Share

Bab 382

Penulis: Hazel
"Pengalamanmu masih belum cukup. Tapi karena kamu berbakat, kalau kamu bersedia mengakuiku sebagai gurumu, aku bisa mohon sama Pak Putro untuk nggak mematahkan tangan dan kakimu. Kamu hanya perlu berlutut dan minta maaf."

Untungnya Sandy tidak memiliki janggut. Jika dia punya janggut, saat ini dia pasti sudah berlagak seperti seorang ahli besar yang mengelus-elus janggutnya.

Di sampingnya, Putro mengernyit. Dia merasa tidak puas dengan usul Sandy. Setelah mengalahkan Tirta dengan susah payah, dia memang ingin menyiksa Tirta habis-habisan sebagai balas dendam atas penghinaan yang dia terima sebelumnya. Namun, saat ini dia masih bergantung pada Sandy sepenuhnya, jadi dia tidak ingin menyinggung pria itu.

Setelah dipikir-pikir, hal yang paling diinginkannya saat ini adalah mendapatkan Irene dan bersenang-senang dengannya. Mengenai Tirta, Putro bisa menerima jika Sandy berhasil mempermalukan dan membuatnya berlutut minta maaf.

Akhirnya, Putro menyetujui usul itu dengan terpaksa. "Baiklah k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hans Silalahi
***** Lanjut
goodnovel comment avatar
Zadal Samid
kenapa babnya pendek coba kasih 20 bab sekalian mana waktu jeda panjang sampai 24 jam
goodnovel comment avatar
P O Adiputra Bahodopi
kenapa buat cerita novel tidak ada cerita penutupannya, langsung putus saja ceritanya, tidak jelas apa akhir ceritanya, atau sudah habis kata kata penulisnya....????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 383

    Wanita misterius itu mengangguk dengan kagum. "Tirta memang kalah dalam pertandingan ini, tapi lawannya adalah Sandy, seorang ahli besar di bidang batu giok. Berhubung usianya masih muda, wajar kalau mentalnya agak goyah.""Tapi dengan kemampuan dan standar seperti ini, dia sudah patut dihormati dalam industri batu giok. Kalah dari seorang ahli seperti Sandy bukanlah hal yang memalukan. Masa depannya sangat cerah. Talenta pemuda ini masih bisa diasah.""Setelah pemilihan batu selesai, mungkin kita bisa menemui Tirta secara pribadi dan coba merekrutnya ke pihak kita." Jelas bahwa wanita misterius itu sangat mengagumi kemampuan Tirta.Dengan suara gemuruh mesin yang beroperasi, batu terakhir milik Tirta mulai dipotong. Sinar yang memukau terlihat samar-samar di celah batu itu. Ahli pemilih batu di antara penonton memperhatikan batu tersebut dengan penuh konsentrasi.Tiba-tiba, dia menjadi sangat bersemangat. Pria itu bahkan sampai berdiri dan berteriak dengan suara pecah, "Bukan, ini buk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 384

    Hanya dari warnanya yang tiada duanya ini, bahkan tanpa diamati dengan cermat sekalipun, batu ini sudah cukup untuk mengalahkan semua giok di dunia ini. Langkah Sandy sontak terhuyung dan wajahnya menjadi merah padam.Sandy berpegangan pada meja di sampingnya untuk menopang tubuhnya. Hampir saja dia jatuh terduduk di lantai. Dengan tangan yang gemetaran, dia menunjuk giok hijau kaisar itu dan berkata, "Giok hijau kaisar yang langka benar-benar muncul di sini?""Aku benar-benar kalah kali ini. Bahkan dengan membuka giok violet sekalipun aku masih kalah? Hahaha .... Kalah? Aku kalah? Memang nasib ...." Seolah-olah kehilangan akal sehatnya, Sandy tertawa dan menangis pada saat bersamaan karena tidak bisa menerima pukulan seperti itu.Dalam pandangan Sandy, langit seolah-olah menurunkan harta langka ke zona kualitas rendah yang dipilih Tirta untuk mengalahkannya. Bahkan, dia kalah dengan selisih yang sangat besar dan kepercayaan dirinya telah hancur sepenuhnya.Tidak peduli seberapa hebatn

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 385

    "Pak Afrian, kita menang!" Gilang seakan-akan telah kehilangan kendali saking gembiranya. Dia tidak bisa lagi mengendalikan ekspresinya dan menjulurkan lidah sambil menggelengkan kepala dengan keras.Orang-orang bahkan sempat mengira mereka menggunakan teknologi canggih untuk mendeteksi batu. Nilai batu giok hijau kaisar sebesar ini sungguh sulit dibayangkan. Kaki Irene juga bahkan ikut gemetaran hingga hampir pingsan.Jika bukan karena terjatuh dalam pelukan Tirta, Irene mungkin tidak bisa lagi berdiri dengan stabil. Para bos dan orang-orang di sekitar mereka juga tampak sangat terkejut dengan mata yang terbelalak lebar.Tiba-tiba, terdengar suara tubuh jatuh ke lantai. Beberapa penonton yang bermental lemah, langsung pingsan karena terlalu bersemangat. Sementara itu, beberapa penonton yang lebih berpengalaman juga merasa sangat emosional.Sambil berlinang air mata, mereka berkata dengan suara yang tersendat, "Ya Tuhan, aku bisa mati tenang sekarang. Batu giok yang kulihat dalam taruh

