Share

Bab 324

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-21 18:00:01
Tora menatap Tirta dengan pandangan penuh penghinaan. "Berani-beraninya kamu mengkritikku? Sebaiknya kamu khawatirkan dulu dirimu sendiri ...."

Namun sebelum Tora selesai berbicara, dia tiba-tiba terkejut dan membuka mulutnya lebar-lebar. Saat ini, Tirta sudah menerobos masuk ke kerumunan. Meskipun para preman itu memegang tongkat besi di tangan mereka, senjata tersebut tidak ada gunanya di hadapan Tirta.

Tirta menyerbu ke kerumunan bagaikan serigala yang masuk ke kawanan domba. Dalam waktu singkat, dia telah berhasil menjatuhkan semua preman itu. Melihat kejadian ini, warga di sekitarnya bertepuk tangan dengan gembira. Sementara itu, Tirta berjalan mendekati Tora dengan senyuman sinis.

Pada saat ini, keangkuhan dan kesombongan Tora sudah lenyap, digantikan oleh ketakutan di matanya. Dengan keringat dingin mengalir di dahinya, dia bertanya, "A ... apa maumu?"

Mendengar pertanyaan itu, Tirta mendengus. "Aku mau apa? Tentu saja mau memberimu pelajaran!"

Melihat tinju Tirta mengarah padan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 325

    Saat Tirta ingin pergi, orang-orang yang dibawa oleh Tora tentu tidak berani menghalanginya sedikit pun. Mereka bahkan terlihat ketakutan. Tirta kemudian membawa Arum ke mobil dan bergegas kembali ke Desa Persik.Di perjalanan, Arum akhirnya bisa bernapas lega. Dia berkata pada Tirta seraya menepuk dada, "Tirta, tadi aku benar-benar ketakutan. Untung ada kamu, kita jadi bisa pulang dengan selamat!""Tapi, lain kali kamu harus lebih hati-hati. Jangan sampai bertindak gegabah seperti itu lagi. Orang yang kamu pukul tadi itu camat. Gimana kalau mereka cari masalah sama kita nanti?"Saat berkata demikian, Arum merasa semakin ketakutan. Dia mencondongkan tubuhnya dan menatap Tirta dengan penuh kekhawatiran.Awalnya saat Arum menepuk dadanya, gerakan itu membuat kedua buah dadanya yang montok bergetar. Pemandangan ini langsung menarik perhatian Tirta. Sambil menyetir, Tirta terus mencuri pandang ke arah payudara Arum dengan kegirangan.Kini saat Arum mencondongkan tubuhnya, sabuk pengaman di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 326

    Setelah mendengar cerita tersebut, alis Gavan langsung berkerut. Kejadian yang menimpa Tora tentu saja tidak bisa lepas dari perhatian kapten patroli seperti dirinya. Dia juga tidak menyangka bahwa Tirta yang masih semuda itu ternyata begitu menakutkan!Pemuda itu telah mengalahkan belasan pria kekar sekaligus dan membuat Tora serta Herman menderita luka parah! Meskipun Gavan tidak terlalu ingin terlibat, dia juga tidak berani menolak permintaan Tora.Jika sampai kehilangan dukungan dari Tora, masa depannya juga akan menjadi sulit. "Oke, tunggu aku. Aku akan bawa beberapa orang untuk menemuimu dan kita pergi sama-sama."....Sementara itu, Tirta masih tidak menyadari masalah yang akan menghampirinya. Sambil membawa benih dan peralatan bertani yang baru dibelinya, Tirta mengajak Melati dan Nabila untuk pergi ke ladang dan mulai menanam sayuran.Berhubung penglihatan Ayu kurang baik, Tirta memintanya untuk beristirahat sejenak.....Di sisi lain, di kantor kepolisian tingkat kabupaten.S

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 327

    "Bocah sialan, kamu sudah membuatku menderita! Tunggu saja, aku nggak akan mengampunimu!" Tora benar-benar marah besar saat ini. Setelah tiba di desa ini, Gavan mencari tahu lokasi klinik Tirta dan membawa bawahannya ke sana.Setelah memasuki klinik dan melihat Tirta sedang makan bersama beberapa wanita lainnya, emosi Tora semakin memuncak. Sekarang dia sudah dilumpuhkan oleh Tirta dan kehilangan kemampuan sebagai seorang pria sejati.Yang lebih parah lagi, dia sekarang juga tidak bisa mengendalikan kapan untuk buang air. Tora terpaksa harus selalu membawa kantong urine ke mana pun dia pergi. Namun, Tirta malah masih bisa duduk di sini dan makan dengan wanita cantik?"Balikkan mejanya!" teriaknya sambil memberi isyarat pada Herman. Setelah itu, Herman langsung bergerak maju dan membalikkan meja makan tersebut."Tirta, kamu sudah membuat ayahku seperti ini. Masih berani makan dengan tenang di sini? Cepat sembuhkan ayahku sekarang juga. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kasar!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 328

