"Azam kamu telah membunuh hidupku, menghancurkan hatiku, menghancurkan hidupku, kalian berdua telah membuat aku kehilangan bayiku, kalian berdua pembunuh bayiku, aku keguguran gara-gara kalian." Wanita itu menjerit dengan begitu kencang. Dia memegang perutnya dan meremas baju yang kini menempel pada perutnya,dia begitu tersakiti ketika mengingat bahwa dirinya sudah tidak lagi mengandung seorang bayi.
Azam terkejut mendengar ucapan dari sang istri. Dia tidak menyangka bahwa Aliza telah mengalami keguguran sudah membayangkan hal itu pasti sangat tersakiti dan menderita selama dirinya tidak ada. Azam kini menyesal telah mematikan ponselnya dan meninggalkan Aliza dalam putus asa. "Sayang apa yang kamu katakan? Benarkah kamu telah keguguran?" Azam berkata dengan tubuh yang bergetar, dia tidak menyangka bahwa dia akan kehilangan buah hatinya dan melihat kondisi Aliza yang terpuruk, Azam sekarang mengerti bahwa Aliza begitu menderita pada saat dirinya pergi.Azam begit"Kamu berubah Azam, semenjak kamu menikah kamu berubah jadi mengabaikan aku, untuk apa lagi aku hidup, aku bahkan sudah tidak punya apa-apa lagi, satu-satunya orang yang paling berharga bagiku adalah kamu, sekarang hatimu bahagia dengan dia, aku bisa melanjutkan hidupku, dengan terus merasa cemburu, cemburu terhadap kalian, pernahkah kamu merasakan rasa sakitku, pasti kamu tidak tahu bagaimana rasanya sakit karena cemburu, aku tidak iklas kalian menikah." Aliza kembali meneteskan air matanya dia benar-benar tersakiti dengan tindakan Azam.dia tidak mau berbagi suami. Setiap wanita pasti lah tidak mau berbagi dengan istri yang lain begitu pula dengan Aliza. Masa-masa indah yang bahagia kini telah sirna sudah, kehadiran Izma dalam rumah tangga mereka membuat hidupnya semakin hancur dan menderita. Tidak ada yang tidak tersakiti, semuanya tersakiti baik Izma ataupun Aliza keduanya memang sudah sangat tersakiti, dan Azam mungkin hanya bisa terdiam dengan apa yang dia lakukan.
"Jangan berkata seperti itu terus sayang, aku masih menyayangimu. Aku tidak akan mungkin membunuhmu." Azam langsung memberikan kecupan lembut pada sang istri melumat bibir sang istri dengan penuh kasih sayang, kini hanya bisa terdiam menikmati kecupan dari sang suami.Setidaknya kecupan itu bisa membuat Aliza sedikit tenang. Pria itu memeluk sang istri dengan penuh kasih sayang. Benar-benar tidak tega melihat tubuh kurus Aliza seperti itu, dia ingin membuat adiknya bahagia, dia ingin mengembalikan tawa Aliza bagaimanapun caranya, Aliza harus kembali seperti sedia kala, Azam tidak mau melihat Aliza terpuruk seperti ini terus.Pria itu kini telah memberikan nafkah lahir dan batin kepada Aliza Aliza kini sudah tidak berdaya di bawah tubuh sang suami mereka berdua kita saling menikmati madu masing-masing telah menunaikan tugasnya menjadi seorang suami Padahal dia masih lelah karena perjalanan dari New York ke Indonesia. Tetapi hanya dengan cara itulah Azam bisa mem
Gadis itu benar-benar merasa sangat lemah, dia bangun dengan perlahan dari tempat tidurnya lalu dia berjalan menuju ke arah pintu apartemennya. Dia sangat berharap bahwa yang datang adalah sahabatnya, ataupun siapa itu yang bisa membantu dia saat dia sedang sakit seperti ini.Klik.Pintu apartemen pun terbuka. Terlihat seorang pria tampan gagah dan berkulit putih tersenyum menatapnya. Ternyata dia adalah sang suami yang sangat Izma rindukan."Kamu Kenapa baru datang?" Wanita itu merengek dengan tangisan yang meledak, dia begitu senang dan haru, ketika sang suami ternyata pulang ke apartemennya, dengan segera Azam memeluk sang istri dengan penuh kasih sayang. Azam lalu menggendong sang istri dan merebahkan dirinya di tempat tidur. Azam begitu terkejut melihat istrinya begitu kurus dan pucat. Izma benar-benar terlihat begitu lemah."Ada apa ini, apa kamu sakit sayang?" Tanya Azam dengan penuh perhatian. Dia begitu khawatir karena melihat kondisi Izma
