Beranda / Romansa / Dokter Cinta sang Mafia Sadis / Bab 1–Pertemuan tak Sengaja

Share

Dokter Cinta sang Mafia Sadis
Dokter Cinta sang Mafia Sadis
Penulis: Mamika

Bab 1–Pertemuan tak Sengaja

Penulis: Mamika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 13:22:08

"Dokter, ayo ikut aku?" perintah Axel menarik tangan Rayna begitu saja, membawanya masuk ke sebuah rumah sederhana.

"hei, apa yang kau lakukan, temanku bilang ada kecelakaan. Kenapa aku dibawa kemari?" tanya Rayna dengan banyak pertanyaan.

"simpan energimu untuk nanti dokter! kau terlalu banyak bicara!" kata Axel dengan dingin.

Sesampainya di dalam, Rayna semakin terkejut mendapati seorang pria paruh baya terbaring diatas tempat tidur pasien. "Astaga, apa-apaan ini! tanya Rayna sembari mengibaskan tangannya kasar agar lepas dari tangan Axel.

"Operasi dia sekarang, selamatkan dia jangan sampai dia mati" perintah Axel dengan tatapan elangnya.

"Bawa dia kerumah sakit, dia akan mati" kata Rayna dengan kesal sembari memeriksa Teddy yang tergolek lemah.

"Aku tidak bisa, ayo bawa dia kerumah sakit sekarang!" kata Rayna sembari melangkahkan kakinya hendak pergi.

Axel menodongkan pistol kearah Rayna. "Hentikan dokter Misyel! lakukan apa yang kuperintahkan atau,–" mata Axel beralih menatap pria yang berdiri disamping Rayna sekaligus mengarahkan pistolnya.

Rayna membuka mulutnya tidak percaya. "Manusia macam apa Anda! hah?!"

Tanpa aba-aba Axel menekan pelatuknya menembak pria di samping Rayna.

"Argh" erang pria disamping Rayna sembari memegang lututnya roboh ke lantai.

"Astaga!! apa anda benar-benar manusia?! baik-baiklah akan kulakukan tetapi setelah ini biarkan aku pergi" kata Rayna berteriak dengan terpaksa.

"Bagus, itu memang tugasmu! kenapa harus buang-buang waktu!!" ujar Axel dengan santai sembari beranjak pergi keluar rumah.

"Cal, bantu pria tua itu dan awasi dokter!" perintah Axel pada Calvin yang berdiri di depan pintu.

Calvin menganggukkan kepalanya lalu segera beranjak masuk ke dalam membantu dokter hewan itu berjalan keluar dipapahnya untuk kemudian dibawa ke rumah sakit.

Rayna dengan tegang mencoba mengoperasi Teddy dengan alat dan tempat seadaanya. Sesekali dia menggelengkan kepalanya, tidak mengerti dengan apa yang dia alami saat ini. Rayna sungguh merasa hampir gila.

Setelah satu jam berusaha menyelamatkan nyawa Teddy, akhirnya Rayna berhasil. Sekarang, dia bisa bernafas lega dan bisa segera pergi dari tempat mengerikan ini. Rayna segera beranjak keluar rumah, mendekati Axel yang berdiri dengan angkuh disana.

"Aku sudah menyelesaikan tugasku, jadi biarkan aku pergi sekarang!" kata Rayna dengan tegas.

Axel berbalik menatap Rayna dengan wajah dingin. "Tidak semudah itu, dokter. Pekerjaanmu selesai sampai dia kembali bangun dan bisa bicara denganku!" kata Axel.

Rayna mengehela nafas kasar sembari memegang dahinya merasa frustasi. "Apa kau gila? dia kritis dan habis melakukan operasi! butuh waktu lama untuk dia bisa bangun!" teriak Rayna tidak habis pikir dengan pria yang berdiri dihadapannya saat ini.

"Aku tidak peduli! kau akan disini sampai kau menyelesaikan pekerjaanmu!" kata Axel dengan tegas. Axel kemudian menyeret lengan Rayna membawanya berjalan masuk dan disekapnya disebuah kamar.

Rayna berteriak menggedor-gedor pintu. "Hei, keluarkan aku dari sini! aku Inging pulang! kau lihat saja kakakku akan mencariku dan kau akan dapat masalah!!" kata Rayna dengan kesal.