    Mereka memang melihat bahwa Tirta sedang makan dengan beberapa wanita tadi. Namun, jika bukan karena mendengar teriakan itu, mereka tidak menyadari betapa cantiknya beberapa wanita ini.Dengan demikian, mereka memutuskan untuk membawa pulang beberapa wanita cantik ini. Setelah Tirta mengobati penyakit Tora, mereka akan menikmati beberapa wanita cantik ini bersama-sama nantinya!"Tangkap dan bawa pergi wanita-wanita ini. Mereka juga melanggar hukum!" teriak Tora. Beberapa polisi patroli langsung menyerbu ke arahnya."Pergi sana!" Tirta juga tentunya menyadari situasi yang terjadi dan merasa sangat marah.Tirta memukul beberapa polisi hingga mundur, lalu berlari ke arah Ayu dan para wanita lainnya. Namun, secepat apa pun gerakan Tirta, dia tetap saja terlambat selangkah.Sebelum Tirta mendekat, Herman sudah berhasil menangkap Melati. Dia mencengkeram leher Melati yang putih mulus sambil menampilkan senyuman jahat di wajahnya."Tirta, sekarang cepat lepaskan ayahku, lalu berlutut dan mint

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 329

    "Kalau kamu berani menyentuh mereka sedikit saja, aku akan buat kalian semua menderita!" Niat membunuh Tirta menguar dari tubuhnya."Nak, kamu masih terlalu muda untuk melawanku! Lepaskan aku atau aku akan kuperintahkan untuk menembak mereka semua!" bentak Tora dengan bangga karena mengira Tirta hanya menggertaknya."Apa yang kalian lakukan? Hentikan semuanya!" teriak seseorang tiba-tiba di luar pintu. Herman dan beberapa orang lainnya sontak terkejut.Terlihat Saad membawa beberapa polisi patroli tingkat provinsi yang sedang berdiri di depan pintu. Semua orang bergegas masuk ke klinik dengan wajah muram."Tora, besar sekali nyalimu!" Didengar dari perkataan Tora dan adegan di dalam tadi, mereka telah bisa menebak apa yang telah telah terjadi. Saad, Mauri, dan Susanti marah besar."Pak ... Saad?""Kapten Mauri ...."Tora, Herman, dan Gavan seketika menjadi panik dan berkeringat dingin. Saad dan Mauri telah lama menjabat posisi tinggi, sehingga wibawa mereka bukanlah sesuatu yang bisa d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 330

    Mauri adalah atasan langsung dari Gavan. Menghadapi pertanyaan seperti itu, Gavan merasa sangat bersalah. Wajahnya menjadi pucat dan berkeringat dingin."Pak, kami memang datang setelah menerima laporan. Tapi karena masalah ini sangat mendesak dan nyawa Pak Tora berada dalam bahaya, kami terpaksa datang duluan tanpa sempat melapor dulu," kata Gavan dengan suara gemetaran.Mendengar hal ini, Saad dan Mauri saling bertukar pandang. Mereka benar-benar merasa kecewa sepenuhnya. Saad tidak ingin lagi mendengar alasan mereka. Dia langsung melambaikan tangan kepada Mauri."Tangkap mereka semua, jangan ada yang ketinggalan satu pun!" perintahnya.Mauri mengangguk dengan wajah kesal. Begitu tangannya dilambaikan, polisi kabupaten di belakangnya tanpa ragu menyita senjata para polisi patroli. Herman, Tora, dan Gavan juga tentunya langsung ditangkap."Tirta!" Melati yang akhirnya bebas, langsung bersembunyi di belakang Tirta sambil menangis tersedu-sedu."Nggak apa-apa, Kak Melati. Semuanya sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 331

