Share

Bab 890

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 18:00:00
"Eh, benar juga. Aku nggak kepikiran." Tirta menepuk dahinya. "Biasanya Kak Lutfi selalu ikut ke mana-mana, makanya aku tanya begitu."

"Ya sudah, nggak usah dipikirin lagi." Shinta tidak peduli pada masalah ini. Dia menarik Tirta untuk membawanya ke dalam desa.

"Klinikmu di mana? Cepat bawa aku ke sana. Aku mau perbesar payudaraku! Tapi, jangan sampai kebesaran seperti semangka ya. Nanti aku bocorkan perselingkuhanmu!"

Sejak Tirta bilang bisa memperbesar payudaranya, Shinta terus memikirkannya. Kini, dia akhirnya punya kesempatan sehingga tidak akan melewatkannya.

"Ehem, ehem. Di klinik ada bibiku. Aku nggak bisa membantu memperbesar payudaramu di sana. Semua bahan obat sudah kusiapkan. Aku bawa kamu ke gunung saja. Kita lakukan di tempat yang terpencil," ujar Tirta dengan canggung.

"Ya sudah, terserah kamu saja. Aku bisa di mana saja. Aku nggak peduli pada prosesnya. Pokoknya hasilnya sesuai keinginanku!" Shinta melepaskan tangan Tirta, lalu menyuruh Tirta membawa jalan. Dia terus men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 891

    Tirta menambahkan, "Lain kali kalau ada waktu, aku bantu bikin ukurannya lebih besar dari apel, tapi tetap lebih kecil dari melon. Prosesnya bertahap, jadi nggak bikin orang curiga.""Benar! Untuk sekarang, dibuat sebesar apel juga nggak masalah. Lain kali masih banyak kesempatan untuk bikin jadi sebesar melon!" balas Shinta.Shinta terlihat sangat antusias. Dia terus mengangguk dan mendesak Tirta agar bergegas, "Kak Tirta, ayo kita jalan cepat sedikit. Aku sudah nggak sabar untuk merasakan sensasi ukuran sebesar apel!"....Setelah berjalan selama lebih dari setengah jam, Shinta sudah kehabisan tenaga. Sebagai anak orang kaya yang terbiasa bepergian dengan mobil, dia benar-benar tidak terbiasa dengan jalan tanah berlubang di desa seperti ini.Beberapa kali, Shinta hampir saja keseleo. Akhirnya, Tirta tak punya pilihan selain memindahkan keranjang ke lengannya. Kemudian, dia menggendong Shinta dan melanjutkan perjalanan naik gunung.Saat digendong, tubuh Shinta yang kecil dan mungil me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 892

    Shinta berujar dengan ekspresi tegas dan penuh percaya diri, "Nggak apa-apa. Selama bisa jadi lebih besar, jangankan geli, bahkan kalau sakit pun aku sanggup menahannya!"Mendengar itu, Tirta tidak lagi ragu. Jarum perak mulai ditancapkan satu per satu di beberapa titik akupunktur di dekat area dada Shinta.Ketika jarum pertama menancap, Shinta masih merasa baik-baik saja. Rasanya agak hangat dan geli, tetapi masih dalam batas yang bisa ditahannya.Namun begitu jarum kedua masuk, ekspresinya langsung berubah. Shinta menggigit bibirnya, lalu tanpa sadar mendesah pelan. Dia bertanya, "Aduh! Kak Tirta, kenapa gelinya sampai begini ...."Shinta bisa merasakan sensasi hangat dan kesemutan yang kuat, seolah-olah ada aliran listrik halus menjalar dari dada ke seluruh tubuhnya. Sensasi di area jantung terasa paling intens. Gelinya benar-benar membuatnya hampir tidak bisa duduk diam.Tirta berdeham sebelum memberi tahu, "Uhuk, uhuk. Sudah kubilang sebelumnya, 'kan? Rasa geli itu memang wajar. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 893

    Tirta khawatir Shinta tidak bisa berdiri dengan stabil jika sendirian di sungai. Itu sebabnya, dia terpaksa menggendongnya turun ke dalam air.Setelah melakukannya dua kali berturut-turut ... kalau bukan karena tubuhnya sedang terendam di air, Shinta mungkin sudah merasa sangat malu sampai ingin bersembunyi.Namun, ini hanya permulaan saja. Jika bukan karena melihat dengan mata kepala sendiri perubahan nyata di area dadanya, Shinta mungkin sudah kabur meninggalkan Tirta.....Tirta akhirnya menggendong Shinta dan berendam di air selama hampir 10 menit. Meskipun sama sekali tidak punya niat buruk, apa yang dilakukan Shinta benar-benar membuatnya cukup tersiksa.Selama itu, Tirta hanya bisa terus mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak berpikiran aneh-aneh. Sementara itu, sensasi kesemutan dan geli luar biasa yang dirasakan Shinta akhirnya mereda sepenuhnya.Shinta akhirnya bisa bernapas lega. Bersamaan dengan itu, Tirta juga ikut merasa tenang. Setelah mencabut semua jarum perak, dia m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 894

