Share

Bab 1329

Penulis: Hazel
Tirta berencana menggunakan energi spiritual yang melimpah dari Gunung Kobud untuk membujuk Genta setelah menangkap anggota Black Gloves. Jadi, nantinya dia bisa meniduri Genta.

Namun, Selina makin tidak percaya sesudah mendengar perkataan Tirta. Dia menegur, "Kamu bisa menangkap semua anggota Black Gloves dalam waktu kurang dari 1 jam? Kamu kira anggota Black Gloves itu bodoh?"

Selina melanjutkan, "Apa anggota Black Gloves akan diam saja dan membiarkan kamu menangkap mereka? Memangnya orang yang pandai membual sepertimu bisa menangkap anggota Black Gloves?"

Bahkan, sekarang Mairah juga tidak memercayai Tirta. Dia berkata dengan canggung, "Pak Tirta, Gunung Kobud sangat luas. Kamu bahkan nggak bisa menyusuri sepersepuluh dari Gunung Kobud dalam waktu 1 jam ...."

"Nggak masalah, Kapten Mairah. Kamu percaya padaku saja," timpal Tirta. Dia tersenyum santai, lalu berujar kepada Selina yang terus menyindirnya, "Bu Selina, apa kamu berani taruhan denganku? Kalau dalam waktu 1 jam aku bisa me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1330

    'Kak, bukannya kamu marah padaku? Ini Gunung Kobud, aku juga baru pertama kali datang ke sini. Tapi, aku lihat Gunung Kobud ini Formasi Integrasi Spiritual alami. Tempat ini sangat cocok untuk kultivasi, aku berencana menyuruhmu keluar untuk menyerap energi spiritual Gunung Kobud ini setelah mengurus kasus,' balas Tirta.Begitu mendengar suara Genta, Tirta pun teringat pemandangan indah di balik gaun Genta saat berada di dalam mimpi. Setelah meninggalkan mimpi semalam, Tirta baru paham kenapa Genta tidak mempunyai jembut.Mungkin karena naga memang tidak mempunyai jembut, jadi Genta juga tidak mempunyainya. Namun, lebih baik jika Genta tidak mempunyai jembut karena Tirta menyukainya. Tentu saja, Tirta juga tidak keberatan jika Genta mempunyai jembut.Ke depannya, Tirta bisa merapikan dan memainkannya saat bosan. Kala ini, perhatian Genta sudah teralih pada energi spiritual yang pekat di Gunung Kobud. Jadi, dia tidak memperhatikan Tirta yang sedang berpikiran kotor."Nggak disangka, di

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1331

    "Kalau nggak bisa lihat jelas, pegang tanganku. Aku akan membawa kalian menangkap orang-orang dari Black Gloves."Tirta tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, jadi dia langsung mengalihkan topik pembicaraan. Dengan mata tembus pandangnya, penglihatannya sama sekali tidak terpengaruh dalam lingkungan seperti ini. Bahkan dalam jarak ratusan meter, dia bisa melihat dengan sangat jelas."Aku nggak bisa lihat jelas, Pak Tirta. Kalau kamu bisa melihat dengan jelas, pegang tanganku dan tuntun aku," ujar Mairah yang menggeleng dengan cemas. Dengan kabut yang semakin tebal, berjalan saja sulit, apalagi menangkap anggota Black Gloves.Namun, ketika Tirta mengulurkan tangannya, wajah Mairah tiba-tiba memerah. Dia lantas berbisik,"Pak Tirta, kamu salah pegang. Itu dadaku, bukan tanganku ....""Eh? Pantas saja rasanya lembut dan kenyal. Maaf, kabutnya terlalu tebal, aku juga nggak bisa lihat jelas, jadi salah pegang. Hehe. Kapten Mairah, jangan terlalu diambil hati ya."Tirta yang sengaja salah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1332

    "Ehem, ehem .... Ada apa, Bu Selina? Mungkin cuma perasaanmu saja." Sejujurnya, Tirta sudah tidak bisa fokus sejak tadi. Sepanjang perjalanan, kemaluannya terus diremas lembut oleh tangan putih dan lembut Selina. Kalau dia tidak bereaksi, justru aneh.Namun, tidak mungkin Tirta mengakui hal seperti ini. Dia hanya berdeham dua kali dan langsung menyangkalnya."Nggak mungkin! Jangan bergerak, biar aku periksa. Aku ingat betul, lenganmu nggak setebal dan nggak sebulat ini ...."Selina tidak percaya begitu saja. Dengan rasa penasaran, dia menelusuri benda itu hingga ke ujungnya. Setelah itu, dia baru sadar apa yang sebenarnya dia pegang."Ah .... Ini bukan tanganmu! Ini ... ini ... ini ...! Berengsek! Kenapa kamu nggak bilang sejak awal!" Suara Selina tiba-tiba meninggi, penuh rasa malu dan marah. Dengan refleks, dia melepaskan genggamannya dan mengumpulkan tenaga untuk menendang selangkangan Tirta!Begitu menyadari bahwa dia sudah memegang kemaluan Tirta sepanjang perjalanan, bahkan merem