    Namun setelah ucapan Tirta dilontarkan, ekspresi Herman, Tora, dan Gavan sontak menjadi kecut. Mereka sadar bahwa yang menanti mereka adalah pemecatan dari jabatan mereka dan menghabiskan sisa hidup di penjara!Sebab, kejahatan yang mereka lakukan terlalu banyak. Begitu diselidiki, semuanya pasti akan terbongkar! Pada saat ini, mata Gavan langsung merah padam. Dia mencengkeram Tora dan mengguncangnya dengan keras."Semua ini gara-gara kamu yang menyeretku dalam masalah ini. Kalau nggak, mana mungkin aku jadi begini! Semua salahmu!" teriak Gavan."Sialan, mana kutahu latar belakangnya sehebat ini? Kalau nggak, mana mungkin aku kepikiran mau balas dendam? Apa gunanya kamu menyalahkanku?" Tora merasa putus asa dan mereka pun terlibat dalam perkelahian."Tangkap semuanya dan bawa untuk diinterogasi!"Namun, anggota yang dibawa oleh Mauri tentu tidak akan memberi mereka kesempatan untuk bertindak kasar. Mereka langsung menahan Tora dan yang lainnya untuk dibawa ke kantor polisi kabupaten da

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 332

    Memikirkan hal ini, wajah Mauri menjadi serius. "Mungkin kalian salah paham. Kali ini kami datang karena perbuatan Tora dan Herman yang menindas rakyat. Mereka datang membuat keributan di klinik Tirta dan kami nggak bisa terima hal ini!"Setelah Mauri selesai bicara, warga desa di sekitarnya langsung tertegun. Beberapa orang yang lebih cepat tanggap bahkan menunjukkan kilat ketakutan di mata mereka. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Tirta ternyata memiliki latar belakang yang begitu kuat!Bagi warga desa, camat sudah dianggap sebagai pejabat besar. Namun, sekarang Tirta justru mendapatkan dukungan penuh dari kantor polisi kabupaten! Apakah Tirta masih orang yang sama seperti yang mereka kenal dulu?Melihat reaksi para warga desa yang terkejut, Saad menunjukkan senyuman tipis. Meski sekarang Saad berada di posisi yang tinggi, dulu dia juga pernah merintis karier dari bawah. Karena itulah, dia memahami apa yang ada di benak Mauri.Berhubung Tirta memang membutuhkan dukungan, Saad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 953

    Melihat respons Lutfi, Shinta tertawa dan mengomentari, "Kak Lutfi, apa Kak Tirta lebih hebat darimu?"Lutfi menyahut, "Bukan cuma lebih hebat dariku. Bahkan, guruku juga nggak berhasil melatih Tinju Harimau Ganas seperti Tirta."Lutfi yang penasaran bertanya, "Tirta, katakan dengan jujur, apa sebelumnya kamu sudah pernah berlatih Tinju Harimau Ganas? Aku baru saja memberimu buku-buku itu."Tirta yang merasa antusias menjawab, "Kak Lutfi, kamu salah paham. Sebelum kamu memberiku buku-buku itu, aku nggak pernah berlatih ilmu bela diri. Kemarin aku cuma melihatnya sekilas, aku juga nggak menyangka bisa menguasainya. Apa aku benar-benar lebih hebat dari gurumu?"Lutfi menanggapi dengan ekspresi kaget, "Kamu cuma melihatnya sekilas? Tirta, sepertinya kamu itu memang genius langka dalam dunia bela diri. Tinju Harimau Ganas ini memang terdengar biasa saja. Tapi, dibandingkan teknik lain dari buku-buku yang kuberikan padamu, Tinju Harimau Ganas paling sulit dilatih."Lutfi meneruskan, "Guruku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 952

    Sebelum Niko sempat bicara, Lutfi menunjuk Karsa sambil marah-marah, "Sepertinya kamu masih nggak menyesali perbuatanmu! Awalnya kamu cuma dijatuhi hukuman tembak mati! Kalau kamu nggak takut mati, aku rasa lebih baik kamu dipenjara seumur hidup seperti dia!"Tindakan Lutfi sudah melanggar perintah Saba, tetapi seharusnya Saba tidak akan menyalahkan Lutfi. Sementara itu, Pinot sudah gila. Dia baru berusia 40-an tahun, tetapi harus menghabiskan sisa hidupnya di penjara.Ekspresi Ladim menjadi masam setelah mendengar ucapan Lutfi. Dia berseru, "Apa? Aku nggak mau dihukum seperti dia! Aku mohon, bunuh aku!"Jika tahu dirinya akan berakhir tragis, tadi Ladim pasti tidak akan berbicara. Sayangnya, semua sudah terlambat.Akhirnya, Ladim dan lainnya pun dipenjara. Niko baru tertawa terbahak-bahak, lalu pergi ke kantor Susanti.Setelah mendengar laporan Niko, Susanti tersenyum dan menanggapi, "Mereka memang pantas dihukum! Kalau mereka itu pemimpin yang memedulikan rakyat, mereka nggak akan be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 951

