Share

Bab 217

Author: Hazel
"Bukan masalah, yang penting uangnya kembali. Lanjutkan saja pekerjaanmu," sahut Tirta sambil melambaikan tangannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa.

"Baik, Pak. Kalau ada masalah, hubungi saja aku. Aku siap membantu kapan saja." Staf membungkuk dan meninggalkan kartu nama, lalu kembali bekerja.

"Tirta, kenapa kamu ceroboh sekali? Kamu kira uang itu daun?" tegur Nabila.

"Tirta, lain kali harus hati-hati kalau beli barang," ujar Arum untuk memperingatkan.

Tirta menggaruk kepalanya sambil tersenyum. Sementara itu, Lilies terkejut. "Gimana bocah ini bisa punya uang sebanyak itu ...."

Lilies semula mengira Tirta dihidupi oleh Nabila, tetapi ternyata pemikirannya ini salah. Yang benar-benar kaya adalah Tirta! Dilihat dari gaya Tirta, uang 20 miliar bahkan seperti tidak bernilai!

Ketika teringat bagaimana dirinya memaki dan menghina Tirta barusan, Lilies merasa dirinya sangat bodoh. Wajahnya sampai memerah!

Setelah dipikir-pikir, Tirta memang datang untuk membeli pakaian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** nabila mulai merasa bahwa tirta parlente dan sdh meniduri bbrp kaum hawa lanjut
goodnovel comment avatar
Denny Tebet
LEBAY bgt Ceritanya makin kg menarik, mending Gw Delet !!!.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 218

    Nabila tidak tahu bahwa Tirta masih punya wanita lain. Jadi, dia mengira semua pakaian dalam seksi itu untuknya. Bagaimana bisa dia menghabiskan lebih dari 100 pakaian dalam seksi itu? Ketika saat itu tiba, bukankah Tirta akan seperti kuda liar yang tak terkendalikan?Tirta tahu bahwa Nabila sudah salah paham. Namun, dia tidak bisa menjelaskan sehingga hanya tersenyum mesum. Nabila pun berkata, "Aduh, Tirta, kamu menyebalkan sekali!"Nabila merasa malu sekaligus kesal. Sementara itu, Arum merasa lucu melihat tingkah Tirta. Ketika melihat pakaian dalam seksi di dalam toko, wajah Arum pun memerah. Dia bergumam, "Tirta ini ... terlihat polos, tapi ternyata ...."Arum adalah orang yang sangat tertutup. Jika menyuruhnya memakai pakaian dalam seperti itu, dia pasti tidak akan berani!Namun, Arum tidak akan menyangka bahwa suatu hari nanti, dia akan memakai pakaian dalam seksi di dapur dan terbang ke awang-awang bersama Tirta ....Ketika Arum masih merasa terkejut, Nabila membentak Tirta, "Ti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 219

    "Tentu saja! Kak Arum sendirian dan masih asing dengan lingkungan di desa. Aku tentu harus menemaninya. Aku akan tidur dengan Kak Arum malam ini. Aku nggak akan mencarimu lagi," sahut Nabila sambil mengerlingkan mata.Nabila tahu apa yang dipikirkan Tirta. Kemarin, seluruh tulangnya hampir remuk dibuat Tirta. Dia bahkan masih merasa sakit hari ini. Itu sebabnya, Nabila menolak untuk bercinta malam ini."Nabila, Tirta, maaf sudah merepotkan kalian. Setelah vila kalian selesai dibangun, aku akan bangun ladang sayur dan kolam supaya bisa masak makanan enak untuk kalian setiap hari!" ujar Arum yang merasa agak malu.Arum merasa sangat tidak enak hati karena Tirta dan Nabila begitu merawatnya, padahal dia tidak melakukan apa-apa untuk mereka. Jadi, cara terbaik untuk membalas kebaikan mereka adalah membuatkan masakan enak setiap hari."Oke, kami akan menantikannya." Selesai berbicara, Tirta pun masuk ke mobil.Dalam perjalanan pulang, Tirta mendapat panggilan dari Ayu. "Tirta, kamu sudah de

