Share

Bab 216

Penulis: Hazel
"Ke ... kenapa kamu memukulku ...." Lilies yang ditampar merasa murka sekaligus malu. Namun, ketika melihat Nabila mengenakan pakaian mahal, dia tidak berani melawan karena bisa menebak Nabila bukan orang biasa.

"Huh! Kenapa memangnya? Siapa suruh kamu menindas pacarku?" Setelah bereaksi kembali, Nabila tahu dirinya sudah ceroboh. Namun, Lilies memang harus diberi pelajaran karena menindas Tirta. Nabila tidak menyesali perbuatannya.

Meskipun Arum tidak berbicara, bisa dilihat bahwa dia menyetujui tindakan Nabila. Sementara itu, Tirta tidak bisa menahan senyuman saat melihat Nabila yang seperti harimau kecil. Dia bergumam, "Wanita ini makin hebat saja."

"Irman, lihat! Dia mengejekku!" Ketika mendengar Tirta meledeknya, Lilies menjadi makin kesal. Dia hanya bisa menaruh harapan pada pacarnya yang merupakan anak orang kaya. Dia berharap Irman bisa membalaskan dendamnya.

"Lilies, sudahlah. Lagian, memang kita yang salah," ujar Irman. Dia awalnya sangat sombong, tetapi sekarang menjadi kehi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Citra Flowers
semakin kesini ceritanya ga masuk akal
goodnovel comment avatar
WA FA
bikin cerita yg masuk akal napa, salah belanja kok sampek miliaran ...‍♂️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 217

    "Bukan masalah, yang penting uangnya kembali. Lanjutkan saja pekerjaanmu," sahut Tirta sambil melambaikan tangannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa."Baik, Pak. Kalau ada masalah, hubungi saja aku. Aku siap membantu kapan saja." Staf membungkuk dan meninggalkan kartu nama, lalu kembali bekerja."Tirta, kenapa kamu ceroboh sekali? Kamu kira uang itu daun?" tegur Nabila."Tirta, lain kali harus hati-hati kalau beli barang," ujar Arum untuk memperingatkan.Tirta menggaruk kepalanya sambil tersenyum. Sementara itu, Lilies terkejut. "Gimana bocah ini bisa punya uang sebanyak itu ...."Lilies semula mengira Tirta dihidupi oleh Nabila, tetapi ternyata pemikirannya ini salah. Yang benar-benar kaya adalah Tirta! Dilihat dari gaya Tirta, uang 20 miliar bahkan seperti tidak bernilai!Ketika teringat bagaimana dirinya memaki dan menghina Tirta barusan, Lilies merasa dirinya sangat bodoh. Wajahnya sampai memerah!Setelah dipikir-pikir, Tirta memang datang untuk membeli pakaian

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 218

    Nabila tidak tahu bahwa Tirta masih punya wanita lain. Jadi, dia mengira semua pakaian dalam seksi itu untuknya. Bagaimana bisa dia menghabiskan lebih dari 100 pakaian dalam seksi itu? Ketika saat itu tiba, bukankah Tirta akan seperti kuda liar yang tak terkendalikan?Tirta tahu bahwa Nabila sudah salah paham. Namun, dia tidak bisa menjelaskan sehingga hanya tersenyum mesum. Nabila pun berkata, "Aduh, Tirta, kamu menyebalkan sekali!"Nabila merasa malu sekaligus kesal. Sementara itu, Arum merasa lucu melihat tingkah Tirta. Ketika melihat pakaian dalam seksi di dalam toko, wajah Arum pun memerah. Dia bergumam, "Tirta ini ... terlihat polos, tapi ternyata ...."Arum adalah orang yang sangat tertutup. Jika menyuruhnya memakai pakaian dalam seperti itu, dia pasti tidak akan berani!Namun, Arum tidak akan menyangka bahwa suatu hari nanti, dia akan memakai pakaian dalam seksi di dapur dan terbang ke awang-awang bersama Tirta ....Ketika Arum masih merasa terkejut, Nabila membentak Tirta, "Ti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 219

