Amel masih melayani kembar dengan sangat baik, setelah pulang ke rumah orang tuanya di mana paginya Amel memutuskan pulang ke rumah menggunakan kendaraan online. Amel bahkan belum menceritakan semuanya pada orang tua karena tidak ingin mereka terbebani dengan permasalahan dirinya. Barry bahkan tidak menghubungi dirinya sama sekali seharian karena Amel tahu jika Barry sedang bersama dengan Siska juga Arsen, Amel sendiri tidak ada niat untuk menghubungi terlebih dahulu.
Matahari berganti dengan bulan membuat mereka bertiga tidur bersama di kamar kembar, entah kenapa Amel tidak ingin lagi tidur di ranjang mereka berdua. Amel terbangun ketika sudah menunjukkan waktu pagi dengan segera dirinya menyiapkan semua keperluan kembar untuk sekolah, menurut informasi Tina akan datang untuk mengantar mereka sekolah. Amel menyiapkan bekal bukan hanya untuk kembar tapi juga dirinya serta Tina dan Raffi. Setelah siap Amel melihat kesiapan kembar, beruntung kembar anak mandiri sehingga Amel tid
Amel meminta Arta untuk mengantarkan dirinya ke kantor Barry, entah kenapa dirinya ingin ke sana untuk pertama kali. Kedatangan Amel membuat resepsionis terkejut dan memintanya untuk tidak mengatakan pada Barry bahwa Amel datang ke sini, awalnya resepsionis takut dipecat namun Arta mengatakan akan menerima dirinya jika dipecat dengan mencari Amel. Amel menuju ruangan Barry dengan Arta tetap berada di tempat semula, Amel menaiki lift dengan berbagai macam kemungkinan. Amel tidak terlalu terkejut dengan kekosongan meja seketaris Siska secara perlahan dirinya melangkah ke ruangan Barry dan ternyata suara desahan terdengar hingga luar membuat Amel langsung gemetar di sisa keberaniannya Amel membuka pintu membuat kedua orang yang sedang mencari kenikmatan mematung.“Kalian bisa lanjutkan” ucap Amel sambil melangkah masuk dengan duduk di kursi kebesaran Barry “silakan dilanjutkan saya sabar menanti.”“Baiklah sayang ayo kita lanjutkan secara ist
Barry berdiri kaku setelah perkataan Amel, memilih salah satu diantara mereka bukan pilihan yang mudah. Perkataan Barry di ruangan seolah menantang Amel sangat diluar kendali, entah karena apa dirinya melakukan hal itu karena kesenangannya diganggu atau ada hal lain Barry belum bisa mengetahuinya. Keinginan Siska agar mereka bersama membuat Barry hilang akal, kebersamaan beberapa hari bersama Arsen membuat hidupnya berubah padahal selama ini kembar selalu ada bersama dirinya. Sentuhan pada bahu Barry membuatnya tersadar jika Siska duduk dipangkuannya, Barry menarik Siska agar lebih dekat dengan dirinya tapi perasaan nyaman tidak dirinya temukan seperti ketika bersama Amel.“Sudahlah berarti kita bisa menikah karena Amel sudah mengetahuinya,” ucap Siska menepuk punggung Barry pelan dengan tangan yang lain memainkan miliknya “lihat dia selalu bereaksi denganku.”Barry melepaskan pelukan dari Amel “aku akan menjemput kembar.”Siska menatap Barry tidak percaya “kembar
