Share

Bab 15

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2023-05-20 10:32:58

“A-aku akan mengambil sarung tangan dulu.” Biar bagaimanapun, James tidak rela mengotori tangannya dengan sampah-sampah menjijikkan itu.

Jack mencebik. “Apa tubuhmu selemah itu? Ayolah Tuan James, kamu tidak akan sakit hanya karena menyentuh sampah itu langsung. Lagipula, persediaan sarung tangan untuk membersihkan toilet sudah habis dua bulan lalu. Apa kamu lupa, kamu sendiri yang melarang karyawan menggunakan sarung tangan untuk membersihkan toilet. Katamu, sarung tangan hanya boleh dipakai di dapur. Kedai telah menyediakan sabun antisebtik dan tisu untuk membersihkan tangan.”

‘Kurang ajar! Pecundang ini benar-benar keparat!’ James hanya bisa mengumpat dalam hati. Dulu dia tidak pernah mengira akan berada di posisi ini. Itu sebabnya di kepalanya hanyalah cara memangkas biaya operasional kedai supaya dana yang telah dianggarkan bisa masuk ke kantongnya sendiri.

James merapatkan bibirnya saat mengulurkan tangan untuk memungut sampah dari tong. Dia bahkan menahan napas demi menahan jij
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 16

    Jack memarkir mobil James di tempat parkir Big Roodgroup. Dia tersenyum mengingat bagaimana penjaga hotel BlueLux mencegatnya untuk masuk malam itu. Hal yang sama pasti akan menimpanya jika dia datang ke perusahaan besar ini dengan mengendarai sepedah. Di tempat ini para satpam bahkan berjaga di gerbang paling depan. Jangankan masuk ke dalam gedung, memakir sepedah di lingkungan perusahaan saja sulit.‘Untung saja Claire merampas barang-barang ini dari James, jika tidak pasti aku sudah membuat Matthew berlari ke depan gerbang.’Jack turun dari mobil. Dia memandangi gedung Big Roodgroup yang besar dan tinggi menjulang. Dia tidak tahu ada berapa lantai gedung tersebut, yang pasti semua itu adalah miliknya.Jack memejamkan mata sebelum mengambil napas dalam-dalam. “Udara di sini sangat segar.”“Tentu saja!”Jack menoleh ke belakang demi melihat siapa orang yang menyahuti ucapannya. Dan dugaannya benar, itu memang pacar Sophie yang menyebalkan. Dia membuang napas dengan wajah masam.“Hei,

    Last Updated : 2023-05-20
  • Dominasi sang Pewaris    Bab 17

    Tampaknya David mengenal suara itu. Wajahnya menjadi pucat karena mendengarnya. “Siapa itu? Kedengarannya dia begitu marah.”David berbalik. Dia menelan ludah melihat pria yang jalan tergesa menghampirinya. Lalu, sesuatu yang tidak terduga terjadi.Plak!Jack menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia mendesis melihat pipi David menjadi merah akibat tamparan keras. “Pasti sakit sekali.”“Ke-kenapa Tuan memukul saya?”“Kamu masih bertanya?! Kamu meninggalkan pekerjaanmu begitu saja. Ke mana kamu pergi?”Pria yang murka itu adalah kepala bagian kepegawaian. Perawakannya tinggi besar dengan kulit berwarna gelap.“Sa-saya keluar untuk menyambut Tuan Muda Roodenburg.”“Apa?!” Suara pria itu meninggi. “Apa kamu sudah tidak waras? Memangnya kamu pikir kamu itu siapa? Hanya staf korespondensi saja mau menyambut Tuan Muda!”David menoleh pada Jack untuk melihat ekpresinya. Wajah David terlihat sangat kesulitan. Susah payah dia membual demi membuat Jack minder.“Tuan Matthew bahkan tetap duduk

    Last Updated : 2023-05-21
  • Dominasi sang Pewaris    Bab 18

    Jack mencebik sambil menggelengkan kepala. “David, apa kamu pikir Tuan ini terlalu bodoh hingga tidak bisa membedakan siapa yang berbohong di antara kita? Aku nyaris pingsan saat melihat Tuan ini keluar dari ruangan yang kamu sebut sebagai ruanganmu tadi.”‘Bangsat! Pecundang ini!’ Rahang David mengeras mendengar pengantar pizza menghasud dengan lick. Dia ingin menempeleng Jack detik itu juga, tetapi lebih dulu menggeser pandangan pada pria berjas putih. Lalu, dia mulai menelan ludah.Sebelum kemurkaan pecah, David menyangkal, “Tuan Ben, jangan mendengar kata-katanya. Saya kira dia ke mari untuk menawarkan paket makan siang, rupanya dia hanya bermaksud membalas dendam. Dia menghajar saya sampai babak belur tempo hari, dan pacar saya yang merupakan mantannya datang ke King Pizza untuk memberi pelajaran. Jika Tuan meragukan saya, Tuan bisa menelepon manajer kedai itu.”“Salah besar.”Pria bernama lengkap Ben Braxton segera menoleh untuk melihat Jack.“A-apa maksudmu?” sergap David.Deng

