Share

Bab 1338

Penulis: Hazel
Mairah yang ditarik Selina ke luar gua berucap dengan ekspresi cemas saat melihat Tirta sudah menghilang, "Bu Selina, Pak Tirta akan terancam bahaya kalau pergi sendirian. Aku nggak bisa membiarkan dia melawan anggota Black Gloves sendiri. Cepat lepaskan aku!"

Mairah yang meminta bantuan Tirta. Jika Tirta mati di tangan anggota Black Gloves, Mairah tidak bisa hidup dengan tenang.

"Kapten Mairah, dia sudah bilang bisa membereskan semua anggota Black Gloves sendirian. Kita hanya merepotkannya kalau kita ikut dia. Kamu nggak usah pedulikan dia lagi!" tegur Selina.

Saat ini, Selina sedang marah. Dia merangkul Mairah dengan erat dan tidak berniat melepaskannya. Tentu saja, Selina tidak benar-benar membiarkan Tirta mati.

Selina sangat emosional setelah melihat sikap Tirta. Dengan kondisi seperti ini, Selina juga tidak bisa menghadapi anggota Black Gloves dengan tenang. Dia berencana mengejar Tirta lagi setelah menenangkan dirinya sejenak.

"Nggak bisa, Bu Selina. Anggota Black Gloves sangat k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1339

    "Anggota Black Gloves ada di depan. Tapi, mereka memasang bom mini di dalam tanah. Orang Negara Martim benar-benar licik. Kalau Kapten Mairah dan Selina nggak sengaja menginjaknya, mereka pasti mati."Tirta hendak melangkahi bom-bom mini dan langsung membunuh orang-orang Martim itu. Tiba-tiba, dia teringat kemungkinan besar bom-bom ini akan melukai Mairah dan Selina yang mengejarnya jika tidak dibereskan.Jadi, Tirta memfokuskan pikirannya. Sebuah pedang kecil yang tidak memiliki gagang dan sarung berkedip di dalam Cincin Penyimpanan, lalu terbang keluar. Tirta memerintah, "Serang!"Awalnya, panjang pedang kecil itu tidak lebih dari 3 sentimeter. Pedang itu kecil dan tidak indah. Bahkan pedangnya terlihat jelek karena tidak memiliki gagang. Ini adalah alasan Tirta tidak menyukai Pedang Terbang begitu pertama kali melihatnya.Namun, pedang kecil itu membesar menjadi 30 sentimeter setelah diperintah Tirta. Ujung pedang yang sangat tajam memancarkan cahaya dingin. Kemudian, Pedang Terbang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1340

    Anggota Black Gloves memperkirakan tubuh Tirta akan berlumuran darah setelah ditembak. Namun, hal itu tidak terjadi. Sebaliknya, semua peluru itu diadang oleh perisai yang tak terlihat sebelum mengenai tubuh Tirta.Tirta sama sekali tidak terluka. Bahkan, ekspresinya tampak sinis. Para anggota Black Gloves berteriak histeris, "Sialan! Ini nggak mungkin! Apa dia itu dewa?""Kalian lagi menggelitikku, ya? Haha, orang Negara Darsia selalu memberi sambutan hangat pada para tamunya. Karena kalian sangat antusias, aku juga beri kalian hadiah menarik!" ujar Tirta.Tirta tidak melihat Alicia. Dia curiga anggota Black Gloves datang ke Provinsi Dohe untuk merampok makam. Jika mereka ingin membalas dendam pada Tirta, tidak mungkin mereka tidak mengenalinya. Akan tetapi, Tirta tidak akan membiarkan anggota Black Gloves pergi hidup-hidup.Setelah memikirkan semua ini, Tirta melambaikan tangannya. Pedang di tangan Tirta langsung berubah menjadi cahaya dan menembus kepala orang-orang Negara Martim de

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1341

    Pria berambut pirang terlihat seperti ingin menjual dirinya pada Tirta.Sementara itu, Tirta marah-marah, "Sialan! Kamu kira aku siapa? Bergabung dengan Black Gloves? Justru aku ingin melenyapkan Black Gloves! Cari mati!"Pria dari Negara Martim tentu tidak menyangka Tirta mempunyai dendam dengan Black Gloves. Ditambah lagi, Tirta juga membenci orang Negara Yumai dan Negara Martim. Melihat pria dari Negara Martim berani merekrutnya, Tirta langsung menebas kepalanya dengan Pedang Terbang.Sebelum mati, pria Negara Martim tidak menyangka tindakan Tirta begitu tegas. Dia masih tersenyum menyanjung. Alhasil, kepalanya malah dipenggal oleh Tirta."Astaga!" jerit 8 anggota Black Gloves yang lain. Mereka tahu Tirta bukan lawan mereka. Para anggota Black Gloves bingung mau kabur atau tetap berada di sini. Mereka semua meminta ampun sambil menangis."Berisik!" bentak Tirta. Dia merasa gusar mendengar suara mereka. Tirta memfokuskan pikirannya dan langsung mengerahkan Pedang Terbang.Tirta membu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1342

