Para karyawan baru menunggu kedatangan Tuan Muda Roodenburg di ruang pertemuan satu. Dalam gedung dengan tinggi 262 meter itu terdapat beberapa ruang pertemuan. Dan ruang pertemuan pertama adalah yang letaknya di lantai paling atas, bersebelahan dengan ruangan direktur. Mereka duduk dengan wajah gugup. Beberapa di antara mereka tampak memegang erat kursi, ponsel, kaki, atau apa pun yang bisa mereka gunakan untuk mengalirkan rasa deg-degan. Mereka akan bertemu orang nomor satu di perusahaan itu. Dan Big Roodgroup adalah perusahaan nomor satu di negara ini. Sampai di pemikiran itu saja sudah sangat jelas betapa penting Tuan Muda Roodenburg. Orang paling berpengaruh dan berkuasa yang belum pernah mereka temui sebelumnya. "Aku sangat gugup. Sudah dua kali aku pergi ke toilet. Dan sekarang perutku terasa mulas lagi. Tapi aku akan mengendalikannya," kata seorang wanita yang duduk di samping Sophie. Sophie menimpali, "Ya, kamu harus mengendalikannya. Jangan sampai kamu ada di toilet keti
Sophie melihat kembali ke arah Jack yang tersenyum padanya.'Tapi kenapa Jack tersenyum padaku?'Napas Sophie menjadi semakin sesak. Tapi tubuhnya seperti bergerak sendiri. Sophie membungkuk hormat!Dia memandang marmer lekat-lekat seolah ada gundukan emas di sana. Benak Sophie kini dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan baru.Jika Jack adalah Tuan Muda Roodenburg, mengapa malah bekerja sebagai pengantar pizza? Untuk apa Jack menyembunyikan identitasnya?Tapi, jika Jack bukan Tuan Muda Roodenburg, berani sekali dia duduk di kursi khusus sang tuan muda? Lebih dari itu, Matthew tidak menegurnya!"Sophie, kamu bisa menegakkan tubuhmu."Pupil Sophie membesar, mendengar ucapan lembut dan sopan dari seorang laki-laki. Suaranya sangat familier di telinga Sophie. 'Jack, apa itu kamu? Tuan Muda Roodenburg?' batin Sophie bertanya pada dirinya sendiri.Dengan mata terpejam, Sophie menegakkan tubuhnya. Apa yang terjadi jelas-jelas sudah sangat jelas. Namun, ini terlalu mengejutkan baginya hingga s
Sophie mencoba untuk tetap fokus pada pekerjaannya. Meski dia sudah tidak tahan ingin menceritakan kenyataan mengejutkan yang baru dia ketahui hari ini, dia harus menunggu hingga jam istirahat tiba. Itu pun bukan untuk menelepon dan mengatakan semuanya, tetapi hanya mengirim pesan untuk melakukan pertemuan.Benar, Sophie memang ingin menceritakan semuanya secara langsung kepada para sahabatnya. Selain itu, dia juga ingin menjenguk Mary di rumahnya. Jadi, melakukan pertemuan di rumah Mary adalah ide yang sangat bagus."Baiklah, kita lanjutkan lagi setelah jam istirahat ya." Kepala Humas berbicara dengan semangat sebelum masuk ke dalam ruangannya.Para karyawan lama mengajak Sophie dan Oliver berbincang. Mereka ingin membangun kedekatan dengan karyawan baru agar bisa bekerja bersama dengan lebih baik. Lebih dari itu, Kepala Humas juga meminta para senior untuk bisa mengayomi juniornya."Aku tidak asing dengan wajahmu. Sepertinya kita pernah bertemu. Tapi di mana ya?" kata seorang karyaw
Para karyawan berdiri di tempatnya ketika Jack diikuti para pengawal berjalan di hadapan mereka. Semuanya menyunggingkan senyum terbaik dengan tubuh membungkuk rendah. Di antara mereka terlihat satu wanita dengan ekspresi yang berbeda.Wanita itu tidak tersenyum, tetapi wajahnya malah menyimpan kesedihan yang mendalam. Diam-diam dia bahkan menghapus air matanya.'Jack,' lirihnya dalam hati penuh sesal.Tepat sekali, wanita itu memang Sophie. Ketika Jack masih berada cukup jauh dari tempatnya berdiri, Sophie melongokkan kepala untuk melihatnya. Dia begitu bersemangat untuk menyapa Jack dan memberikan senyum terbaiknya. Namun, saat jarak keduanya sudah dekat dan bahkan Jack ada di hadapannya, Sophie ditampar oleh kenyataan.Wanita itu masih tidak mengira jika takdirnya akan semenyedihkan ini. Detik demi detik terlewat dengan rasa sesal yang tidak berkurang sedikit pun.Sophie sadar, Jack yang berjalan begitu saja melewatinya, bukanlah Jack yang dulu. Pria yang sering disebut pecundang o
