Saat melakukan akupunktur, Tirta mengalirkan energi spiritual melalui jarum perak dan menyalurkan kekuatan ke dalam tubuh Kimmy secara bersamaan.Setelah proses akupunktur selesai, Tirta menekan titik akupresur di antara hidung dan bibir Kimmy beberapa kali. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan pernapasan buatan.Tiba-tiba, Kimmy terengah-engah, lalu perlahan membuka matanya."Dia hidup kembali .... Kimmy benar-benar hidup kembali!""Sungguh luar biasa!""Dasar mesum. Kalau mau selamatkan ya selamatkan saja, kenapa harus cium Kimmy selama itu? Dasar jahat!"Melihat hal ini, para pesilat dari dunia misterius berseru takjub. Sementara itu, para pesilat kuno wanita yang tidak mengerti konsep pernapasan buatan, semakin benci dan marah melihat Tirta.Di dunia misterius yang masih terpisah dari dunia luar, kehormatan dan kesucian wanita adalah hal yang sangat dijunjung tinggi."Pak Tirta, kamu ... kamu menciumku?"Saat masih dalam belum siuman sepenuhnya, Kimmy sebenar
Mendengar kata-kata Kimmy, barulah Azhar menyadari betapa buruknya situasi saat ini. Keshwan sudah tewas. Sementara itu di tempat ini, tujuh murid Sekte Aswad yang sebelumnya bersamanya, kecuali seorang murid perempuan yang masih pingsan, telah meninggalkannya dan melarikan diri. Kini, Azhar hanya seorang diri. Di antara semua orang yang hadir, kemungkinan besar tidak ada satu orang pun yang bersedia membela atau berbicara untuknya.Azhar pun berucap, "Kimmy, aku sudah tahu kesalahanku .... Tolong bantu aku memohon pada Pak Tirta .... Aku mohon, Kimmy. Aku bersumpah, selama Pak Tirta bersedia melepaskanku kali ini, aku nggak akan pernah lagi mengganggu kehidupan kalian!"Azhar yang diliputi ketakutan berlutut di kaki Kimmy. Dia berusaha meraih tangannya untuk memohon belas kasihan. Namun, dia lupa bahwa kedua tangannya sudah dipotong oleh Tirta barusan.Kimmy secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menghindari Azhar, lalu dia berjalan mendekati Tirta, menundukkan kepala, dan ber
Tirta berucap, "Semuanya, aku adalah murid dari Sekte Mujarab, Tirta. Mengenai apa yang baru saja terjadi, aku harap kalian nggak merasa cemas. Itu cuma urusan pribadiku dengan Sekte Aswad. Ini nggak ada hubungannya dengan kalian. Kalian anggap saja nggak terjadi apa-apa.""Selain itu, aku sangat tertarik dengan turnamen bela diri yang kalian adakan. Aku ingin ikut serta dan menguji kemampuanku bersama kalian. Jadi, adakah yang ingin bertanding denganku?" tanya Tirta.Begitu Tirta menyatakan identitasnya, suasana di lokasi langsung menjadi gempar."Apa? Orang ini dari Sekte Mujarab?""Tapi ... bukankah Sekte Mujarab sudah menutup diri selama puluhan tahun dan nggak pernah muncul di dunia luar?"Terlihat jelas bahwa nama Sekte Mujarab sangat terkenal di dunia misterius. Semua pesilat kuno yang hadir langsung mengubah ekspresi mereka dan menatap Tirta dengan waspada. Namun, banyak di antara mereka yang tetap meragukan apakah orang ini benar-benar berasal dari Sekte Mujarab."Jangan terla
"Tirta! Dasar cabul! Kamu mengintipku mandi! Benar-benar nggak tahu malu!"Cuaca di bulan Juli sangat panas. Tirta Hadiraja yang mendaki gunung untuk memetik bahan obat kepanasan sehingga langsung melepaskan pakaiannya dan menyelam di sungai. Begitu muncul ke permukaan, dia malah melihat pemandangan indah di depannya!Nabila Frenaldi, putri kepala desa, tampak memaki Tirta seraya menunjuknya. Dia baru berusia 18 tahun. Melalui air sungai yang bergoyang, samar-samar terlihat sepasang buah dada yang memikat dan ....Tirta yang tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sontak terperangah di tempatnya!"Berengsek! Kalau kamu masih menatapku, akan kucungkil bola mata!" maki Nabila dengan wajah memerah sambil menutupi bagian tubuhnya yang penting.Nabila juga kepanasan. Kebetulan, sekarang liburan musim panas. Dia merasa bosan sehingga diam-diam keluar untuk berendam. Tanpa diduga, dia malah diintip oleh Tirta!"A ... aku nggak mengintipmu. Aku juga datang untuk berendam. Apa aku perlu be
