Tolong cek usia sebelum membaca, chapter ini mengandung unsur 21
???Setelah semalaman menangis Izma kini masih tertidur dengan lemas. Matanya sembab dan merah. Dia tak tahu harus berbuat apa. Dia seolah menajadi sangat hina karenanya. Menjadi seorang istri muda, bukanlah sebuah keinginanya apalagi cita-cita. Tetapi takdir yang memaksanya seperti itu.Gadis itu masih terbuai dalam dunia mimpi. Bahkan dirinya masih mengenakan gaun pengantin yang semalam dia kenakan. Malam pertama yang di perkirakan datang dengan indah. Dan mengecup sebuah rasa yang nikmat. Namun semua itu hanyalah bualan semata. Bagi Izma malam pertamanya bersama Azam adalah malah kehancuran hidupnya. Malam dimana dirinya memulai sebuah kehidupan penuh cacian dan makian.Izma yang kini hidup sebatang kara hanya bisa menerima takdirnya. Awalnya dia begitu bahagia ketika Azam datang mengatakan bahwa dia adalah kakak angkatnya. Dan juga Izma merasa tenang ketika Azam menawarkan sebuah pernikahTolong cek usia sebelum membaca, chapter ini mengandung unsur 21???Azam terus menciumi seluruh tubuh Izma. Kini mulai turun ke kaki Izma. Azam menghujani paha, betis dan jari kaki izma dengan ciuman mesra penuh sensansi. Izma masih memejamkan matanya. Sedang Azam mulai menyeringai. Azam mulai membuka kaki Izma.Izma mambuka matanya ketika Azam mulai membuka kakinya dan menekukan kakinya. Izma menutup mis v nya dengan kedua tanganya. Dia sungguh berdebar dan malu ketika Azam memperhatikan miz v seolah sedang memeriksa. Azam lalu menenggelamkan wajahnya diantara selangkangan Izma dan mulai melumat habis klitoris milik gadis itu."Ahhh ...." Izma berteriak merasakan sentuhan dahsyat yang sangat nikmat di bawah sana. Azam terus menggempur klitoris Izma sampai Izma merasakan ada cairan hangat leluar sedikit dari organ inti miliknya.Azam terus menjilat dan membuat izma tak tentu arah. Izma menggeliat karena sensasi nikmat yang dia rasakan."Sud
Izma mengenakan pakaiannya di depan Azam. Dia mengenakan sebuah rok pendek dengan kaos ketat. Izma lalu pergi meninggalkan Azam sendiri dikamar itu. Kamar yang sudah menjadi saksi betapa mereka berdua saling memuaskan hasrat masing-masing.Sekali lagi Azam melihat seprei putih itu. Yang telah ternoda karena perbuatanya tadi. Azam memejamkan matanya dan menghela napas. Azam akui pergulatanya barusan bersama Izma sangat nikmat. Bahkan Azam rasanya masih ingin memeluk Izma dan meneguk manisnya madu gadis itu kembali.Tapi kini Izma sudah pergi. Izma sudah mempersiapkan tas beserta isinya. Izma sudah berkemas untuk berangkat ke luar negri. Izma sudah bulat dengan pemikirannya. Dia akan pergi jauh meninggalkan Azam dan Aliza. Izma sudah naik ke dalam mobil diantar oleh sopir. Mobil itu sudah melaju meninggalkan mansionya. Azam hanya bisa melihat dari balkon atas kamar Izma.Azam masih mengenakan handuk di pinggangnya. Azam menatap pilu kepergian Izma. Dia menyadari d
Azam masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan agak kesal. Aliza selalu berkata kasar. Padahal selama ini Aliza tidak pernah sekasar itu. Azam menyukai Aliza karena dia begitu lemah lembut dan penyayang. Tidak di sangka bahwa Aliza menyimpan sipat kasar seperti itu. Azam menyayangkan hal itu. Azam merebahkan tubuhnya di atas kasur.Dia memikirkan semua perkataan Izma. Izma tidak mau Azam menggangunya selama Izma kuliah di luar negri. Azam sepertinya sudah mulai tertarik kepada Izma. Karena Izma begitu cantik dan terlihat begitu menderita. Azam ingin melindunginya. Tetapi langkah Azam ternyata salah. Dan Azam menyadari bahwa dirinya telah menyakiti hati Izma."Maafkan aku Izma!" Azam berkata dalam hatinya. Azam memejamkan matanya dan dia membayangkan hal yang terjadi pada tadi pagi bersama Izma. Dimana mereka bersatu dalam sebuah kenikmatan yang baru Azam rasakan selama ini. Azam menikah dengan Aliza saat kondisi Aliza sudah bukan perawan. Azam menikahi Aliza saat Aliza b
