Share

Bab 326

Penulis: Hazel
Setelah mendengar cerita tersebut, alis Gavan langsung berkerut. Kejadian yang menimpa Tora tentu saja tidak bisa lepas dari perhatian kapten patroli seperti dirinya. Dia juga tidak menyangka bahwa Tirta yang masih semuda itu ternyata begitu menakutkan!

Pemuda itu telah mengalahkan belasan pria kekar sekaligus dan membuat Tora serta Herman menderita luka parah! Meskipun Gavan tidak terlalu ingin terlibat, dia juga tidak berani menolak permintaan Tora.

Jika sampai kehilangan dukungan dari Tora, masa depannya juga akan menjadi sulit. "Oke, tunggu aku. Aku akan bawa beberapa orang untuk menemuimu dan kita pergi sama-sama."

....

Sementara itu, Tirta masih tidak menyadari masalah yang akan menghampirinya. Sambil membawa benih dan peralatan bertani yang baru dibelinya, Tirta mengajak Melati dan Nabila untuk pergi ke ladang dan mulai menanam sayuran.

Berhubung penglihatan Ayu kurang baik, Tirta memintanya untuk beristirahat sejenak.

....

Di sisi lain, di kantor kepolisian tingkat kabupaten.

S
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Otniel Tombokan
endingnya tidak ada
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 327

    "Bocah sialan, kamu sudah membuatku menderita! Tunggu saja, aku nggak akan mengampunimu!" Tora benar-benar marah besar saat ini. Setelah tiba di desa ini, Gavan mencari tahu lokasi klinik Tirta dan membawa bawahannya ke sana.Setelah memasuki klinik dan melihat Tirta sedang makan bersama beberapa wanita lainnya, emosi Tora semakin memuncak. Sekarang dia sudah dilumpuhkan oleh Tirta dan kehilangan kemampuan sebagai seorang pria sejati.Yang lebih parah lagi, dia sekarang juga tidak bisa mengendalikan kapan untuk buang air. Tora terpaksa harus selalu membawa kantong urine ke mana pun dia pergi. Namun, Tirta malah masih bisa duduk di sini dan makan dengan wanita cantik?"Balikkan mejanya!" teriaknya sambil memberi isyarat pada Herman. Setelah itu, Herman langsung bergerak maju dan membalikkan meja makan tersebut."Tirta, kamu sudah membuat ayahku seperti ini. Masih berani makan dengan tenang di sini? Cepat sembuhkan ayahku sekarang juga. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kasar!"

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 328

    Mereka memang melihat bahwa Tirta sedang makan dengan beberapa wanita tadi. Namun, jika bukan karena mendengar teriakan itu, mereka tidak menyadari betapa cantiknya beberapa wanita ini.Dengan demikian, mereka memutuskan untuk membawa pulang beberapa wanita cantik ini. Setelah Tirta mengobati penyakit Tora, mereka akan menikmati beberapa wanita cantik ini bersama-sama nantinya!"Tangkap dan bawa pergi wanita-wanita ini. Mereka juga melanggar hukum!" teriak Tora. Beberapa polisi patroli langsung menyerbu ke arahnya."Pergi sana!" Tirta juga tentunya menyadari situasi yang terjadi dan merasa sangat marah.Tirta memukul beberapa polisi hingga mundur, lalu berlari ke arah Ayu dan para wanita lainnya. Namun, secepat apa pun gerakan Tirta, dia tetap saja terlambat selangkah.Sebelum Tirta mendekat, Herman sudah berhasil menangkap Melati. Dia mencengkeram leher Melati yang putih mulus sambil menampilkan senyuman jahat di wajahnya."Tirta, sekarang cepat lepaskan ayahku, lalu berlutut dan mint

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 329

    "Kalau kamu berani menyentuh mereka sedikit saja, aku akan buat kalian semua menderita!" Niat membunuh Tirta menguar dari tubuhnya."Nak, kamu masih terlalu muda untuk melawanku! Lepaskan aku atau aku akan kuperintahkan untuk menembak mereka semua!" bentak Tora dengan bangga karena mengira Tirta hanya menggertaknya."Apa yang kalian lakukan? Hentikan semuanya!" teriak seseorang tiba-tiba di luar pintu. Herman dan beberapa orang lainnya sontak terkejut.Terlihat Saad membawa beberapa polisi patroli tingkat provinsi yang sedang berdiri di depan pintu. Semua orang bergegas masuk ke klinik dengan wajah muram."Tora, besar sekali nyalimu!" Didengar dari perkataan Tora dan adegan di dalam tadi, mereka telah bisa menebak apa yang telah telah terjadi. Saad, Mauri, dan Susanti marah besar."Pak ... Saad?""Kapten Mauri ...."Tora, Herman, dan Gavan seketika menjadi panik dan berkeringat dingin. Saad dan Mauri telah lama menjabat posisi tinggi, sehingga wibawa mereka bukanlah sesuatu yang bisa d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 330