Malam ini para karyawan di StarIn Shine Hotel terlihat sangat sibuk. Mereka melakukan persiapan untuk menyambut kedatangan orang yang sangat penting."Pastikan semua sempurna! Aku tidak mau ada cacat sedikit pun! Tuan Muda harus mendapatkan pelayanan terbaik." Robert Lechter bahkan memberi arahan langsung. Biasanya Robert membiarkan manajer hotel menangani semuanya. Sebagai hotel terbaik di kota ini, tentu ada banyak orang penting yang memilih StarIn Shine Hotel sebagai tempat tinggal sementara dalam acara-acara tertentu. Tidak hanya soal kamar yang menawan, hotel itu juga menyediakan aneka hidangan lezat lengkap dengan berbagai fasilitas mewah.Jadi, ini bukan kali pertama hotel itu kedatangan tamu penting. Lalu mengapa Robert Lechter sampai turun tangan untuk menyambut tamu malam ini?"Siapa yang akan datang? Tuan Lechter terlihat sangat bersemangat. Dia memastikan semuanya sejak awal sendiri." Seorang karyawan berbisik, bertanya pada rekannya. Dia merasa heran karena biasanya pemi
Sebuah mobil Rolls-Royce Phantom memasuki halaman StarIn Shine Hotel. Robert yang mendapat laporan dari penjaga akan kedatangan mobil mewah itu bergegas keluar. Dia sampai berlari menuju pintu utama hotel.Robert menyunggingkan senyum terbaiknya melihat logo keluarga Roodenburg pada plat nomor mobil tersebut. Dalam hati dia berkata, 'Tuan Muda Roodenburg, akhirnya anda tiba juga.'Sesaat pesan dari Matthew melintas di kepalanya. Kening Robert menjadi berkerut seketika. Dia menghubungi kepala penjaga di hotelnya untuk meningkatkan penjagaan dari orang-orang mencurigakan.Menepis semua kecemasannya, Robert kembali tersenyum lebar ketika mobil yang ditumpangi Jack telah berhenti. Seorang pria kekar turun dari mobil itu untuk membukakan pintu bagi Jack.Pandangan semua orang di tempat itu terpaku pada pintu yang telah dibukakan si pengawal. Terlihat kaki dalam balutan celana berwarna biru lengkap dengan sepatu pantofel mengkilap mencuat dari sana.Semua orang menjadi deg-degan!Aura yang
Jack tersenyum miring. Melihat perubahan ekspresi di wajah Donald, dia bisa menebak apa yang ada di pikirannya. "Bagus, rupanya anda sudah mengingatku, Tuan Pasmod. Mari silakan duduk. Anggap saja makan malam mewah ini sebagai ganti dari koper haram itu." Donald Pasmod menggertakkan gigi-giginya. Dia melihat Jack dengan tatapan tajam sambil duduk di kursi yang telah disediakan untuknya. 'Rupanya cucu Tom Roodenburg lebih gila daripada kakek tua itu. Berani sekali dia berbicara seperti itu di hadapanku langsung! Berani-beraninya mengakui kesalahannya padaku! Apa dia pikir koper itu berisi mainan? Aku mengalami kerugian jutaan dolar karenanya. Dia juga telah membunuh Berry!' Dalam diam Donald melanjutkan ucapannya, 'Sial! Jika tahu dia adalah orang yang sama dengan pengantar pizza itu, aku tidak akan meminta untuk bertemu di sini!' Dia melihat ke arah George dan Zac yang berdiri di samping Jack. Melihat rahang Donald yang mengeras, wajah Jack tetap tenang. Dia meletakkan kedua tang
Pernyataan Donald membuat jantung Jack berdetak lebih cepat. Dia tidak mengira jika Danald akan meminta nyawa kakeknya. Meskipun demikian, Jack berusaha untuk menahan keterkejutan itu. Wajahnya masih terlihat tenang. Jack tersenyum. “Permintaan kecilmu itu adalah hal yang mustahil, Tuan Pasmod.” Donald bersandar kembali ke kursi. Dia mencebik dengan wajah kecewa. “Aku sudah menduganya. Tapi cobalah untuk mendengar alasanku meminta nyawa Tom Roodenburg. Sebenarnya, dia telah mengambil banyak hal dariku. Aku tidak suka bermusuhan, sungguh aku tidak berbohong. Itu sebabnya aku tidak suka mencampuri urusan orang lain.” Mafia narkoba itu melanjutkan, “Tapi kakekmu itu suka ikut campur dalam urusan orang lain. Aku tidak pernah mengusik bisnisnya, tapi dia menganggu bisnisku. Jadi, apa yang bisa aku lakukan selain menjadikannya sebagai musuh? Tapi, dia benar-benar musuh yang sangat kuat. Dan pada akhirnya, aku yang masuk ke dalam penjara.” Jack hanya diam menyimak cerita dari Donald. Dia