Sesampainya di rumah sakit. Ternyata semuanya sudah terlambat. Aliza sudah tidak menemukan denyut nadi sang buat hati."TIDAAAAKK!" jerit Aliza dengan snagat kencang." Ada apa?" Azam menoleh ke belakang. Dia memarkirkan mobilnya dengan cepat dan segera keluar untuk membantu menggendong buah hatinya."Mawar, Mawar Mas, ya Tuhan anaku, putri kecilku?" Aliza menangis dengan nyaring. Air matanya mengalir dengan sangat deras.Azam lalu memeriksa denyut nadi sang buah hati. Dan ternyata memang sudah tidak ada denyutan sama sekali."Mawar maafin Papa, Nak!" Azam menangis dengan amat pedih. Semuanya sudah terlambat. Mawar sudah meninggal dalam perjalan tadi. Aliza menjerit dan memeluk sang putri yang berlumur dengan darah. Pelukanya sangat erat. Aliza terus berteriak menyerukan nama Putri kesayanganya."Tidak, Mawar. Ya Tuhan buah hatiku, kenapa bisa begini?" Aliza menjerit dengan lengkingan pilu.Sebuah kesakitan kini mene
"Dua garis." Aliza begitu girang saat melihat alat test kehamilannya menunjukan garis dua. Rasa bahagianya tak terkira. Mengingat sudah setahun lebih dia menanti sang buah hati. Tetapi kini buah hatinya sudah ada dalam rahimnya. Aliza telah mengandung.Azam sangat senang mendengar Aliza mengandung. Pasalnya itu adalah anak pertama Azam bersama dengan Aliza. Mereka lalu langsung konsultasi dan melakukan pemeriksaan kepada Aliza. Dokter Erik SPOG yang menangani pemeriksaan Aliza."Selamat ya Azam, Aliza, buah hati kalian sudah berusia 5 minggu!" ucap Dokter Erik sambil tersenyum dengan manis. Azam tersenyum senang. Dengan lembut Azam menggengam tangan Aliza. Mereka adalah pasangan suami istri yang sedang begitu bahagia."Terimakasih Erik, kami permisi dulu!" kata Azam dan Erik hanya mengangguk dengan senyumannya. Azam dan Aliza terus tersenyum senang."Semoga saja bayi kita lahir sehat dan sempurna ya, Sayang!" sahut Aliza begitu senang sambil terus men
Izma dan Azam kini sudah lelap dengan buaian mimpi yang indah. Azam masih lekat mendekap tubuh langsing sang istri kecilnya. Saat itu hujan masih mengguyur kota New York. Azam mulai membuka matanya dengan perlahan. Dia melihat dengan jelas bahwa dia sedang bersama istri yang dia rindukan selama dua tahun ini. Azam tersenyum dengan manis. Menatap punggung sang istri.Azam lalu mengecup leher belakang Izma dengan sangat hati-hati. Dia takut membangunkan gadis itu. Azam semakin mengeratkan pelukannya. Hatinya terasa tenang bisa memeluk Izma seperti ini. Azam begitu menyukai wangi dari tubuh sang istri. Tubuh yang pernah dia kecup kenikmatannya.Izma perlahan membuka matanya dia mencoba melepaskan pelukan Azam dan Azam masih memeluknya erat."Lepaskan aku Azam, aku mau ke kamar mandi!" pekik Izma kasar. Izma tidak memanggil Azam dengan sebutan kakak atau mas. Karena Izma merasa dirinya sudah bukan siapa-siapanya Azam lagi. Izma hanya merasa dirinya hanya istri kontr