    Mauri adalah atasan langsung dari Gavan. Menghadapi pertanyaan seperti itu, Gavan merasa sangat bersalah. Wajahnya menjadi pucat dan berkeringat dingin."Pak, kami memang datang setelah menerima laporan. Tapi karena masalah ini sangat mendesak dan nyawa Pak Tora berada dalam bahaya, kami terpaksa datang duluan tanpa sempat melapor dulu," kata Gavan dengan suara gemetaran.Mendengar hal ini, Saad dan Mauri saling bertukar pandang. Mereka benar-benar merasa kecewa sepenuhnya. Saad tidak ingin lagi mendengar alasan mereka. Dia langsung melambaikan tangan kepada Mauri."Tangkap mereka semua, jangan ada yang ketinggalan satu pun!" perintahnya.Mauri mengangguk dengan wajah kesal. Begitu tangannya dilambaikan, polisi kabupaten di belakangnya tanpa ragu menyita senjata para polisi patroli. Herman, Tora, dan Gavan juga tentunya langsung ditangkap."Tirta!" Melati yang akhirnya bebas, langsung bersembunyi di belakang Tirta sambil menangis tersedu-sedu."Nggak apa-apa, Kak Melati. Semuanya sudah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 331

    Namun setelah ucapan Tirta dilontarkan, ekspresi Herman, Tora, dan Gavan sontak menjadi kecut. Mereka sadar bahwa yang menanti mereka adalah pemecatan dari jabatan mereka dan menghabiskan sisa hidup di penjara!Sebab, kejahatan yang mereka lakukan terlalu banyak. Begitu diselidiki, semuanya pasti akan terbongkar! Pada saat ini, mata Gavan langsung merah padam. Dia mencengkeram Tora dan mengguncangnya dengan keras."Semua ini gara-gara kamu yang menyeretku dalam masalah ini. Kalau nggak, mana mungkin aku jadi begini! Semua salahmu!" teriak Gavan."Sialan, mana kutahu latar belakangnya sehebat ini? Kalau nggak, mana mungkin aku kepikiran mau balas dendam? Apa gunanya kamu menyalahkanku?" Tora merasa putus asa dan mereka pun terlibat dalam perkelahian."Tangkap semuanya dan bawa untuk diinterogasi!"Namun, anggota yang dibawa oleh Mauri tentu tidak akan memberi mereka kesempatan untuk bertindak kasar. Mereka langsung menahan Tora dan yang lainnya untuk dibawa ke kantor polisi kabupaten da

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 332

    Memikirkan hal ini, wajah Mauri menjadi serius. "Mungkin kalian salah paham. Kali ini kami datang karena perbuatan Tora dan Herman yang menindas rakyat. Mereka datang membuat keributan di klinik Tirta dan kami nggak bisa terima hal ini!"Setelah Mauri selesai bicara, warga desa di sekitarnya langsung tertegun. Beberapa orang yang lebih cepat tanggap bahkan menunjukkan kilat ketakutan di mata mereka. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Tirta ternyata memiliki latar belakang yang begitu kuat!Bagi warga desa, camat sudah dianggap sebagai pejabat besar. Namun, sekarang Tirta justru mendapatkan dukungan penuh dari kantor polisi kabupaten! Apakah Tirta masih orang yang sama seperti yang mereka kenal dulu?Melihat reaksi para warga desa yang terkejut, Saad menunjukkan senyuman tipis. Meski sekarang Saad berada di posisi yang tinggi, dulu dia juga pernah merintis karier dari bawah. Karena itulah, dia memahami apa yang ada di benak Mauri.Berhubung Tirta memang membutuhkan dukungan, Saad