    "Tentu saja! Kak Arum sendirian dan masih asing dengan lingkungan di desa. Aku tentu harus menemaninya. Aku akan tidur dengan Kak Arum malam ini. Aku nggak akan mencarimu lagi," sahut Nabila sambil mengerlingkan mata.Nabila tahu apa yang dipikirkan Tirta. Kemarin, seluruh tulangnya hampir remuk dibuat Tirta. Dia bahkan masih merasa sakit hari ini. Itu sebabnya, Nabila menolak untuk bercinta malam ini."Nabila, Tirta, maaf sudah merepotkan kalian. Setelah vila kalian selesai dibangun, aku akan bangun ladang sayur dan kolam supaya bisa masak makanan enak untuk kalian setiap hari!" ujar Arum yang merasa agak malu.Arum merasa sangat tidak enak hati karena Tirta dan Nabila begitu merawatnya, padahal dia tidak melakukan apa-apa untuk mereka. Jadi, cara terbaik untuk membalas kebaikan mereka adalah membuatkan masakan enak setiap hari."Oke, kami akan menantikannya." Selesai berbicara, Tirta pun masuk ke mobil.Dalam perjalanan pulang, Tirta mendapat panggilan dari Ayu. "Tirta, kamu sudah de

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 220

    "Kamu memanggilnya Pak? Dia cuma bocah tengik! Aku bibinya! Masa aku harus terus menunggu di sini? Kurang ajar sekali!" bentak Elvi sambil menunjuk Farida dengan angkuh."Elvi, kamu sudah lama nggak datang ke desa, bahkan selalu menghindar dari Tirta. Sekarang kamu malah membuat keributan karena dia mau membangun rumah. Apa maksudmu?" Agus yang berada di tengah-tengah kerumunan tiba-tiba maju untuk bersuara.Kini, Tirta adalah calon menantu Agus. Dia tentu harus membela calon menantunya!"Apa urusanmu? Kamu kira jadi kepala desa sudah hebat? Kamu kira kamu bisa ikut campur urusan keluargaku?" Elvi sama sekali tidak takut. Dia bahkan menunjuk Agus dan menghardiknya."Dasar wanita gila! Kamu kira aku ingin meladeni orang sepertimu?" sahut Agus. Dia tidak mungkin berdebat dengan Elvi di depan publik seperti ini. Nama baiknya akan tercoreng! Jadi, dia kembali ke kerumunan."Huh! Kamu kira aku mau meladenimu? Sekalipun dewa turun dari langit, mereka juga nggak berhak ikut campur urusan kelu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 221

    "Huh! Kamu kira aku takut? Aku justru ingin melihat sebesar apa nyalimu! Hari ini, jangan harap kamu bisa macam-macam selama kami berdua ada di sini! Minggir! Jangan mengganggu proses pembangunan!" pekik Melati.Melati sungguh murka dengan sikap Elvi. Wanita ini bukan hanya membuat onar, tetapi juga berani memaki dirinya dan Ayu."Janda, kamu nggak berhak ikut campur urusan Keluarga Hadiraja. Minggir! Jangan ganggu kami!" bentak Elvi.Ketika Elvi masih ingin memaki, Pandu tiba-tiba maju dan menampar Melati. Tamparan ini sungguh cepat dan kuat. Seketika, terlihat bekas tamparan yang jelas di wajah Melati."Kamu berani menamparku? Matilah kamu!" Melati bukan orang yang bisa ditindas. Dia pasti akan melampiaskan amarahnya sebisa mungkin.Namun, sebelum Melati sempat maju, Danang yang merupakan ayah Pandu segera menghalangi dan mengancam, "Kalau nggak takut cacat, coba saja maju."Danang yang bertubuh kekar ini adalah guru taekwondo di kota. Dalam pertarungan biasa, 3 orang dewasa bukan ta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 222

    "Minggir sana! Dasar wanita buta!" Elvi sontak mendorong Ayu. Saat berikutnya, Ayu pun terjatuh dan tangannya terluka karena batu tajam."Keterlaluan sekali! Semuanya, kita maju! Usir 3 orang gila ini dari Desa Persik!" Beberapa penduduk desa yang tidak tahan lagi hendak membantu, tetapi Boris dan Dina segera menghentikan mereka."Hei! Ngapain kalian? Ini urusan Keluarga Hadiraja! Untuk apa kalian ikut campur urusan orang?""Benar! Jangan sok pahlawan! Elvi punya batu bata! Kalian nggak takut terluka ya? Kalau kalian mati, nggak akan ada yang membalaskan dendam kalian lho!""Lagi pula, sekarang masyarakat diatur oleh hukum. Perkelahian seperti ini melanggar hukum! Kalau kalian terlibat, apa kalian bisa ganti rugi?"Setelah ditakut-takuti oleh Boris dan Dina, para penduduk desa yang hendak membantu pun mundur dan mulai merenung."Kerabat Pak Tirta ini benar-benar keterlaluan. Sebaiknya aku telepon Pak Tirta lagi," gumam Farida yang terus mengamati situasi sejak tadi. Karena situasi maki