Warning 21Mengandung unsur dewasa dan adegan seksual. Mohon cek usia sebelum membaca.???Izma beranjak dari meja makan. Dia merasa kesal dengan ucapan Azam barusan. Pasalnya Azam tidak mau menceraikan dia. Azam lalu duduk di samping Izma. Izma yang saat itu mengenakan kaos oblong dan celana pendek 5 cm di bawah selangkanya. Membuat Azam terus menatap cara berpakaian sang istri.Azam akui Izma masih remaja. Usia Izma bahkan baru menginjak dua puluh satu tahun. Dan gaya berpakaian dia pun masih seperti anak abege. Jauh sekali dengan cara berpakaian Aliza. Aliza yang selalu mengenakan rok selutut sedang izma lebih seksi dari pada itu."Apa setiap hari kamu mengenakan pakaian seperti ini?" tanya Azam sambil menatap Izma. Izma terdiam dengan wajah yang masih menahan amarah."Jangan terlalu seksi, hidup sendiri di New York bahaya!" Ucap Azam."Bukan urusanmu!" bentak Izma mulutnya masih manyun seolah dia sedang mengulum sebuah perme
Pagi itu Azam masih memeluk Izma dengan erat. Azam menarik selimut untuk menutupi tubuh polos sang istri. Izma masih terdiam dengan degupan jantung yang berdetak begitu kencang. Azam berhasil melumpuhkan gadis itu. Izma merasa tubuhnya melayang ketika Azam terus memberikan rangsangan pada dada gadis itu. Azam menemukan titik sensitif Izma yang membuat Izma tak bisa berkutik.Tangan Azam mengelus perut Izma dengan lembut."Suatu saat aku akan menitipkan anakku disini!" ucap Azam dengan bisikan mesra. Izma baru tersadar dan langsung menepis tangan Azam. Izma bangun dari tidurnya dan bergegas ke kamar mandi. Izma mandi dan menguyur seluruh tubuhnya dengan air shower. Izma menitikan air matanya. Ketika dirinya benar-benar bodoh menerima perbuatan Azam begitu saja.Izma lalu keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk yang mengumbar paha dan dadanya yang seksi. Azam tersenyum menatap betapa seksinya istri mudanya itu. Azam lalu mandi dan hendak bersiap
Sudah 2 minggu lebih Azam di New York dan itu membuat hati Aliza begitu panas dan kesal. Pada sore itu Azam pamit kepada Izma ingin menemui Dokter Daniel sebentar, karena ada hal yang harus di bicarakan mendadak. Izma pun hanya tersenyum mengangguk semua keinginan sang suami, lalu masuk ke dalam apartemennya setelah memastikan sang suami masuk ke dalam lift. Sore itu Izma benar-benar merasa tubuhnya begitu lemah tak tahu kenapa, tanpa Azam dia benar-benar merasa lelah. Padahal Azan baru saja pamit untuk pergi ke rumah Profesor Daniel sebentar saja. Izma kini hanya bisa merebahkan tubuhnya di sofa sambil menonton televisi. Tubuh Izma lemah, walaupun Dokter kandungan sudah mengatakan dia sehat, tetapi tubuhnya masih lemah dan tidak sekuat wanita lainnya. Tiba-tiba saja dari bel berbunyi dan Izma begitu senang karena dikira itu adalah suaminya. Izma dengan perlahan turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju ke pintu apartemen. Dia membuka pintu itu dengan hati yang se
Gadis itu benar-benar merasa sangat lemah, dia bangun dengan perlahan dari tempat tidurnya lalu dia berjalan menuju ke arah pintu apartemennya. Dia sangat berharap bahwa yang datang adalah sahabatnya, ataupun siapa itu yang bisa membantu dia saat dia sedang sakit seperti ini.Klik.Pintu apartemen pun terbuka. Terlihat seorang pria tampan gagah dan berkulit putih tersenyum menatapnya. Ternyata dia adalah sang suami yang sangat Izma rindukan."Kamu Kenapa baru datang?" Wanita itu merengek dengan tangisan yang meledak, dia begitu senang dan haru, ketika sang suami ternyata pulang ke apartemennya, dengan segera Azam memeluk sang istri dengan penuh kasih sayang. Azam lalu menggendong sang istri dan merebahkan dirinya di tempat tidur. Azam begitu terkejut melihat istrinya begitu kurus dan pucat. Izma benar-benar terlihat begitu lemah."Ada apa ini, apa kamu sakit sayang?" Tanya Azam dengan penuh perhatian. Dia begitu khawatir karena melihat kondisi Izma