'Astaga mimpi apa aku, kenapa bisa terjebak dalam kondisi mengerikan seperti ini.' gumam Rayna sembari luruh ke lantai.

Sekembalinya Calvin dari rumah sakit, dia segera menemui Axel. "Ada apa mukamu terlihat panik begitu?" tanya Axel dengan santai.

"Gawat!! dokter itu ternyata bukan Misyel!!"

Axel menatap terkejut pada Calvin, "Apa?! bagaimana bisa?" kata Axel dengan sedikit berteriak menahan kesal.

Ia menatap ke pintu kamar lalu menurunkan suaranya. "Lalu siapa dia?"

"Dia adalah Rayna dokter bedah dirumah sakit itu, dan lebih buruk lagi dia adalah adik dari Mark Abraham, komisaris polisi hebat itu."

"Sial!" jawab Axel dengan gusar.

****

Rayna hanya bisa duduk diam sembari terus berpikir bagaimana caranya agar dia bisa kabur dari tempat ini. Tasnya berada di luar, dia tidak bisa menghubungi Mark, bahkan menelpon siapapun.

"Sial" umpat Rayna sembari terus menggedor-gedor pintu dengan kesal.

Rayna mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru ruangan kamar. Kamar ini lumayan luas, hanya saja terasa pengap karena kurangnya sirkulasi udara masuk. Matanya berhenti pada sebuah jendela. Rayna tersenyum lega. Dia segera bergegas melangkahkan kakinya mendekati jendela berharap jendela itu bisa digunakan untuk dia keluar kabur dari tempat ini.

Dengan hati-hati Rayna mencoba membuka jendela. Senyumnya merekah lebar menghiasi wajah manisnya. Kepalanya dikeluarkan terlebih dahulu untuk memastikan jika keluar nanti dia aman. 'Ah, aku sungguh beruntung' gumam Rayna tersenyum tipis. Rayna mengangkat sebelah kakinya menaiki jendela. Setelah keduanya berhasil naik dia bersiap untuk melompat.

"Hei, kau mau kemana dokter?" tanya Axel dengan berkacak pinggang berdiri dengan angkuh di depan Rayna. Rayna meneguk salivanya, rencananya untuk kabur tidak berhasil.

Axel melangkahkan kakinya mendekati Rayna. Kedua tangannya mencengkeram lengan Rayna dengan kasar membuat Rayna meringis. "Kau mencoba bermain-main denganku dokter Rayna?" tanya Axel dengan geram.

Wajah mereka sangat dekat hingga Rayna bisa merasakan hembusan nafas Axel. "Ayo ikut aku!!" kata Axel menyeret tubuh Rayna membawanya berjalan. Langkah kaki Axel yang terlalu cepat dan lebar membuat Rayna berjalan dengan terseok-seok karena tidak bisa mengimbangin langkah kaki Axel.

"Lepas!!! lepaskan aku!! Aku bisa berjalan sendiri tuan!!" teriak Rayna sembari berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Axel.

Axel melempar kasar tubuh Rayna hingga dia hampir terjatuh. Untung saja tertahan tempat tidur pasien, tempat dimana Teddy masih terbujur lemas disana.

"Bangunkan dia sekarang!!" perintah Axel dengan tegas sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Rayna menatap Axel enggan. Dia tidak habis pikir dengan pria sadis yang tidak berperasaan. Manusia terkejam tidak punya hati yang baru dia temui seumur hidupnya.

"Oh Tuhan, dia akan mati jika aku membangunkannya! apa kau tidak mengerti!! hah?" bentak Rayna frustasi.

"Bangunkan dan buat dia bicara!! setelah itu kau bebas dokter!" Axel menatap tajam Rayna, lalu perlahan mengeluarkan pistol dari balik pakaiannya.

"Cepat!! Lakukan" teriaknya membuat Rayna terkesiap karena kaget.

Rayna mengambil suntikan dan obat sembari menatap Axel penuh kebencian. Kemudian dia menyuntikkannya ke infus Teddy tanpa mengalihkan pandangannya menatap Axel.

"Kau yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padanya!" kata Rayna sembari mengangkat kedua tangannya menyerah.

Rayna mengehela nafas kasar, sembari sesekali memegang jidatnya. Perlahan Teddy membuka matanya, tubuhnya masih lemas karena pengaruh obat. Dengan kasar Axel mendorong Rayna agar menyingkir dari tempatnya berdiri.