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 220

    "Kamu memanggilnya Pak? Dia cuma bocah tengik! Aku bibinya! Masa aku harus terus menunggu di sini? Kurang ajar sekali!" bentak Elvi sambil menunjuk Farida dengan angkuh."Elvi, kamu sudah lama nggak datang ke desa, bahkan selalu menghindar dari Tirta. Sekarang kamu malah membuat keributan karena dia mau membangun rumah. Apa maksudmu?" Agus yang berada di tengah-tengah kerumunan tiba-tiba maju untuk bersuara.Kini, Tirta adalah calon menantu Agus. Dia tentu harus membela calon menantunya!"Apa urusanmu? Kamu kira jadi kepala desa sudah hebat? Kamu kira kamu bisa ikut campur urusan keluargaku?" Elvi sama sekali tidak takut. Dia bahkan menunjuk Agus dan menghardiknya."Dasar wanita gila! Kamu kira aku ingin meladeni orang sepertimu?" sahut Agus. Dia tidak mungkin berdebat dengan Elvi di depan publik seperti ini. Nama baiknya akan tercoreng! Jadi, dia kembali ke kerumunan."Huh! Kamu kira aku mau meladenimu? Sekalipun dewa turun dari langit, mereka juga nggak berhak ikut campur urusan kelu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 221

    "Huh! Kamu kira aku takut? Aku justru ingin melihat sebesar apa nyalimu! Hari ini, jangan harap kamu bisa macam-macam selama kami berdua ada di sini! Minggir! Jangan mengganggu proses pembangunan!" pekik Melati.Melati sungguh murka dengan sikap Elvi. Wanita ini bukan hanya membuat onar, tetapi juga berani memaki dirinya dan Ayu."Janda, kamu nggak berhak ikut campur urusan Keluarga Hadiraja. Minggir! Jangan ganggu kami!" bentak Elvi.Ketika Elvi masih ingin memaki, Pandu tiba-tiba maju dan menampar Melati. Tamparan ini sungguh cepat dan kuat. Seketika, terlihat bekas tamparan yang jelas di wajah Melati."Kamu berani menamparku? Matilah kamu!" Melati bukan orang yang bisa ditindas. Dia pasti akan melampiaskan amarahnya sebisa mungkin.Namun, sebelum Melati sempat maju, Danang yang merupakan ayah Pandu segera menghalangi dan mengancam, "Kalau nggak takut cacat, coba saja maju."Danang yang bertubuh kekar ini adalah guru taekwondo di kota. Dalam pertarungan biasa, 3 orang dewasa bukan ta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 222

    "Minggir sana! Dasar wanita buta!" Elvi sontak mendorong Ayu. Saat berikutnya, Ayu pun terjatuh dan tangannya terluka karena batu tajam."Keterlaluan sekali! Semuanya, kita maju! Usir 3 orang gila ini dari Desa Persik!" Beberapa penduduk desa yang tidak tahan lagi hendak membantu, tetapi Boris dan Dina segera menghentikan mereka."Hei! Ngapain kalian? Ini urusan Keluarga Hadiraja! Untuk apa kalian ikut campur urusan orang?""Benar! Jangan sok pahlawan! Elvi punya batu bata! Kalian nggak takut terluka ya? Kalau kalian mati, nggak akan ada yang membalaskan dendam kalian lho!""Lagi pula, sekarang masyarakat diatur oleh hukum. Perkelahian seperti ini melanggar hukum! Kalau kalian terlibat, apa kalian bisa ganti rugi?"Setelah ditakut-takuti oleh Boris dan Dina, para penduduk desa yang hendak membantu pun mundur dan mulai merenung."Kerabat Pak Tirta ini benar-benar keterlaluan. Sebaiknya aku telepon Pak Tirta lagi," gumam Farida yang terus mengamati situasi sejak tadi. Karena situasi maki