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 333

    "Dokter ajaib, kalau begitu aku pulang dulu. Kalau ada waktu, datanglah bertamu ke rumahku. Aku sudah merindukanmu!" ujar Saad.Setelah penghargaan untuk Tirta selesai diberikan, Saad yang memiliki kesibukan sebagai wali kota, tentu tidak bisa berlama-lama di tempat itu. Setelah berbasa-basi sejenak dengan Tirta, dia pun pamit dan pergi."Tirta, kami juga sudah harus pergi. Kalau ada masalah lagi, segera hubungi aku!" ujar Mauri. Sekarang dia harus segera menangani urusan penangkapan Tora dan bersiap-siap kembali bersama Susanti dan para polisi tingkat kabupaten."Baik, terima kasih banyak, Pak Mauri," jawab Tirta seraya tersenyum."Tirta, aku juga harus kembali." Meski sebenarnya ingin tinggal lebih lama lagi, Susanti terpaksa harus pergi bersama Mauri karena urusan pekerjaan. Dalam hati, dia merasa kesal pada Tora dan yang lainnya karena masalah yang mereka timbulkan.Saat pemeriksaan nanti, Susanti bertekad tidak akan membiarkan Tora lolos begitu saja.Tirta dan yang lainnya tentu t

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 334

    "Aku pernah ke sana sama teman-teman sekelasku sebelumnya, memang seru sekali. Omong-omong, aku juga ingin main ke sana lagi. Karena Tirta dapat hadiah sebanyak itu, ayo kita ke sana saja!" usul Nabila.Melihat tampang mereka yang kegirangan, Tirta tersenyum semringah.Sekitar sejam kemudian, Tirta mengemudikan mobilnya membawa beberapa wanita itu ke sebuah restoran termewah di kota, Restoran Ekuilateral."Kalau mau makan, tentu saja kita harus makan yang terbaik! Kalian nggak usah sungkan hari ini. Kita harus bersenang-senang sampai puas."Mendengar itu, para wanita itu pun tersenyum dan mengangguk, lalu masuk ke Restoran Ekuilateral bersama Tirta.Mereka memang sudah mempersiapkan diri sebelumnya, mengetahui bahwa Restoran Ekuilateral adalah restoran terbaik di kota dengan tarif yang pastinya tidak murah. Meskipun demikian, mereka tetap saja merasa terkejut ketika melihat harga di menu saat memesan makanan. Harga semua makanan di sini setara dengan biaya hidup mereka selama beberapa

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1151

    Bella merapikan rambutnya, lalu buru-buru keluar. Sementara itu, Tirta melihat jam. Sekarang hampir pukul 9 pagi. Masih ada 1 jam lagi sebelum turnamen bela diri dimulai.Tirta segera mandi dan memakai baju. Dia menggunakan alasan yang sama, yaitu membantu Mauri mengurus kasus. Setelah berpamitan dengan Ayu, Tirta keluar dari vila Keluarga Purnomo.Kemarin Tirta sudah berpesan kepada Yusril dan Chiko untuk melindungi Bella dan Ayu. Dengan begitu, Tirta bisa mengikuti turnamen bela diri dengan tenang.Kala ini, Yasmin juga berada di kamar Ayu. Dia mengusap matanya dan menguap. Yasmin bertanya kepada Ayu yang sedang melihat ke luar, "Bibi, apa semalam aku mimpi buruk?"Mendengar ucapan Yasmin, Ayu segera menutup pintu kamar. Jantungnya berdegup kencang. Dia menggigit bibir dan bertanya balik, "Nggak, Yasmin. Apa semalam kamu mendengar sesuatu?"Yasmin memandang Ayu dengan ekspresi polos sembari menjelaskan, "Iya, semalam aku dengar Bibi terus memanggil nama Kakak Guru waktu tidur. Kamu j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1150

    Di tengah tidurnya, Ayu merasakan sepasang tangan besar yang panas menjamah tubuhnya. Teknik tangan yang familier itu sontak membangunkannya, membuatnya terus menginginkannya."Tirta, Yasmin ada di sini ...." Karena gelap, Ayu tidak bisa melihat Tirta. Namun, dia bisa merasakan Tirta berada di atasnya.Suhu yang panas membuat napas Ayu memburu. Kedua tangannya memeluk Tirta, menyuruhnya berhenti dengan tidak berdaya.Ayu mengira Tirta tidak akan menginginkannya lagi karena telah melakukannya di siang hari. Siapa sangka, Tirta masih kemari malam-malam begini. Energinya sungguh tak ada habisnya!"Nggak apa-apa, Bi. Dia sudah tidur. Aku akan lebih pelan. Kamu sudah basah lho. Aku tahu kamu menginginkannya, biar aku memuaskanmu." Tirta terkekeh-kekeh, menjulurkan tangan untuk melepaskan pakaian Ayu.Meskipun gelap gulita, di mata Tirta, dia bisa melihat semuanya dengan jelas. Wajah Ayu merah, tatapannya tidak fokus. Wanita ini seperti terkena obat perangsang, membuat Tirta ingin sekali men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1149