Amel berada di tempat Arta setelah perjanjian tersebut dan mengenai pakaian ternyata Arta memiliki pakaian yang dulu digunakan mantan istrinya namun belum sempat dibuang, sesuai perjanjian adalah Amel memasakkan Arta selama berada di tempat tinggalnya. Selama memasak bayangan Amel pada kembar tentang bagaimana mereka makan dan semuanya tapi segera dihilangkan pemikiran itu karena masih ada Barry selaku ayahnya yang mendidik kembar.“Masak jangan sambil melamun bisa kebakar tempatku,” sindir Arta membuat Amel menatap malas “mengenai pindahanmu apa yakin?.”“Apa bisa?,” tanya Amel langsung.Arta menghembuskan nafas panjang “bisa saja tapi alangkah baiknya kalian bicarakan terlebih dahulu.”Amel meletakkan hasil masakannya di meja dengan bantuan Arta, perbedaan besar antara mereka berdua adalah Arta mau membantu semua yang Amel lakukan tidak seperti Barry yang cenderung tidak peduli padahal dulu Barry sangat peduli bahkan hal terkecil sekali pun. Arta dan Amel m
Amel hanya membaca pesan dari Barry tanpa berniat untuk membalasnya sama sekali, membiarkannya begitu saja. Amel memutuskan untuk melanjutkan memasak yang lain dan akan mengirim makanan ke rumah sambil berharap tidak bertemu Barry, setelah selesai semua Amel bersiap untuk mengantarkan semuanya. Bertemu Pandu di kantornya sedikit membuat Amel ragu tapi Pandu meyakinkan bahwa semuanya akan baik – baik saja yang berarti Amel mempercayai perkataan Pandu. Amel mengirimkan hasil masakannya ke rumah agar bisa dimakan anak – anak, meski tanpa dirinya di sana Amel sangat yakin kembar bisa mandiri dan Pandu mengakuinya ketika mereka pergi bersama dulu.Amel sudah berada di ruangan Pandu untuk membicarakan apa yang dirinya lihat kemarin dan reaksi Pandu hanya diam sambil sesekali mengangguk, Amel tidak kuasa mengeluarkan air matanya membuat Pandu merasa kasihan dengan Amel. Amel memandang Pandu yang masih hanya diam, Amel sangat tahu jika Pandu sama terlukanya seperti dirinya jadi keputu
Barry menatap rumahnya yang berantakan di pagi hari karena ulah kembar, biasanya Amel yang menyelesaikan semua atau paling tidak orang tuanya bahkan Tina. Barry menghubungi Siska untuk membantu dirinya mengatasi kembar, tidak lama Siska datang bersama Arsen yang akan berangkat sekolah bersama babysitter. Barry sadar perbedaan besar dirinya dalam merawat mereka jika Arsen bersama babysitter tidak dengan kembar yang selalu bersama keluarga, keputusan ini diambil agar Arsen memiliki teman meski kedua putri Siska merawat dan menyayangi Arsen.“Berantakan sekali,” keluh Siska ketika melihat kamar kembar dan kamar Barry bersama Amel “nanti biarkan asisten yang membersihkan saja fungsinya dibayar ya untuk itu.”Barry mengangguk lemah mendengar perkataan Siska, sangat berbeda dengan Amel di mana meski usia Amel masih muda dan berbeda dengan Siska bahkan perbedaan mereka sangat besar. Tidak lama kembar keluar dengan pakaian mereka yang telah rapi, tatapan mereka tampak bingung de
Siska sudah lama bekerja dengan Barry bahkan Siska mengenal istri Barry beserta keluarga besar. Barry pun mengenal Siska dan keluarga dengan baik, karena Siska ikut membantu Barry diawal usaha dan itu persetujuan suaminya Pandu yang juga berteman baik dengan dirinya, Barry dan Pandu terkadang menghabiskan waktu bersama jika istri mereka pergi ke mana dan tidak tentu arah, kesamaan dalam berbicara membuat mereka berdua nyaman satu dengan yang lain.Ketika kematian sang istri membuat kehidupan Barry menjadi kacau dan berantakan apalagi terdapat anak kembar yang membutuhkan perhatian. Barry tidak menyangka bahwa apa yang dokter katakan ketika hamil adalah kenyataan dan sesuai dengan keinginan sang ibu dokter menyelamatkan anaknya jika memang harus memilih, pilihan yang sangat sulit diambil tapi memang hidup adalah pilihan. Barry sangat beruntung adalah keluarga tidak menyalahkan dirinya dan sekarang malah keluarga mendiang istri membantu dalam merawat sang kembar, permintaan mere
