Share

Bab 906

Penulis: Hazel
"Kita berdua ini hubungan kerja sama, nggak ada istilah bos di sini. Aku yang urus soal obat-obatan. Untuk kebun buah, tetap kamu yang urus," kata Tirta sambil tersenyum.

"Bukan masalah, Tirta. Aku pasti akan merawat kebun buah ini dengan baik!" sahut Nia dengan mata yang dipenuhi semangat.

Kemudian, Nia menoleh ke arah Agatha yang berdiri di samping Tirta dan bertanya dengan bingung, "Tirta, siapa adik cantik ini?"

Nia awalnya merasa dirinya cukup cantik dan badannya juga bagus. Bahkan, dia pernah dinobatkan sebagai wanita tercantik di jurusannya saat kuliah. Namun setelah melihat Agatha, dia merasa agak minder. Dari segi penampilan dan tubuh, Agatha jelas lebih unggul darinya.

"Ini Agatha, pacarku." Tirta memperkenalkan dengan santai.

"Oh, ternyata adik iparku. Tirta, kamu beruntung sekali!" goda Nia.

Nia mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri, "Halo, aku Nia. Aku dari Desa Kosali di sebelah. Dilihat dari usiamu, sepertinya kamu lebih muda sedikit dari aku. Kalau nggak keberatan,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aditiya Sr
lanjutkan Tirta semangat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 907

    "Aku nggak kasih kamu kuliah karena kamu wanita. Kuliah juga nggak ada gunanya, ujung-ujungnya kamu bakal nikah!""Kamu simpan uang itu juga nggak ada gunanya. Adikmu satu-satunya pewaris keluarga. Biarkan dia menikah dan meneruskan keturunan, ini yang penting!""Cepat pulang dan serahkan uangnya! Kalau nggak, kuanggap aku nggak punya anak perempuan!" bentak Samudra dengan kasar. Kemudian, dia langsung mengakhiri panggilan."Huhuhu ...." Nia menggenggam ponselnya. Emosinya meluap-luap. Dia tidak bisa menahan diri lagi sehingga duduk di lantai dan menangis."Kak Nia, gimana kalau kita tunda urusan pohon buahnya dulu? Kami temani kamu pulang ya?" Tirta juga merasa kesal mendengar perkataan Samudra. Setelah berpikir sejenak, dia membujuk Nia."Sudahlah, Tirta. Aku tahu kalian baik hati ingin membelaku, tapi ayahku itu nggak bisa diajak bicara. Dia sangat mementingkan anak laki-laki.""Kalaupun kalian ke sana, kalian juga nggak bisa mengubah apa-apa. Aku sudah terbiasa dengan ini." Nia men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 908

    "Ayah, kamu baik sekali sama aku. Tenang saja. Nanti kalau aku sukses, aku pasti rawat kamu sampai akhir hayatmu!" Ketika mendengar Samudra menyetujuinya, Ammar langsung mengeluarkan rokok dan memberikannya kepada Samudra.Tentunya, semua ini hanya omong kosong. Ammar tidak punya keahlian apa pun dan hanya tahu bermalas-malasan. Namun, Samudra malah percaya begitu saja.Ammar menerima rokok itu, lalu menyalakannya dan mengisapnya dalam-dalam. "Punya anak laki-laki memang bagus. Bisa jadi jaminan di masa tua! Kelak, Ayah akan bergantung padamu."Sebelum Ammar sempat berbicara, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Itu telepon dari pacarnya, Ratna. Wanita itu terdengar sangat marah."Ammar, kamu nggak serius sama aku ya? Kamu mau tunangan nggak? Ini sudah hampir jam 11. Kenapa kamu belum datang juga?""Ratna, jangan marah dulu. Aku bisa jelasin, ini bukan salahku, semuanya salah kakakku. Kakakku keluar pagi tadi, sampai sekarang belum pulang. Aku juga nggak sabar nunggu dia pulang. Kalau nggak,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 909

    "Ayah, lihat uang tunai di mobil itu!" seru Ammar menunjuk tumpukan uang di dalam mobil dengan penuh semangat."Aku rasa paling sedikit ada 1 triliun. Kita setidaknya butuh 6 triliun untuk membeli mobil ini! Bocah ini terlalu kaya, mungkin dia anak orang kaya dari kota! Kok kakakku bisa pulang sama dia?""Kamu ayah Nia, Samudra?" Sebelum Ammar sempat bertanya lebih lanjut, Tirta sudah melangkah maju dan bertanya dengan dingin."Ya, aku Samudra. Siapa kamu?" Karena Ammar mengatakan Tirta sangat kaya, Samudra buru-buru maju sambil tersenyum lebar."Hehe, siapa aku? Sampah sepertimu nggak pantas tahu siapa aku!" cemooh Tirta. Saat berikutnya, terdengar suara keras. Tirta menampar wajah tua Samudra hingga beberapa giginya copot!"Kalau nggak punya uang untuk menikahkan anakmu, ya jangan menikah! Kamu malah ingin pakai uang Nia sebagai mas kawin anakmu! Sekarang kamu bahkan ingin menyuruh Nia pinjam uang?""Apa kamu masih pantas disebut ayah? Apa kamu tahu itu sama saja dengan menyuruh Nia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 910