    Last Updated : 2023-05-21
  • Dominasi sang Pewaris    Bab 19

    "Ada apa denganmu? Kenapa kamu menunjukkan kemerosotan IQ? Cih, siapa pun tidak akan mengira jika orang sepertimu pernah menjadi manajer di tempat ini!"Makian itu terdengar keras hingga keluar ruangan. Beberapa karyawan yang kebetulan lewat di depan ruangan itu, tampak menoleh ke arah pintu. Mereka jelas ingin tahu, siapa yang telah membuat Kepala HRD murka."Sa-saya tidak bermaksud, Tuan.""Itulah poinnya! Kamu bahkan tidak mengerti jika hal yang kamu lakukan itu seperti menggali lubang kuburmu sendiri. Jika menuruti keinginanku, aku akan memberikan surat pemecatanmu hari ini juga.""Tuan, saya mohon, jangan lakukan itu. Beri saya kesempatan sekali saja untuk membuktikan bahwa saya masih layak bekerja di Big Roodgroup.""Maksudmu membuktikan kalau kamu jauh lebih dungu daripada ini? Aku-"Belum sampai lelaki itu menyelesaikan ucapannya, telepon berdering. Dia tampak menarik napas panjang sebelum mengangkatnya."Halo, ya benar. Apa Tuan yakin? Baiklah."Kepala HRD menutup telepon. Di

    Last Updated : 2023-05-22
  • Dominasi sang Pewaris    Bab 20

    David merapatkan bibir untuk menekan emosinya. Ada rasa kopi yang tak sengaja tercicip olehnya. Dia mengusap wajahnya yang basah terkena semburan kopi dari mulut Jack. Terlihat jelas tangannya bergetar. Namun, kali ini bukan karena takut, melainkan karena marah hebat.'Menjijikkan!'Bekas ludah gembel seperti itu, mungkin saja membawa tetanus!Sayang sekali, David tidak mendapat kesempatan untuk sekadar mengatakan ketidaksenangannya. Bahkan, baru saja matanya terbuka, sergapan dari Matthew telah dimulai."Apa yang kamu masukkan ke cangkir?! Aku memintamu membuat kopi. Jika tidak mampu, kamu bisa mengatakannya pada Kepala HRD. Cih, kamu membuatku malu saja!""Tuan Matthew, sa-saya, saya hanya-""Memasukkan kopi instan dan menyeduhnya? Aku minta maaf membuat wajahmu basah, tapi aku alergi kopi instan. Itu akan membuat kepalaku pusing." Jack memegang kepalanya sebelum duduk di kursi empuk.Itu adalah alasan paling tidak logis yang pernah David dengar. 'Ini kopi, bukan sianida!'"Lihat! K

    Last Updated : 2023-05-22
  • Dominasi sang Pewaris    Bab 21

    Claire berdiri di depan kos Jack. Dia sampai memiringkan kepala karena seperti sedang melihat kos yang berbeda.Ukuran kos itu masih sama, tetapi ada dua kursi dan sebuah meja di depannya. Selain itu, ada banyak tanaman yang menghiasinya. Yang paling mencolok adalah catnya. Itu seperti satu-satunya bunga berwarna di antara hamparan gambar hitam putih.“Apa ini kos milik Jack?” Claire melihat sekeliling untuk memastikan. “Semua hal di tempat ini sama persis. Hanya kos ini saja yang berbeda.”Claire mengangkat tangan untuk mengetuk pintu. Namun, tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya.Claire berjingkat memegangi dada. Saat berbalik, kedua matanya membesar menjumpai Ross di belakangnya.Reaksi Claire bukan tanpa alasan. Dia tahu pasti Ross adalah ibu kos yang sangat garang. Sikap dan ucapannya tidak jauh berbeda dari James Bing. Jangankan pada Jack, dia pun pernah menjadi amukan Ross karena temannya (Jack) telat membayar tagihan. Selain itu, Ross sering mengomel untuk hal-hal apa pun,