    Mendengar itu, Tirta langsung mengernyit dan bertanya dengan serius, "Pak Mauri, sebenarnya apa yang terjadi? Tadi siang, bukannya kamu bilang semuanya baik-baik saja?"Mauri menghela napas berat sebelum menjelaskan, "Aduh .... Tirta, memang benar tadi siang nggak ada kejadian apa-apa. Tapi setelah aku menyerahkan Alicia ke pihak atasan, tim mereka tiba-tiba diserang di perjalanan pulang!""Aku rasa, orang-orang dari Black Gloves memang seperti yang kamu bilang sebelumnya. Pagi tadi, mereka sudah berencana menculik Alicia. Hanya saja, karena aku mendengarkan saranmu dan bawa lebih banyak orang, mereka nggak punya kesempatan untuk bertindak!" tambah Mauri."Tapi saat atasanku membawa pergi Alicia, timnya cuma 7 atau 8 orang saja. Makanya, mereka punya kesempatan untuk menyerang. Sekarang termasuk atasanku, ada 7 orang yang terluka parah dan 1 orang tewas. Semua korban luka termasuk atasanku, lagi dirawat di rumah sakit!" jelas Mauri.Mauri yang tadinya sedang sibuk di kantor polisi, lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 895

    Akan tetapi, Tirta sama sekali tidak berani lengah. Sebaliknya, dia malah menginjak pedal gas lebih dalam lagi. Dia merasa harus segera kembali ke Desa Persik untuk menemani Ayu dan beberapa wanita lainnya.Setelah menanyakan beberapa informasi tambahan tentang Black Gloves dari Mauri, Tirta pun menutup telepon dan buru-buru kembali ke kliniknya.Melati dan Arum ternyata sudah ada di sana. Ayu berjalan mendekatinya dengan penuh kekhawatiran dan bertanya, "Tirta, kenapa wajahmu agak pucat? Kamu lagi nggak enak badan ya?"Tirta memaksakan diri untuk tersenyum ketika menjawab, "Bibi, aku baik-baik saja. Hanya saja akhir-akhir ini aku terlalu sering berkeliaran, jadi agak lelah."Namun dalam hatinya, Tirta masih memikirkan cara menghadapi ancaman dari organisasi Black Gloves.Mendengar itu, Ayu membalas, "Kalau lelah, istirahatlah baik-baik. Jangan berkeliaran terus."Ayu dan para wanita lainnya yang ada di sana tentu saja tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh Tirta. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 896

    Arum membalas dengan penuh semangat, "Boleh. Kemarin pagi, aku dengar dari Kak Farida kalau bahan-bahan untuk renovasi vila sudah tiba. Sepertinya dalam beberapa hari ini, renovasinya akan selesai. Kebetulan kita bisa pergi bareng untuk melihat-lihat vila baru, sekalian pilih kamar."Ayu menimpali sambil tersenyum lembut, "Aku setuju. Kita lihat bareng-bareng saja. Ruang di klinik cuma satu. Selama ini, Arum jadi harus tidur di luar. Nanti, kita biarkan Arum pilih kamar dulu. Anggap saja ini sebagai bentuk permintaan maaf kita padanya."Melati menimpali sambil tersenyum, "Benar, biarkan Arum pilih kamar yang paling besar dulu. Kita nggak perlu buru-buru. Lagian ini vila bertingkat, pilih kamar di lantai mana pun sama saja!"Setelah percakapan itu, para wanita itu berjalan bersama menuju vila. Di desa kecil ini, mereka adalah pemandangan yang paling mencolok dan memesona. Tirta mengikuti di belakang sambil berpikir dalam hati bahwa dia harus menjaga keselamatan mereka semua.....Saat T

