Share

Bab 1356

Penulis: Hazel
Alasan kenapa tidak ada sinyal di Gunung Kobud adalah karena terlalu banyak energi spiritual yang terkumpul dan menghalangi sinyal. Kini, energi spiritual itu telah sepenuhnya diserap oleh Genta.

Begitu Tirta keluar dari gua bawah tanah, Tirta langsung menerima notifikasi panggilan tak terjawab dari Susanti.

"Sudah lama juga aku nggak menghubungi Susanti. Aku jadi penasaran, gimana kabarnya sekarang. Apa dia sudah benar-benar jadi kepala kepolisian?"

Kebetulan Bella tidak sedang bersamanya, jadi Tirta tak perlu menyembunyikan apa pun. Dia pun menelepon balik.

"Tut ... tut ...." Sekitar belasan detik, telepon tersambung. Dari seberang, terdengar suara Susanti yang sangat terkejut dan senang.

"Tirta, kamu ... akhirnya kamu telepon aku. Sebenarnya kamu sibuk apa di ibu kota provinsi sih?"

"Aku ke Provinsi Naru untuk merayakan ulang tahun nenekku. Aku pikir, setelah pulang, aku akan langsung mencarimu."

"Lalu, soal pekerjaanku, aku mau mengundurkan diri. Aku ingin selalu ada di sisimu!" Se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1357

    "Hubunganku dengan Tirta sangat baik, jangan buat keributan nggak jelas! Tirta, jangan dengar omong kosong dia! Aku nggak punya hubungan apa-apa sama dia!""Dia di sini karena nenekku minta dia jemput aku dan keluargaku ke Desa Benad, cuma itu kok!" Mendengar itu, Susanti langsung sangat marah. Dia lebih dulu membentak Jamil, lalu segera menjelaskan semuanya ke Tirta."Iya, Tirta, dia cuma anak dari desa yang sama denganku. Dia nggak bisa dibandingkan denganmu deh.""Dia cuma tergoda karena lihat Susanti cantik, terus asal bicara supaya buat kamu marah. Susanti nggak mungkin suka dia.""Tirta, jangan pikir yang aneh-aneh ya! Orang yang paling Bibi dan Paman sukai tentu saja kamu!"Bahkan, Yuli dan Anton juga memelototi Jamil sambil buru-buru menjelaskan.Mendengar ucapan mereka, Jamil merasa minder dan malu. Saat itu, dia baru sadar bahwa semua omongan Yuli sejak awal hanyalah kebohongan.Saat Jamil menginjak rem untuk menghentikan mobil dan hendak melampiaskan emosinya, dari ujung tel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1358

    "Susanti, kalau kamu nggak berniat kembali ke Desa Persik, tunggu aku di sana. Jangan keliaran ke mana-mana.""Terutama jimat pelindung yang diberikan Kak Melati, kamu harus pegang erat-erat. Kalau ada bahaya, itu bisa melindungimu dan orang tuamu.""Sebentar lagi aku akan naik pesawat ke Provinsi Naru. Aku akan ke sana untuk menemuimu."Melihat Susanti tidak bersedia kembali, Tirta yang khawatir akhirnya memutuskan untuk pergi ke Provinsi Naru. Hal ini juga dipicu oleh perkataan Genta yang sempat terdengar di benaknya."Pecundang, kalau aku nggak salah ingat, Provinsi Naru dulunya penuh dengan praktik ilmu hitam. Tempat itu sangat berbahaya. Seharusnya masih ada warisan ilmu seperti itu, banyak orang di sana yang memelihara serangga guna-guna.""Waktu pertama kali aku melihat pacarmu itu, aku sudah menyadarinya. Tubuhnya sangat cocok untuk memelihara dan membesarkan serangga guna-guna.""Kebetulan aku sudah menyerap semua energi spiritual dari Gunung Kobud dan sebagian besar kekuatank

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1359

    "Hah? Tirta mau ke sini? Tapi tadi Ibu sudah telepon nenekmu. Katanya kita disuruh jalan sedikit lagi, nggak jauh dari sini ada sebuah kota kecil. Dari sana kita bisa langsung naik mobil ke Desa Benad," kata Yuli yang baru saja mengakhiri panggilan dan tampak sedikit terkejut."Tempat ini terpencil banget dan sekarang sudah malam. Nggak aman kalau kita berdiam di sini. Lagian, kalau tunggu Tirta datang, mungkin butuh waktu setengah hari. Di tempat begini, kita juga nggak bisa kasih tahu lokasi yang jelas. Tirta belum tentu bisa menemukan kita.""Gimana kalau kita ikut saran ibumu saja? Kita ke kota kecil itu dan cari kendaraan ke Desa Benad. Kamu suruh Tirta langsung ke sana saja," usul Anton.Embusan angin membuat semak-semak bergoyang, membuat Anton langsung berwaspada. Malam di gunung terasa kelam dan mencekam, bahkan orang paling pemberani pun pasti akan takut.Bagi Anton yang belum pernah kemari, tempat ini terasa sangat asing. Ketakutan dan kekhawatiran dalam hatinya semakin menj