    Last Updated : 2023-05-22
  • Dominasi sang Pewaris    Bab 22

    Setibanya Jack dan Claire di King Pizza, keduanya saling menatap. Ada ketakutan yang terlihat jelas di mata Claire. Wanita itu bahkan memegang lengan Jack setelah turun dari boncengan sepeda.Selain sepeda Jack, ada beberapa motor dan sebuah mobil yang terparkir di sana. Jack tahu pasti, hal yang membuat temannya takut adalah keberadaan mobil yang kemarin dicuci David Guillon.‘Benar dugaanku, lelaki sialan itu sudah menunggu!’Jack mengangguk dan mengelus tangan Claire. “Semua akan baik-baik saja.”“Firasatku menjadi semakin tidak enak sekarang. Aku yakin James sudah merencanakan hal buruk.”“Tentu saja! Orang buruk selalu berpikir buruk. Tenanglah.”Jack menggandeng Claire untuk mengajaknya masuk ke dalam kedai. Begitu pintu dibuka, senyum licik James Bing telah menyambut mereka.“Selamat datang para pecundang!” James berdiri dengan angkuh. Dia menggunakan setelan paling mahal yang dimilikinya khusus hari 'kebangkitan' ini. Dengan kedua tangan yang masuk ke saku celana, dia berjalan

    Last Updated : 2023-05-22
  • Dominasi sang Pewaris    Bab 23

    “Siapa yang datang?” Claire turut ke depan mengikuti Jack. Dia memegangi kepala. “Ini memang biang masalah. Mau apa lagi dia ke mari?! Sudah, kamu di sini saja. Biar aku usir dia.”“Claire.” Jack menggaruk kepalanya yang tidak gatal melihat Claire mengabaikan panggilannya dan berjalan ke depan kedai. Dia sempat diam berpikir apakah lebih baik ikut ke depan atau membiarkan temannya itu membereskan masalah. “Kamu tidak boleh masuk. Apa kamu tidak melihat, kedai masih belum buka?” Sayup-sayup terdengar suara Claire.Sebuah napas kabur dari mulut Jack. ‘Biarlah, lebih baik aku ke dapur sebelum perang pecah.’ Dia mengambil keputusan bijak. Tidak ada gunanya juga dia keluar sekarang. Yang ada, dia hanya akan menjadi wasit nanti.Selagi Jack berjalan ke belakang, suara seorang wanita mulai membalas ucapan Claire di halaman kedai.“Aku lihat ada karyawan yang membalik papan itu tadi. Tidak sopan! Ada pelanggan datang, bukannya disambut, malah tidak jadi buka. Lalu keluar penyihir wanita mal

    Last Updated : 2023-05-23

Latest chapter

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 204

    Bulan bundar sempurna. Dari loteng Greenroad Villa, angin membuat pucuk pohon cemara seperti sedang menggesek-gesekkan tubuhnya pada purnama. Ada kopi yang mengepul di dalam dua cangkir putih di atas meja kayu. Tangan yang kekar tampak mengambil satu di antara cangkir itu. “Ini sangat indah,” kata Claire setelah sang suami menyesap kopi. Dia mengagumi pemandangan malam hari di tempat itu. Jack menggeleng. “Ada yang lebih indah dari ini.” Dengan wajah berseri Claire menyahut. “Benarkah?” “Hm.” Jack kembali menyeruput kopi buatannya sendiri. “Cepat katakan padaku. Aku ingin melihatnya besok.” Claire semakin bersemangat. “Kenapa harus menunggu besok?” “Jadi, aku bisa melihatnya sekarang?” “Tentu saja.” Claire bertepuk tangan kegirangan. “Di mana aku bisa melihatnya?” Dia menarik kursinya agar lebih dekat dengan Jack. “Pergilah ke kamar.” Claire yang mendengarkan suaminya dengan sungguh-sungguh mengernyetkan keningnya. Namun, dia tetap berkata, “Lalu?” “Saat kamu berdiri di de