    Selina memapah Mairah. Saat berjalan sampai bagian tengah gua bawah tanah, mereka mendengar suara ledakan yang memekakkan telinga dan berbagai suara tembakan.Awalnya, mereka mengira kemungkinan besar Tirta diserang oleh anggota Black Gloves. Jadi, Mairah mengabaikan rasa sakitnya dan mempercepat langkahnya. Dia dan Selina berusaha untuk mencapai ujung gua bawah tanah secepat mungkin.Namun, mereka melihat banyak mayat tanpa kepala tergeletak di tanah begitu masuk ke gua. Sebaliknya, Tirta malah baik-baik saja. Keduanya kaget dan berseru pada saat bersamaan."Hei, orang rendahan! Ternyata kamu nggak mati!""Pak Tirta, baguslah kalau kamu baik-baik saja!"Melihat Mairah dan Selina kaget, Tirta sengaja berpura-pura takut saat menjelaskan, "Aku memang baik-baik saja. Waktu aku datang, anggota Black Gloves sudah berselisih. Situasinya sangat menegangkan, mereka saling menembak. Bahkan mereka juga menggunakan bom.""Aku juga nggak berani keluar. Setelah mereka berhenti menyerang, sudah bany

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1343

    Selina terus mengganggu Tirta. Dia berkata dengan sinis, "Orang rendahan, kenapa kamu nggak bicara? Ternyata omonganku benar. Aku lihat kulitmu lebih putih daripada wanita, ginjalmu pasti lemah.""Kulit pria yang ginjalnya lemah pasti putih dan mereka mengalami ejakulasi dini. Penampilan mereka memang menarik, tapi mereka nggak kuat. Kamu cuma bisa bertahan selama 3 detik, tapi masih berani goda aku. Cih! Kalau aku jadi kamu, aku pasti malu!" lanjut Selina.Mendengar ucapan Selina, Mairah juga merasa canggung. Dia berdeham, lalu menarik Selina dan mengalihkan topik pembicaraan, "Bu Selina, sebaiknya kita urus masalah penting dulu. Jangan berdebat dengan Pak Tirta lagi."Emosi Tirta tersulut setelah diprovokasi Selina berkali-kali. Dia mendengus, lalu menghampiri Selina dan mengangkat dagunya. Tirta berujar, "Hei, bukannya tadi kamu memegang sumber kebahagiaanku? Seharusnya kamu tahu punyaku keras dan besar."Tirta meneruskan, "Aku bukan remehkan kamu. Tapi, kamu masih perawan. Tadi kam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1344

    "Aku nggak mau membicarakan tentang hidup dan ambisi dengan orang rendahan sepertimu. Kalian berdua, cepat ikut kami! Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam!" ucap Selina.Tentu saja Selina tahu Tirta pasti berniat jahat kepadanya saat melihat tawa Tirta yang licik. Jadi, Selina langsung kabur setelah selesai bicara."Hei, kamu mau kabur setelah memprovokasiku? Itu tergantung aku setuju atau nggak. Sebaiknya kamu temani aku di sini saja," tegas Tirta.Tirta berkelebat, lalu mengadang Selina. Kemudian, Tirta menggendong Selina di pundak seperti posisi sebelumnya. Bokong dan kaki Selina menghadap ke depan."Lepaskan aku, orang rendahan!" teriak Selina sambil berusaha memberontak.Tirta memukul bokong Selina yang montok. Seketika Selina yang kesakitan menangis. Dia merasa malu dan juga kesal.Melihat situasi ini, Mairah bertanya kepada Tirta dengan ekspresi bingung, "Pak Tirta, apa kamu ... benar-benar berniat melecehkan Bu Selina?"Tirta sudah membantu Mairah. Tentu saja Mairah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1345

    Mengenai bra, tentu saja Tirta menginginkannya. Mana mungkin dia mengingkari janjinya? Ketika bicara, Tirta juga menurunkan Selina.Selina mengira dirinya salah dengar. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Benaran? Kamu yakin kamu cuma mau bra dan nggak menyentuhku?"Selina terus melirik lorong gua di belakang, sepertinya dia ingin kabur saat Tirta tidak memperhatikannya.Tirta mengangkat alis dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja benar. Tapi, kalau Bu Selina mau melakukan hal itu denganku, aku juga nggak keberatan. Selain itu, aku sarankan Bu Selina jangan berpikiran untuk kabur. Di Gunung Kobud ini kamu juga nggak bisa kabur dariku biarpun kamu punya kaki yang panjang."Niat Selina terungkap. Ditambah lagi, Tirta memang bisa mengejar Selina dengan mudah. Selina yang tidak berdaya tidak berpikiran untuk kabur lagi."Oke. Asalkan kamu nggak membohongiku, aku lepaskan braku untukmu," ujar Selina. Kemudian, dia memberanikan diri dan berbalik dengan ekspresi canggung. Selina m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1346

    "Apa?" tanya Tirta yang hendak lanjut melafalkan mantra.Selina yang mengikuti nalurinya mengamati Tirta. Dia menyahut, "Sebenarnya bagaimana cara anggota Black Gloves itu mati? Tadi kamu berbohong padaku dan Kapten Mairah. Mereka semua mati karena serangan mematikan di bagian kepala."Selina melanjutkan, "Kepala mereka terlihat seperti dipenggal. Bukan seperti yang kamu bilang, mati karena saling menembak. Pasti kamu yang membunuh mereka. Tebakanku benar, 'kan?"Bagaimanapun, Selina adalah ketua tim reserse. Tentu saja dia lebih curiga daripada Mairah.Tirta tertawa, lalu merentangkan kedua tangannya dan menimpali, "Mana mungkin aku membunuh begitu banyak orang dalam waktu singkat? Mereka punya senjata api. Bu Selina, kamu menganggapku terlalu hebat. Bahkan, aku nggak punya pisau dapur."Selina menanggapi, "Aku memang nggak lihat bagaimana kamu membunuh, tapi firasatku mengatakan kamu yang membunuh mereka. Selain itu, aku merasa kamu nggak seperti yang kamu bilang. Kamu bisa menemukan

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status