Share

Bab 84

Matahari meredup dengan enggan di ufuk ketika seperempat perjalanan menuju rumah hampir sampai. Aku tersenyum lega, setidaknya itu cukup menyenangkan bagiku karena terkadang gelap lebih menyejukkan ketimbang terang yang menyilaukan.

Aku menunduk saat suamiku mendesah lelah sambil mendusel di dan menciumi batas antar dirinya dan anaknya.

"Anna, kamu tidak keberatan?"

"Gimana lagi, kamu tidur sampe ngorok mas." akuku sambil mengusap punggungnya, "tadinya mau aku jatuhin. Tapi gak tega." imbuhku sambil menahan senyum.

Pak Ardi ikut tersenyum. "Maaf, pahamu nyaman untuk jadi bantal jadi saya kebablasan saya. Kakimu kesemutan?" tanyanya sambil memaksa diri untuk duduk.

Pak Ardi membungkukkan badan seraya mengusap wajahnya. "Lama sekali saya tidur." gumamnya pelan.

"Kerjaan banyak dan susah?" aku mengulurkan air mineral. "Kenapa sampai ngotot begitu? Galak banget."

"Kamu kira kerjaan kamu saja yang susah? Saya juga." akunya seraya menenggak beberapa tegukan air. Ia menatap pemandangan l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
menghadapi mertua yg tnp embel2 aja bikin deg2an,, apalagi ini, orang sekelas pak Ardi saja perlu perhitungan masak2... semangat pak Ardi...
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
semngat berjuang pak ardi, anna.
goodnovel comment avatar
Yanyan
klo berurusan dgn ibu mertua.. sekelas pak ardi pun bisa kacau balau
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status