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 203

    Orang-orang terkejut dengan reaksi Jack atas apa yang dilakukan Claire, tanpa terkecuali Claire itu sendiri. Sejak mengenal Jack hingga mereka memutuskan untuk menikah, Jack tidak pernah membentaknya, kecuali hanya jika dia bersalah.‘Lalu, apa salahku?’ batin Claire sambil menatap suaminya.Beberapa wanita yang berada di kursi tamu juga tidak menyangka bahwa sang tuan muda akan membentak istrinya. Mereka sampai memegangi dada karena terkejut. Menurut pandangan mereka, apa yang dilakukan Claire sudah benar.Orang-orang yang kurang ajar itu pantas mendapat dua sampai tiga tamparan lagi. Beberapa di antara tamu malah ingin menjambak mereka juga.Jika Claire syok, tidak demikian dengan Lady. Meski tamparan Claire membuat pipinya terasa sakit, dia senang mengetahui sang tuan muda dengan cepat membentak istrinya karena sudah bersikap kasar. Itu artinya, dia masih memiliki kesempatan. Entah kesempatan apa yang dimaksud oleh Lady.“Tuan Muda,” ucap Matthew merasa perlu untuk membela Claire.

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 202

    Tidak dipungkiri, aura yang keluar dari Jack membuat empat wanita itu tertekan. Mereka tampak mencengkeram pakaian sendiri untuk menyembunyikan tangan mereka yang bergetar karena takut. “Lady,” panggil Jack karena empat wanita itu membisu tanpa kata. Lady memaksakan diri untuk tersenyum. “Sa-saya, Tuan Muda.” Jack tertawa mendengar Lady yang dahulu mengoloknya sebagai pecundang, kini memanggilnya dengan sebutan demikian, dan itu dikatakan dengan nada bicara yang lembut. “Kamu bersikeras ingin menemuiku. Katakan, sesudah ini, apa yang kamu inginkan?” Jack memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Sejujurnya, reaksi Jack yang berubah-ubah, terkadang tampak murka, terkadang begitu ramah, malah membuat Lady bingung. Dia sadar benar jika Jack berhak murka. Dan dia akan menerima apa saja yang akan Jack lakukan. Lady sempat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat ekspresi wajah teman-temannya. Dia yakin, ekspresi wajahnya sekarang juga tidak jauh berbeda dari mereka; takut, cemas, be

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 201

    Para pengawal menunda untuk menyeret Sophie dan kawan-kawannya keluar karena mendengar ucapan berwibawa dari seorang pria. Itu adalah ucapan yang tidak mungkin mereka abaikan.Benar, Jack sendiri yang menahan para pengawalnya meringkus para wanita pembuat onar. Kini, tempat itu seperti membeku. Semua orang bergeming melihat wajah tenang Jack selagi bertanya-tanya apa yang akan terjadi berikutnya."Apa yang akan Tu-tuan Muda lakukan?" tanya Gary menyaksikan Jack berjalan ke tepi panggung usai berpamitan dengan istrinya. Meskipun Gary hanya melihat dari layar kaca televisi, napasnya ikut tertahan juga.Sebagai orang yang memiliki banyak kesalahan pada Jack, Gary tentu mencemaskan kehidupannya. Dia menjadi paham tentang hal buruk yang terus menimpanya, walau itu tidak seburuk apa yang menimpa David, Gary sempat frustrasi atas grafik hidupnya yang merosot. Melihat keadaannya sekarang, sudah mampu menjelaskan segala kesialan yang menimpanya.Lalu, bagaimana jika ternyata kesialannya masih

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 200

    Satu teriakan itu berhasil memprovokasi tamu undangan lainnya. Kini tempat itu dipenuhi oleh seruan yang meminta Tuan Muda Roodenburg untuk mencium istrinya. Kedua pipi Claire memerah mendengarnya. Dia bahkan melepas rangkulannya dari leher Jack, sedikit tertunduk menghadap para hadirin. Jack mengambil napas melihat istrinya demikian. Dia mendekatkan wajahnya pada Claire, membuat para hadirin menghentikan seruan mereka. Semua tegang menunggu apa yang akan Tuan Muda lakukan. “Jangan cemas. Aku tidak akan melakukannya di depan umum,” bisik Jack sangat rendah, hingga hanya Claire yang bisa mendengarnya. Wanita itu menoleh pada suaminya dengan wajah cerah. Sementara para hadirin masih menanti sang tuan muda melakukan apa yang mereka harapkan. Dalam saat-saat sunyi itu, mendadak terdengar panggilan dari deret kursi belakang. “TUAN MUDA!!” Orang-orang terkejut. Mereka menoleh ke belakang, ke sumber suara, demi melihat kenampakan wanita yang begitu lancang memanggil Tuan Muda Roodenbu