    Mereka ingin menggali lebih banyak rahasia tentang dunia misterius dari para pesilat tersebut.Sementara itu, perempuan yang memimpin kelompok ini adalah seorang praktisi ilmu mistis yang paling dihormati di seluruh Negara Yumai, baik oleh pejabat tinggi maupun rakyat biasa.Dia adalah Yara dari Keluarga Gomies, seorang wanita dengan kedudukan tinggi yang mampu mengendalikan kekuatan roh!"Meskipun tubuhnya sudah mengalami kerusakan, kebenciannya sangat mendalam. Dia memang bahan yang sangat cocok untuk dijadikan boneka mayat. Kalian berdua bawa dia ke sini."Mendengar perkataan pria di belakangnya, Yara menyipitkan matanya yang panjang dan indah. Suaranya terdengar menggoda tanpa dibuat-buat sedikit pun."Baik, Master!" Segera, dua pria berbaju hitam maju, mengangkat tubuh Bryan dari dalam kolam, membawanya ke hadapan Yara.Yara berjongkok, mengamati tubuh Bryan tanpa merasa takut atau jijik sedikit pun. Sepertinya, dia sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Tanpa mendongak, d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1148

    "Karena Paman yang memintanya, mana mungkin aku berani menolak? Apa yang membuatmu gelisah? Mungkin kalau diceritakan, aku bisa membantu meringankan beban di hatimu."Saat ini, Bryan masih bergantung pada Kurnia karena dia masih membutuhkan bantuannya untuk kembali ke dunia misterius. Tentu saja, dia tidak berani menolak ajakan Kurnia.Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Kita bicara setelah keluar dari hotel. Di sini terlalu banyak orang, pasti nggak nyaman bicara di sini."Kurnia tidak berbasa-basi, hanya berbalik dan berjalan di depan untuk memimpin jalan. Bryan mengikuti Kurnia keluar dari hotel hingga sampai di kaki Gunung Tisatun, lalu berhenti di depan sebuah kolam dalam yang tak terlihat dasarnya."Paman, bukannya kamu menyuruh Kak Fasahat dan Kak Lior membelikan obat untukku? Tapi, kenapa dua hari ini aku nggak melihat mereka. Ke mana mereka?" tanya Bryan penasaran."Oh, dua bocah itu memang nggak berguna. Entah ke mana mereka pergi. Hari ini aku juga pergi mencari mereka,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1147

    "Memangnya apa yang bisa terjadi padaku, Bella? Jangan pikir yang aneh-aneh. Kamu sudah bekerja seharian. Pasti capek, 'kan? Mau aku pijat bahumu atau kakimu?"Merasa diperhatikan oleh Bella, Tirta tidak bisa menahan senyuman. Dia menarik Bella duduk di atas tempat tidur, menunjukkan sikap manisnya."Hah, seharian ke sana ke sini, bahkan makan pun nggak tenang. Menurutmu, aku capek nggak? Untung kamu masih punya hati, bisa peduli padaku. Pijatnya yang pelan ya. Aku takut kamu meremukkan bahuku." Bella bercanda sambil membalikkan badan membelakangi Tirta."Hehehe, tenang saja. Aku janji bakal pelan-pelan!" Tirta berlari ke kamar mandi untuk mencuci tangan, lalu segera kembali.Tangannya diletakkan di atas bahu Bella, lalu perlahan-lahan turun ke kerah bajunya. Merasakan kulitnya begitu lembut, Tirta langsung menyelinapkan tangannya masuk, memijat, meremas, dan menggoda dengan nakal.Bella sampai mengeluarkan erangan manja. "Mmmh ... dasar kamu ini! Aku sudah capek setengah mati, tapi ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1146