"Tirta, ada apa denganmu?" tanya Ayu dengan bingung. Dia tidak tahu apa yang membuat Tirta begitu gembira."Oh, bukan apa-apa, Bibi. Ayo, kita pulang dulu," balas Tirta sambil menahan kegembiraannya dan memapah Ayu. Dia akan mencari kesempatan untuk menguji kejantanannya nanti!Ayu mengangguk, lalu berpesan dengan sungguh-sungguh, "Lain kali, kamu harus lebih berhati-hati kalau keluar memetik bahan obat. Kalau nggak ada Nabila, kita mungkin sudah nggak bisa bertemu. Cari waktu ke supermarket besok. Kita beli barang, lalu bertamu ke rumah Nabila untuk berterima kasih. Aku akan menemanimu.""Aku sudah tahu, Bi. Tenang saja." Kemudian, Tirta membatin, 'Kalau bukan karena Nabila, aku juga nggak mungkin berniat bunuh diri.'Lantaran masih merasa enggan, Tirta menggaruk kepala sambil mengeluh dengan kesal, "Bibi, aku boleh nggak pergi nggak? Wanita itu terlalu sombong.""Jangan bicara omong kosong! Dia yang menolongmu lho! Kamu seharusnya bersikap lebih ramah! Pokoknya, besok kamu harus ikut
Melati baru berusia 27 atau 28 tahun sehingga tubuhnya masih seksi seperti wanita muda lainnya. Sentuhan hangat dari tubuhnya seketika membuat Tirta merasa makin panas."Kak Melati, jangan bercanda. Gi ... gimana aku bisa membantumu? Kalau mertuamu tahu, aku bisa dihajar sampai setengah mati!" Tirta tidak pernah mengalami hal seperti ini sehingga menggeleng dengan kuat."Tirta, tenang saja. Aku nggak bakal memberi tahu siapa pun tentang ini. Cuma sekali ini. Kalau kamu menolak, aku akan memberi tahu Kak Ayu semuanya," ancam Melati lagi saat melihat Tirta masih belum bisa diajak berkompromi."Jangan ... aku akan memberikannya kepadamu." Tirta yang kebingungan akhirnya mulai melepaskan celananya.Melati tentu senang melihatnya, tetapi dia tetap menghentikan. "Jangan buru-buru, ini pertama kali untukku. Kemaluanmu besar sekali. Aku pasti kesakitan kalau dimasukkan begitu saja. Nanti Kak Ayu mendengar suaraku.""Begini saja, mertuaku lagi pergi 2 hari ini. Malam ini, kamu datang ke rumahku
"A ... apa-apaan itu? Cepat singkirkan ...." Mata Nabila tiba-tiba berkaca-kaca. Di luar dugaannya, Tirta sudah sembuh. Nabila tentu panik."Kenapa kamu nggak bertingkah sombong lagi? Coba saja kamu mengejekku lagi. Cepat lepaskan rokmu. Kita lihat, aku bisa menidurimu atau nggak." Tirta menyeringai, mencoba untuk memasang ekspresi garang.Tirta tidak berniat untuk menodai Nabila. Dia sudah merasa puas jika wanita ini ketakutan sampai menangis. Tubuh Nabila benar-benar wangi, apalagi Tirta sedang memeluknya, rasanya benar-benar nyaman. Ketika melihat Nabila menangis, Tirta justru merasa senang."Aku ... huhu .... Tirta, kamu memang berengsek. Cepat lepaskan. Kalau kamu berani menyentuhku, aku akan ...." Nabila hendak mengancam."Kamu bisa apa?" tanya Tirta seperti orang yang sedang mengancam. Sesudah itu, dia mengangkat tangan dan menepuk bokong Nabila.Plak! Suara yang sungguh nyaring. Nabila pun menangis sesenggukan sembari memukul dada Tirta. "Huhuhuhu ... aku sudah kotor ... aku ng
