereka...... raut tak percaya terpatri pada setiap wajah manusia yang mengenal baik pribadi Josephin. Ekspresi mereka seolah menolak untuk mempercayai cerita Anya, mengingat Josephin sendiri sangat menyayangi kakak angkatnya.Namun Anya jelas tak akan merangkai kebohongan, terlebih kebohongan tersebut berdampak besar pada kredibilitas Josephin dan nama besar keluarga mereka.Logikanya— meski Anya tetap tak menyetujui hubungan yang Josephin coba paksakan, sebagai seorang ibu dan penerus Handoyo, Anya tak mungkin menggunakan metode yang mencederai seluruh keluarga.Apa yang Anya sampaikan merupakan fakta dan absennya Josephin dalam pertemuan dadakan yang Anya gagas sudah menjadi bukt

    Last Updated : 2024-03-25
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [313] Pulang Ke Rumahmu Sendiri Sana!

    Mual melanda Kamasea. Mendengar kebodohan kembarannya diceritakan kepadanya, perut gadis itu pun terasa seperti tengah diaduk-aduk sedemikian rupa hingga ia ingin memuntahkan isi perutnya. “How could he do that to Eci?!” Kamasea membekap mulutnya. Sebagai saudara yang pernah berbagi sari-sari makanan yang sama dalam rahim mama mereka, Kamasea pun merasa malu akan kelakuan tak bermoral saudara kembarnya. “I know Abang ngebet kawin, tapi caranya nggak harus gini kan? Eci kan belum pengen sama dia.” Kamarudin terlihat mengela napasnya. “It all happened, terpenting, sekarang kita harus cari jalan keluarnya.. Untuk Eci juga!” tekan Kamarudin sebelum putra bungsunya kembali melayangkan intimidasi seakan mereka tak memikirkan posisi kakak perempuan anak itu. “Eci, kamu maunya gimana, Sayang? Opa akan dukung kemauan kamu. Kalau kamu mau pergi untuk sementara waktu, ayo! Opa akan lindungi keberadaan kamu dari Jo.” “Ya, kakek juga, Eci. Kami semua pasti ngelindungin kamu. Jangan pikirin a

    Last Updated : 2024-03-28
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [314] Wah! Nggak Lama Sih ini....

    Josephin baru saja menyelesaikan serangkaian pemeriksaan ketika rombongan keluarga besarnya tiba di kamar perawatannya. “Ya Tuhan!” pekik ketiga nenek Josephin bersamaan. Ketiganya kontan berjalan tergesa menghampiri ranjang pesakitan cucu mereka. “Josephin..” Ucap lirih Soraya. Wanita yang sangat menyayangi cucu lelakinya itu tak kuasa membendung air mata tatkala melihat keadaan memprihatinkan cucu kesayangannya. Disamping Soraya, Sasmita terisak tanpa bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. “Ichell, sebenernya kamu apain Abang kamu, Chell! Kenapa dia bisa sampe begini keadaannya?!” tanya Miranti, setengah menghardik. Ibu Kamarudin itu tak menyangka jika kondisi cucunya akan sangat mengerikan untuk dilihat. Josephin lebih pantas disebut sebagai korban tawuran masal dibandingkan pemukulan oleh satu orang. “Tcih! Masih mending nggak Ichell bikin cacat ya!” lontar Michellion, yang tak sedikit pun merasa bersalah setelah melihat keadaan kakak lelakinya. “Abang.. Abang kenal ak

    Last Updated : 2024-04-01
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [315] Kalau Depresi Jangan Ngajak-Ngajak!

    Dengan usaha yang tidak sedikit, Kamarudin akhirnya membawa si bungsu keluar dari area rumah sakit. Keduanya pun memutuskan singgah pada sebuah kedai kopi kenamaan— yang kebetulan keberadaannya berada tak jauh dari gerbang masuk gedung rumah sakit.“Caramel macchiato?” tanya Kamarudin setelah keduanya berada tepat di depan meja kasir.“Terserah..”Kamarudin pun memilih mengabaikan respon tak menyenangkan sang putra dan mulai melakukan pemesanan. Setelah semuanya tercatat dalam sistem, pria itu mengeluarkan sebuah kartu untuk digunakan sebagai alat pembayaran.“Kalau mau ngerokok, ngerokok aja Chell. Papa bolehin buat sekali ini..” Ujar Kamarudin, memberikan sedikit toleransi untuk meredakan gejolak di hati bungsunya.Selama ini, Kamarudin tidak pernah menerbitkan larangan merokok. Putra-putranya bebas mengambil gaya hidup selagi itu tidak merugikan nama keluarga. Hanya saja, sebagai orang tua, ia menuntut adanya etika.Mereka boleh merokok tapi tidak ketika berada dihadapan para orang

    Last Updated : 2024-04-02
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [316] Perlu Reservasi Kamar Sebelahnya Jo?!

    “Selamat datang di Indongapret, selamat berbelanja..” Alexa membalas sapaan ramah petugas convenience store yang baru saja dirinya terima dengan sebuah senyuman. Gadis cantik itu melepaskan tangannya dari gagang pintu lalu melangkah masuk ke dalam toko. Ia lantas menelusuri gang-gang kecil yang terbentuk dari pengaturan rak-rak display convenience store, berharap aksinya tersebut dapat mengantarkannya kepada sang kekasih hati. “Loh, kok nggak ada sih!” gerutunya setelah tak kunjung mendapati batang hidung Michellion. Melihat konsumennya hanya berlalu-lalang dan tampak seperti tengah mencari-cari sesuatu, salah satu petugas convenience pun menyambangi Alexa dengan niat membantu pelanggannya. “Maaf Mbak, ada yang bisa saya bantu?” tanya sang petugas ramah. “Ah, ini Mas.. Saya lagi cari orang, katanya tadi dia kesini..” Sejenak, mata sang petugas pun mengerjap. Meski sedikit terkejut mengetahui tujuan dibalik datangnya sang pelanggan, petugas itu tetap mempertahankan senyum ramahny

    Last Updated : 2024-04-08

Latest chapter

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status