Amel memutuskan pulang ke rumah orang tuanya setelah bersama sahabatnya, kedatangan Amel membuat mereka sedikit terkejut pasalnya Amel datang keadaan sudah malam dan tanpa Barry. Ditemani Gina di dapur membuat Amel memutuskan untuk berbicara dengan mereka, sang ayah yang semula di kamar memutuskan bergabung sedikit beruntung karena tidak ada Satria. Satria memutuskan membeli rumah tidak jauh dari rumah ini agar masih bisa mengawasi orang tuanya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan sang istri tidak pernah keberatan sama sekali.“Aku akan menceraikan Barry.”Suasana langsung sunyi seketika saat Amel mengatakan hal tersebut, Amel bahkan tidak berani mengangkat wajahnya untuk menatap kedua orang tuanya bahkan membayangkan reaksi mereka juga tidak bisa. Amel tahu apa yang diperbuatnya saat ini akan menyakiti mereka berdua tapi keputusan ini Amel ambil dengan sangat dalam, bagaimana pun Arsen membutuhkan Barry sama halnya dengan kembar. Amel mengambil keputusan ini u
Barry bangun dengan kondisi lelah diatasnya Siska tidur dengan nyenyak, mereka pulang ke apartemen dan tadi mengajak Arsen bermain bersama setelah itu mereka melakukannya kembali seolah Barry lupa dengan perkataan Siska yang mulai untuk program hamil kembali serta melepas kontrasepsinya. Barry menatap jam disampingnya yang menandakan sudah sangat malam, Barry membelai punggung Siska perlahan dan seketika bagian bawahnya sudah menegang kembali di dalam milik Siska. Barry mengutuk dirinya sendiri yang begitu mudah masuk dalam jebakan Siska berkali – kali, gerakan di dalam yang membesar membuat Siska membuka matanya perlahan.“Mas menginginkan lagi?” Barry mengangguk pelan “gerakin aja perlahan ya aku lemas banget mas melakukan tanpa henti dan rasanya milikku panas.”“Kapan perceraianmu selesai?,” tanya Barry mengalihkan perhatian.Siska membuka matanya menatap Barry “apa kita akan menikah?” Barry menggelengkan kepala “lalu?.”Barry mendorong Siska sehingga peny
Aku tahu dia dari kembar yang selalu bercerita mengenai bimbingan Tina yang baik dan perhatian, beberapa mengamatinya dari kejauhan yang tidak pernah disadarinya. Sebenarnya aku memiliki hubungan dengan seketaris yang sudah seperti keluarga bahkan kami memiliki anak di mana posisinya adalah istri orang yang tidak lain aku mengenal baik suaminya. Siska namanya berkali – kali sudah ingin bercerai dengan sang suami tapi tidak pernah terjadi karena aku tidak ingin dia melakukannya, alasan tepat adalah aku tidak ingin menyakiti hati suaminya dan menikahi anak bimbingan Tina, alasan kenapa anak bimbingan Tina karena dari awal kembar tidak pernah menyukai Siska.“Menikah” aku mengangguk pelan “anak kecil itu?” mengangguk sekali lagi “aku bisa bercerai dari Pandu jadi buat apa kamu menikahi anak kecil itu?.”“Aku gak ingin menyakiti hati Pandu.”Siska tersenyum “dari awal kita sudah menyakiti hatinya bahkan Arsen hadir ditengah – tengah kita jadi tidak susah aku bercerai.”