    "Ah! Sial! Jangan pukul aku! Pukul ayahku! Ah!" Ammar sama sekali tidak bisa melawan. Tamparan terus datang dari kanan dan kiri. Beberapa giginya telah copot."Ammar, tahan sedikit! Satu gigi senilai 100 juta! Kalau semuanya, berarti kamu bisa dapat uang miliaran!""Kamu bisa kasih mahar dan beli mobil. Setelah itu, tinggal buat gigi emas. Setelah semua gigimu copot, baru giliran Ayah," ucap Samudra yang berhitung dengan serius. Dia membujuk Ammar agar tidak melawan. Bahkan, dia menahan bahu Ammar."Baiklah ...." Ammar hanya bisa mengiakan. Tidak berselang lama, wajahnya bengkak karena terus ditampar. Kesadarannya sampai menurun. Dia tidak punya gigi lagi."Hais ...." Nia hanya bisa menghela napas. Dia awalnya ingin membujuk, tetapi tidak jadi karena melihat sikap ayah dan adiknya yang begitu menjijikkan."Kak Nia, nggak usah merasa kasihan pada mereka. Mereka nggak menganggapmu sebagai keluarga. Kamu juga nggak usah anggap mereka keluarga. Biarkan Tirta menghajar mereka sampai setenga

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 911

    Samudra menggenggam gigi-gigi itu di tangannya sambil berbicara dengan penuh semangat."Buset! Tiga miliar! Ayah, kita kaya raya! Suruh ... suruh dia pukul kamu juga! Setelah kamu ompong, kita seharusnya bisa dapat 4 miliar lebih!" ucap Ammar sambil melihat tumpukan gigi itu seolah-olah melihat tumpukan emas."Kamu benar! Oke, bantu aku pegang gigi-gigi ini dulu! Ayah akan menyuruhnya memukulku!" Samudra lantas menyerahkannya kepada Ammar. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia menjulurkan kepalanya kepada Tirta."Dik, kamu sudah boleh mulai. Aku nggak bakal melawan sedikit pun!" ucap Samudra dengan serius. Tindakannya ini sungguh menjijikkan!"Sial, ayah dan anak ini benaran nggak tahu malu! Memukulmu cuma bakal mengotori tanganku!" Amarah Tirta semakin berkobar. Dia langsung menendang Samudra tanpa ampun."Asal kalian tahu, aku kemari untuk membela Kak Nia. Uang di sini seharusnya sekitar 3 miliar. Anggap ini uang untuk memutuskan hubungan kalian dengan Kak Nia. Kelak, kalian nggak b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 912

    Meskipun uang 3 miliar sudah merupakan jumlah yang sangat besar bagi Samudra dan Ammar yang berasal dari desa, mereka sama sekali tidak puas dan masih menginginkan lebih banyak uang!Nia setidaknya bisa menghasilkan 4 miliar per tahun. Jadi, dalam sepuluh tahun, totalnya akan menjadi 40 miliar! Ketika saat itu tiba, mereka berdua akan menjadi miliarder!Ketika melihat sikap Samudra dan Ammar yang begitu tidak tahu malu, Tirta dan Agatha belum sempat berkata apa-apa, tetapi Nia yang duduk di kursi belakang sudah berteriak dengan marah, "Ayah, Ammar, kalian sebenarnya mau apa sih? Cepat beri jalan, Tirta mau pulang!""Nggak mau!" Ammar mendengus. Karena ompong, pelafalannya menjadi tak jelas. "Hebat kamu, Nia. Pantas saja, kamu keluar pagi-pagi sekali. Ternyata kamu punya hubungan dengan orang kaya dan ingin mencampakkan kami!""Kamu ini ... benaran nggak tahu malu! Asal kamu tahu, jangan kira kamu bisa menyingkirkan kami dengan uang sesedikit itu!""Ke depannya, uang hasil dari kebun bu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 913