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1333

    Namun, Selina jelas tidak mau menyerah begitu saja. Selesai berbicara, tangan lainnya langsung melayang, berniat menampar Tirta."Bu Selina, jangan gegabah!" Mairah buru-buru mengangkat tangannya untuk menghentikan,tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa menyaksikan tangan Selina melayang ke wajah Tirta."Ah! Bajingan! Turunkan aku sekarang juga! Cepat! Setelah aku keluar dari Gunung Kobud ini, aku pasti nggak akan melepaskanmu!"Siapa sangka, sebelum tamparan itu mengenai wajahnya, Tirta sontak merendahkan tubuhnya danmengangkat Selina ke bahunya!Selina pun berteriak marah dan terkejut. Kedua kakinya yang panjang menendang dengan sekuat tenaga."Bu Selina, emosimu lagi nggak stabil. Lebih baik aku menggendongmu. Setelah kita menangkap anggota Black Gloves, jangan lupa tepati janjimu." Sambil berbicara, Tirta mengunci pinggang ramping Selina agar dia tidak jatuh.Matanya melirik ke bawah, melihat bagaimana bokong Selina bergoyang akibat tendangannya. Kemudian, Tirta tak kuasa mengulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1334

    "Ini sangat sederhana, Kapten Mairah. Aku punya bakat luar biasa. Aku bisa mencium bau darah dari jarak 10 kilometer. Sejak pertama kali kita memasuki gunung ini, aku sudah mencium aroma darah yang sangat menyengat dari lubang gua ini.""Karena itulah, aku bisa memastikan orang-orang dari organisasi Black Gloves pasti ada di dalam." Menghadapi pertanyaan Mairah, Tirta mengarang alasan dengan santai, memasang ekspresi serius seolah-olah itu adalah fakta.Sambil berbicara, Tirta menurunkan Selina dari pundaknya. Sebelum Mairah bisa mengatakan sesuatu, Selina yang baru saja mendapatkan kebebasannya langsung meluapkan emosinya. Dia menunjuk Tirta sambil berteriak marah."Bajingan! Kamu pikir kamu ini anjing? Kabut di gunung ini begitu tebal. Kalaupun kita membawa anjing pelacak, mereka belum tentu bisa melacak keberadaan penjahat dengan akurat! Atas dasar apa kami harus percaya pada omong kosongmu?""Sekarang aku punya alasan kuat untuk mencurigaimu! Jangan-jangan kamu hanya menggunakan da

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1335

    "Jadi, karena kamu sangat mirip dengan mantan pacarnya, Pak Tirta nggak bisa mengendalikan diri dan melakukan hal itu.""Lagi pula, tadi kamu juga menyentuh Pak Tirta, 'kan? Sebenarnya, hal seperti ini nggak perlu dibesar-besarkan.""Menurutku, kalian cukup cocok. Gimana kalau setelah kita menangkap orang-orang Black Gloves, kamu mencoba menjalin hubungan dengan Pak Tirta?"Dengan fokus utamanya tetap pada menyelesaikan kasus, Mairah tanpa sadar mengikuti alur pembicaraan Tirta dan menasihati Selina."Kamu ... gimana bisa kamu percaya omong kosong bajingan seperti dia? Jelas-jelas dia bohong!" Selina benar-benar tidak menyangka bahwa Mairah begitu mudah dipengaruhi oleh kata-kata Tirta.Dia malah menyarankan agar Selina berpacaran dengan Tirta! Bagi Selina, ini lebih buruk daripada kematian!"Bu Selina, kalau kamu ingin membuktikan apakah Pak Tirta berbohong atau nggak, caranya sangat sederhana. Kita hanya perlu mengikutinya masuk ke gua bawah tanah dan melihat sendiri.""Kalau ternyat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1336

    "Bu Selina, aku sudah memberitahumu berkali-kali, tapi kamu nggak mau percaya. Sekarang kamu sudah percaya, 'kan?"Melihat situasi ini, Tirta hanya bisa merentangkan kedua tangannya dengan ekspresi sedikit pasrah."Siapa yang mau percaya pada omongan bajingan sepertimu kalau nggak melihatnya sendiri?" Selina yang baru saja kehilangan rekannya, ditambah dengan kemarahannya karena dilecehkan oleh Tirta sebelumnya, merasa sangat emosional hingga tidak bisa menahan diri untuk berteriak.Melihat Selina dalam keadaan seperti itu, Mairah hanya bisa menghela napas. Dia menepuk bahu Selina untuk menenangkannya."Bu Selina, dalam upaya menangkap para kriminal, kematian seperti ini memang tak terhindarkan. Dulu saat aku menangani kasus, banyak rekanku yang juga gugur dalam tugas. Kamu harus tabah.""Saat ini, yang harus kita lakukan adalah mencari cara untuk menangkap orang-orang Black Gloves yang bersembunyi di dalam. Dengan begitu, kita bisa memberikan keadilan untuk anggotamu."Saat mengucapka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1337

    Selina menatap Tirta dengan agak canggung dan malu, lalu berkata demikian dengan suara pelan. Sepertinya, gadis ini benar-benar rela melakukan segalanya demi menangkap orang-orang Black Gloves dan membalaskan dendam rekannya.Namun, Tirta menggeleng untuk menolak usulan mereka. "Kapten Mairah, nggak perlu repot-repot. Kalian berdua tunggu saja di sini.""Dalam waktu kurang dari setengah jam, aku akan menyelesaikan semuanya. Tapi, mungkin aku akan membunuh beberapa orang. Aku cuma akan menyisakan beberapa orang penting dan membawanya keluar dalam keadaan hidup. Kalian nggak akan keberatan, 'kan?"Setelah berkata demikian, Tirta tidak menunggu jawaban dari Mairah atau Selina. Dia langsung melangkah ke dalam gua yang semakin gelap.Dia memang ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menguji kekuatannya dengan menghadapi belasan anggota Black Gloves. Tidak membawa Mairah dan Selina bersamanya juga lebih baik, agar dia bisa bertarung tanpa harus melindungi mereka.Adapun bra Selina, kalau Ti

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status