    Biasanya Saba memang terlihat ramah, tetapi dia tidak akan memaafkan orang-orang seperti Ladim dan lainnya yang melakukan perbuatan keji.Begitu Saba melontarkan ucapannya, Ladim dan lainnya sangat terpukul. Biarpun mereka terus memohon kepada Saba, Lutfi juga tidak peduli. Dia memimpin anggotanya untuk membawa Ladim dan lainnya keluar dari klinik."Mereka memang pantas dihukum!" celetuk Tirta. Dia yang merasa puas memandang Saba sembari bertanya, "Kak Saba, sebenarnya ada yang mau kutanyakan."Saba kembali tersenyum. Dia menyahut, "Tirta, kamu langsung bilang saja. Nggak usah sungkan."Tirta mengungkapkan kebingungannya, "Bukannya kemarin kamu bilang sudah pensiun dan nggak punya jabatan apa pun lagi? Kenapa sekarang aku merasa kamu tetap berkuasa? Kamu nggak kelihatan seperti kehilangan jabatan."Saba tertawa, lalu menjelaskan, "Tirta, ini semua berkat kamu. Sebenarnya aku nggak berniat memberitahumu. Tapi, aku akan bicara jujur karena kamu sudah bertanya."Saba meneruskan, "Awalnya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 950

    Ladim sungguh emosional sekarang. Dia menerjang ke arah Karsa dan menghajarnya. Dia ingin sekali menembak mati Karsa sekarang juga!"Karsa, akan kuhabisi kamu! Matilah kamu! Beraninya kamu menipuku untuk melawan teman Pak Saba! Kamu harus mati!"Pinot yang murka dan takut juga menyerbu ke arah Karsa dan menghajarnya habis-habisan."Ah ... ah .... Tolong berhenti! Aku nggak tahu dia teman Pak Saba!" teriak Karsa dengan kesakitan. Bagaimanapun, dia masih belum pulih dari cedera sebelumnya. Dia hampir tewas dibuat Ladim dan Pinot."Bagus, bagus sekali." Tirta menonton dengan seru, bahkan bertepuk tangan."Sialan! Kalau nggak ada Pak Saba, kamu bukan siapa-siapa!" Karsa memelototi Tirta dengan tatapan penuh kebencian dan keengganan."Kamu benar, kamu hebat. Tapi, asal kamu tahu, kalau bukan karena ada hukum di negara ini, kamu pasti sudah kubunuh kemarin. Kamu kira aku takut padamu?" sahut Tirta dengan suara rendah sambil maju. Tatapannya terlihat dingin.Seketika, jantung Karsa seperti be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 949

    "Hehe, jadi kamu Tirta ya? Masih muda dan cuma rakyat jelata, tapi berani menyuruhku masuk untuk menemuimu? Benar-benar nggak tahu diri!" Setelah memasuki klinik, Pinot menatap Tirta dengan tatapan tajam. Sikapnya terlihat seperti pejabat tinggi yang penuh wibawa."Ayah Angkat, dia Tirta. Jangan lepaskan dia begitu saja! Tirta, ayah angkatku sudah datang. Kamu akan berakhir tragis. Setahun lagi akan menjadi hari peringatan kematianmu!" Karsa yang dibawa masuk langsung dipenuhi api kebencian setelah melihat Tirta. Setelah berbicara kepada Pinot, dia berteriak dengan marah kepada Tirta."Kamu ayah angkat Karsa? Huh, sudah tua dan mau mati, tapi masih saja bodoh. Pendiri negara, Pak Saba, ada di sini. Kamu malah berani sesombong ini?" Tirta sama sekali tidak peduli dengan Karsa, melainkan menatap Pinot dan tersenyum dingin."Pak Saba? Saba Dinata? Hahaha, kenapa nggak bilang dia raja saja? Kamu ini cuma orang kampung yang picik. Atas dasar apa kamu mengenal orang sehebat Pak Saba?" Pinot