Namun, Tirta segera menggeleng dan tersenyum mengejek diri sendiri. Nabila baru saja berkata, jangan mencarinya kalau tidak ada urusan penting. Wanita ini hanya membantunya karena merasa kasihan, bukan karena menyukainya.Malam hari, Melati masih menunggu Tirta, tetapi Tirta sudah kehilangan minatnya. Prioritas utama untuk sekarang adalah mendapatkan sertifikat medis dan mempertahankan kliniknya.Masalahnya, banyak tulisan yang tidak Tirta pahami di buku medis. Meskipun Nabila membantunya membujuk Agus, apakah Tirta bisa mendapatkan sertifikat medis dengan ilmunya itu?Tirta yang merasa gusar akhirnya kembali ke klinik. Ayu yang mendengar suara pun berjalan ke luar dan bertanya, "Tirta, kamu sudah kembali?""Ya, Bi. Ayo, kita pulang untuk makan," sahut Tirta.Tiba-tiba, seorang pria paruh baya berjanggut dan bergigi kuning menghampiri Tirta dan berucap, "Tirta, jangan buru-buru. Aku ingin mengobrol denganmu."Pria ini bernama Raden, dia sangat terkenal di Desa Persik. Lima tahun lalu,
Tirta berucap, "Semuanya, aku adalah murid dari Sekte Mujarab, Tirta. Mengenai apa yang baru saja terjadi, aku harap kalian nggak merasa cemas. Itu cuma urusan pribadiku dengan Sekte Aswad. Ini nggak ada hubungannya dengan kalian. Kalian anggap saja nggak terjadi apa-apa.""Selain itu, aku sangat tertarik dengan turnamen bela diri yang kalian adakan. Aku ingin ikut serta dan menguji kemampuanku bersama kalian. Jadi, adakah yang ingin bertanding denganku?" tanya Tirta.Begitu Tirta menyatakan identitasnya, suasana di lokasi langsung menjadi gempar."Apa? Orang ini dari Sekte Mujarab?""Tapi ... bukankah Sekte Mujarab sudah menutup diri selama puluhan tahun dan nggak pernah muncul di dunia luar?"Terlihat jelas bahwa nama Sekte Mujarab sangat terkenal di dunia misterius. Semua pesilat kuno yang hadir langsung mengubah ekspresi mereka dan menatap Tirta dengan waspada. Namun, banyak di antara mereka yang tetap meragukan apakah orang ini benar-benar berasal dari Sekte Mujarab."Jangan terla
Mendengar kata-kata Kimmy, barulah Azhar menyadari betapa buruknya situasi saat ini. Keshwan sudah tewas. Sementara itu di tempat ini, tujuh murid Sekte Aswad yang sebelumnya bersamanya, kecuali seorang murid perempuan yang masih pingsan, telah meninggalkannya dan melarikan diri. Kini, Azhar hanya seorang diri. Di antara semua orang yang hadir, kemungkinan besar tidak ada satu orang pun yang bersedia membela atau berbicara untuknya.Azhar pun berucap, "Kimmy, aku sudah tahu kesalahanku .... Tolong bantu aku memohon pada Pak Tirta .... Aku mohon, Kimmy. Aku bersumpah, selama Pak Tirta bersedia melepaskanku kali ini, aku nggak akan pernah lagi mengganggu kehidupan kalian!"Azhar yang diliputi ketakutan berlutut di kaki Kimmy. Dia berusaha meraih tangannya untuk memohon belas kasihan. Namun, dia lupa bahwa kedua tangannya sudah dipotong oleh Tirta barusan.Kimmy secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menghindari Azhar, lalu dia berjalan mendekati Tirta, menundukkan kepala, dan ber
Saat melakukan akupunktur, Tirta mengalirkan energi spiritual melalui jarum perak dan menyalurkan kekuatan ke dalam tubuh Kimmy secara bersamaan.Setelah proses akupunktur selesai, Tirta menekan titik akupresur di antara hidung dan bibir Kimmy beberapa kali. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan pernapasan buatan.Tiba-tiba, Kimmy terengah-engah, lalu perlahan membuka matanya."Dia hidup kembali .... Kimmy benar-benar hidup kembali!""Sungguh luar biasa!""Dasar mesum. Kalau mau selamatkan ya selamatkan saja, kenapa harus cium Kimmy selama itu? Dasar jahat!"Melihat hal ini, para pesilat dari dunia misterius berseru takjub. Sementara itu, para pesilat kuno wanita yang tidak mengerti konsep pernapasan buatan, semakin benci dan marah melihat Tirta.Di dunia misterius yang masih terpisah dari dunia luar, kehormatan dan kesucian wanita adalah hal yang sangat dijunjung tinggi."Pak Tirta, kamu ... kamu menciumku?"Saat masih dalam belum siuman sepenuhnya, Kimmy sebenar
