Setelah beberapa kali bercinta dengan suamiku, aku memutuskan untuk menceritakan apa yang terjadi di ruang aman tadi siang.Mendengar ceritaku, Jefri langsung marah besar dan berkata, "Aku akan mencari mereka dan minta penjelasan sekarang juga."Dia hendak keluar kamar, tapi aku segera menahannya."Sudah malam, kamu mau keluar sekarang?""Aku nggak bisa menelan ini mentah-mentah, aku akan melaporkan mereka ke kapten, biar mereka dipecat."Setengah jam kemudian, Jefri kembali. Aku langsung bertanya bagaimana hasilnya."Kapten bilang mereka akan dipecat begitu kapal sampai, ini untuk membalas perlakuan mereka kepadamu."Malam itu, aku terbangun karena ingin ke kamar mandi, tapi aku tak melihat Jefri di kamar.Aku bertanya-tanya, ke mana dia pergi di tengah malam begini?Aku segera mengenakan pakaian dan berjalan keluar kamar. Saat hendak naik ke geladak, aku mendengar suara percakapan. Aku mengenai salah satu suara itu, itu suara Jefri."Kesempatan tadi siang mantap sekali, tapi kalian
"Seriusan? Aku jadi ingat sesuatu.""Katanya waktu simulasi kemarin, dia hampir dilecehkan dua pelaut di ruang aman."Ucapan kasar dari orang-orang di bawah panggung membuatku sangat malu, tapi aku hanya bisa menahannya karena ada begitu banyak orang di sana.Setelah turun dari panggung, aku langsung menghampiri Jefri."Sayang, kamu dengar, 'kan? Mereka menjelek-jelekkanku.""Tenang saja sayang, aku sudah dengar smuanya. Aku nggak akan membiarkan mereka begitu saja.""Ini, aku baru saja tuangkan segelas alkohol untukmu."Setelah minum segelas alkohol itu, aku melihat Jefri pergi ke kamar mandi.Saat dia kembali, keningnya penuh dengan keringat."Kamu kenapa? Kok keringatan? Nggak enak badan, ya?""Nggak, ayo kita minum lagi."Baru saja aku minum seteguk, tiba-tiba terdengar seseorang berteriak, "Gawat, ada yang mati!"Aku terkejut dan tidak tahu apa yang terjadi.Kulihat seseorang diseret keluar dari kamar mandi dengan tubuh penuh darah.Melihat itu, aku merinding. Saat memandang Jefri
Setelah kapten dan anak buahnya pergi, Jefri menatapku sambil tersenyum, lalu berkata, "Sayang, apa yang dikatakan dua orang itu padamu?""Mereka pasti bilang kalau aku menyerahkanmu pada mereka?"Melihat sorot tatapan Jefri yang dingin, tubuhku langsung gemetar ketakutan."Sayang, mereka nggak bilang apa-apa.""Benarkah? Lusi, jangan pura-pura. Aku ada di dekat sana, aku dengar semua yang mereka bilang."Jefri perlahan melangkah ke arahku, membuatku panik, "Jefri, apa yang mau kamu lakukan?""Nggak ada, aku hanya mau mengikatmu agar kamu nggak merusak rencanaku.""Aku nggak tahu apakah kamu sudah tahu rahasiaku atau nggak""Tapi untuk berjaga-jaga, aku harus mengikatmu sebentar.""Sayang, aku ini istrimu! Mereka benar-benar nggak bilang apa-apa, aku juga nggak tahu apa-apa.""Lusi, jangan berpura-pura lagi, aku tahu apa yang ada di pikiranmu.""Tapi nggak masalah, aku akan meraih kebebasan finansial dan menjalani hidup mewah setelah perjalanan ini selesai.""Aku nggak perlu lagi menja
Aku terus mendengar suaranya setiap hari, tetapi aku sama sekali tidak memercayainya.Aku hanya mengingat jelas apa yang kapten katakan padaku sebelum pergi.Beberapa hari berlalu, tiba-tiba aku mendengar keributan di luar."Masih ada orang di kapal? Kapal kita sudah tiba di pelabuhan!"Namun, aku menghitung waktu, sepertinya ini terlalu cepat?"Bos, kami sudah mencarinya berhari-hari, tapi nggak menemukan Lusi sama sekali.""Kalaupun dia bersembunyi, dia mungkin sudah mati kelaparan.""Perusahaan sudah mengirimkan uang tebusan, kalau kita nggak kembali sekarang, mereka akan curiga."Itu adalah suara dua pelaut yang dulu mencoba menyerangku di ruang aman. Mendengarnya, aku hanya bisa tersenyum dingin. Kalian pasti akan mendapat balasan atas perbuatan kalian. Entah bagaimana nasib kapten dan awak kapal lainnya?Entah berapa hari berlalu lagi, sepertinya mereka sudah melupakan keberadaanku.Tidak ada lagi yang memanggil-manggil namaku, seolah-olah aku lenyap dari dunia ini.Akhirnya, ak