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 199

    Prosesi pernikahan Tuan Muda Roodenburg dengan Nona Claire Boutcher telah selesai. Kini, persahabatan mereka sudah resmi menjadi hubungan suami istri dengan ikatan cinta yang suci. Kebahagiaan itu tergambar jelas di wajah kedua mempelai, keluarga, dan para tamu undangan, kecuali empat sekawan yang duduk di kursi belakang. Sophie yang sejak tadi menitikan air mata, kini memeluk Lady untuk menyembunyikan isakannya setelah melihat Jack mencium kening Claire. Masih hangat dalam ingatan Sophie, selama dia dan Jack dahulu berpacaran, Jack tidak pernah meminta ciuman darinya. Sedangkan saat menjadi kekasih David, pria itu meminta segalanya darinya, bahkan di hari pertama mereka berpacaran. Sungguh, dahulu Sophie menilai Jack sebagai pecundang meski dalam hal percintaan. Sementara dia memberikan penilaian sangat tinggi untuk David, dan menganggapnya sebagai pria sejati yang bergairah. ‘Tapi lihat sekarang. Jack menikahi Claire di depan seluruh warga Rhineland dengan gagah dan penuh kharisma

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 198

    “Dari suaranya saja, jelas sekali jika Tuan Muda adalah orang yang ramah dan rendah hati. Daripada dirinya, jelas kita semua yang mendapat kesempatan untuk hadir di acara ini begitu bahagia dan merasa terhormat. Kita benar-benar beruntung. Bahkan jika seseorang membeli undangan pernikahan dari Tuan Muda dengan harga fantastis, aku akan dengan yakin menolaknya. Ini benar-benar momen patah hati yang paling berharga.” Grace tersenyum lebar dengan pandangan mata tertuju pada layar besar yang ada di sisi kanan panggung. Dalam layar itu menampilkan sosok pria bertopeng yang menyita perhatian seluruh manusia di Rhineland.Dua layar besar memang sengaja disediakan di samping panggung demi membantu para hadirin yang duduk di kursi belakang, supaya tetap bisa melihat dengan jelas jalannya acara. Apa yang ditampilkan dalam layar itu adalah apa yang terlihat di layar televisi juga. Sebenarnya Grace dan rombongan sedikit kecewa karena mereka mendapat kursi di deret paling belakang, tetapi mereka

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 197

    "Jika yang berbicara ini adalah David yang dahulu, aku pasti percaya. Tapi David, sekarang kamu bahkan hanya tinggal di kos sempit ini. Tidak mungkin kamu bertemu dengan wanita dari kelas atas." Gary mengambil kripik kentang dan mengunyahnya dengan santai. Tidak ada lagi rasa segan atau was-was akan membuat David tersinggung. "Mungkin saja David melihatnya saat masih menjadi manajer keuangan di Big Roodgroup." Gary menimpali.Namun, David masih bergeming. Dia tidak menggeser sedikit pun pandangannya dari kaca televisi. Kerutan di keningnya semakin banyak."David." Bahkan panggilan pelan dari Gary membuat David terkejut.Sambil menggelengkan kepala, David berkata, "Tidak salah lagi, dia memang wanita itu."Ryan bertanya, "Apa yang kamu bicarakan?" "Aku sangat yakin, dia, mempelai wanita Tuan Muda Roodenburg adalah wanita kasar yang bekerja di King Pizza. Dia berteriak-teriak memakiku dan Sophie. Dia melarang kami masuk ke kedai itu."Gary dan Ryan sempat melihat satu sama lain sebelu

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 196

    Greenroad Villa hari ini terlihat sangat ramai. Para pelayan begitu sibuk ke sana ke mari mengurus segala keperluan, apalagi sejak tadi para tamu sudah mulai datang.Banyak tamu istimewa yang datang ke acara pernikahan paling mewah dan fenomenal ini, misalnya para pejabat, artis, konglomerat, dan lain sebagainya. Mereka sangat antusias mengingat ini adalah pernikahan pewaris tunggal keluarga Roodenburg, keluarga dengan kekayaan, popularitas, dan pengaruh paling besar.Memangnya siapa yang mau melewatkan undangan pernikahan pewaris tunggal dari keluarga nomor satu dari orang-orang kelas atas?"Sebenarnya, aku masih trauma dengan kejadian di malam amal itu." Lady menggandeng lengan Sophie. "Aku tidak menyangka jika undangan pernikahan itu asli. Rasanya ini terlalu ... mendadak, super mendadak. Untung saja kalian memaksaku ikut, jika tidak, aku akan lebih menyesal lagi karena tidak hadir di acara berbahagia idolaku, meski mungkin tidak lama lagi aku akan menangisinya." Lady melanjutkan.

DMCA.com Protection Status