"Hei, katakan padaku dimana komputer itu?!" teriak Axel dengan kasar. Pistolnya ditodongkan ke arah Teddy.

"Astaga! Demi Tuhan, dia akan mati Tuan!!" sela Rayna terlihat cemas.

Axel tidak peduli, dia terus saja mencecar Teddy dengan pertanyaan yang sama. Akan tetapi, tidak mendapatkan jawaban apapun darinya. Axel hanya mendapat seringaian tipis dari Teddy.

Axel mulia naik pitam, dia hampir saja menarik pelatuknya jika saja gawainya tidak berbunyi. Rayna hanya bisa menatap cemas bercampur takut sembari memegang kedua telinganya dengan mata terpejam.

"Sial!" umpat Axel, sembari mengambil gawainya.

'Bagaiamana? kenapa lama sekali?!'

"Kita dalam masalah besar, dokter yang kau kirim bukan Misyel"

'Bagaiamana mungkin? aku menyuruhnya untuk datang. Lalu siapa yang datang kalau bukan dia?'

"Rayna Abraham, adik dari Mark Abraham"

Bab terkait

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 2– Pilihan Sulit

    'Sial, aku akan kesana! pastikan Rayna jangan sampai melihatku!!'Deris mematikan panggilan teleponnya begitu saja. Setelah itu Axel kembali masuk ke dalam. Dia meraih tangan Rayna membawanya menuju ke gudang tempat kuda peternakan berada. "Kau gila!! aku tidak mau disini! kau samakan aku dengan kuda-kuda itu heh?! sungguh tidak berperasaan" caci Rayna pada Axel.Axel tidak bergeming, dia melempar tubuh Rayna masuk kemudian menutup pintu besinya dan menguncinya disana. "Tidurlah dengan nyenyak, sebentar lagi makanan akan datang! nikmatilah hidupmu disini dokter!!" kata Axel dengan nada mengejek."Dasar pria jahat! tidak berperasaan, biarkan aku keluar sekarang, kembalikan ponselku!!" teriak Rayna sembari menendang tumpukan yang berada dibawah kakinya dengan kesal.Sementara itu, di luar Deris tengah sampai di peternakan. Begitu mobil berhenti dia segera keluar, dan bergegas masuk ke dalam. Dia ingin memastikan sendiri kondisi Teddy, dan juga memaksanya untuk membuka mulutnya dimana bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 3– Menjadi Tawanan

    "Baiklah, aku akan menikah denganmu" jawab Rayna dengan berat hati. Tidak ada pilihan lain, Rayna seperti buah simalakama. Jika dia menolak nyawanya akan melayang, dia masih ingin menikmati hidup masih banyak impian yang belum tercapai. Namun, jika Rayna menerima tawaran Axel, meskipun tidak tahu kehidupannya nanti seperti apa, setidaknya dia masih bisa hidup.Rayna mengehembuskan nafas berat setelah menyetujuinya. Dia berjongkok sembari membenamkan kepalanya diatas lutut. Dia begitu frustasi. 'Ya Tuhan, aku bisa gila jika seperti ini' gumamnya dalam hati mencoba pasrah.Axel menatap tajam Rayna dengan mata elangnya, wajahnya selalu terlihat dingin dan tegas. "Kau terikat perjanjian denganku Rayna. Perjanjian kita adalah perjanjian darah, hidup dan mati. Setelah kita menikah nanti kau harus hidup dibawah aturanku. Apakah kau mengerti?!" kata Axel dengan tegas.Rayna mengangkat kepalanya terkejut, mulutnya menganga tidak percaya. "Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini" ujarnya lirih."Itu seba

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 4- Cemburu

    Sepeninggal Axel, Rayna memasuki kamar mandi dia butuh untuk menyegarkan tubuhnya. Setelah itu dia mencoba untuk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menjaga dirinya jika ada hal buruk yang terjadi. Rayna membuka lemari dapur dan menemukan sebuah pisau kecil, lalu ia simpan di bawah bantal.Rayna menghembuskan nafas lega lalu duduk di sofa sembari membuka gawainya. Tidak lama kemudian ada panggilan masuk dari ponselnya. Rayna menggeser tombol hijau dengan ragu. 'Rayna, kau kemana saja! aku berulang kali menelpon dan mengirimkan pesan, tetapi tidak satupun kau balas''Maafkan aku Luc!''Sekarang, kau ada dimana? kita bicara dan jelaskan padaku sekarang!''Maafkan aku Luc, aku tidak bisa bertemu lagi denganmu. Jangan hubungi aku lagi' 'Tapi,–'Rayna segera mematikan panggilan teleponnya begitu saja, tanpa memperdulikan Lucas. Baginya itu sudah cukup. Ia tidak ingin membawa nama Lucas ke dalam permasalahannya saat ini dan membahayakannya. Rayna terlihat begitu gelisah dan frustas