"Jangan berkata seperti itu terus sayang, aku masih menyayangimu. Aku tidak akan mungkin membunuhmu." Azam langsung memberikan kecupan lembut pada sang istri melumat bibir sang istri dengan penuh kasih sayang, kini hanya bisa terdiam menikmati kecupan dari sang suami.Setidaknya kecupan itu bisa membuat Aliza sedikit tenang. Pria itu memeluk sang istri dengan penuh kasih sayang. Benar-benar tidak tega melihat tubuh kurus Aliza seperti itu, dia ingin membuat adiknya bahagia, dia ingin mengembalikan tawa Aliza bagaimanapun caranya, Aliza harus kembali seperti sedia kala, Azam tidak mau melihat Aliza terpuruk seperti ini terus.Pria itu kini telah memberikan nafkah lahir dan batin kepada Aliza Aliza kini sudah tidak berdaya di bawah tubuh sang suami mereka berdua kita saling menikmati madu masing-masing telah menunaikan tugasnya menjadi seorang suami Padahal dia masih lelah karena perjalanan dari New York ke Indonesia. Tetapi hanya dengan cara itulah Azam bisa mem
"Kamu berubah Azam, semenjak kamu menikah kamu berubah jadi mengabaikan aku, untuk apa lagi aku hidup, aku bahkan sudah tidak punya apa-apa lagi, satu-satunya orang yang paling berharga bagiku adalah kamu, sekarang hatimu bahagia dengan dia, aku bisa melanjutkan hidupku, dengan terus merasa cemburu, cemburu terhadap kalian, pernahkah kamu merasakan rasa sakitku, pasti kamu tidak tahu bagaimana rasanya sakit karena cemburu, aku tidak iklas kalian menikah." Aliza kembali meneteskan air matanya dia benar-benar tersakiti dengan tindakan Azam.dia tidak mau berbagi suami. Setiap wanita pasti lah tidak mau berbagi dengan istri yang lain begitu pula dengan Aliza. Masa-masa indah yang bahagia kini telah sirna sudah, kehadiran Izma dalam rumah tangga mereka membuat hidupnya semakin hancur dan menderita. Tidak ada yang tidak tersakiti, semuanya tersakiti baik Izma ataupun Aliza keduanya memang sudah sangat tersakiti, dan Azam mungkin hanya bisa terdiam dengan apa yang dia lakukan.
"Azam kamu telah membunuh hidupku, menghancurkan hatiku, menghancurkan hidupku, kalian berdua telah membuat aku kehilangan bayiku, kalian berdua pembunuh bayiku, aku keguguran gara-gara kalian." Wanita itu menjerit dengan begitu kencang. Dia memegang perutnya dan meremas baju yang kini menempel pada perutnya,dia begitu tersakiti ketika mengingat bahwa dirinya sudah tidak lagi mengandung seorang bayi.Azam terkejut mendengar ucapan dari sang istri. Dia tidak menyangka bahwa Aliza telah mengalami keguguran sudah membayangkan hal itu pasti sangat tersakiti dan menderita selama dirinya tidak ada. Azam kini menyesal telah mematikan ponselnya dan meninggalkan Aliza dalam putus asa."Sayang apa yang kamu katakan? Benarkah kamu telah keguguran?" Azam berkata dengan tubuh yang bergetar, dia tidak menyangka bahwa dia akan kehilangan buah hatinya dan melihat kondisi Aliza yang terpuruk, Azam sekarang mengerti bahwa Aliza begitu menderita pada saat dirinya pergi.Azam begit