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 223

    Bentakan ini bukan hanya membuat Boris dan Dina yang menonton keseruan terkesiap, tetapi Ayu dan Melati juga bisa merasakan bahaya. Pandu sudah termasuk beruntung karena tidak mati setelah ditendang Tirta."Tirta, aku baik-baik saja. Jangan melakukan hal bodoh ya," nasihat Melati. Dia tahu betul sifat Tirta. Melati khawatir Tirta melakukan sesuatu yang berlebihan saking emosinya."Tirta, kami baik-baik saja. Jangan bertindak gegabah," nasihat Ayu juga."Aku nggak bisa terima semua ini. Mereka harus diberi pelajaran karena berani main tangan dengan kalian!" Tirta tidak peduli.Tirta telah menggunakan mata tembus pandangnya untuk memeriksa tubuh Melati. Dia melihat luka yang cukup besar di punggung Melati, bahkan banyak lebam di tubuhnya. Tubuh Ayu juga dipenuhi bekas pukulan."Dasar berengsek! Pandu kakak sepupumu! Gimana bisa kamu menyerangnya sekejam ini! Kemari! Aku akan mematahkan kedua kakimu!" hardik Danang yang hendak menyerang Tirta.Bagaimanapun, Pandu adalah satu-satunya anak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 224

    "Hahaha! Memangnya kalian pantas menjadi keluargaku? Kalian cuma mau uangku, 'kan?" Tirta tergelak saking kesalnya. Amarah masih berkecamuk hebat dalam hatinya."Ya. Karena semua sudah jelas di sini, aku akan terus terang saja! Aku awalnya cuma ingin minta 6 miliar dan kamu bisa lanjut membangun rumah. Tapi, karena kamu melukai Pandu dan Danang, kamu harus membayar 20 miliar! Kalau nggak, jangan harap masalah ini bisa berakhir!" ancam Elvi."Dua puluh miliar? Kamu pergi rampok bank saja. Kamu kira nyawa kalian bertiga begitu berharga? Nggak tahu malu sekali!" bentak Melati sambil menunjuk Elvi dengan berang."Janda, ini bukan urusanmu! Minggir sana! Jangan sampai aku memukulmu lagi!" ancam Elvi sambil mengangkat batu bata di tangannya. Terlihat noda darah di atas batu itu.Tirta yang tidak tahan lagi akhirnya meledakkan energinya. Seketika, batu bata itu hancur berkeping-keping. Dia mengancam balik, "Kalau kamu berani memaki Kak Melati lagi, aku bisa membuatmu berakhir seperti batu bat

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1137

    Melihat sikap Yusril dan Chiko yang hormat kepadanya, Tirta mengangguk puas dan berucap, "Oke, kalian latihan pelan-pelan saja. Kalau ada yang nggak paham, tanyakan padaku. Setelah menguasai teknik tinju itu, aku akan ajarkan teknik tinju yang lebih hebat kepada kalian."Yusril dan Chiko menyahut dengan antusias, "Terima kasih, Tirta!"Sementara itu, Kimmy menebak Tirta adalah dalang dari penculikannya setelah melihat sikap Yusril dan Chiko yang hormat. Kimmy marah-marah, "Sebenarnya kamu siapa? Kita nggak punya dendam, kenapa kamu menangkapku? Kakekku itu Kurnia, pemimpin Sekte Delapan Cakrawala!"Kimmy melanjutkan, "Jangan nggak tahu diri! Aku sarankan kamu untuk lepaskan aku! Kalau nggak, aku akan meminta kakekku untuk memberi kalian pelajaran!"Tirta menghampiri Kimmy, lalu mengamatinya dan membalas, "Wah, kamu galak juga, ya! Siapa bilang kita nggak punya dendam? Dua kakak seperguruanmu itu menyinggungku dan ingin meminta kakekmu untuk membalasku."Tirta meneruskan, "Sebagai cucu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1136