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 897

    Farida mengingatkan, "Kamu jangan sampai bilang ke siapa-siapa soal ini. Nanti Kakak nggak berani bertemu orang lain lagi.""Apa?" Mendengar itu, Tirta terkejut dan langsung membelalakkan matanya. Dia bertanya, "Kak Farida, yang mau kutanyakan bukan soal ini .... Semalam, ka ... kamu ternyata lihat semuanya?"Teringat bubur di bawah pantatnya, Tirta melihat Farida dengan tatapan aneh. Jangan-jangan ... semalam ketika Farida melihat dirinya bersenang-senang dengan Susanti, dia juga memuaskan dirinya sendiri?Dipikir-pikir, Farida sudah berusia 30 tahunan dan belum juga punya pasangan. Jadi, wajar saja kalau dia ....Farida bertanya, "Apa? Tirta, tadi kamu bilang yang mau kamu tanyakan bukan ini? Kalau begitu ... sebenarnya kamu mau tanya apa?"Farida merasa sangat malu. Rasanya dia ingin sekali bersembunyi. Kalau tahu yang mau ditanyakan Tirta bukan soal itu, dia sama sekali tidak akan membahasnya.Sekarang, Farida malah seperti mengaku sendiri tanpa dipaksa. Yang lebih penting, bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 898

    Saat Tirta memasuki vila, Arum, Ayu, dan Melati sudah selesai memilih kamar mereka. Mereka bertiga sedang turun dari tangga.Melati mendekat, lalu bertanya dengan penasaran, "Tirta, kamu tadi ngobrol apa sama Kak Farida?""Bukan apa-apa, kami cuma diskusi soal gimana cara bikin vila ini jadi lebih bagus," jawab Tirta santai. Tentu saja dia tidak akan menceritakan hal yang sebenarnya.Arum menanggapinya dengan tidak terlalu peduli, "Cuma soal itu? Kami sudah selesai pilih kamar. Tirta, kamu nggak mau pilih kamarmu?""Untuk apa aku pilih? Seluruh vila ini milikku. Aku bisa tidur di mana saja sesukaku, bukan begitu?" balas Tirta dengan santai, sambil tak sengaja melirik ketiga wanita itu dengan tatapan penuh arti."Jangan bicara sembarangan. Hari sudah hampir gelap," ujar Ayu dengan kesal sambil melirik Tirta, seolah mengerti maksud ucapannya.Ayu melanjutkan, "Ayo, kita pulang masak. Besok, bukannya kamu akan urus penyewaan tanah dan bantu nona dari desa sebelah untuk bikin kebun buah?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 903

    Ayu memutar bola matanya sambil memarahi, "Dasar bodoh, Bibi lagi datang bulan. Rasanya nggak nyaman, jadi beberapa hari ini biarkan Bibi istirahat ya."Tirta mengeluh, "Aduh, sayang banget. Padahal jarang-jarang Susanti pulang ke rumahnya. Kalau begitu, Bibi istirahat saja dulu. Aku akan pergi cari Kak Melati!"Tirta langsung mengalihkan perhatiannya ke Melati. Ayu menggerutu sambil mengerucutkan bibir, "Dasar anak nakal, kamu ini benar-benar reinkarnasi dari iblis mesum!"Saat itu, Melati sedang berada di dalam sebuah ruangan bersama Arum. Keduanya sedang bermain-main dengan beberapa anak harimau.Melihat Tirta masuk dengan tatapan penuh semangat, Melati baru saja ingin bertanya. Hanya saja belum sempat bicara, Tirta langsung memeluk pahanya dan mengangkatnya ke atas bahu."Aduh! Tirta, kamu mau apa?" seru Melati dengan panik. Dia memeluk tubuh Tirta erat-erat karena takut terjatuh."Kak Melati, aku sudah pergi seharian. Badanku kotor banget. Tolong bantu aku mandi ya," ucap Tirta de

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 902

    Ketika Tirta dan Arum kembali ke klinik, mereka melihat sebuah mobil polisi diparkir di depan pintu. Susanti duduk sendirian di dalam mobil dan terlihat sedang melamun.Tirta berjalan mendekat, lalu bertanya dengan penasaran, "Susanti, kenapa kamu nggak masuk ke dalam? Kenapa malah duduk di dalam mobil?"Susanti membalas, "Aku lagi menunggumu."Susanti keluar dari mobil sambil menatap Tirta dengan tatapan penuh kecurigaan, lalu melanjutkan, "Aku dengar dari Bibi Ayu, besok kamu berencana sewa lahan untuk menanam pohon buah. Kenapa tiba-tiba mau tanam pohon? Bukannya uangmu sudah lebih dari cukup?"Arum yang baru saja bersenang-senang dengan Tirta di hutan langsung merasa canggung saat melihat Susanti. Setelah menyapanya, dia buru-buru masuk ke dalam klinik sendirian.Tirta menjawab santai sambil tersenyum, "Ya aku cuma bosan saja. Harus ada sesuatu yang kulakukan, 'kan? Lagian, aku akan menghabiskan banyak waktu di Desa Persik. Kalau lingkungannya bagus, bukankah tinggal di sini juga a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 901