Sudah 2 minggu lebih Azam di New York dan itu membuat hati Aliza begitu panas dan kesal. Pada sore itu Azam pamit kepada Izma ingin menemui Dokter Daniel sebentar, karena ada hal yang harus di bicarakan mendadak. Izma pun hanya tersenyum mengangguk semua keinginan sang suami, lalu masuk ke dalam apartemennya setelah memastikan sang suami masuk ke dalam lift. Sore itu Izma benar-benar merasa tubuhnya begitu lemah tak tahu kenapa, tanpa Azam dia benar-benar merasa lelah. Padahal Azan baru saja pamit untuk pergi ke rumah Profesor Daniel sebentar saja. Izma kini hanya bisa merebahkan tubuhnya di sofa sambil menonton televisi. Tubuh Izma lemah, walaupun Dokter kandungan sudah mengatakan dia sehat, tetapi tubuhnya masih lemah dan tidak sekuat wanita lainnya. Tiba-tiba saja dari bel berbunyi dan Izma begitu senang karena dikira itu adalah suaminya. Izma dengan perlahan turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju ke pintu apartemen. Dia membuka pintu itu dengan hati yang se
-Izma-Namaku Izma Shania usia sembilan belas tahun, aku lahir dan dibesarkan oleh seorang Ayah yang sangat hebat. Dia adalah Dokter Muhamad Nuriel. Seorang Dokter bedah yang sangat terkenal dan pemilik sebuah rumah sakit swasta terkenal di kota B. Siapa yang tidak kenal dirinya. Ayahku adalah seorang yang sangat terpandang.Tetapi suatu kejadian membuatku sangat terkejut. Ayah tiba-tiba mengalami serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Aku tak percaya tuhan begitu cepat mengambilnya dariku. Bahkan aku belum sempat berterima kasih padanya karena telah membesarkan aku. Ayah meninggal Dengan meninggalkan banyak hutang padaku. Aku sungguh bingung harus bagaimana?Tiba-tiba saja rumah sakit diambil alih oleh seorang Dokter muda bernama Muhammad Azam. Dia berusia dua puluh tujuh tahun. Seorang dokter lulusan Harver university. Dia mengambil alih semua harta kekayaanku. Dan membayarkan semua hutangku. Aku pun kini tak punya tempat untuk tinggal.Aku yang ma
Malam itu Izma menangis dengan pilu, sang Ayah meninggalkan luka yang mendalam. Selain hutang diapun meninggalkan sebuah pesan agar Izma segera menikah dengan Azam. Azam adalah saudara angkat Izma. Mereka berbeda usia. Perbedaan mereka agak jauh sekitar delapan tahun.Azam di sekolahkan oleh dokter Nuriel sampai akhirnya menjadi Dokter. Namun Izma sama sekali jarang bertemu dengan Azam karena Azam tinggal di asrama sedari dia kecil. Semua kebutuhan Azam dipenuhi oleh almarhum Dokter Nuriel. Sehingga pas ajal tiba Dokter Nuriel meminta Azam membalas jasanya dengan menikahi putri tunggalnya Izma Shania.Azam sempat kebingungan dengan permintaan sang Ayah. Pasalnya dia baru menikah dengan Aliza dan baru mendapatkan seorang putri kecil berusia empat tahun. Aliza mengamuk ketika Azam meminta ijin untuk menikah lagi. Aliza menangis sejadi jadinya. Dia tidak mau suaminya menikah lagi. Dia tidak mau berbagi suami."Aku tidak mau Mas, aku tidak mau berbagi suami dengan s
