Hampir satu minggu ini Rookie nyaris tidak pernah pulang ke apartment-nya. Setelah pulang kerja dia langsung berkeliling seantero Jakarta. Mencari dari satu hotel ke hotel yang lain. Dari satu klub ke klub lain. Bermodalkan temannya yang dia hafal sering bermain dengan para pelacur. Tapi apa? selama pencarian selama satu pekan tersebut sama sekali tidak ada hasil sama sekali. Semua tempat di Jakarta nyaris telah dia sisir semua. Tetapi tidak pernah sekali pun Rookie menemukan petunjuk apa-apa. Hal tersebut tentunya mengesalkan hati. Ditambah lagi dengan gerak gerik kekasihnya yang selalu membuat situasi makin rumit. Senna yang selalu mengeluhkan kesibukannya adalah hal yang paling menyebalkan selain dari tidak ditemukannya Lucy dimana pun. Terlebih karena Rookie tidak mungkin secara gamblang mengatakan padanya bahwa dia sedang mencari wanita lain.Rookie dekat dengan sekretarisnya untuk urusan kerja saja, Senna sudah mencak-mencak apalagi kalau dia ketahuan mencari seorang wanita yang
Kenny sudah menduga bahwa sahabatnya bakal menjelma bak manusia yang kehilangan kewarasannya. Setiap pergerakan yang dia lakukan sekarang sudah lagi tidak logis, dia bergerak linglung dan tidak karuan. Sama halnya juga dengan sang Wakil Presdirnya itu. Hidup mereka mendadak kacau balau, dan pikiran mereka tidak berada di tempatnya. Meski memang dalam urusan pekerjaan performa mereka masih bisa dibilang normal dan wajar, tetapi setelahnya mereka akan setelahnya mereka kembali mengacau. Entahlah, buat Kenny tingkah mereka mirip orang gila yang sedang patah hati. Padahal Kenny juga melibatkan diri di dalamnya karena kasihan pada Rookie dengan membantu sebisa mungkin. Setiap malam sambil bersenang-senang dia bertanya kepada para pelacur yang melayaninya tentang Lucy, tetapi sepertinya semua orang di klub tidak tahu apa-apa. Atau bisa dibilang mereka memang tidak mau tahu. Tetapi yang paling mengganjal bagi Kenny adalah kenapa sang Wakil Presdir dan sahabatnya sangat ambisius dan terobsesi
“Kau bilang kau tidak pernah tidur dengan pria mana pun. Semua orang di klub bicara hal yang sama. Kau bilang … kau juga tidak akan tidur dengan siapa pun selain dengan pria yang kau cintai.” Rookie bahkan sudah tiba di titik dimana dia tidak tahu lagi harus berkata apa seharusnya dalam situasi ini. Dia terlalu lelah dan kecewa dengan apa yang dia lihat. Terlebih … Lucy dengan orang itu …“Kau terlalu lugu, Rookie. Apa kau begitu yakin bahwa ada pelacur yang masih perawan? Apa kau ingat sendiri apa yang kau katakan padaku saat pertama kali kita bertemu? kau bilang gadis murahan sepertiku bisa kau beli berapa pun, dan aku hanya melakukan apa yang kau katakan padaku dulu. Kebetulan dia adalah pria yang membeliku dengan harga paling tinggi. Lebih dari uang yang kau hasilkan dalam satu tahun. Oh, ataukah kedatanganmu kemari karena kau kecewa lantaran kau tidak bisa membeli keperawananku?” kata Lucy dengan sangat enteng.“Waktu itu aku tidak tahu kalau itu kau! Hentikan semua sandiwara dan
“Rookie kau sudah bicara dengan Lucy lagi?” sela Kenny begitu sahabatnya hendak masuk ke dalam ruang rapat.Saat memberitahukan keberadaan Lucy, Kenny memang tidak sempat bicara dengan Rookie sama sekali. Karena ya, dia sudah membeli perempuan untuk satu malam. Tentu saja dia harus menikmatinya kan? bagi Kenny dia sudah cukup membantu dengan menjadi mata bagi Rookie dan memberitahukan posisi Lucy kepadanya. Sisanya Rookie sendiri yang urus. Tetapi karena sudah nyaris tiga hari mereka tidak bicara dengan layak, hasilnya Kenny datang pada Rookie dan bertanya langsung seperti ini.Tetapi anehnya ekspresi pria itu terlihat tidak suka ketika Kenny mengungkit soal Lucy. Rookie malah memandang sinis kepadanya setelah berhenti berjalan untuk sesaat.“Ada apa bung?”“Jangan menyebut nama pelacur itu lagi di depanku, kalau kau memang temanku,” kata Rookie dengan nada bicara yang dingin.Tentu saja Kenny sangat terkejut dengan perubahan drastis yang terjadi kepada sahabatnya itu. Sudah jelas ada
