Share

Bab 307

Penulis: Hazel
"Sialan! Aku nggak ingin minum darahmu!" Alicia segera memalingkan wajah untuk menghindar. Menurutnya, ini adalah sebuah penghinaan besar.

"Kamu kira aku ingin memberimu darahku? Darahku ini berharga sekali. Kalau bukan karena situasi terdesak, mana mungkin kuberikan!" Tirta tidak peduli. Dia langsung menahan kepala Alicia dan memasukkan jarinya lagi ke mulut Alicia secara paksa.

"Um ... um ...." Alicia merasa malu sekaligus murka. Dia awalnya masih meronta-ronta. Namun, sesudah merasakan kesegaran dan kemanisan dari darah Tirta, sekujur tubuhnya seketika menjadi nyaman dan tidak terasa lelah lagi. Darah Tirta bahkan lebih lezat daripada minuman mahal di luar sana!

Alicia mengisap dengan kuat, seolah-olah ingin menyedot semua darah Tirta. Ekspresi yang semula dipenuhi penolakan menjadi sangat menikmati. Lidahnya terus melilit jari Tirta. Dia ingin mengisap lebih banyak.

"Berengsek! Sudah cukup!" Tirta tidak ingin Alicia minum terlalu banyak. Jika energi wanita ini pulih total, mereka y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 308

    Alicia memasuki pintu batu arah tenggara. Tirta berbisik kepada Susanti dengan waspada, "Kamu jalan di belakangku saja. Aku khawatir wanita ini berniat jahat."Setelah mengikuti Alicia berputar-putar, mereka tidak menemukan monster apa pun sepanjang jalan. Tirta juga bisa merasakan bahwa mereka makin naik. Samar-samar, dia bisa mendengar suara air.'Sepertinya sudah dekat, 'kan?' batin Tirta. Pada akhirnya, setelah keluar dari lorong makam terakhir, mereka melihat sebuah gua gelap yang lebarnya lebih dari 10 meter. Terdapat sungai bawah tanah yang ujungnya entah ke mana.'Sepertinya ini sungai bawah tanah yang kutemui waktu masuk,' tebak Tirta dalam hati."Di sini nggak ada jalan lagi. Kita harus lewat mana?" tanya Susanti dengan heran."Sungai ini terhubung dengan luar. Kita bisa keluar setelah lompat dari sini. Tapi, aku nggak yakin di luar sana adalah waduk atau bukan," jelas Alicia yang memegang detektor sambil menatap sungai bawah tanah."Kalau begitu, kamu lompat duluan. Kami iku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 309

    Suara ini terdengar sangat menusuk telinga. Apalagi, orang itu sepertinya merasa senang atas penderitaan mereka.Melati dan lainnya segera menoleh untuk melihat. Tampak Elvi sekeluarga menghampiri dengan senyuman gembira.Di belakang mereka, terlihat pula seorang pria tua beruban yang mengenakan mantel dan penuh wibawa. Pria itu tidak lain adalah Bima, guru Danang. Danang sengaja memanas-manasi Bima dan memfitnah Tirta agar Bima bersedia membantunya.Elvi sekeluarga awalnya membawa Bima kemari untuk memberi Tirta pelajaran. Siapa duga, mereka malah mendengar kabar bahwa Tirta jatuh ke waduk dan sudah hilang 3 hari.Itu sebabnya, mereka bergegas kemari. Mereka yakin bahwa Tirta sudah mati di dasar waduk. Itu sebabnya, bocah itu masih belum kembali sampai sekarang.Mereka pun memutuskan untuk mengambil semua uang Tirta. Sesudah mendapatkannya, mereka akan membagikan sedikit kepada Bima sehingga perjalanan Bima tidak sia-sia."Ngapain kalian kemari? Tempat ini nggak menyambut kalian! Perg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 310

    "Ya! Cepat pergi dari sini. Kalian nggak seharusnya berada di sini!" hardik Troy dengan ekspresi masam. Mereka adalah polisi berpengalaman. Hanya dengan melihat sekilas, mereka sudah tahu orang-orang ini datang untuk merebut harta."Eee ...." Elvi dan lainnya masih ingin berbicara. Namun, Niko sudah menginstruksi beberapa polisi untuk mengusir mereka."Kita nggak boleh pergi begitu saja! Setelah polisi bubar, kita minta uang lagi dari mereka! Nggak masalah kalau harus menunggu lama!" Elvi sekeluarga, termasuk Bima, tahu mereka tidak boleh mengusik polisi. Jadi, mereka menunggu di kejauhan."Benar, uang bocah sialan itu setidaknya mencapai puluhan miliar. Kita harus mendapatkan semua uangnya!" Pandu sudah mulai membayangkan kehidupan mewah yang akan dilewatinya.Melati dan lainnya tentu tahu mereka menunggu di kejauhan. Hal ini pun membuat mereka makin marah."Menjengkelkan sekali! Setelah Tirta kembali, aku akan menyuruhnya memberi mereka pelajaran supaya mereka nggak berani membuat on