Azam dengan cepat melajukan sedan hitamnya menuju ke mansion milik almarhum Ayah angkatnya. Disana sudah ada bibi menunggu dirinya."Apa yang terjadi bi?" Azam berkata dengan cemas."Non Izma ,dia pingsan di kamar mandi Tuan, sepertinya dia sangat stres sepeninggal Tuan besar."Tutur bibi ."Apa ada orang yang datang kesini?"Tanya Azam sambil berjalan menaiki tangga."Ada pihak Bank mengatakan bahwa rumah ini akan di sita Tuan, dan Nona terlihat sangat terpukul."Ceklek.Azam masuk ke dalam kamar Izma. Tercium wangi melon di dalam kamar tersebut. Suasana penuh warna hijau mewarnai seisi kamar. Azam sudah lupa kapan terakhir Azam masuk ke dalam kamar ini, saat itu Izma dan Azam bahkan tidak pernah saling bertegur sapa karena Ibunda Izma yang membatasi Azam untuk dekat dengan Izma.Azam sama sekali lupa dengan faras wajah sang adik. Adik angkatnya yang kini akan segera menjadi istrinya."Itu Izma?" Tanya Azam sambil melihat ke a
"Saya terima nikahnya, Izma Shania binti Muhammad Nuriel almarhum dengan maskawin seperangkat alat sholat di bayar tunai.""Sah, saksi bagaimana?""Sah.""Sah.""Sah.""Alhamdulillaah, silahkan pengantin perempuan keluar kamar!"Ucap penghulu ketika Azam sudah sah menjadi suami dari Izma.Izma berjalan perlahan begitu anggun dengan gaun Putihnya. Saat itu azam melihat istri mudanya begitu cantik. Dia terkesima dengan kecantikan istri kecilnya. Azam tak henti memandangi gadis yang kini telah sah menjadi istrinya. Kini Izma duduk disampingnya Azam."Silahkan cium tangan suamimu!" ucap pak penghulu.Izma terdiam lalu dia menatap Azam dengan tatapan sendu. Izma kini telah sah menjadi istri mudanya Azam. Izma meraih tangan Azam lalu mengecupnya dengan perlahan. Azam menatap Izma tanpa henti. Azam hendak mengecup kening Izma namun tiba-tiba saja Aliza datang bersama Mawar putrinya Azam."Papa," teriak anak kecil itu dengan san
Sudah 2 minggu lebih Azam di New York dan itu membuat hati Aliza begitu panas dan kesal. Pada sore itu Azam pamit kepada Izma ingin menemui Dokter Daniel sebentar, karena ada hal yang harus di bicarakan mendadak. Izma pun hanya tersenyum mengangguk semua keinginan sang suami, lalu masuk ke dalam apartemennya setelah memastikan sang suami masuk ke dalam lift. Sore itu Izma benar-benar merasa tubuhnya begitu lemah tak tahu kenapa, tanpa Azam dia benar-benar merasa lelah. Padahal Azan baru saja pamit untuk pergi ke rumah Profesor Daniel sebentar saja. Izma kini hanya bisa merebahkan tubuhnya di sofa sambil menonton televisi. Tubuh Izma lemah, walaupun Dokter kandungan sudah mengatakan dia sehat, tetapi tubuhnya masih lemah dan tidak sekuat wanita lainnya. Tiba-tiba saja dari bel berbunyi dan Izma begitu senang karena dikira itu adalah suaminya. Izma dengan perlahan turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju ke pintu apartemen. Dia membuka pintu itu dengan hati yang se
Gadis itu benar-benar merasa sangat lemah, dia bangun dengan perlahan dari tempat tidurnya lalu dia berjalan menuju ke arah pintu apartemennya. Dia sangat berharap bahwa yang datang adalah sahabatnya, ataupun siapa itu yang bisa membantu dia saat dia sedang sakit seperti ini.Klik.Pintu apartemen pun terbuka. Terlihat seorang pria tampan gagah dan berkulit putih tersenyum menatapnya. Ternyata dia adalah sang suami yang sangat Izma rindukan."Kamu Kenapa baru datang?" Wanita itu merengek dengan tangisan yang meledak, dia begitu senang dan haru, ketika sang suami ternyata pulang ke apartemennya, dengan segera Azam memeluk sang istri dengan penuh kasih sayang. Azam lalu menggendong sang istri dan merebahkan dirinya di tempat tidur. Azam begitu terkejut melihat istrinya begitu kurus dan pucat. Izma benar-benar terlihat begitu lemah."Ada apa ini, apa kamu sakit sayang?" Tanya Azam dengan penuh perhatian. Dia begitu khawatir karena melihat kondisi Izma