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 5– Rumah Mewah

    Rayna duduk disamping Arthur begitu saja tanpa menunggu tanggapan dari Arthur. "Jika tidak keberatan aku akan mengobati lukamu" kata Rayna sembari membuka kotak obat.Axel menatap tajam Rayna tanpa bersuara tetapi dia segera membuka kaos yang dikenakannya. Axel tersenyum kecut, lalu memalingkan wajahnya. "Kau sungguh aneh, dokter" ucapnya penuh dengan teka teki.Rayna mendongakkan kepalanya keatas sembari menatap Axel tidak mengerti. Dia menghela nafas berat, "maafkan aku" ucapnya lirih sembari membersihkan luka Axel.Setelah selesai Rayna memberikan obat untuk Axel. "Minumlah obat ini" perintah Rayna sembari memberikan obat menyodorkannya kepada Axel.Axel menatap obat itu sesaat lalu mengalihkan pandangannya. "Tidak!! tidak perlu!" balas Axel dengan dingin."Aku memaksa tuan Axel, ambil!! dan minumlah" pinta Rayna sekali lagi dengan tegas.Axel berdecih lalu berkata dengan sinis,"kau belajar banyak dariku ternyata" ujarnya sembari meraih obat dari tangan Rayna dengan terpaksa. Denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 6– Meratapi Nasib

    Letisya berjalan dengan langkah kaki lebar dengan rasa penasaran. Natasya kebetulan sedang menuruni tangga melihat dengan tatapan ingin tahu."Ada apa? kenapa mommy berjalan dengan tergesa-gesa begitu?" ujar Tasya lirih. Dia menghentikan langkahnya sebentar berpikir sejenak, lalu kembali melangkah menyusul Letisya.Rayna memasuki rumah mewah itu dengan ragu. Dalam hatinya takjub dengan kemewahan yang ada, tetapi kalah dengan rasa harap-harap cemas apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidupnya setelah ini. Sesampainya di ruang tengah, bertepatan dengan Letisya. Dia melangkah dengan senyum ramah menyambut kedatangan putra kesayangannya."Hei, sayang aku sangat merindukanmu" ujarnya sembari merentangkan kedua tangannya tersenyum hangat. Axel hanya diam berdiri kaku dengan ekspresi datarnya. Sementara Rayna berdiri mematung menatap interaksi antara ibu dan anak yang tampak tidak harmonis dalam pandangannya.Letisya melepaskan pelukannya, pandangan matanya beralih menatap Rayna tajam. "

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 7– Kabur

    Axel keluar beranjak keluar bertepatan dengan Letisya. "Kau mau kemana?" tanya Letisya menatap Axel penasaran."Ada sesuatu yang harus aku urus! Kau jaga dia baik-baik, jangan sampai dia keluar tanpa izinku" kata Axel sembari menyerahkan kunci pintu pada Letisya.Letisya mengambil alih kunci dari tangan Axel, seraya menganggukkan kepalanya. Setelah itu Axel beranjak pergi begitu saja dengan wajah dinginnya. Tepat ketika menuruni anak tangga dua langkah dia berhenti kalau berbalik dan berkata, "Bersiaplah, setelah aku kembali kita akan mencari gaun pengantin untuk calon menantumu itu" ujarnya sembari menatap tajam pintu kamarnya."Ah, ide yang bagus. Aku setuju denganmu sayang. abiar aku yang memilihkan gaun yang cocok untuk ratumu itu" katanya tersenyum senang dengan mata berbinar.Letisya berjalan kearah pintu dengan tubuh tegap begitu bangga. Memperlihatkan jika dia adalah sosok yang angkuh dan tidak mau kalah. Dengan sigap dibukanya pintu di hadapannya, lalu melangkah dengan mantap.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 8– Usaha yang Sia-sia