Sebenarnya, malam sebelum penghargaan ini, aku sudah pergi ke kantor pelayaran dan menceritakan semua yang aku ketahui.Aku menyerahkan benda berbentuk seperti flashdick itu pada polisi.Saat dibuka, aku baru tahu ternyata isinya adalah rekaman rahasia yang diambil salah satu kru yang dipukul Jefri.Kru itu mempertaruhkan nyawanya untuk merekam semua tindakan Jefri dan menyerahkan rekaman itu pada kapten.Sebenarnya, kapten ingin segera melapor polisi, tetapi Jefri lebih dulu mengendalikan nahkoda dan memutus komunikasi.Terpaksa, kapten menyerahkan benda itu kepadaku dengan harapan aku bisa membawanya keluar dan menyerahkannya pada polisi.Agar semua kejahatan Jefri terbongkar.Demi menjaga kerahasiaan, polisi terlebih dahulu menangkap dua pelaut yang bersekongkol dengan Jefri.Sesampainya di kantor polisi, kedua pelaut itu langsung mengakui semuanya. Mereka mengaku hanya orang suruhan Jefri.Mereka juga memberikan banyak bukti keterlibatan Jefri dengan para perompak. Dengan bukti da
Namaku Lusi dan suamiku bernama Jefri, dia adalah seorang pelaut. Kami baru saja menikah, dia sudah harus pergi berlayar jarak jauh.Malam sebelum keberangkatannya, aku terus-menerus memintanya menemaniku tanpa henti.Aku benar-benar ingin menghabiskan semua tenaga untuk bersamanya sepanjang malam.Aku berharap dengan begitu, semua keinginanku bisa terpuaskan, sehingga aku tidak lagi memikirkannya selama dia pergi.Kepergiannya berlangsung selama enam bulan. Dalam waktu selama itu, aku takut tidak bisa menahan kesepian.Aku adalah wanita yang penuh energi, memiliki kebutuhan yang berbeda dari kebanyakan orang dalam hal itu, sesuatu yang sering membuatku frustasi.Baru dua hari setelah suamiku pergi, aku sudah merasa ada api dalam diriku yang sulit dilampiaskan.Bahkan saat berjalan di jalanan, hatiku bisa berdebar-debar saat melihat pria bertubuh kekar.Rasanya ingin segera menarik mereka ke gang untuk memenuhi kebutuhanku.Berbagai alat bantu yang kubeli online menumpuk di kamar.Semu
Mendengar kata-kata kotor mereka, wajahku memerah.Dua pelaut yang berbicara itu adalah orang yang kulihat kemarin.Saat melihatku, mulut mereka terus menelan ludah, membuatku ingin memarahi mereka sejak awal.Kali ini, aku tak tahan lagi dan melangkah keluar. Melihat tindakan mereka, aku langsung memaki, "Bercermin dulu kalian! Bahkan kalau aku punya pilihan, aku lebih memilih anjing daripada kalian!"Usai bicara demikian, aku pergi dengan penuh amarah.Saat suamiku kembali, aku pun menceritakan semuanya padanya. Aku juga bertanya mengapa orang-orang di kapal ini bisa begitu tidak sopan.Namun, dia malah tertawa dan tampak tidak peduli."Lusi, beginilah kehidupan di kapal, kamu harus terbiasa.""Lagipula, nggak banyak hiburan di kapal, jadi mereka juga sangat kesepian.""Pria memang hanya punya kesenangan seperti ini, lain kali jauhi mereka saja."Aku pun menjawab, "Aku ini istrimu! Mereka memperlakukanku seperti ini, kamu nggak marah?""Sudah terbiasa. Lusi, lagipula mereka hanya me
Sebenarnya, malam sebelum penghargaan ini, aku sudah pergi ke kantor pelayaran dan menceritakan semua yang aku ketahui.Aku menyerahkan benda berbentuk seperti flashdick itu pada polisi.Saat dibuka, aku baru tahu ternyata isinya adalah rekaman rahasia yang diambil salah satu kru yang dipukul Jefri.Kru itu mempertaruhkan nyawanya untuk merekam semua tindakan Jefri dan menyerahkan rekaman itu pada kapten.Sebenarnya, kapten ingin segera melapor polisi, tetapi Jefri lebih dulu mengendalikan nahkoda dan memutus komunikasi.Terpaksa, kapten menyerahkan benda itu kepadaku dengan harapan aku bisa membawanya keluar dan menyerahkannya pada polisi.Agar semua kejahatan Jefri terbongkar.Demi menjaga kerahasiaan, polisi terlebih dahulu menangkap dua pelaut yang bersekongkol dengan Jefri.Sesampainya di kantor polisi, kedua pelaut itu langsung mengakui semuanya. Mereka mengaku hanya orang suruhan Jefri.Mereka juga memberikan banyak bukti keterlibatan Jefri dengan para perompak. Dengan bukti da