2 Tahun kemudian …“Begitulah Pak, perkembangan di Kanada juga tidak begitu buruk. Kita bisa membuka cabang tambahan lagi di Chili. Saya dengar resort disana dapat di kembangkan untuk mencapai keuntungan yang lebih besar lagi,” jelas Rookie menutup presentasinya pada meeting yang dia lakukan setelah kepergiaannya untuk melakukan survey tempat.Plat nama diatas meja sekarang sudah berganti. Sejak setahun yang lalu, sang Presdir tutup usia, maka semua orang di perusahaan tersebut sudah tidak terkejut lagi ketika yang menduduki kursi tersebut adalah sang cucu. Sebelumnya ahli waris dan serah terima jabatan memang sudah dilangsungkan sebelum itu. Jadi naiknya dia ke posisi tertinggi memang sudah diketahui oleh presdir sebelumnya. Hak-hak dan kewajibannya kemudian menjadi utuh sejak saat itu dan perusahaan resmi di pegang oleh Bima.“Baiklah, aku mengerti. Rapat selesai. Oh ya, Rookie, ada hal yang perlu aku bicarakan denganmu setelah rapat ini. Yang lain bisa keluar dari ruangan ini,” uja
Hiruk pikuk, keramaian orang-orang disekitar, semua kepadatan ini membuatnya dibuat tersenyum. Ya, beginilah situasi kota Jakarta. Masih sama persis seperti biasanya padahal sudah dia tinggalkan selama dua tahun ini. Ramai dan sibuk. Kali ini sudah masuk musim penghujan, makanya udaranya sedikit dingin dan menusuk. Meskipun sudah memakai pakaian dua rangkap, rasanya angin dari mana saja bisa menembus pertahanannya.Wanita itu menyibak rambut yang telah dia cat dengan warna coklat. Rambut aslinya telah dia hilangkan, karena dia sendiri sudah bertekad untuk hidup menjadi manusia yang baru dan meninggalkan seluruh masa lalu dibelakang. Ketika dia melangkah melewati pertokoan, kedua netranya menatap pada satu boneka kucing hitam yang terpajang di etalase kaca. Dia terhenti disana untuk beberapa saat. Yah, sama seperti 2 tahun yang lalu. Semuanya seperti déjà vu. Tempat ini, dunia ini, semuanya masih sangat sama persis. Wanita bermata indah tersebut tidak akan pernah lupa apa saja yang per
Lucy tidak bisa mengatakan apa-apa selain terpaku di tempatnya. Dia bahkan sempat lupa mengambil napas saking terkejutnya. Sejujurnya dia sendiri tidak menyangka akan sebuah kebetulan macam ini. Dan lebih dari pada itu, sebenarnya Lucy bingung terhadap apa yang sebaiknya dia katakan sekarang. Dia tidak pernah mempersiapkan diri akan sebuah pertemuan seperti ini. Ini sama sekali tidak berada dalam rencananya. Lucy sudah menganggap dirinya mati. Tetapi pertemuan mereka berdua kali ini malah membuka kembali seluruh kenangan yang ada. Pada akhirnya tidak ada pilihan selain mengikuti apa yang pria dihadapannya minta. Hal seperti ini sudah tidak bisa dia hindari lagi. Toh, mau kabur pun percuma karena sepertinya dia tipe orang yang gigih, mengingat dulu dia kerap bolak-balik ke klub untuk memastikan keberadaan dirinya melalui Bibi Yuichi.Bima mengajak Lucy untuk makan di restoran yang cukup mahal. Dia bilang sudah melakukan reservasi untuk itu, jadinya Lucy diikutsertakan dalam jadwal maka
Bima menghela napas panjang, selesai dari kantor malamnya dia langsung lanjut beringsut menuju ke klub malam pinggiran kota yang 2 tahun lalu kerap dia kunjungi untuk menemukan keberadaan Lucy. Sejak pertemuannya dengan Lucy siang tadi pikiran Bima sangat kacau balau, dia bahkan tidak bisa tenang sama sekali. Ada banyak kejanggalan dan ada banyak hal yang seolah berusaha Lucy tutupi darinya. Dan hal yang membuatnya frustasi adalah dia tidak tahu apa yang menjadi alasannya. Dia benar-benar kesal karena dia tidak mampu mencerna dan mengerti apa yang dimaksudkan oleh si gadis berambut pirang.Bima langsung keluar dari mobilnya begitu tiba di klub tersebut. Dia memberanikan diri masuk ke dalam sana, rasa asing kembali merayap padanya. Dan sama seperti dua tahun lalu dia langsung dikerubungi oleh para wanita yang terpesona kepadanya. Tetapi berbeda dengan dirinya 2 tahun lalu, Bima bisa mengatasi semua itu dengan mudah dan menolak mereka semua dengan tegas. Selebihnya dia mulai menggeledah