    Rayna memejamkan matanya sembari berdoa dalam hati agar Hulya tidak menemukannya. Di belakangnya Hulya berjalan dengan mengendap-endap semakin mendekat. Rayna tidak berani melihat kebelakang kecuali hanya terpejam."Bught....!" terdengar bunyi benda jatuh diikuti dengan suara kucing mengalihkan pandangan Hulya ke sumber suara hingga membuatnya akhirnya berbalik badan. 'Astaga, hanya kucing ternyata' gumamnya sembari berjalan meninggalkan tempatnya berada.Beberapa saat kemudian setelah terdiam beberapa detik, Rayna melihat ke belakang lalu terdengar helaan nafas lega dari bibirnya. "Owh, huft untung saja. Terima kasih Tuhan" ujarnya lirih pada diri sendiri sembari mengusap dahinya yang berkeringat.Rayna mencoba untuk berdiri tetapi lututnya agak terasa sakit hingga ia harus berjalan dengan sedikit tertatih. Dengan hati-hati dia mulai berjalan perlahan dengan mengendap-endap, mengedarkan seluruh pandangan matanya dengan awas. Dia harus waspada karena banyak orang di rumah ini berikut

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 9– Bukan Pernikahan Impianku...

    Letisya duduk menghampiri Rayna, lalu hendak mengobati lukanya, tetapi Rayna menjauhkan lututnya enggan. Seolah ia tidak mau disentuh."Biar aku sendiri!" ujarnya sembari merebut obat dari tangan Letisya. Letisya menjauhkan tangannya sehingga Rayna tidak mampu menggapainya. Letisya menatap tajam Rayna, sementara Natasya menatap tidak suka pada Rayna sembari mencebikkan mulutnya dan memutar bola matanya malas."Diam dan menurutlah!! kau seorang dokter bukan? harusnya seorang berpendidikan dan terlatih sepertimu bisa menghormati orang lain!" kata Letisya demagntegas membuat Rayna semakin meradang."Ck, anda berbicara Maslah kehormatan, tetapi anda sendiri apakah mempunyai rasa hormat kepada anak anda sendiri nyonya?" ujar Rayna dengan kesal. Dia merasa tidak terima dengan penuturan Letisya."Dengar, aku akan menghormati orang jika orang itu pantas dihormati" ujarnya dengan melirik sinis lalu memalingkan wajahnya dengan acuh. Rayna tidak ingin lagi melihat wajah Letisya. Mendengar ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07

Bab terbaru

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 44– Operasi Bayangan

    Rayna dan Axel berjalan menjauh dari ruangan besar, kembali ke koridor yang gelap dan berliku. Meski kelelahan, mereka tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan. Adrenalin masih mengalir di tubuh mereka setelah pertarungan sengit, dan mereka tahu bahwa tugas mereka belum sepenuhnya selesai.Saat mereka menelusuri lorong-lorong yang sepi, mereka berbincang tentang temuan mereka dan kemungkinan langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa menangkap sosok yang melarikan diri adalah langkah penting dalam memastikan keamanan wilayah tersebut."Kita harus membawa data ini ke pihak berwenang secepat mungkin," kata Rayna. "Informasi ini bisa membantu mereka menangkap anggota sindikat lainnya dan mencegah rencana berbahaya di masa depan."Axel setuju. "Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko mereka bisa menyembunyikan jejak mereka."Rayna dan Axel segera menuju pintu keluar gudang, memastikan untuk tidak meninggalkan jejak yang bisa memberi tahu musuh b

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 43– Perangkap Terakhir

    Rayna dan Axel terkejut oleh kejadian yang tak terduga tersebut. Mereka tahu bahwa mereka telah terperangkap dalam situasi yang sangat berbahaya, dikhianati oleh seseorang yang dulunya adalah rekan mereka sendiri. Mereka harus segera menemukan jalan keluar dan menghentikan rencana berbahaya yang mungkin sedang dijalankan.Rayna dengan cepat meneliti ruangan tersebut, mencari cara untuk membuka pintu yang terkunci. "Axel, kita harus menemukan cara keluar dari sini," katanya dengan suara tegas.Axel bergabung dengannya, memeriksa pintu dan perangkat di sekitarnya. Mereka menemukan panel kontrol di dinding yang mengatur pintu-pintu gudang, tetapi semuanya telah diatur ulang untuk menjaga mereka tetap terkunci di dalam."Kita harus mematikan alarm dan membuka pintu ini," kata Axel. "Jika tidak, kita akan terjebak di sini."Rayna mengangguk setuju. Mereka bekerja sama untuk mematikan alarm dan mencoba membuka pintu, tetapi mereka menemukan sistem keamanan yang sangat canggih dan sulit dipe