"Jangan berkata seperti itu terus sayang, aku masih menyayangimu. Aku tidak akan mungkin membunuhmu." Azam langsung memberikan kecupan lembut pada sang istri melumat bibir sang istri dengan penuh kasih sayang, kini hanya bisa terdiam menikmati kecupan dari sang suami.Setidaknya kecupan itu bisa membuat Aliza sedikit tenang. Pria itu memeluk sang istri dengan penuh kasih sayang. Benar-benar tidak tega melihat tubuh kurus Aliza seperti itu, dia ingin membuat adiknya bahagia, dia ingin mengembalikan tawa Aliza bagaimanapun caranya, Aliza harus kembali seperti sedia kala, Azam tidak mau melihat Aliza terpuruk seperti ini terus.Pria itu kini telah memberikan nafkah lahir dan batin kepada Aliza Aliza kini sudah tidak berdaya di bawah tubuh sang suami mereka berdua kita saling menikmati madu masing-masing telah menunaikan tugasnya menjadi seorang suami Padahal dia masih lelah karena perjalanan dari New York ke Indonesia. Tetapi hanya dengan cara itulah Azam bisa mem
"Kamu berubah Azam, semenjak kamu menikah kamu berubah jadi mengabaikan aku, untuk apa lagi aku hidup, aku bahkan sudah tidak punya apa-apa lagi, satu-satunya orang yang paling berharga bagiku adalah kamu, sekarang hatimu bahagia dengan dia, aku bisa melanjutkan hidupku, dengan terus merasa cemburu, cemburu terhadap kalian, pernahkah kamu merasakan rasa sakitku, pasti kamu tidak tahu bagaimana rasanya sakit karena cemburu, aku tidak iklas kalian menikah." Aliza kembali meneteskan air matanya dia benar-benar tersakiti dengan tindakan Azam.dia tidak mau berbagi suami. Setiap wanita pasti lah tidak mau berbagi dengan istri yang lain begitu pula dengan Aliza. Masa-masa indah yang bahagia kini telah sirna sudah, kehadiran Izma dalam rumah tangga mereka membuat hidupnya semakin hancur dan menderita. Tidak ada yang tidak tersakiti, semuanya tersakiti baik Izma ataupun Aliza keduanya memang sudah sangat tersakiti, dan Azam mungkin hanya bisa terdiam dengan apa yang dia lakukan.
"Azam kamu telah membunuh hidupku, menghancurkan hatiku, menghancurkan hidupku, kalian berdua telah membuat aku kehilangan bayiku, kalian berdua pembunuh bayiku, aku keguguran gara-gara kalian." Wanita itu menjerit dengan begitu kencang. Dia memegang perutnya dan meremas baju yang kini menempel pada perutnya,dia begitu tersakiti ketika mengingat bahwa dirinya sudah tidak lagi mengandung seorang bayi.Azam terkejut mendengar ucapan dari sang istri. Dia tidak menyangka bahwa Aliza telah mengalami keguguran sudah membayangkan hal itu pasti sangat tersakiti dan menderita selama dirinya tidak ada. Azam kini menyesal telah mematikan ponselnya dan meninggalkan Aliza dalam putus asa."Sayang apa yang kamu katakan? Benarkah kamu telah keguguran?" Azam berkata dengan tubuh yang bergetar, dia tidak menyangka bahwa dia akan kehilangan buah hatinya dan melihat kondisi Aliza yang terpuruk, Azam sekarang mengerti bahwa Aliza begitu menderita pada saat dirinya pergi.Azam begit