    "Oke. Ayah, ayo kita masuk! Kita lihat dia mau bilang apa!" Ammar langsung bersemangat. Dia melangkah masuk ke rumah. Dalam hatinya, dia merasa sangat bangga.Apa hebatnya punya banyak uang? Memangnya punya Maybach sudah termasuk keren? Pada akhirnya, dia yang memenangkan permainan ini!"Haha. Nak, kamu memang hebat! Kita bakal kaya raya!" Samudra sangat senang. Setelah bangkit dari tanah, dia membawa karung berisi uang itu dan masuk ke dalam rumah."Langsung saja ke intinya. Gimana kamu akan kasih kami uang?" Sambil menahan sakit, Ammar menyalakan sebatang rokok dan merapikan rambutnya."Kasih uang? Kapan aku janji mau kasih uang? Telingamu bermasalah ya? Aku bilang aku mau buat kamu cacat lho!" Tirta menyipitkan mata. Suaranya dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, Tirta langsung meraih lengan Ammar dan mematahkannya dengan kuat! Krek! Terdengar suara retakan tulang! Lengan kanan Ammar sontak patah! Darah mengucur deras, memperlihatkan tulang yang patah."Ah! Ah! Sialan! Kamu main cu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 914

    Plak! Plak! Plak! Setelah dipukul berkali-kali, semua gigi Samudra copot. Setelah dia pingsan, Tirta baru melepaskannya.Kemudian, pandangannya tertuju pada Ammar yang merangkak ke sudut dinding. Ammar langsung menjerit sekencang-kencangnya. "Ah! Ah! Kami nggak mau uang itu lagi! Cepat bawa pergi! Kami kembalikan semua!""Kenapa kamu takut sekali?" Tirta tersenyum sinis. "Tenang saja, aku nggak bakal membunuhmu kok. Aku cuma ingin memberimu pelajaran agar kamu nggak ganggu Kak Nia lagi.""Tentunya, aku nggak ingin orang lain tahu tentang kejadian hari ini. Tapi kalau bocor, aku nggak keberatan untuk membuatmu jadi bodoh. Kalau nggak percaya, coba saja!"Setelah mengatakan itu, Tirta membawa karung berisi uang dan keluar dari rumah. Uang ini tidak pantas untuk mereka berdua.Saat Tirta keluar, Agatha dan Nia sedang menunggu di dekat mobil. Setelah ditolong oleh Agatha, Nia sudah kembali normal. Mereka berdua melihat apa yang terjadi di dalam rumah."Tirta, kerja bagus! Orang seperti mer

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1209

    "Malam ini Elisa akan tidur satu kamar denganku. Tolong kabari Bu Bella, sekalian tanyakan kapan dia akan pulang.""Kita sudah sepakat akan pergi jalan-jalan malam ini. Kebetulan, aku bisa memperkenalkan Elisa pada Bu Bella." Mendengar perkataan Tirta, Ayu tidak bisa menahan senyumannya."Bibi Elisa akan tidur sekamar denganmu malam ini? Ya sudah, aku akan telepon Bella sekarang dan memberitahunya." Mendengar ini, Tirta merasa agak kecewa.Elisa bukan Yasmin yang tidurnya sangat lelap. Sebagai seorang pesilat kuno, sedikit gangguan saja pasti akan membuatnya langsung terbangun. Sepertinya, malam ini dia tidak akan bisa sekamar dengan Ayu."Kak, siapa Bu Bella? Apa dia juga kerabatmu di dunia fana?" Saat Tirta sedang menelepon, Elisa bertanya kepada Ayu dengan penasaran."Bu Bella baru saja tunangan dengan Tirta. Jadi, bisa dibilang dia juga kerabatku. Dia sangat cantik dan berasal dari keluarga yang sangat kaya.""Vila yang kita tempati sekarang, termasuk puluhan vila di sekitar, semua

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1208

    "Bocah, lepaskan aku!" Elisa sudah pernah melihat kemaluan Tirta sebelumnya, jadi dia langsung bisa menebak apa yang sedang menempel padanya.Karena malu dan panik, Elisa refleks membalikkan tangannya dan memberi Tirta satu tamparan keras hingga dia terpental!"Aduh ...! Ka ... kamu bukan Bi Ayu? Maaf, aku salah orang." Tirta tentu saja tidak merasa sakit, tetapi tetap berpura-pura terjatuh. Dia memegang pipinya dengan ekspresi kesakitan dan kebingungan.Meskipun dia hanya memeluk Elisa sesaat, sensasi pinggangnya yang ramping dan kulitnya yang lembut membuatnya diam-diam menikmati momen itu dalam hati."Tirta! Kamu baik-baik saja?" Saat Tirta memeluk Elisa, Ayu sebenarnya merasa kesal dan cemburu. Bagaimanapun, yang dipeluk Tirta adalah adiknya, bukan dirinya.Namun, begitu melihat Tirta ditampar hingga jatuh, rasa kesal dan cemburu langsung menghilang. Dia buru-buru memeluk Tirta dan bertanya dengan cemas."Bi, aku nggak apa-apa, sebentar lagi juga baikan. Tapi, kamu dan wanita ini b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1207