    Dua ekor anjing Husky itu mengangguk dengan penuh semangat hingga suara gonggongan mereka serak."Ini .... Jangan-jangan Tirta yang mencuri bajuku, lalu bikin simpul pita di dadaku?" ucap Yanti. Raut wajahnya langsung berubah, bahkan napasnya juga menjadi tidak teratur."Kenapa dia melakukan hal seperti itu? Nggak bisa! Pokoknya aku harus cari kesempatan untuk tanyakan hal ini padanya. Aku nggak boleh biarkan dia mengambil keuntungan dariku begitu saja!" seru Yanti.....Setelah meninggalkan rumah Yanti, Tirta dan Arum tidak langsung kembali ke klinik. Tirta malah menyeret wanita itu ke sebuah hutan kecil yang gelap gulita.Arum samar-samar menyadari sesuatu. Napasnya menjadi tidak teratur ketika bertanya, "Tirta, kenapa kita nggak kembali ke klinik? Kenapa kamu membawaku ke sini?"Tirta terkekeh sambil langsung menarik Arum ke dalam pelukannya, lalu berucap, "Kak Arum, kita jangan pulang dulu. Aku kangen kamu. Aku boleh memelukmu sebentar, 'kan?"Tubuh Arum yang menempel erat pada Tir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 900

    "Bu Yanti, aku nggak bercanda. Aku yang bangun vila besar di ujung desa itu. Mobil Mercedes Maybach yang diparkir di depan klinik itu juga milikku. Aku punya banyak uang kok," ucap Tirta dengan serius. Dia tidak memberi kesempatan bagi Yanti untuk berpikir.Tirta menambahkan, "Asalkan kamu membantuku menyewa semua tanah di Desa Persik, aku bisa kasih kamu komisi sebesar 10%. Kalau nggak cukup, 12% juga nggak masalah."Yanti membalas, "Tirta, aku baru saja menyelesaikan perhitungan tanah di Desa Persik dua hari lalu. Luasnya sekitar 2 ribu hektare lebih. Dengan harga 1,6 juta per hektare, totalnya paling sedikit 3,2 miliar lebih. Kamu yakin mau sewa semuanya?""Sekalipun kamu punya uang, bukannya ini terlalu boros? Lagian, kamu mau tanah sebanyak itu buat apa?" tanya Yanti.Saat mendengar perkataan Tirta barusan, Yanti memandangnya dengan tidak percaya. Dia bahkan curiga Tirta belum sepenuhnya sadar atau mungkin sedang bermimpi.Kalau tidak, siapa yang akan datang tengah malam begini ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 899

    "Hmph! Nggak mau digendong ya sudah! Besok, aku akan seret kamu pergi belanja sayur!" ucap Tirta sambil mendengus kesal. Kemudian, dia segera mengejar langkah Arum.Hanya saja sebelum mereka sampai ke rumah Yanti, dari kejauhan Tirta sudah melihat wanita itu sedang melatih dua ekor anjing besar di halaman rumahnya.Dua ekor anjing Husky setinggi setengah badan manusia itu terlihat sangat garang dan menakutkan. Di tangan Yanti, ada baju milik Tirta yang dipakainya kemarin.Dengan ekspresi serius, Yanti berbicara kepada kedua anjing itu seolah sedang memberi perintah yang sangat penting, "Zoro, Kuro, cium baik-baik baju ini dan ingat baik-baik baunya. Pemilik baju ini adalah orang mesum!"Yanti menambahkan, "Kalau malam ini ada orang yang baunya seperti ini mendekati halaman rumah kita, gigit dia sekuat-kuatnya. Lebih bagus lagi kalau kalian bisa menggigitnya sampai jadi mandul!"Mendengar perkataan itu, Tirta langsung menghentikan langkahnya. Dia merasa ada angin dingin menyusup ke sela