"Dari pada bingung, sebaiknya kita mandi yuk!" ajak Azam sambil menggendong sang istri langsung menuju kamar mandi. izma sendiri merasa terkejut ketika sang suami menggendong tubuhnya menuju kamar mandi. Pagi itu akhirnya mereka menghabiskan waktunya di kamar mandi. Mereka bercinta di dalam bathtup.Lagi-lagi Azam membuat Izma mendesah begitu kuat begitu pula dengan dirinya, dia mengerang begitu hebat ketika menikmati suasana romantis tersebut. Azam tidak bosan meneguk madu di dalam tubuh sang istri. Karena Azam sendiri tahu bahwa istrinya itu kini sudah menjadi candu untuknya. Waktu berlalu tanpa terasa 3 hari pun tiba. Azam telah menghabiskan waktunya di New York bersama Izma.Izma begitu Sedih ketika Azam hendak pulang ke Indonesia. Izma mengantarkan sang suami berangkat ke bandara. Dia mengelus sang istri lalu mengecupnya dengan begitu lembut."Tunggu aku pulang ya sayang. Bulan depan aku akan kembali ke sini." Bisim Azam dengan mesra sedang Izma  
Harapanku pun sangat besar untuk mereka berdua tidak jarang orang lain berpoligami. Sebagai suami aku ingin memiliki istri yang akur. Banyak orang yang berpoligami, dan bukan cuma aku. Aku pun akan berbuat seperti itu. Aku berharap Aliza dan Izma bisa akur seperti orang lain pada umumnya. Aku lihat bahkan ada pria yang menikah dengan 4 perempuan dan mereka baik-baik saja. Aku berharap Aliza dan Izma semua akan baik-baik saja.Aku hanya harus lebih belajar lagi soal keadilan. Aku harus belajar dengan apa yang namanya bersikap adil. Mungkin aku akan sedikit egois ketika bersama Izma, aku akan memanjakan dia sepuas hatiku dan sepuas hatinya. Dan ketika aku bersama Liza aku pun akan berusaha membuat dirinya bahagia tanpa ada sedikitpun rasa cemburu.Aku akan membahagiakan mereka berdua ketika mereka berdua berada di dalam pelukanku. Aku berharap untuk kedepannya aku akan bisa membagi waktu untuk kedua istriku dengan adil. Aku benar-benar harus membawa Izma pulang, aku haru
Azam sudah menentukan sebuah pilihan bahwa dia akan tetap berpoligami dan akan membagi waktunya dengan adil kepada sang istri. Azam akan membujuk istri yang sedang merajuk, setiap istri yang merajuk akan dibujuk dengan baik. Seperti halnya Azam yang kini sedang menenangkan Izma.Pada saat ini memang hati Azam telah condong untuk Izma. Tetapi entah apa yang terjadi jika sampai Azam pulang dan tahu bahwa Aliza sudah keguguran. Apakah Azam akan terus seperti ini. Bersama dengan Izma terus-menerus atau bahkan mungkin menemani Aliza yang sedang bersedih.Entahlah Apa yang akan terjadi pada Azzam Selanjutnya Azam memang begitu egois tidak mau melepaskan salah satu istrinya.Muhammad azam Pov.Pagi itu aku akan segera pulang ke Indonesia. Aku tidak menyangka bahwa perpisahan seperti ini membuat hatiku itu sakit, aku benar-benar tidak tega melihat istri mudaku menangis seperti itu, jujur ku akui aku sudah sangat jatuh cinta kepada wanita ini, wanita yang be
"Sayang jangan berkata seperti itu lagi, aku sudah memantapkan hatiku mencintaimu, Aku tidak seperti itu, untuk sekarang aku tidak mungkin menceraikan Alisa, karena dia telah mengandung bayi kami." Azzam memeluk Izma dengan penuh kelembutan. Dia ingin menenangkan sang kekasih hati sebelum dia kembali ke Indonesia."Kalau kamu sudah memiliki bayi lain dari istri yang lain, untuk apa kamu meminta bayi kepadaku, kamu hanya akan membuat aku tambah tersakiti dengan melahirkan anakmu.""Karena aku akan sangat bahagia jika bisa memiliki bayi bersamamu, seseorang makhluk kecil memanggil ku dengan sebutan Papi. Memanggilmu dengan sebutan Mami. Seorang yang sangat mirip dengan kita berdua. Apa kamu tidak menginginkan hal itu, hidup kita akan terasa tenang dengan kehadiran seorang bayi di samping kita," tutur Azam sambil meluk Izma dengan posesif. Tidak henti pria itu mengelus lembut rambut sang kekasih, lalu mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang."Cukuplah Azam. Pe