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1360

    Tentu saja, Susanti, Yuli, maupun Anton sama sekali tidak tahu dengan rencana Jamil dan Jayadi.Di tengah kegelapan malam, ketiganya berjalan beberapa kilometer. Setelah setengah jam, akhirnya mereka menemukan sebuah kota kecil yang sunyi.Kota itu memang tidak besar, tetapi tetap ada beberapa taksi. Susanti dan keluarganya pun memilih seorang sopir wanita yang tampak cukup ramah.Setelah memberi tahu bahwa mereka akan pergi ke Desa Benad, mereka pun langsung naik ke mobil."Kalian ini sepertinya dari luar kota ya? Dengar-dengar di Desa Benad sedang ada kompetisi serangga antara Desa Benad, Desa Tayur, dan Desa Hiradi? Kalian mau pergi nonton ya?"Sopir wanita melirik ketiganya dan mencoba memulai obrolan. Bahasanya agak kaku, terdengar jelas logat lokalnya."Sebenarnya aku juga orang sini. Tapi, dulu waktu aku berlibur ke sini, aku ketemu suamiku, lalu jatuh cinta dan akhirnya ikut dia tinggal di tempat asalnya.""Kami ke Desa Benad untuk jenguk ibuku. Sekarang dia sudah 80-an tahun.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1361

    "Sudah, sudah! Jangan ribut, cuma hal sepele kok. Besok Tirta juga sampai. Selama ada Tirta, meskipun Nenek maksa aku belajar pelihara serangga guna-guna, Tirta pasti nggak akan izinin.""Jadi, tenang saja ya." Melihat kedua orang tuanya hendak bertengkar, Susanti buru-buru menenangkan mereka."Semoga saja begitu." Yuli memelototi Anton, seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya. Akhirnya, dia hanya menghela napas pelan.Setelah itu, suasana di dalam mobil pun mulai mencair. Apalagi sopir wanita itu mulai bercerita tentang berbagai kisah aneh dan menarik di Provinsi Naru, membuat Susanti dan orang tuanya mendengarkan dengan antusias.Topik tentang serangga guna-guna pun tidak dibahas lagi.....Di sisi lain, Tirta menggendong Selina keluar dari Gunung Kobud dan langsung naik ke mobil patroli milik Mairah. Dengan kecepatan tinggi, mereka meluncur ke bandara Provinsi Dohe.Dalam perjalanan, Tirta sempat mencoba menelepon Susanti beberapa kali. Namun, karena p

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1362

    "Pak Tirta, aku sudah sampaikan beritanya ke kantor kepolisian Provinsi Naru. Tapi, sepertinya pencarian baru bisa dilakukan besok. Soalnya sekarang sudah tengah malam.""Di daerah Provinsi Naru banyak pegunungan, jadi susah kalau harus cari orang malam-malam ...." Melihat Selina turun dari mobil tanpa menoleh sedikit pun, Tirta tahu dirinya sudah salah bicara. Namun, sekarang Tirta benar-benar tidak punya waktu untuk memikirkan Selina.Saat itu, Mairah yang baru selesai menelepon langsung melaporkan kepada Tirta dengan nada agak menyesal."Nggak masalah. Seperti yang kubilang tadi, asalkan mereka bisa menemukan Susanti, aku bersedia kasih 200 miliar sebagai imbalan. Tolong sampaikan pesanku ini kepada mereka. Aku harus naik pesawat sekarang," ujar Tirta dengan cepat, lalu langsung berlari ke lobi bandara."Baik, Pak. Aku akan hubungi mereka lagi." Mairah mengangguk dan segera menelepon kembali kantor kepolisian Provinsi Naru, lalu menyampaikan semua ucapan Tirta tanpa mengubah satu k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1363

    "Sudah paham belum?" tanya Hafiz dengan wajah serius."Paham, Kak. Tapi, kalau kita memang sudah berniat kabur, kenapa nggak manfaatin kesempatan ini buat dapat lebih banyak uang?""Kalau kita berhasil menemukan wakil kepala kepolisian itu, kita tangkap saja. Pria kaya yang dekat sama dia rela keluarin 200 miliar. Dia pasti punya uang yang lebih banyak ...."Tiba-tiba, Arkan mengangkat alisnya dan mendekat sambil mengusulkan dengan suara rendah."Dasar! Sebelum kamu kepikiran, aku udah pikirin itu dari tadi! Ayo, cepat siap-siap dan berangkat!" Hafiz melambaikan tangannya, lalu langsung naik ke mobil patroli dan berangkat lebih dulu.....Di lobi bandara Provinsi Dohe.Saat Tirta sedang terburu-buru mengambil tiket pesawat, dia tiba-tiba melihat Selina yang tadi sempat marah dan pergi. Wanita itu berjalan ke arahnya sambil memegang selembar tiket, lalu berkata tanpa menatap langsung, "Nih, tiketmu. Hati-hati di jalan."Saat berkata demikian, Selina menyerahkan tiket dari tangannya."Bu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1364

    "Oh, aku Marila, kakaknya Shinta. Kakekku Saba. Aku pernah lihat fotomu di ponsel adikku. Kakek dan Shinta juga sering bahas tentang kamu. Aku juga sempat makan 2 butir Pil Kecantikan yang kamu kasih ke Shinta. Efeknya luar biasa!""Aku nggak nyangka bisa ketemu kamu di dalam pesawat. Pak Tirta ... jangan keberatan dengan panggilanku ini ya. Omong-omong, kenapa kamu pergi sendirian ke Provinsi Naru?""Kebetulan aku juga ke Provinsi Naru buat bantu pamanku selesaikan beberapa urusan. Mungkin ada yang bisa kubantu."Marila menatap Tirta dengan penuh antusias, lalu mengulurkan tangan putih dan halusnya untuk memperkenalkan diri. Sikapnya kepada Tirta benar-benar hangat dan tulus, tanpa sedikit pun kepura-puraan.Hanya saja, karena di sebelah masih ada orang duduk dan Tirta terlihat sangat muda, Marila tidak bisa memanggilnya "Kakek Tirta"."Oh, jadi kamu kakaknya Shinta. Pantas dari tadi aku merasa wajahmu agak familier. Aku punya urusan mendesak. Aku lagi cari orang. Kira-kira kamu bisa

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status