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 223

    Bentakan ini bukan hanya membuat Boris dan Dina yang menonton keseruan terkesiap, tetapi Ayu dan Melati juga bisa merasakan bahaya. Pandu sudah termasuk beruntung karena tidak mati setelah ditendang Tirta."Tirta, aku baik-baik saja. Jangan melakukan hal bodoh ya," nasihat Melati. Dia tahu betul sifat Tirta. Melati khawatir Tirta melakukan sesuatu yang berlebihan saking emosinya."Tirta, kami baik-baik saja. Jangan bertindak gegabah," nasihat Ayu juga."Aku nggak bisa terima semua ini. Mereka harus diberi pelajaran karena berani main tangan dengan kalian!" Tirta tidak peduli.Tirta telah menggunakan mata tembus pandangnya untuk memeriksa tubuh Melati. Dia melihat luka yang cukup besar di punggung Melati, bahkan banyak lebam di tubuhnya. Tubuh Ayu juga dipenuhi bekas pukulan."Dasar berengsek! Pandu kakak sepupumu! Gimana bisa kamu menyerangnya sekejam ini! Kemari! Aku akan mematahkan kedua kakimu!" hardik Danang yang hendak menyerang Tirta.Bagaimanapun, Pandu adalah satu-satunya anak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 224

    "Hahaha! Memangnya kalian pantas menjadi keluargaku? Kalian cuma mau uangku, 'kan?" Tirta tergelak saking kesalnya. Amarah masih berkecamuk hebat dalam hatinya."Ya. Karena semua sudah jelas di sini, aku akan terus terang saja! Aku awalnya cuma ingin minta 6 miliar dan kamu bisa lanjut membangun rumah. Tapi, karena kamu melukai Pandu dan Danang, kamu harus membayar 20 miliar! Kalau nggak, jangan harap masalah ini bisa berakhir!" ancam Elvi."Dua puluh miliar? Kamu pergi rampok bank saja. Kamu kira nyawa kalian bertiga begitu berharga? Nggak tahu malu sekali!" bentak Melati sambil menunjuk Elvi dengan berang."Janda, ini bukan urusanmu! Minggir sana! Jangan sampai aku memukulmu lagi!" ancam Elvi sambil mengangkat batu bata di tangannya. Terlihat noda darah di atas batu itu.Tirta yang tidak tahan lagi akhirnya meledakkan energinya. Seketika, batu bata itu hancur berkeping-keping. Dia mengancam balik, "Kalau kamu berani memaki Kak Melati lagi, aku bisa membuatmu berakhir seperti batu bat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 225

    "Kenapa bisa ada orang yang begitu nggak tahu malu sepertimu di dunia ini? Tirta sudah berniat melepaskanmu, tapi kamu malah terus menantangnya," ujar Melati yang amarahnya masih belum mereda. Dadanya sampai bergerak cepat karena napasnya yang memburu."Jangan bicara omong kosong! Kalau nggak memberiku uang itu, aku akan menuntut kalian!" teriak Elvi yang terkapar di tanah."Tuntut saja kalau kamu berani," ucap Tirta dengan dingin."Benar! Tuntut saja kalau kamu nggak takut ditangkap!" sahut Agus."Pak, temanku seorang pengacara. Aku pernah melihat kasus serupa sebelumnya. Kita akan menang kalau menuntut mereka, bahkan mereka harus bayar ganti rugi. Kalau butuh, telepon saja temanku," kata Farida sambil mengeluarkan ponselnya."Elvi, kamu ingin menuntut Tirta, 'kan? Kami sudah punya pengacara, kamu sudah boleh mulai cari pengacara. Kalian pasti akan kalah!" Sebelum Tirta berbicara, Melati sudah menakut-nakuti Elvi."A ... aku pasti akan menuntut kalian! Kalian kira aku takut? Kalian tu

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status