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 311

    Sama seperti sebelumnya, Alicia sontak meraih tangan Tirta dan mengisapnya dengan kuat. Makin diisap, dia merasa makin nyaman dan kecanduan.Tirta sampai curiga mulut Alicia adalah mesin penyedot debu. Isapannya benar-benar kuat. Seluruh jari Tirta sampai masuk ke mulutnya.Sementara itu, Susanti tidak bisa menerima situasi ini. Tirta adalah miliknya. Dia tentu kesal melihat wanita lain mengisap jari dan meminum darah Tirta."Sudah cukup, 'kan? Cepat ikut kami," ujar Tirta yang langsung menarik jarinya. Dia tidak memberi Alicia kesempatan untuk menolak."Sebentar, aku harus pipis." Alicia langsung memegang perutnya dan memasang ekspresi tidak tahan."Kamu ingin mencari kesempatan untuk kabur, 'kan?" ejek Tirta sambil terkekeh-kekeh."Aku benar-benar nggak tahan lagi. Kamu boleh ikut denganku kalau takut aku kabur," sahut Alicia sambil mengejapkan mata dan memasang ekspresi memelas.Setelah Tirta melepaskan mantel kulitnya, Alicia hanya memakai pakaian ketat sehingga payudaranya yang be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 312

    Alicia tidak berbohong soal ini. Kakinya memang kram karena tersapu arus sungai terlalu lama. Darah Tirta tidak akan bisa mengatasi masalah ini.Sementara itu, celananya tersangkut di lututnya sehingga Alicia tidak bisa mengangkatnya. Lubang kemaluan dan bokongnya sampai kedinginan karena ditiup angin."Tirta, kakinya kram. Kita harus gimana?" tanya Susanti yang merasa Alicia tidak sedang berbohong. Tangannya masih menutupi mata Tirta sejak tadi."Kalau kram, kita harus memijat kakinya," sahut Tirta yang berpura-pura tidak melihat apa pun."Aku nggak bisa. Kamu saja. Aku akan terus menutup matamu." Setelah merenung sejenak, Susanti memilih untuk mengalah."Oke." Tirta mengiakan. Dia sudah tidak sabar untuk kembali ke Desa Persik. Alicia ini hanya beban, tetapi Tirta hanya bisa membantunya untuk sekarang.Kemudian, Susanti membawa Tirta ke hadapan Alicia sambil menutup matanya. Tirta sudah tahu, tetapi masih berpura-pura bertanya, "Kaki yang mana?""Yang kanan," jawab Alicia. Sebenarnya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 313

    "Jangan beri aku kesempatan. Kalau nggak, kamu yang akan menyesal!" seru Alicia. Dia tahu tidak ada jalan untuk kabur lagi sehingga berhenti meronta-ronta dan membiarkan Tirta membawanya.Tirta hanya melemparkan batu ke titik akupunktur Alicia, jadi wanita itu masih bisa berjalan dengan bebas sesaat kemudian."Ayo, kita kembali." Tirta dan Susanti tidak membuang-buang waktu lagi. Mereka sudah tidak sabar untuk kembali ke Desa Persik.Perjalanan ini seharusnya menghabiskan waktu sejam. Namun, Tirta dan Susanti berjalan secepat mungkin sehingga hanya menghabiskan waktu 40 menit. Mereka akhirnya melihat Desa Persik."Eh, Tirta? Kenapa kamu dari gunung belakang? Cepat pergi ke waduk. Wanita nggak tahu malu itu membuat keributan lagi. Dia menyumpahimu mati dan menyuruh bibimu menyerahkan uangmu," ucap seorang wanita paruh baya. Dia sangat terkejut saat melihat Tirta."Apa? Elvi dan keluarganya datang lagi?" Tirta sontak mengernyit. Hatinya yang sudah lebih tenang menjadi gusar kembali."Cep