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 42– Kebangkitan dari Bayangan

    Setelah menyerahkan dokumen-dokumen penting kepada agen Johnson dan tim penegak hukum, Rayna dan Axel bekerja sama dengan otoritas untuk memastikan penindakan terhadap sindikat berjalan lancar. Dengan bukti-bukti yang mereka kumpulkan, polisi berhasil menangkap beberapa anggota sindikat yang tersisa dan mengungkap jaringan kejahatan yang selama ini tersembunyi.Rayna dan Axel terus berkoordinasi dengan agen Johnson dan tim penegak hukum untuk merencanakan penindakan lebih lanjut. Mereka memastikan semua informasi yang mereka temukan digunakan untuk melindungi masyarakat dan menghindari potensi ancaman di masa depan.Setelah semua tindakan selesai dan keamanan terjamin, Rayna dan Axel menikmati momen tenang untuk merenung tentang perjalanan mereka yang penuh risiko. Mereka telah melalui banyak tantangan bersama, dan ikatan mereka semakin kuat.Axel memandang Rayna dengan senyuman lembut. "Kita telah berhasil mengungkap rahasia besar itu dan membawa keadilan kepada mereka yang membutuhk

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 41– Mengungkap Rahasia Besar

    Rayna dan Axel berdiri teguh untuk menghadapi musuh yang tidak terlihat. Mereka menyadari bahwa pertarungan ini bukan hanya tentang keberanian secara fisik tetapi juga tentang kecerdasan dan ketahanan mental. Suara misterius itu tampaknya mengetahui lebih banyak tentang misi mereka dan rahasia besar yang mereka coba ungkap.Rayna memandang Axel, dan mereka saling memberi isyarat bahwa mereka akan saling menjaga dan tidak akan menyerah. Keduanya berusaha membaca situasi di sekeliling mereka dengan cepat."Kita tetap harus fokus, Axel,"bisik Rayna dengan tekad."tidak peduli apa yang akan terjadi kita harus maju."Axel menganggukkan kepala, mengatur posisi pertahanan mereka."kita akan menemukan sumber suara itu dan menghentikannya. Ini adalah pertarungan yang harus kita menangkan."Mereka terus bergerak maju dengan hati-hati, waspada terhadap serangan musuh yang mungkin datang dari arah manapun. Ketika mereka memasuki area yang lebih gelap, mereka menemukan sumber suara yang misterius ya

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 40– Pertempuran Gelap

    Rayna dan Axel mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman besar yang mengintai. Mereka tahu bahwa misi ini akan menjadi pertarungan terakhir yang penuh dengan risiko dan bahaya. Dengan hati yang berani dan tekad yang kuat, mereka bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.Mereka melakukan riset mendalam dan berkoordinasi dengan agen Johnson dan tim penegak hukum lainnya. Mereka mengumpulkan informasi tentang rahasia besar yang diklaim oleh pemimpin sindikat yang kabur. Setiap petunjuk dan detail menjadi penting dalam upaya mereka untuk mencegah rahasia itu terungkap.Rayna dan Axel berlatih secara intensif, memperkuat kemampuan fisik dan mental mereka. Mereka memperbarui strategi dan taktik mereka, berusaha untuk menjadi satu langkah di depan musuh.Ketika hari penentuan tiba, Rayna dan Axel meluncurkan operasi mereka dengan ketepatan dan keberanian. Mereka menyusup ke markas sindikat yang tersembunyi dengan hati-hati, menghindari pengawasan dan jebakan yang mungkin ada.Rayn

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 39– Menghadapi Ancaman Besar