Ponsel Amel berbunyi tengah malam setelah olahraga ranjang yang dilakukan bersama Arta, anak mereka yang sudah duduk dibangku sekolah sedikit membuat Amel tenang. Kembar sendiri sudah kembali dari pendidikan di luar negeri terkadang mereka tidur di rumah Amel jarang untuk ke tempat Barry karena kembali lagi Siska masih tidak menyukai kehadiran kembar dan Rannu. Amel menatap ponselnya di mana nomer tidak dikenal menghubunginya yang langsung diambil alih oleh Arta, ekspresi terkejut Arta membuat Amel semakin berpikir yang tidak – tidak.“Arsen masuk rumah sakit ikut balapan liar” Amel membelalakkan matanya mendengar perkataan Arta “itu tadi Siska di mana katanya Barry sedang mengecek kecocokan darah mereka.”“Kita ke sana” Amel langsung bangkit namun ditahan Arta yang hanya menggelengkan kepala “mereka membutuhkan pertolongan kita.”“Aku tidak mengijinkan kamu untuk ke sana meski tadi Siska memohon” Amel menatap bingung “Siska minta tolong Rannu mendonorkan darah unt
Suara desahan memenuhi kamar mereka berdua seakan tidak pernah kurang dengan sekali melakukan, Amel selalu menikmati semua yang dilakukan suaminya meski saat ini sedang hamil besar dan satu bulan lagi melahirkan. Amel memberikan tatapan menggoda pada Arta agar semakin cepat dan keras menggerakkan miliknya dalam dirinya, Arta yang melihat ekspresi Amel membuatnya semakin bergairah hingga mereka mencapai puncak kenikmatan bersama.“Kamu selalu luar biasa, sayang.”Amel melepaskan milik Arta perlahan dan dapat dirasakan cairan mereka keluar perlahan di bagian bawahnya, Amel mengambil tempat di samping Arta yang langsung memeluknya erat dengan memberikan beberapa ciuman lembut di bibir Amel. Amel hanya bisa pasrah atas apa yang Arta lakukan karena dirinya menikmati semua perbuatan Arta, teriakan dari luar kamar membuat mereka berhenti melakukannya dan saling menatap seketika Amel tertawa melihat bagaimana wajah Arta.“Ayah ngapain bunda lagi?” Amel menatap sumber suara
Cukup lama Amel tidak bertemu kembar setelah Siska melihat dirinya bersama kembar dan juga Tina serta Raffi, dan saat ini kehamilan Amel sudah akan mendekati kelahiran. Barry sesekali menghubungi Amel itu pun jika tidak ada Siska hanya untuk memastikan dirinya dan sang bayi baik – baik saja. Amel menginginkan melahirkan dengan normal tapi sayangnya tidak bisa karena posisi bayi, Arta yang menemani Amel beberapa kali membujuk Amel agar melakukan hubungan intim untuk melancarkan proses kelahirannya.“Gak usah macam – macam deh kalau aku melakukan hal itu apa bedanya dengan dia” Arta terdiam “kalau memang harus dengan operasi ya sudah gak papa, bukan berarti kalau operasi rasa menjadi ibu gak ada karena itu gak penting dan biarkan kita indah nanti saat menikah itu pun kalau mas memang benar mencintai aku.”Semenjak itu Arta tidak pernah membujuk Amel untuk melakukannya sampai tiba saatnya Amel melahirkan nantinya, Amel sangat tahu jika Arta berniat membantunya hanya saja Am
Penyembuhan Yuki berjalan cepat dan Amel hanya bisa menasehati kembar untuk tidak melakukan hal tersebut lagi, kembar mengalami bully di sekolah tentang kondisi orang tuanya dan itu membuat Amel serta Barry bingung bagaimana anak sekecil itu bisa mendapatkan informasi orang dewasa dan juga menghina temannya. Amel datang ke sekolah kembar untuk bertanya lebih jauh pada guru mereka yang ternyata juga tidak mengetahui tentang semua ini, dengan berat hati Amel meminta kembar dipindahkan dari sekolah tersebut yang langsung mendapatkan sindiran dari Siska, tapi sayangnya sindiran Siska tidak membuat Barry mengikuti perkataannya dan memindahkan kembar ke sekolah lain yang tidak jauh dari kantor Barry sehingga bisa menjemput kembar.Amel mengajukan perceraian lebih cepat dari perjanjian yang membuat kedua keluarga terkejut dengan keputusannya tersebut, disamping itu keluarga tidak menyangka Amel meminta Barry dan Siska menikah secara resmi meskipun mereka belum bercerai. Keinginan Ame