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 314

    "Huh, siapa yang mencemaskanmu? Aku saja nggak nangis. Jangan terlalu percaya diri!" timpal Nabila yang segera menghentikan air matanya. Dia khawatir penampilannya terlihat jelek."Hehe. Kamu yang tercantik, jangan khawatir," goda Tirta. Setelah mengobrol sesaat, Tirta berhasil membuat ketiga wanita itu tertawa kembali.'Ternyata ... bocah ini ... punya begitu banyak kekasih! Huh!' batin Susanti. Dia merasa getir melihat situasi ini, tetapi tidak berani mengatakan apa pun.Di sisi lain, ekspresi Elvi sekeluarga tampak sangat suram. "Ini nggak mungkin. Dia sudah tenggelam selama 3 hari. Kenapa masih hidup? Kita pasti melihat setan! Sialan, kenapa dia beruntung sekali?"Pandu menggertakkan gigi dengan geram. Karena Tirta selamat, mereka tidak akan bisa mendapat sepeser pun darinya.Meskipun Elvi sekeluarga berbicara dengan lirih, Tirta dan lainnya tetap bisa mendengar semuanya. Jadi, sekelompok orang itu pun menghampiri Elvi sekeluarga.Nabila langsung berkata, "Sekarang Tirta sudah pula

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 315

    "Tirta, kamu sendiri yang mengatakan ini. Kalau begitu, jangan menyesal ya. Asal kamu tahu, Pak Bima bahkan pernah mengalahkan harimau dan beruang. Sebagian besar sekolah bela diri di kota dipimpin oleh guruku! Kamu pasti kalah darinya!" seru Danang.Pujian Danang ini tentu membuat Bima merasa bangga. Yang dikatakan Danang memang benar. Banyak bos besar yang ingin mempekerjakannya sebagai pengawal pribadi, bahkan menawarkannya gaji tinggi.Namun, setelah mendengarnya, tebersit kekesalan pada sorot mata Tirta. Dia melambaikan tangan seperti mengusir lalat, lalu berkata, "Sudah, sudah. Cepat maju kalau mau bertarung. Jangan basa-basi begini. Lagian, dia sudah tua.""Apa katamu?" Bima sontak murka. Tirta bukan hanya memukul muridnya, tetapi juga merendahkan dirinya. Dia bertekad akan memberi Tirta pelajaran hari ini.Ketika melihat tatapan Tirta yang sinis, Bima pun maju dan membentak, "Bocah, harus kuakui kalau kamu pemberani. Kalau begitu, aku nggak akan berbelaskasihan padamu!"Saat be

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1151

    Bella merapikan rambutnya, lalu buru-buru keluar. Sementara itu, Tirta melihat jam. Sekarang hampir pukul 9 pagi. Masih ada 1 jam lagi sebelum turnamen bela diri dimulai.Tirta segera mandi dan memakai baju. Dia menggunakan alasan yang sama, yaitu membantu Mauri mengurus kasus. Setelah berpamitan dengan Ayu, Tirta keluar dari vila Keluarga Purnomo.Kemarin Tirta sudah berpesan kepada Yusril dan Chiko untuk melindungi Bella dan Ayu. Dengan begitu, Tirta bisa mengikuti turnamen bela diri dengan tenang.Kala ini, Yasmin juga berada di kamar Ayu. Dia mengusap matanya dan menguap. Yasmin bertanya kepada Ayu yang sedang melihat ke luar, "Bibi, apa semalam aku mimpi buruk?"Mendengar ucapan Yasmin, Ayu segera menutup pintu kamar. Jantungnya berdegup kencang. Dia menggigit bibir dan bertanya balik, "Nggak, Yasmin. Apa semalam kamu mendengar sesuatu?"Yasmin memandang Ayu dengan ekspresi polos sembari menjelaskan, "Iya, semalam aku dengar Bibi terus memanggil nama Kakak Guru waktu tidur. Kamu j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1150

    Di tengah tidurnya, Ayu merasakan sepasang tangan besar yang panas menjamah tubuhnya. Teknik tangan yang familier itu sontak membangunkannya, membuatnya terus menginginkannya."Tirta, Yasmin ada di sini ...." Karena gelap, Ayu tidak bisa melihat Tirta. Namun, dia bisa merasakan Tirta berada di atasnya.Suhu yang panas membuat napas Ayu memburu. Kedua tangannya memeluk Tirta, menyuruhnya berhenti dengan tidak berdaya.Ayu mengira Tirta tidak akan menginginkannya lagi karena telah melakukannya di siang hari. Siapa sangka, Tirta masih kemari malam-malam begini. Energinya sungguh tak ada habisnya!"Nggak apa-apa, Bi. Dia sudah tidur. Aku akan lebih pelan. Kamu sudah basah lho. Aku tahu kamu menginginkannya, biar aku memuaskanmu." Tirta terkekeh-kekeh, menjulurkan tangan untuk melepaskan pakaian Ayu.Meskipun gelap gulita, di mata Tirta, dia bisa melihat semuanya dengan jelas. Wajah Ayu merah, tatapannya tidak fokus. Wanita ini seperti terkena obat perangsang, membuat Tirta ingin sekali men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1149