"Dari pada bingung, sebaiknya kita mandi yuk!" ajak Azam sambil menggendong sang istri langsung menuju kamar mandi. izma sendiri merasa terkejut ketika sang suami menggendong tubuhnya menuju kamar mandi. Pagi itu akhirnya mereka menghabiskan waktunya di kamar mandi. Mereka bercinta di dalam bathtup.Lagi-lagi Azam membuat Izma mendesah begitu kuat begitu pula dengan dirinya, dia mengerang begitu hebat ketika menikmati suasana romantis tersebut. Azam tidak bosan meneguk madu di dalam tubuh sang istri. Karena Azam sendiri tahu bahwa istrinya itu kini sudah menjadi candu untuknya. Waktu berlalu tanpa terasa 3 hari pun tiba. Azam telah menghabiskan waktunya di New York bersama Izma.Izma begitu Sedih ketika Azam hendak pulang ke Indonesia. Izma mengantarkan sang suami berangkat ke bandara. Dia mengelus sang istri lalu mengecupnya dengan begitu lembut."Tunggu aku pulang ya sayang. Bulan depan aku akan kembali ke sini." Bisim Azam dengan mesra sedang Izma  
Harapanku pun sangat besar untuk mereka berdua tidak jarang orang lain berpoligami. Sebagai suami aku ingin memiliki istri yang akur. Banyak orang yang berpoligami, dan bukan cuma aku. Aku pun akan berbuat seperti itu. Aku berharap Aliza dan Izma bisa akur seperti orang lain pada umumnya. Aku lihat bahkan ada pria yang menikah dengan 4 perempuan dan mereka baik-baik saja. Aku berharap Aliza dan Izma semua akan baik-baik saja.Aku hanya harus lebih belajar lagi soal keadilan. Aku harus belajar dengan apa yang namanya bersikap adil. Mungkin aku akan sedikit egois ketika bersama Izma, aku akan memanjakan dia sepuas hatiku dan sepuas hatinya. Dan ketika aku bersama Liza aku pun akan berusaha membuat dirinya bahagia tanpa ada sedikitpun rasa cemburu.Aku akan membahagiakan mereka berdua ketika mereka berdua berada di dalam pelukanku. Aku berharap untuk kedepannya aku akan bisa membagi waktu untuk kedua istriku dengan adil. Aku benar-benar harus membawa Izma pulang, aku haru
Azam sudah menentukan sebuah pilihan bahwa dia akan tetap berpoligami dan akan membagi waktunya dengan adil kepada sang istri. Azam akan membujuk istri yang sedang merajuk, setiap istri yang merajuk akan dibujuk dengan baik. Seperti halnya Azam yang kini sedang menenangkan Izma.Pada saat ini memang hati Azam telah condong untuk Izma. Tetapi entah apa yang terjadi jika sampai Azam pulang dan tahu bahwa Aliza sudah keguguran. Apakah Azam akan terus seperti ini. Bersama dengan Izma terus-menerus atau bahkan mungkin menemani Aliza yang sedang bersedih.Entahlah Apa yang akan terjadi pada Azzam Selanjutnya Azam memang begitu egois tidak mau melepaskan salah satu istrinya.Muhammad azam Pov.Pagi itu aku akan segera pulang ke Indonesia. Aku tidak menyangka bahwa perpisahan seperti ini membuat hatiku itu sakit, aku benar-benar tidak tega melihat istri mudaku menangis seperti itu, jujur ku akui aku sudah sangat jatuh cinta kepada wanita ini, wanita yang be
"Sayang jangan berkata seperti itu lagi, aku sudah memantapkan hatiku mencintaimu, Aku tidak seperti itu, untuk sekarang aku tidak mungkin menceraikan Alisa, karena dia telah mengandung bayi kami." Azzam memeluk Izma dengan penuh kelembutan. Dia ingin menenangkan sang kekasih hati sebelum dia kembali ke Indonesia."Kalau kamu sudah memiliki bayi lain dari istri yang lain, untuk apa kamu meminta bayi kepadaku, kamu hanya akan membuat aku tambah tersakiti dengan melahirkan anakmu.""Karena aku akan sangat bahagia jika bisa memiliki bayi bersamamu, seseorang makhluk kecil memanggil ku dengan sebutan Papi. Memanggilmu dengan sebutan Mami. Seorang yang sangat mirip dengan kita berdua. Apa kamu tidak menginginkan hal itu, hidup kita akan terasa tenang dengan kehadiran seorang bayi di samping kita," tutur Azam sambil meluk Izma dengan posesif. Tidak henti pria itu mengelus lembut rambut sang kekasih, lalu mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang."Cukuplah Azam. Pe