    Setelah setengah jam, Tirta baru keluar dari kamar Yasmin. Sebelum keluar, Tirta tidak lupa berpesan kepada Yasmin untuk fokus berlatih di dalam kamar.Tirta memijat Yasmin terlalu lama, jadi sekarang Tirta agak kesulitan berjalan. Saat kembali ke kamar Ayu, Tirta melihat Ayu sudah selesai mandi.Ayu yang hanya memakai jubah mandi membuka pintu untuk Tirta dan bertanya, "Tirta, cepat masuk. Apa kamu sudah membereskan Yasmin?"Ayu buru-buru menutup pintu kamar sesudah Tirta masuk. Tirta menjawab, "Sudah beres, dia nggak akan datang kemari begitu cepat. Bibi, kamu wangi sekali. Apa kamu pakai parfum?"Tirta mendekati Ayu, lalu mencium aroma di tubuhnya. Tirta langsung menelan ludah. Ayu membalas, "Kapan Bibi pernah pakai parfum? Aroma tubuhku memang begini."Ayu menambahkan, "Kamu sudah nggak sabar, ya? Cepat ikut aku biar aku bantu kamu mandi."Ayu memandang Tirta sambil menjepit kakinya. Wajah Ayu juga memerah. Dia menyentil kepala Tirta, lalu menarik Tirta ke kamar mandi.....Dua jam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1135

    Tirta mengambil kursi kayu di dalam kamar, lalu duduk di depan tempat tidur Yasmin dan mengarahkan, "Yasmin, aku nggak menyangka ternyata daya ingatmu sangat bagus. Kamu duduk di tempat tidur dulu, lalu fokuskan pikiranmu dan kerahkan Teknik Kondensasi Energi Yin."Tirta meneruskan, "Kalau kamu bisa merasakan kondensasi energi di bagian perutmu, berhenti sebentar dan beri tahu aku.""Oke, Kakak Guru. Aku coba dulu," sahut Yasmin. Dia duduk bersila di tempat tidur, lalu memejamkan matanya dan mulai melafalkan mantra Teknik Kondensasi Energi Yin dalam hati.Yasmin tidak bergerak dan napasnya stabil. Bulu matanya panjang, kulitnya mulus, dan wajahnya sangat cantik. Dia terlihat seperti boneka.Namun, Tirta bisa merasakan energi spiritual dalam radius ratusan meter mengalir ke tubuh Yasmin. Tak lama kemudian, Yasmin membuka mata dan menyingkap bajunya.Yasmin menunjuk perutnya sambil berucap dengan antusias, "Kakak Guru, aku merasakan ada aliran energi seukuran ibu jari berwarna biru di da

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1134

    Sekarang baru pukul 3 sore. Setelah tahu Bella pulang saat jam makan malam, Tirta mulai mengincar Ayu. Beberapa waktu ini, Tirta berlatih Teknik Pasangan dengan beberapa wanita. Kekuatannya meningkat pesat.Peningkatan kekuatan dan kenikmatan saat menggunakan Teknik Pasangan membuat Tirta terlena. Tak lama kemudian, Tirta sampai di kamar Ayu.Hanya saja, sekarang Yasmin masih bermain dengan Ayu di kamar. Tirta ingin berlatih Teknik Pasangan dengan Ayu. Jadi, dia harus mengusir Yasmin terlebih dahulu.Melihat Tirta yang berhasrat, Ayu menggigit bibirnya dan menghampiri Tirta. Dia melirik Yasmin sekilas, lalu berbisik, "Tirta, kalau nggak, kamu baru datang nanti malam."Tirta berpikir sejenak. Setelah menemukan ide, dia berucap, "Nggak apa-apa, Bibi. Aku punya cara untuk mengusir Yasmin. Kamu tunggu aku di kamar saja."Kemudian, Tirta menghampiri Yasmin dan berujar seraya tersenyum, "Yasmin, kamu ikut aku keluar sebentar. Aku mau ajar kamu sesuatu."Yasmin merasa Tirta sedikit aneh. Dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1133

    Yusril berpikir sejenak sebelum menyahut, "Aku nggak tahu. Tapi, aku rasa mereka akan mengizinkan kamu mengikuti turnamen bela diri kalau kamu menunjukkan identitasmu di Sekte Mujarab."Yusril melanjutkan, "Hanya saja, kamu sudah melukai 2 murid Kurnia. Sepertinya kurang cocok kalau kamu mengikuti turnamen bela diri."Tirta menyipitkan matanya dan menegaskan, "Kenapa nggak cocok? Kedua muridnya menggoda bibiku. Aku harus mengikuti turnamen bela diri untuk membuat perhitungan dengan Kurnia."Mendengar ucapan Tirta, Yusril masih merasa ragu. Akhirnya, dia memberi hormat dan berujar, "Tirta, kamu nggak tahu. Waktu mencari tahu informasi di dekat Gunung Tisatun, aku mendengar kabar Kurnia sudah menerobos ke tingkat semi abadi. Senior Sekte Mujarab nggak mendampingimu, kamu pasti nggak mampu melawan Kurnia."Tirta melambaikan tangannya, lalu menanggapi, "Yusril, aku tahu kamu berniat baik. Tapi, aku tetap harus pergi. Biarpun Kurnia sudah mencapai tingkat semi abadi atau tingkat abadi, aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1132