Aku terus mendengar suaranya setiap hari, tetapi aku sama sekali tidak memercayainya.Aku hanya mengingat jelas apa yang kapten katakan padaku sebelum pergi.Beberapa hari berlalu, tiba-tiba aku mendengar keributan di luar."Masih ada orang di kapal? Kapal kita sudah tiba di pelabuhan!"Namun, aku menghitung waktu, sepertinya ini terlalu cepat?"Bos, kami sudah mencarinya berhari-hari, tapi nggak menemukan Lusi sama sekali.""Kalaupun dia bersembunyi, dia mungkin sudah mati kelaparan.""Perusahaan sudah mengirimkan uang tebusan, kalau kita nggak kembali sekarang, mereka akan curiga."Itu adalah suara dua pelaut yang dulu mencoba menyerangku di ruang aman. Mendengarnya, aku hanya bisa tersenyum dingin. Kalian pasti akan mendapat balasan atas perbuatan kalian. Entah bagaimana nasib kapten dan awak kapal lainnya?Entah berapa hari berlalu lagi, sepertinya mereka sudah melupakan keberadaanku.Tidak ada lagi yang memanggil-manggil namaku, seolah-olah aku lenyap dari dunia ini.Akhirnya, ak
Setelah kapten dan anak buahnya pergi, Jefri menatapku sambil tersenyum, lalu berkata, "Sayang, apa yang dikatakan dua orang itu padamu?""Mereka pasti bilang kalau aku menyerahkanmu pada mereka?"Melihat sorot tatapan Jefri yang dingin, tubuhku langsung gemetar ketakutan."Sayang, mereka nggak bilang apa-apa.""Benarkah? Lusi, jangan pura-pura. Aku ada di dekat sana, aku dengar semua yang mereka bilang."Jefri perlahan melangkah ke arahku, membuatku panik, "Jefri, apa yang mau kamu lakukan?""Nggak ada, aku hanya mau mengikatmu agar kamu nggak merusak rencanaku.""Aku nggak tahu apakah kamu sudah tahu rahasiaku atau nggak""Tapi untuk berjaga-jaga, aku harus mengikatmu sebentar.""Sayang, aku ini istrimu! Mereka benar-benar nggak bilang apa-apa, aku juga nggak tahu apa-apa.""Lusi, jangan berpura-pura lagi, aku tahu apa yang ada di pikiranmu.""Tapi nggak masalah, aku akan meraih kebebasan finansial dan menjalani hidup mewah setelah perjalanan ini selesai.""Aku nggak perlu lagi menja
"Seriusan? Aku jadi ingat sesuatu.""Katanya waktu simulasi kemarin, dia hampir dilecehkan dua pelaut di ruang aman."Ucapan kasar dari orang-orang di bawah panggung membuatku sangat malu, tapi aku hanya bisa menahannya karena ada begitu banyak orang di sana.Setelah turun dari panggung, aku langsung menghampiri Jefri."Sayang, kamu dengar, 'kan? Mereka menjelek-jelekkanku.""Tenang saja sayang, aku sudah dengar smuanya. Aku nggak akan membiarkan mereka begitu saja.""Ini, aku baru saja tuangkan segelas alkohol untukmu."Setelah minum segelas alkohol itu, aku melihat Jefri pergi ke kamar mandi.Saat dia kembali, keningnya penuh dengan keringat."Kamu kenapa? Kok keringatan? Nggak enak badan, ya?""Nggak, ayo kita minum lagi."Baru saja aku minum seteguk, tiba-tiba terdengar seseorang berteriak, "Gawat, ada yang mati!"Aku terkejut dan tidak tahu apa yang terjadi.Kulihat seseorang diseret keluar dari kamar mandi dengan tubuh penuh darah.Melihat itu, aku merinding. Saat memandang Jefri