    Rayna dan Axel mulai mempersiapkan diri untuk operasi pengejaran berisiko tinggi. Mereka pasti akan menghadapi banyak tantangan dan bahaya, tetapi mereka siap untuk menghadapinya."Kita harus berhati-hati, Axel," kata Rayna, mengecek persenjataannya. "Pemimpin sindikat ini tidak akan menyerah begitu saja."Axel mengangguk, mengamati peta lokasi yang mereka tuju. "Kita juga harus bersiap untuk kemungkinan jebakan. Pemimpin sindikat ini pasti telah menyiapkan rencana jika ada yang mengejarnya."Rayna dan Axel berangkat ke lokasi yang mereka curigai sebagai tempat persembunyian pemimpin sindikat. Mereka bergerak dengan hati-hati, selalu waspada terhadap segala kemungkinan.Setibanya di lokasi, mereka menemukan sebuah bangunan tua yang tampaknya telah ditinggalkan. Mereka memeriksa sekelilingnya, mencari tanda-tanda kehidupan."Apakah ini tempatnya?" tanya Rayna, memandangi bangunan tersebut dengan curiga.Axel mengangguk. "Sepertinya begitu. Kita harus bergerak dengan hati-hati."Mereka

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 38– Pengejaran Berbahaya

    Rayna dan Axel merasa lega setelah berhasil membongkar sindikat kejahatan dan membawa pemimpinnya ke pengadilan. Mereka telah menyelesaikan misi yang sulit dan melelahkan, tetapi mereka tahu bahwa perjuangan mereka belum berakhir."Kita telah melakukan pekerjaan yang baik, Axel," kata Rayna, melihat ke luar jendela kantor mereka. "Tapi masih ada banyak pekerjaan yang perlu kita lakukan."Axel mengangguk, "Kamu benar, Rayna. Kita tidak boleh berhenti sekarang. Masih ada banyak orang yang membutuhkan bantuan kita."Mereka melanjutkan pekerjaan mereka, membantu otoritas lokal dalam menangani kasus-kasus kejahatan dan melindungi masyarakat dari ancaman. Mereka bekerja keras, mempertahankan semangat dan dedikasi mereka dalam melawan kejahatan.Namun, saat mereka tengah sibuk dengan pekerjaan mereka, sebuah berita mengejutkan datang. Pemimpin sindikat yang mereka tangkap sebelumnya ternyata berhasil melarikan diri dari penjara."Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Rayna dengan nada frustrasi

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 37– Sindikat Kejahatan

    Rayna, Axel, dan tim kembali fokus pada misi mereka untuk melawan kejahatan. Namun, tantangan baru muncul ketika mereka menemukan bahwa penjahat yang mereka tangkap sebelumnya adalah bagian dari sindikat kejahatan yang lebih besar dan lebih berbahaya."Sindikat ini lebih besar dari yang kita bayangkan, Axel," kata Rayna, melihat data dan bukti yang mereka kumpulkan.Axel mengangguk, "Kita harus berhati-hati, Rayna. Sindikat ini memiliki sumber daya yang besar dan mereka tidak akan segan-segan menggunakan segala cara untuk menghentikan kita."Mereka mulai menyusun strategi untuk mengungkap dan menghancurkan sindikat tersebut. Mereka bekerja sama dengan otoritas yang berwenang dan menggunakan segala keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki.Dalam prosesnya, mereka menemukan bahwa pemimpin sindikat tersebut adalah seseorang yang tidak mereka duga sebelumnya. Pemimpin sindikat ternyata adalah seorang pejabat tinggi yang sebelumnya mereka percayai dan hormati."Bagaimana ini bisa te

  • Dokter Cinta sang Mafia Sadis   Bab 36– Pemulihan

    Axel, Rayna, dan tim mereka merasa terpukul dengan pengkhianatan Alex. Tetapi mereka tidak boleh larut dalam perasaan mereka. Mereka harus pulih dan bangkit kembali untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan kejahatan."Meskipun kita telah dikhianati, kita tidak boleh membiarkan itu menghancurkan semangat kita. Kita harus tetap fokus pada tujuan kita dan melindungi keamanan yang kita perjuangkan" kata Axel di depan semua anggota timnya.Tim mereka bekerja sama untuk memulihkan diri secara fisik dan emosional. Mereka mengunjungi profesional kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan dan konseling yang mereka butuhkan. Mereka juga menjaga kebugaran fisik mereka dengan berlatih dan berolahraga.Selama periode pemulihan mereka, Axel, Rayna, dan tim mereka menggunakan waktu ini untuk merenung dan memperkuat ikatan tim mereka. Mereka berbicara terbuka tentang pengkhianatan yang mereka alami dan mencari cara untuk mencegah hal serupa terjadi di masa depan."Kita harus membangun kepercayaan

DMCA.com Protection Status