    "Nanti saat bertemu Tirta, kita diam saja, biarkan dia menebak sendiri. Aku ingin tahu, apakah Tirta bisa mengenaliku." Ayu tersenyum manis saat berkata demikian, sudut matanya dipenuhi kegembiraan."Kak, tadi kamu bilang ingin aku membantumu menghukumnya. Sekarang kamu malah ingin aku membantumu menggodanya. Aku benar-benar nggak bisa menebak isi pikiranmu."Melihat Ayu begitu senang, Elisa akhirnya mengangguk setuju. Namun, dalam hatinya, dia berpikir, 'Sepertinya kakakku sangat peduli pada si Bocah.''Si Bocah sepertinya juga sangat peduli pada kakakku. Kami cuma mirip, tapi dia tetap membiarkanku memukulnya. Dia sama sekali nggak membalas, malah tersenyum dan menyelamatkanku.''Jangan-jangan, kakakku dan Bocah .... Nggak mungkin! Elisa, apa yang kamu pikirkan? Dia kakakmu lho! Masa kamu berpikir begitu?''Kamu benar-benar nggak tahu malu! Mereka cuma saling bergantung dan memiliki hubungan yang dalam, itu saja!'Elisa buru-buru mengusir pikiran aneh itu dari benaknya. Kemudian, dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1206

    'Kak, jangan bercanda seperti ini. Dia adalah adik dari bibiku. Di dunia ini, selain aku, dia adalah satu-satunya keluarga Bibi. Aku nggak bisa melakukan hal yang berlebihan padanya.'Dalam hati, Tirta mengakui bahwa Genta memang berprinsip. Hanya saja .... Matanya sama sekali tidak berpaling dari Ayu dan Elisa, bahkan tidak berkedip."Munafik! Kalau kamu menolak, kenapa sikapmu malah menunjukkan hal yang sebaliknya?" Suara mengejek Genta terdengar di benaknya.Tirta langsung merasa canggung. Sikapnya yang polos dan tanpa kendali telah mengungkapkan isi pikirannya yang terdalam. Tidak mungkin dia bisa menipu Genta.'Ehem .... Kak, ini cuma naluri seorang pria. Bibi dan adiknya secantik ini. Kalau aku nggak bereaksi sedikit pun, justru itu yang aneh, 'kan?'Tirta tetap mencari alasan yang masuk akal untuk membela diri. 'Lagian, kenapa kamu malah ingin mengendalikan tubuhku untuk melakukan hal semacam itu? Jangan-jangan, kamu ingin merasakan gimana rasanya menjadi pria?''Kalau kamu bena

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1205

    Kemudian, dia berpura-pura menutup pintu. Padahal sebenarnya, dia menggunakan teknik menghilangkan diri dan berdiri di depan pintu kamar mandi untuk menyaksikan mereka. Jika saja ruang di dalam kamar mandi tidak terlalu sempit dan mudah ketahuan, Tirta bahkan ingin menggunakan teknik menembus dinding untuk masuk ke dalam dan melihat lebih jelas."Huh ... si berengsek akhirnya pergi juga. Dik, yuk kita lanjutkan mandinya. Coba kamu ceritakan padaku tentang dunia misterius. Aku belum pernah pergi ke sana. Setelah mendengar Tirta "keluar" dari kamar, Ayu akhirnya menghela napas lega dan mengalihkan pembicaraan terhadap Elisa yang berada di sampingnya."Dunia misterius sebenarnya adalah sebuah dunia kecil yang terpisah. Guru yang bilang padaku, dunia itu terasingkan dari dunia fana. Pintu masuknya berada di antara ribuan pegunungan yang menjulang. Saat ini, diketahui ada tiga pintu masuk ke dunia misterius, di antaranya ada di bagian Negara Darsia ...."Elisa yang juga mengira Tirta telah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1204