    Mereka ingin menggali lebih banyak rahasia tentang dunia misterius dari para pesilat tersebut.Sementara itu, perempuan yang memimpin kelompok ini adalah seorang praktisi ilmu mistis yang paling dihormati di seluruh Negara Yumai, baik oleh pejabat tinggi maupun rakyat biasa.Dia adalah Yara dari Keluarga Gomies, seorang wanita dengan kedudukan tinggi yang mampu mengendalikan kekuatan roh!"Meskipun tubuhnya sudah mengalami kerusakan, kebenciannya sangat mendalam. Dia memang bahan yang sangat cocok untuk dijadikan boneka mayat. Kalian berdua bawa dia ke sini."Mendengar perkataan pria di belakangnya, Yara menyipitkan matanya yang panjang dan indah. Suaranya terdengar menggoda tanpa dibuat-buat sedikit pun."Baik, Master!" Segera, dua pria berbaju hitam maju, mengangkat tubuh Bryan dari dalam kolam, membawanya ke hadapan Yara.Yara berjongkok, mengamati tubuh Bryan tanpa merasa takut atau jijik sedikit pun. Sepertinya, dia sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Tanpa mendongak, d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1148

    "Karena Paman yang memintanya, mana mungkin aku berani menolak? Apa yang membuatmu gelisah? Mungkin kalau diceritakan, aku bisa membantu meringankan beban di hatimu."Saat ini, Bryan masih bergantung pada Kurnia karena dia masih membutuhkan bantuannya untuk kembali ke dunia misterius. Tentu saja, dia tidak berani menolak ajakan Kurnia.Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Kita bicara setelah keluar dari hotel. Di sini terlalu banyak orang, pasti nggak nyaman bicara di sini."Kurnia tidak berbasa-basi, hanya berbalik dan berjalan di depan untuk memimpin jalan. Bryan mengikuti Kurnia keluar dari hotel hingga sampai di kaki Gunung Tisatun, lalu berhenti di depan sebuah kolam dalam yang tak terlihat dasarnya."Paman, bukannya kamu menyuruh Kak Fasahat dan Kak Lior membelikan obat untukku? Tapi, kenapa dua hari ini aku nggak melihat mereka. Ke mana mereka?" tanya Bryan penasaran."Oh, dua bocah itu memang nggak berguna. Entah ke mana mereka pergi. Hari ini aku juga pergi mencari mereka,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1147

    "Memangnya apa yang bisa terjadi padaku, Bella? Jangan pikir yang aneh-aneh. Kamu sudah bekerja seharian. Pasti capek, 'kan? Mau aku pijat bahumu atau kakimu?"Merasa diperhatikan oleh Bella, Tirta tidak bisa menahan senyuman. Dia menarik Bella duduk di atas tempat tidur, menunjukkan sikap manisnya."Hah, seharian ke sana ke sini, bahkan makan pun nggak tenang. Menurutmu, aku capek nggak? Untung kamu masih punya hati, bisa peduli padaku. Pijatnya yang pelan ya. Aku takut kamu meremukkan bahuku." Bella bercanda sambil membalikkan badan membelakangi Tirta."Hehehe, tenang saja. Aku janji bakal pelan-pelan!" Tirta berlari ke kamar mandi untuk mencuci tangan, lalu segera kembali.Tangannya diletakkan di atas bahu Bella, lalu perlahan-lahan turun ke kerah bajunya. Merasakan kulitnya begitu lembut, Tirta langsung menyelinapkan tangannya masuk, memijat, meremas, dan menggoda dengan nakal.Bella sampai mengeluarkan erangan manja. "Mmmh ... dasar kamu ini! Aku sudah capek setengah mati, tapi ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1146