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 386

    Di kursi penonton, wanita misterius itu juga mulai merasa gelisah. Giok hijau kaisar dengan ukuran dan kualitas sebagus ini tentunya sangat langka. Bahkan punya uang sekalipun, belum tentu bisa membeli barang sebagus ini. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan."Lima triliun!"Wanita misterius itu langsung menaikkan harga dengan tambahan satu triliun. Sebuah angka yang langsung membuat para bos lainnya pupus harapan. Wajah para bos di sekitarnya langsung berubah menjadi pucat karena menyadari mereka tidak akan mampu bersaing dengan nominal sebesar itu.Bahkan tuan rumah dari acara ini saja sudah turun tangan dan harga ini sudah jauh di luar jangkauan mereka. Mereka hanya bisa menyaksikan dengan hati yang perih saat giok hijau kaisar tersebut direbut di depan mata mereka.Akhirnya setelah melewati proses lelang yang sengit, wanita misterius itu berhasil memenangkan giok hijau kaisar yang baru saja ditemukan dengan harga lima triliun yang fantastis.Melihat wanita misterius it

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 387

    Putro tidak bisa menerima kekalahannya dalam pertaruhan kali ini. "Sialan, kenapa bocah ini beruntung sekali bisa dapat giok hijau kaisar? Nggak bisa, Pak Sandy, bantu aku taruhan sekali lagi. Syaratnya boleh apa saja. Bantu aku sekali lagi."Putro tidak ingin kehilangan satu triliun itu dan Irene. Dia telah bertekad harus mendapatkan wanita cantik itu. Saat ini, tatapan Putro sangat intens. Matanya telah memerah bagaikan seorang penjudi yang telah bangkrut.Putro malah menggelengkan kepalanya dengan putus asa. "Nggak, nggak usah lagi. Aku bukan lawannya. Haeh, memang banyak orang berbakat di dunia ini. Sudah saatnya aku mengaku tua, nggak akan judi lagi."Pertaruhannya dengan Tirta telah menghancurkan semua kepercayaan diri Sandy. Tidak menyerah dan putus asa saja sudah dianggap cukup baik. Namun, kini Sandy mulai meragukan kemampuannya sendiri. Dengan kepala tertunduk, Sandy bersiap-siap untuk pergi.Putro mulai panik. Jika Sandy pergi, dia tidak akan punya kesempatan untuk membalikk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 388

    Putro mulai ketakutan dan mundur perlahan. Dia berusaha untuk kabur dari tempat kejadian. Namun, wanita misterius itu melambaikan tangannya, lalu terlihat sekelompok staf dan petugas keamanan mendekat. Mereka menghalangi jalan keluar Putro dan memaksanya untuk tetap berada di tempat.Wanita misterius itu tersenyum dingin dan berkata, "Putro, kamu ini orang yang cukup terkenal di kalangan ini, tapi sekarang mau berusaha mengelak dari taruhan? Aku benar-benar terlalu meremehkanmu. Ternyata, kamu memang bisa melakukan hal rendahan begini.""Kalau kamu nggak mau bayar juga nggak masalah. Tapi mulai sekarang, seluruh industri giok di kota ini akan memboikot bisnismu.""Nggak ada lagi yang bakal jual batu giok mentah padamu dan nggak akan ada yang mau beli giok dari toko-tokomu. Kalau kamu memang nggak tahu malu, jangan berharap bisa bertahan di industri ini. Jangan mencoreng nama baik industri kita."Saat itu, Tirta meraih kerah Putro dan mengangkat kepalan tangannya. Dia siap menghujamkan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 389

    Setelah drama yang terjadi dengan Putro, Afrian mulai menyadari banyak hal yang terjadi di balik layar. Setelah berpikir keras, Afrian berkata, "Kalau memang benar Putro sekarang cuma punya sedikit modal dan semuanya sudah dihabiskannya untuk beli batu mentah dan kalah dari kita, berarti ini adalah kesempatan emas yang nggak boleh kita lewatkan.""Ini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan reputasi Putro yang sudah hancur dan segera menekan semua perusahaan di bawah kendalinya!""Tanpa modal yang cukup untuk menambah pasokan dan dengan kita menutup semua saluran pendanaannya, itu sudah cukup untuk membuatnya keluar dari industri giok selamanya."Sebagai seorang pengusaha dan juga pesaing, Afrian tentu tidak akan mempertimbangkan soal kehormatan atau moralitas dalam bisnis. Prinsipnya adalah, jika ada kesempatan, manfaatkan sepenuhnya untuk menghancurkan lawan.Jika Putro dibiarkan punya kesempatan untuk bangkit, pada akhirnya yang akan hancur adalah keluarga Afrian sendiri."Benar,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 390

    Di sekitar sana, ada banyak sekali petugas yang turut meramaikan dengan senang hati. Apalagi, target mereka adalah Aina, wanita yang menjengkelkan ini."Haha ... aku rela membantu!""Aku juga! Wanita ini terlalu menyebalkan! Beri pelajaran padanya pasti sangat memuaskan!"Melihat tatapan para petugas penyelenggara yang menargetkan dirinya, Aina merasa ketakutan."Kalian jangan mendekat ...." Mengetahui bahwa dirinya tidak akan bisa lolos kali ini, Aina benar-benar menyesal. Mengapa dia harus melibatkan Melati dalam masalah ini? Kalau tidak, taruhan kali ini pasti tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.Sayangnya, penyesalan selalu datang terlambat."Cepat lepaskan!" bentak Tirta saat Aina sedang merenungkan penyesalannya."Aku ... buka. Akan kubuka sendiri ...." Aina sontak terkejut dan mulai melepas pakaiannya. Dia melepaskan gaun dan pakaian dalam hitamnya, lalu berdiri dengan telanjang bulat di tengah-tengah acara pemilihan batu giok.Saat ini, tempat itu dipenuhi oleh banyak seka

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status