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 898

    Saat Tirta memasuki vila, Arum, Ayu, dan Melati sudah selesai memilih kamar mereka. Mereka bertiga sedang turun dari tangga.Melati mendekat, lalu bertanya dengan penasaran, "Tirta, kamu tadi ngobrol apa sama Kak Farida?""Bukan apa-apa, kami cuma diskusi soal gimana cara bikin vila ini jadi lebih bagus," jawab Tirta santai. Tentu saja dia tidak akan menceritakan hal yang sebenarnya.Arum menanggapinya dengan tidak terlalu peduli, "Cuma soal itu? Kami sudah selesai pilih kamar. Tirta, kamu nggak mau pilih kamarmu?""Untuk apa aku pilih? Seluruh vila ini milikku. Aku bisa tidur di mana saja sesukaku, bukan begitu?" balas Tirta dengan santai, sambil tak sengaja melirik ketiga wanita itu dengan tatapan penuh arti."Jangan bicara sembarangan. Hari sudah hampir gelap," ujar Ayu dengan kesal sambil melirik Tirta, seolah mengerti maksud ucapannya.Ayu melanjutkan, "Ayo, kita pulang masak. Besok, bukannya kamu akan urus penyewaan tanah dan bantu nona dari desa sebelah untuk bikin kebun buah?"

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 897

    Farida mengingatkan, "Kamu jangan sampai bilang ke siapa-siapa soal ini. Nanti Kakak nggak berani bertemu orang lain lagi.""Apa?" Mendengar itu, Tirta terkejut dan langsung membelalakkan matanya. Dia bertanya, "Kak Farida, yang mau kutanyakan bukan soal ini .... Semalam, ka ... kamu ternyata lihat semuanya?"Teringat bubur di bawah pantatnya, Tirta melihat Farida dengan tatapan aneh. Jangan-jangan ... semalam ketika Farida melihat dirinya bersenang-senang dengan Susanti, dia juga memuaskan dirinya sendiri?Dipikir-pikir, Farida sudah berusia 30 tahunan dan belum juga punya pasangan. Jadi, wajar saja kalau dia ....Farida bertanya, "Apa? Tirta, tadi kamu bilang yang mau kamu tanyakan bukan ini? Kalau begitu ... sebenarnya kamu mau tanya apa?"Farida merasa sangat malu. Rasanya dia ingin sekali bersembunyi. Kalau tahu yang mau ditanyakan Tirta bukan soal itu, dia sama sekali tidak akan membahasnya.Sekarang, Farida malah seperti mengaku sendiri tanpa dipaksa. Yang lebih penting, bagaima

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 896

    Arum membalas dengan penuh semangat, "Boleh. Kemarin pagi, aku dengar dari Kak Farida kalau bahan-bahan untuk renovasi vila sudah tiba. Sepertinya dalam beberapa hari ini, renovasinya akan selesai. Kebetulan kita bisa pergi bareng untuk melihat-lihat vila baru, sekalian pilih kamar."Ayu menimpali sambil tersenyum lembut, "Aku setuju. Kita lihat bareng-bareng saja. Ruang di klinik cuma satu. Selama ini, Arum jadi harus tidur di luar. Nanti, kita biarkan Arum pilih kamar dulu. Anggap saja ini sebagai bentuk permintaan maaf kita padanya."Melati menimpali sambil tersenyum, "Benar, biarkan Arum pilih kamar yang paling besar dulu. Kita nggak perlu buru-buru. Lagian ini vila bertingkat, pilih kamar di lantai mana pun sama saja!"Setelah percakapan itu, para wanita itu berjalan bersama menuju vila. Di desa kecil ini, mereka adalah pemandangan yang paling mencolok dan memesona. Tirta mengikuti di belakang sambil berpikir dalam hati bahwa dia harus menjaga keselamatan mereka semua.....Saat T

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 895

    Akan tetapi, Tirta sama sekali tidak berani lengah. Sebaliknya, dia malah menginjak pedal gas lebih dalam lagi. Dia merasa harus segera kembali ke Desa Persik untuk menemani Ayu dan beberapa wanita lainnya.Setelah menanyakan beberapa informasi tambahan tentang Black Gloves dari Mauri, Tirta pun menutup telepon dan buru-buru kembali ke kliniknya.Melati dan Arum ternyata sudah ada di sana. Ayu berjalan mendekatinya dengan penuh kekhawatiran dan bertanya, "Tirta, kenapa wajahmu agak pucat? Kamu lagi nggak enak badan ya?"Tirta memaksakan diri untuk tersenyum ketika menjawab, "Bibi, aku baik-baik saja. Hanya saja akhir-akhir ini aku terlalu sering berkeliaran, jadi agak lelah."Namun dalam hatinya, Tirta masih memikirkan cara menghadapi ancaman dari organisasi Black Gloves.Mendengar itu, Ayu membalas, "Kalau lelah, istirahatlah baik-baik. Jangan berkeliaran terus."Ayu dan para wanita lainnya yang ada di sana tentu saja tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh Tirta. Mereka

DMCA.com Protection Status