    "Bisa, semua ini cuma perkara kecil. Kami berdua pasti bisa menyelesaikannya," ucap Kurnia menangkupkan tangannya. Bahkan, Kimmy yang keras kepala tadi juga berubah sekarang. Dia mengangguk dengan rendah hati."Kalian berdua kembali dulu ke hotel. Tunggu sampai besok pagi. Aku akan langsung ke turnamen bela diri. Kalau butuh bantuan, aku akan mencari kalian lagi."Di dalam hati, Tirta merasa takjub dengan kehebatan Janji Darah. Dia melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Kurnia dan Kimmy pergi.Tepat pada saat itu, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Yusril dan Chiko ternyata mengejar mereka.Mereka melihat Tirta baik-baik saja, sementara Kurnia yang hendak pergi justru kehilangan satu lengannya dan tampak jauh lebih tua. Bahkan, Kimmy yang berjalan di belakangnya terlihat lesu seperti kehilangan jiwanya. Ayah dan anak itu terkejut bukan main!"Dik, apa benar ... kamu mengalahkan Kurnia sendiri?" Yusril terperanjat dan begitu terkejut hingga beberapa helai janggutnya ik

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1145

    Kimmy mulai panik. Dia tidak bisa membuat keputusan. Kimmy berkata kepada Kurnia seraya menangis, "Kakek, apa yang harus kita lakukan? Aku masih muda, aku nggak ingin mati. Kak Azhar masih menungguku."Kimmy menambahkan, "Tapi Kakek, kalau suruh aku jadi budaknya, lebih baik aku mati."Sementara itu, Kurnia juga baru menerobos ke tingkat semi abadi. Umurnya sudah bertambah 50 tahun lebih. Ke depannya, mungkin Kurnia bisa menerobos ke tingkat abadi. Tentu saja dia tidak ingin mati.Setelah ragu-ragu sesaat, akhirnya Kurnia mendesah dan membujuk Kimmy, "Kimmy, aku nggak pernah dengar teknik yang dilancarkan orang ini. Jadi, sangat sulit dihadapi. Aku juga nggak ingin berkompromi, tapi kita harus bertahan hidup."Kurnia meneruskan, "Sebaiknya kita terima saja. Paling-paling ke depannya kita cari kesempatan untuk kembali ke dunia misterius dan jangan kembali ke dunia fana selamanya."Tirta tidak keberatan setelah mendengar percakapan Kurnia dan Kimmy dengan jelas. Dia berujar, "Karena kali

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1144

    Kurnia memutuskan untuk meminta ampun kepada Tirta, tetapi Tirta tidak berniat melepaskan mereka. Tirta tahu dia pasti celaka jika orang lain tahu teknik rahasianya.Hanya saja, Tirta tidak suka membunuh. Dia memang tidak sanggup membunuh Kurnia dan Kimmy. Akhirnya, Tirta mendesah dan berkata kepada Genta, 'Kak, kamu serap energi di dalam tubuh Kurnia saja. Nanti aku suruh Pak Mauri penjarakan mereka seumur hidup.'Genta menanggapi, "Nggak usah, kamu yang mengalahkan orang ini. Suruh dia jadi budakmu saja. Kalau ke depannya masih ada pesilat kuno yang kuat, aku baru serap energinya."Genta menambahkan, "Lagi pula, kamu bisa memerintahkan Kurnia untuk mencari batu dan obat spiritual di dunia misterius setelah mengendalikannya. Dengan begitu, kamu bisa memenuhi perjanjian di antara kita lebih cepat."Tirta tidak menyangka Genta akan berbicara seperti ini. Bahkan, Genta juga terdengar sedikit bangga.Tirta membalas, 'Suruh Kurnia jadi budakku? Mereka berdua nggak seperti Yusril dan Chiko

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1143

    Kurnia merasa gusar dan juga takut. Hal ini karena dia tidak pernah melihat teknik yang dilancarkan Tirta.Kimmy juga kaget melihat kejadian yang mendadak ini. Dia segera mengingatkan, "Kakek, cepat lepaskan bajumu untuk memadamkan apinya!""Nggak usah, aku punya cara," timpal Kurnia. Dia memasukkan energi ke lengannya yang terbakar, lalu meninju tanah.Namun, api itu tidak padam sedikit pun setelah Kurnia menarik lengannya. Kurnia segera melepaskan bajunya. Api terus membakar lengan Kurnia. Sepertinya sebentar lagi lengan Kurnia akan gosong.Kurnia terpaksa menahan rasa sakit. Dia mengayunkan tangan kirinya dan memotong lengan kanannya. Kalau api merambat ke seluruh tubuhnya, Kurnia pasti akan mati terbakar.Kurnia memegang luka di lengannya yang patah sambil berteriak, "Sialan! Dasar berengsek! Kalau berani, cepat keluar! Aku pasti akan mencincangmu!"Tirta membalas, "Dasar pria tua sialan! Terus teriak saja! Bagaimanapun, aku juga nggak akan keluar!"Tirta yang bersembunyi di dekat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status