Perkataan Barry membuat Amel langsung tersadar dari semuanya dan ini adalah akhir dari perjalanan rumah tangganya, Amel menatap Barry dengan membelai wajahnya perlahan mencoba mengingat nantinya jika dirinya pernah bersama pria ini dan mengandung buah cinta mereka meski hanya sesaat menikmati masa – masa indah tersebut.“Kalau itu sudah keputusannya maka memang lebih baik aku keluar dari rumah ini.”Barry menggelengkan kepala “kamu lebih dibutuhkan bukan aku.”“Aku hanya menumpang di sini jadi bukan milikku” tolak Amel “aku akan bersiap untuk semuanya terutama makanan kembar.”Barry menghentikan langkah Amel “aku memang lelaki bodoh yang menyia – nyiakan wanita sepertimu.”Amel tersenyum memeluk Barry dengan tangannya menepuk punggungnya pelan “lantas apa rencana kamu?.”Barry menatap Amel yang melepaskan pelukannya “menikah dengan Siska secara resmi setelah perceraian kita karena memang itu adalah jalannya” Amel menatap bingung “Siska hamil mungk
Kehamilan Amel sudah berjalan 4 bulan di mana selama waktu ini dan setelah pernyataan Arta hubungan mereka menjadi lebih dekat dengan selalu berada disampingnya dalam kondisi apa pun. Amel sendiri memutuskan untuk kembali ke rumah Barry dan almarhumah istrinya atas permintaan kembar semenjak seminggu yang lalu dan itu menjadi perdebatan semua orang termasuk mertua Barry yang tidak setuju, Amel meyakinkan diri untuk kembar dan selama berada di rumah ini Amel menempati kamar tamu yang dulu digunakan jika ada tamu.Amel dapat melihat Barry yang melihat dirinya ketika memutuskan kembali ke rumah dengan pandangan lega, Amel sudah diberitahu jika Siska telah dipecat dan akses Barry di perusahaan sudah mulai dikurangi dan saat ini yang menemani Barry adalah karyawan pria. Amel sendiri tidak terlalu peduli dengan keberadaan Siska setelah mengetahui jika sudah dipecat, berada di rumah ini kembali bersama kembar membuat Amel mulai menyiapkan bekal untuk mereka tapi tidak dengan Barry.
Amel terkejut atas apa yang dilakukan Siska di hadapannya baru saja, Arta menarik Amel dibelakangnya. Amel sendiri masih terkejut atas apa yang terjadi pada dirinya barusan, Amel menatap Siska dan Barry dari balik punggung Arta di mana dapat Amel lihat jika Barry memegang lengan Siska dan seketika hati Amel sakit melihatnya.“Bukankah permasalahan sudah selesai?” Arta bertanya dengan suara tenangnya “lebih baik kita bicarakan di dalam.”Amel dapat merasakan Arta memegang tangannya seolah melindungi dirinya, dapat Amel lihat jika Barry sedang mengendalikan diri atas apa yang Arta lakukan dan Amel semakin erat menggenggam tangan Arta. Kedatangan mereka membuat kedua Amel terkejut karena adanya Barry dan Siska, Amel memberikan kode untuk orang tuanya pergi tapi sayangnya tidak mereka lakukan dengan duduk di ruangan yang sama dengan mereka. Barry yang melihat mereka langsung mendatanginya dan mencium tangan mereka yang hanya ditanggapi biasa oleh kedua orang tua Amel.
Amel menatap Pandu yang saat ini bergabung bersama dirinya dan Arta, terakhir mereka bertemu saat Pandu memberitahu Amel tentang perselingkuhan pasangan mereka. Satu hal yang membuat Amel terkejut adalah Pandu bersama sahabatnya Vina dan saat ini Amel ingin bertanya lebih mengenai hubungan keduanya tapi tentu saja harus bisa menahan diri karena ada Arta disampingnya. Pandu sendiri sepertinya tidak menyadari jika Amel dan Vina sudah mengenal satu sama lain, ekspresi wajah Vina membuat Amel bertanya – tanya mengenai hubungan mereka berdua.“Bagaimana dengan perceraiannya?” Amel menatap Pandu seakan apa yang mereka bahas adalah hal biasa “Mas Pandu adalah suami dari istrinya yang selingkuh dengan Barry” Amel menatap Arta.Amel dapat melihat wajah terkejut Arta dan Vina seketika mereka berdua memandang Amel dengan tatapan bertanya tapi tidak dipedulikan dengan kembali menyantap makanan yang ada di hadapannya. Gerakan Amel terhenti karena mereka berdua masih memandang Amel da