    "Bisa, semua ini cuma perkara kecil. Kami berdua pasti bisa menyelesaikannya," ucap Kurnia menangkupkan tangannya. Bahkan, Kimmy yang keras kepala tadi juga berubah sekarang. Dia mengangguk dengan rendah hati."Kalian berdua kembali dulu ke hotel. Tunggu sampai besok pagi. Aku akan langsung ke turnamen bela diri. Kalau butuh bantuan, aku akan mencari kalian lagi."Di dalam hati, Tirta merasa takjub dengan kehebatan Janji Darah. Dia melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Kurnia dan Kimmy pergi.Tepat pada saat itu, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Yusril dan Chiko ternyata mengejar mereka.Mereka melihat Tirta baik-baik saja, sementara Kurnia yang hendak pergi justru kehilangan satu lengannya dan tampak jauh lebih tua. Bahkan, Kimmy yang berjalan di belakangnya terlihat lesu seperti kehilangan jiwanya. Ayah dan anak itu terkejut bukan main!"Dik, apa benar ... kamu mengalahkan Kurnia sendiri?" Yusril terperanjat dan begitu terkejut hingga beberapa helai janggutnya ik

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1145

    Kimmy mulai panik. Dia tidak bisa membuat keputusan. Kimmy berkata kepada Kurnia seraya menangis, "Kakek, apa yang harus kita lakukan? Aku masih muda, aku nggak ingin mati. Kak Azhar masih menungguku."Kimmy menambahkan, "Tapi Kakek, kalau suruh aku jadi budaknya, lebih baik aku mati."Sementara itu, Kurnia juga baru menerobos ke tingkat semi abadi. Umurnya sudah bertambah 50 tahun lebih. Ke depannya, mungkin Kurnia bisa menerobos ke tingkat abadi. Tentu saja dia tidak ingin mati.Setelah ragu-ragu sesaat, akhirnya Kurnia mendesah dan membujuk Kimmy, "Kimmy, aku nggak pernah dengar teknik yang dilancarkan orang ini. Jadi, sangat sulit dihadapi. Aku juga nggak ingin berkompromi, tapi kita harus bertahan hidup."Kurnia meneruskan, "Sebaiknya kita terima saja. Paling-paling ke depannya kita cari kesempatan untuk kembali ke dunia misterius dan jangan kembali ke dunia fana selamanya."Tirta tidak keberatan setelah mendengar percakapan Kurnia dan Kimmy dengan jelas. Dia berujar, "Karena kali

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1144

    Kurnia memutuskan untuk meminta ampun kepada Tirta, tetapi Tirta tidak berniat melepaskan mereka. Tirta tahu dia pasti celaka jika orang lain tahu teknik rahasianya.Hanya saja, Tirta tidak suka membunuh. Dia memang tidak sanggup membunuh Kurnia dan Kimmy. Akhirnya, Tirta mendesah dan berkata kepada Genta, 'Kak, kamu serap energi di dalam tubuh Kurnia saja. Nanti aku suruh Pak Mauri penjarakan mereka seumur hidup.'Genta menanggapi, "Nggak usah, kamu yang mengalahkan orang ini. Suruh dia jadi budakmu saja. Kalau ke depannya masih ada pesilat kuno yang kuat, aku baru serap energinya."Genta menambahkan, "Lagi pula, kamu bisa memerintahkan Kurnia untuk mencari batu dan obat spiritual di dunia misterius setelah mengendalikannya. Dengan begitu, kamu bisa memenuhi perjanjian di antara kita lebih cepat."Tirta tidak menyangka Genta akan berbicara seperti ini. Bahkan, Genta juga terdengar sedikit bangga.Tirta membalas, 'Suruh Kurnia jadi budakku? Mereka berdua nggak seperti Yusril dan Chiko

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1143

    Kurnia merasa gusar dan juga takut. Hal ini karena dia tidak pernah melihat teknik yang dilancarkan Tirta.Kimmy juga kaget melihat kejadian yang mendadak ini. Dia segera mengingatkan, "Kakek, cepat lepaskan bajumu untuk memadamkan apinya!""Nggak usah, aku punya cara," timpal Kurnia. Dia memasukkan energi ke lengannya yang terbakar, lalu meninju tanah.Namun, api itu tidak padam sedikit pun setelah Kurnia menarik lengannya. Kurnia segera melepaskan bajunya. Api terus membakar lengan Kurnia. Sepertinya sebentar lagi lengan Kurnia akan gosong.Kurnia terpaksa menahan rasa sakit. Dia mengayunkan tangan kirinya dan memotong lengan kanannya. Kalau api merambat ke seluruh tubuhnya, Kurnia pasti akan mati terbakar.Kurnia memegang luka di lengannya yang patah sambil berteriak, "Sialan! Dasar berengsek! Kalau berani, cepat keluar! Aku pasti akan mencincangmu!"Tirta membalas, "Dasar pria tua sialan! Terus teriak saja! Bagaimanapun, aku juga nggak akan keluar!"Tirta yang bersembunyi di dekat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status