    "Astaga ... astaga ... astaga!!! Dua bibi lagi mandi! Ada apa ini? Jangan-jangan mataku bermasalah?"Di dalam kamar mandi, dua sosok tubuh yang indah dan putih bersih saling berdampingan, membuat darah Tirta mendidih seketika! Tenggorokannya kering dan matanya terbelalak lebar!Di saat yang bersamaan, "senjata rahasia" yang Yasmin bicarakan sebelumnya, juga ikut bereaksi ....Tirta tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia mengucek matanya berkali-kali, tetapi setiap kali dia melihat kembali, dua sosok yang sempurna itu tetap ada di sana. Bahkan semakin lama dia melihat, pemandangan itu terasa semakin nyata!"Ini sungguhan .... Jangan-jangan ini wanita misterius yang kutemui di puncak Gunung Tisatun?""Benar! Itu dia! Tapi bukankah dia sudah turun gunung? Kenapa tiba-tiba muncul di rumah Keluarga Purnomo dan malah mandi bersama Bi Ayu?"Tirta akhirnya bisa mengenali wanita misterius itu, tetapi tidak bisa memahami alasannya berada di sini. Ditambah lagi, tanpa pakaian yang menutupi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1203

    Mengapa orang tua mereka meninggalkan anak kandung mereka di dua tempat yang berbeda?"Nggak apa-apa. Meskipun cuma aku dan Tirta yang hidup saling bergantung satu sama lain, dia anak yang kuat. Sekarang kami hidup dengan baik, jadi kamu nggak perlu khawatir ....""Ngomong-ngomong, siapa namamu? Setelah kamu diadopsi, apakah hidupmu baik-baik saja?"Ayu tidak tahu apa yang dipikirkan Elisa saat ini. Namun, saat melihat ekspresi haru di wajah gadis itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggenggam tangan Elisa dengan hangat dan bertanya padanya dengan perhatian."Namaku Elisa. Aku juga hidup dengan baik, Kak. Kamu nggak perlu khawatir."Entah mengapa, Elisa memanggilnya Kakak tanpa sadar. Mungkin karena Ayu terlihat lebih matang dan keibuan dibanding dirinya. Meskipun dia belum berhasil menemukan jawaban tentang orang tua mereka, Elisa sudah yakin sepenuhnya bahwa Ayu adalah saudara kembarnya!Ayu juga merasakan hal yang sama. Melihat Elisa yang berdebu dan kusam, Ayu langsung me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1202

    Saat ini, suasana hati Ayu sudah pasti sangat panik. Dia sedang mandi dalam keadaan tanpa sehelai benang pun, tetapi tiba-tiba ada seorang wanita asing menerobos masuk. Jika saja wanita itu tidak langsung menutup mulutnya, atau jika tenaganya tidak lebih kuat dari Ayu, pasti Ayu sudah melawan dan berteriak minta tolong!"Mmm! Mmm!" Melihat ekspresi Ayu yang ketakutan, Elisa menyadari bahwa dia memang telah mengejutkan Ayu. Kalau dia tidak bisa menenangkan gadis ini, mustahil dia bisa menanyakan apa pun."Aku benar-benar nggak berniat menyakitimu. Kalau nggak percaya, lihat saja. Wajah kita berdua sama persis. Aku cuma ingin bertanya tentang asal-usulmu ...."Setelah agak ragu, Elisa akhirnya melepas cadarnya dan menunjukkan wajahnya yang telah lama tersembunyi. Dia berusaha melembutkan nada bicaranya. Untuk membuktikan bahwa dia tidak berniat jahat, Elisa juga melepaskan tangannya dari mulut Ayu.Namun, saat Elisa melihat kulit putih mulus Ayu yang sama persis dengan dirinya, dia semak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1201

    "Bibi, aku benaran nggak ganggu wanita mana pun!" Tirta buru-buru menangkap tangan Ayu dan meyakinkannya dengan serius."Kalaupun kamu nggak bohong sama aku, cepat pergi mandi dulu. Hilangkan dulu wangi wanita lain di tubuhmu, baru datang temui aku lagi. Aku tunggu di kamar ...."Saat tangan mereka bersentuhan, Ayu langsung panik dan melirik ke dua ujung lorong. Dia takut akan ada orang yang melihat mereka.Setelah itu, dia buru-buru melepaskan diri dan mendorong Tirta pelan, lalu kembali masuk ke kamarnya."Bibi mau tidur sama aku?""Hehe, asyik! Aku akan mandi sekarang!"Tirta tiba-tiba menyadari maksud Ayu dan bergegas berlari ke kamar Bella. Kemudian, dia melepas semua pakaiannya dan mandi.....Pada saat bersamaan, di kamar Ayu.Ayu menatap sepatu Yasmin yang tadi tertinggal di kamar, lalu pelan-pelan meletakkannya di rak sepatu dekat pintu.Dia menghela napas pelan, lalu bergumam pada dirinya sendiri."Dasar anak nakal .... Wanita-wanita itu pasti pacar barunya. Dia masih berani

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status