    Sebelum Tirta menyelesaikan perkataannya, Ayu menyela, "Yasmin, pria dan wanita nggak boleh tidur bersama. Kamu nggak boleh tidur dengan Tirta!"Yasmin menanggapi dengan ekspresi bingung, "Tapi ... Bibi, kenapa Kak Bella boleh tidur dengan Kakak Guru? Bukannya Kak Bella itu wanita? Aku juga wanita, kenapa aku nggak boleh tidur dengan Kakak Guru?"Ayu menjelaskan, "Karena Bu Bella sudah tunangan dengan Tirta. Nanti mereka akan menikah, jadi mereka boleh tidur bersama. Tapi, Tirta itu gurumu. Kalian nggak boleh tidur bersama."Yasmin membalas, "Oh, aku paham. Hanya wanita yang menikah dengan Kakak Guru boleh tidur dengannya. Kalau begitu, malam ini aku tidur sendiri. Besok aku baru temani Bibi tidur lagi.""Oke. Kamu memang anak yang baik. Bibi mau bicara dengan Tirta. Kamu tunggu di kamar dulu, kami akan segera kembali," timpal Ayu.Ayu mengusap kepala Yasmin, lalu memberi isyarat kepada Tirta. Mereka berdua keluar bersama.Setelah sampai di ujung koridor, Tirta bertanya, "Bibi, apa yan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1131

    Tirta meninggalkan Desa Persik pada pukul 1 siang. Dia pergi ke labirin obat untuk melihat pertumbuhan bahan obat-obatan. Untung saja, Nia mengikuti gambar yang diberikan Tirta dengan menggabungkan cara penanaman bibit bahan obat di buku kuno pengobatan.Jika bukan karena Tirta memahami keistimewaan labirin obat, takutnya dia juga tidak bisa keluar. Tirta juga melihat banyak mobil polisi yang berpatroli di luar Desa Persik.Dengan adanya perlindungan dari polisi, labirin obat, dan jimat, Tirta baru bisa meninggalkan Desa Persik dengan tenang. Dia pun pergi ke ibu kota provinsi.Dua jam kemudian, mobil Tirta berhenti di depan pintu vila Keluarga Purnomo. Saat kembali ke ruang istirahat, Tirta tidak menemukan Bella. Bahkan, Bella tidak menjawab panggilan telepon Tirta.Saat ini, pesilat kuno berkeliaran di ibu kota provinsi. Tentu saja Tirta mengkhawatirkan keselamatan Bella. Dia pergi ke kamar Ayu untuk menanyakan keberadaan Bella.Pintu kamar Ayu terbuka. Kala ini, Ayu sedang menemani

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1130

    Sejam akhirnya berlalu. Tirta mengikuti ingatan yang diberikan oleh Genta, berhasil membuat 18 lembar jimat yang mengandung kekuatan sihir."Baiklah. Kak Farida, pegang jimat ini dan teriak 'aktif'. Setelah itu, kamu akan melihat sesuatu yang ajaib."Tirta memilih Jimat Menghilang dari tumpukan jimat yang sudah jadi, lalu menyerahkannya kepada Farida, yang kebetulan berada paling dekat dengannya."Aktif? Kenapa begitu, Tirta? Bukankah jimat pelindung biasanya cukup dibawa saja?" Farida tampak kebingungan, sementara Arum dan Melati yang berdiri di belakang juga menunjukkan ekspresi yang sama."Karena jimat buatanku nggak biasa. Jangan banyak tanya dulu. Coba saja, nanti kamu sendiri akan tahu perbedaannya!"Tirta sendiri merasa agak gugup. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya dia mencoba membuat jimat. Tidak menutup kemungkinan jika hasilnya gagal."Oh, ya sudah, aku akan coba ...." Dengan jantung yang sedikit berdebar, Farida menggenggam jimat itu erat-erat, lalu berteriak, "Aktif!

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1129

    "Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status