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 948

    "Bu ... buset! Me ... mereka punya pistol!" Begitu melihat perubahan situasi yang mendadak, orang-orang itu pun terkesiap.Apalagi, aura yang dipancarkan oleh para pengawal Nagamas itu dipenuhi niat membunuh. Mereka ketakutan hingga memucat dan sekujur tubuh gemetar. Seketika, tidak ada yang berani bergerak.Saat ini, terdengar suara santai seseorang. "Aku Tirta. Beri tahu bos kalian, kalau mau menemuiku, suruh dia masuk sendiri. Mau aku yang keluar? Dia nggak pantas!"Tirta menyesap tehnya, lalu menyunggingkan senyuman meremehkan."Ya, cuma wali kota rendahan. Atas dasar apa dia menyuruh Kak Tirta keluar menemuinya? Dia saja yang merangkak masuk!" ucap Shinta yang memeluk anak harimau."Kita keluar!" Para bawahan itu tidak berani membantah karena mereka dibidik dengan pistol. Mereka berlari keluar dengan ketakutan."Hm? Aku suruh kalian bawa Tirta keluar. Kenapa kalian malah keluar secepat ini?" tanya Pinot dengan kesal saat melihat bawahannya keluar dengan tangan kosong."Ayah Angkat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 947

    Semua orang mengikuti arah pandang Pinot. Begitu melihatnya, mereka semua terkejut. Bagaimana bisa mobil dengan plat nomor ibu kota muncul di tempat terpencil seperti ini?Bahkan, mobil yang berada di paling depan punya plat nomor yang begitu istimewa, A99999! Jelas, pemilik mobil ini bukan orang biasa!"Pak Pinot, aku rasa kamu berlebihan. Orang-orang di ibu kota itu nggak mungkin datang ke tempat jelek seperti ini. Ini nggak masuk akal. Mungkin saja, ini rekayasa Tirta. Jangan menakuti diri sendiri," ucap Ladim sambil tersenyum tipis setelah terpikir akan kemungkinan ini."Masuk akal. Kalau Tirta kenal tokoh besar di ibu kota, mana mungkin dia masih tinggal di tempat bobrok seperti ini?""Ayah Angkat, dia mungkin tahu kita bakal kemari untuk balas dendam. Dia takut, makanya ingin menakuti kita dengan cara seperti ini. Kamu jangan tertipu," ujar Karsa yang ingin sekali membalas dendam."Seharusnya begitu. Huh! Bocah ini licik juga! Kalian semua, masuk dan tangkap dia!" Setelah menghel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 946

    "Pak Ladim, kalau kamu suka, kita bisa pindahkan dia ke Kota Lais supaya lebih dekat. Setelah kamu menundukkannya, jangan lupa kirim ke tempatku.""Ya, aku memang punya rencana seperti itu." Ladim tertawa terbahak-bahak.Saat ini, tenaga Karsa telah pulih banyak. Tatapannya dipenuhi kebencian. Dia mengertakkan gigi sambil berkata dengan susah payah, "Ayah Angkat, akhirnya kamu datang. Aku jadi cacat gara-gara mereka. Gimana aku bisa berbakti padamu di kemudian hari?""Kamu harus membantuku membalas dendam! Kalau nggak, aku nggak bakal bisa tenang seumur hidup!""Sebenarnya siapa yang membuatmu jadi begini? Kejam sekali." Pinot baru memperhatikan penampilan tragis Karsa. Bukan hanya patah tangan dan kaki, tetapi kelima jari di tangan kiri juga putus.Pinot tak kuasa menarik napas dalam-dalam saking terkejutnya. Kondisi Harto juga sama tragisnya."Nama bocah itu Tirta! Kami bertemu di kota kecil sekitar. Bukan cuma aku, tapi adikku juga! Ayah Angkat, Pak Ladim, kalian harus membalaskan d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 945

    Di sisi lain, di dalam kantor polisi.Wali Kota Hamza, Pinot, bersama dengan kepala kepolisian, Ladim, duduk dengan santai di aula utama. Mereka mulai bertanya kepala polisi yang berjaga di depan, Niko."Kapan atasan kalian keluar? Cuma menyerahkan penjahat, sepertinya nggak perlu terlalu lama, 'kan?" Yang berbicara adalah Ladim. Dia menerima banyak hadiah dari Karsa. Ketika ada masalah, dia tentu harus turun tangan."Huh, Bu Susanti sedang sibuk dan nggak punya waktu untuk bertemu dengan kalian. Kalian bisa kembali saja. Lagian, para penjahat itu ditangkap di wilayah kami. Tanpa izin dari Bu Susanti, aku nggak akan melepaskan mereka!"Niko jelas bisa merasakan bahwa mereka datang dengan niat buruk. Makanya, dia mendengus dan berkata dengan kesal."Hehe, memang benar kalian yang tangkap, tapi mereka semua berasal dari Kota Hamza. Jadi, sudah seharusnya diserahkan ke Kepolisian Kota Hamza untuk diproses. Kalian nggak punya hak untuk bernegosiasi denganku. Suruh atasan kalian keluar dan

DMCA.com Protection Status