Setelah beberapa kali bercinta dengan suamiku, aku memutuskan untuk menceritakan apa yang terjadi di ruang aman tadi siang.Mendengar ceritaku, Jefri langsung marah besar dan berkata, "Aku akan mencari mereka dan minta penjelasan sekarang juga."Dia hendak keluar kamar, tapi aku segera menahannya."Sudah malam, kamu mau keluar sekarang?""Aku nggak bisa menelan ini mentah-mentah, aku akan melaporkan mereka ke kapten, biar mereka dipecat."Setengah jam kemudian, Jefri kembali. Aku langsung bertanya bagaimana hasilnya."Kapten bilang mereka akan dipecat begitu kapal sampai, ini untuk membalas perlakuan mereka kepadamu."Malam itu, aku terbangun karena ingin ke kamar mandi, tapi aku tak melihat Jefri di kamar.Aku bertanya-tanya, ke mana dia pergi di tengah malam begini?Aku segera mengenakan pakaian dan berjalan keluar kamar. Saat hendak naik ke geladak, aku mendengar suara percakapan. Aku mengenai salah satu suara itu, itu suara Jefri."Kesempatan tadi siang mantap sekali, tapi kalian
"Tolong, aku punya suami. Aku minta maaf atas kejadian kemarin."Tubuhku memang sangat sensitif, aku takut tak bisa mengendalikan diriku sendiri.Dia tertawa kecil dan berkata, "Jangan pura-pura, siapa yang tak tahu bagaimana sifat perempuan di kapal ini.Sentuhan tangannya membangkitkan hasrat yang kupendam, tapi aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak larut dalam godaan itu.Kemarin, suamiku tidak mengabulkan keinginanku. Aku menahan diri agar api yang membara di dalam tubuhku tidak meledak."Dasar perempuan jalang, kamu yang paling berisik di kapal ini.""Kenapa sekarang malah berpura-pura?"Aku menggigit bibir, mencoba menahan diri. Tapi akhirnya, aku tak bisa menahan lebih lama."Ah ... " terdengar sebuah desahan lirih keluar dari mulutku, suaraku sedikit bergetar."Ti ... tidak, jangan."Aku mencoba menghentikannya, tapi tubuhku justru tidak bisa mengikuti keinginanku.Aku hanya bisa menjepitkan kedua kakiku untuk menghentikan tangannya.Hal itu malah membuatnya semakin tertantang
Mendengar kata-kata kotor mereka, wajahku memerah.Dua pelaut yang berbicara itu adalah orang yang kulihat kemarin.Saat melihatku, mulut mereka terus menelan ludah, membuatku ingin memarahi mereka sejak awal.Kali ini, aku tak tahan lagi dan melangkah keluar. Melihat tindakan mereka, aku langsung memaki, "Bercermin dulu kalian! Bahkan kalau aku punya pilihan, aku lebih memilih anjing daripada kalian!"Usai bicara demikian, aku pergi dengan penuh amarah.Saat suamiku kembali, aku pun menceritakan semuanya padanya. Aku juga bertanya mengapa orang-orang di kapal ini bisa begitu tidak sopan.Namun, dia malah tertawa dan tampak tidak peduli."Lusi, beginilah kehidupan di kapal, kamu harus terbiasa.""Lagipula, nggak banyak hiburan di kapal, jadi mereka juga sangat kesepian.""Pria memang hanya punya kesenangan seperti ini, lain kali jauhi mereka saja."Aku pun menjawab, "Aku ini istrimu! Mereka memperlakukanku seperti ini, kamu nggak marah?""Sudah terbiasa. Lusi, lagipula mereka hanya me
Namaku Lusi dan suamiku bernama Jefri, dia adalah seorang pelaut. Kami baru saja menikah, dia sudah harus pergi berlayar jarak jauh.Malam sebelum keberangkatannya, aku terus-menerus memintanya menemaniku tanpa henti.Aku benar-benar ingin menghabiskan semua tenaga untuk bersamanya sepanjang malam.Aku berharap dengan begitu, semua keinginanku bisa terpuaskan, sehingga aku tidak lagi memikirkannya selama dia pergi.Kepergiannya berlangsung selama enam bulan. Dalam waktu selama itu, aku takut tidak bisa menahan kesepian.Aku adalah wanita yang penuh energi, memiliki kebutuhan yang berbeda dari kebanyakan orang dalam hal itu, sesuatu yang sering membuatku frustasi.Baru dua hari setelah suamiku pergi, aku sudah merasa ada api dalam diriku yang sulit dilampiaskan.Bahkan saat berjalan di jalanan, hatiku bisa berdebar-debar saat melihat pria bertubuh kekar.Rasanya ingin segera menarik mereka ke gang untuk memenuhi kebutuhanku.Berbagai alat bantu yang kubeli online menumpuk di kamar.Semu