"Kamu mau aku membunuh Pak Tirta ...."Mendengar ucapannya, Kurnia langsung tercengang. Di dalam hatinya, muncul rasa takut yang sulit untuk ditekan. Namun, setelah beberapa saat, dia perlahan menggelengkan kepala dan berkata dengan suara berat, "Azhar, permintaan itu mustahil bagiku. Kamu sudah kehilangan semua energi internalmu, kamu nggak akan bisa bunuh Kimmy.""Pada akhirnya, yang bakalan mati itu kamu. Lepaskan Kimmy, aku berjanji akan mohon sama Pak Tirta untuk mengampunimu ....""Tua bangka, aku nggak lagi negosiasi sama kamu! Aku juga bukan lagi mohon sama kamu! Aku mau kamu bunuh bocah ini!"Azhar tidak menyangka bahwa Kurnia tetap tidak mau menyerang Tirta meski dia telah menggunakan Kimmy sebagai sandera.Dengan amarah yang membara, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencekik Kimmy. Dalam hitungan detik, mata Kimmy berputar ke atas dan hampir kehilangan napas."Kimmy!"Melihat hal ini, Kurnia tidak bisa lagi menahan dirinya. Dengan niat membunuh yang kuat, dia menerj
"Ah .... Ayah, Ayah ....""Kamu bunuh ayahku!" Di belakang, Azhar menyaksikan adegan ini dengan mata kepalanya sendiri.Azhar yang merasa terkejut dan marah, ingin segera menerjang ke arah Tirta dan bertarung sampai mati. Namun, dia juga takut bagaimana jika Tirta juga membunuhnya dengan satu tamparan seperti ayahnya?Dengan perasaan tak berdaya dan dipenuhi amarah, dia jatuh berlutut di tanah dan meninju permukaan tanah dengan sekuat tenaga sambil meraung marah!Amarah yang membara hampir membuatnya kehilangan akal.Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke arah belakang. Di dalam paviliun, terlihat Kimmy yang sedang berdiri seorang diri ...."Pemuda ini kejam sekali. Apa dia nggak takut ayah Keshwan, si Harun yang sudah lama bersemedi secara tertutup itu akan datang membalas dendam padanya?""Dendam karena anaknya dibunuh itu nggak akan bisa dimaafkan!"Pada saat bersamaan, para pesilat kuno dari dunia misterius yang hadir, merasakan hawa dingin merayap di punggung mereka saat menyaksikan keb
"Jangan-jangan, bocah ini sudah tingkat semi abadi .... Semua yang menyerangnya tadi itu adalah tujuh pesilat kuno energi internal tahap sempurna.""Tapi, dia bisa mengalahkan mereka semua semudah itu! Mungkin, memang karena dia sudah tingkat semi abadi, makanya Kurnia jadi sehormat itu sama dia!"Beberapa pesilat kuno dari dunia misterius yang berkerumun menyaksikan pertarungan itu, mulai membuat spekulasi terhadap kemampuan bertarung Tirta."Tapi, dengan usianya saat ini, kalaupun dia sudah mulai berlatih sejak dari orok, tetap saja nggak mungkin bisa mencapai tingkat semi abadi secepat ini!""Pesilat tingkat semi abadi di dunia misterius yang paling muda saja baru menerobos tingkatan di usia 87 tahun!""Kalau dia bukan tingkat semi abadi, gimana caranya dia bisa mengalahkan tujuh pesilat energi internal tahap sempurna semudah itu?""Aku penasaran siapa gurunya yang sanggup mengajarkan murid sehebat ini!"Semua orang semakin merasa penasaran terhadap kemampuan dan identitas Tirta."B
Tirta berbicara sambil melangkah santai. Bahkan, melihat tubuh murid wanita yang seksi itu, dia meremasnya dengan kasar di hadapan semua murid Sekte Aswad."Ah .... Dasar cabul! Aku ...."Energi vital murid wanita itu telah terkuras habis oleh Genta yang berada dalam tubuh Tirta. Oleh karena itu, kondisinya memang sudah sangat lemah. Kini, karena perbuatan Tirta, tubuhnya melemah hingga langsung pingsan!"Ckck .... Untung saja montok. Kalau nggak, bokongnya pasti kesakitan!" ucap Tirta sambil menatapi bokong sintal murid wanita yang terjatuh pingsan itu."Keterampilan pemuda ini cekatan sekali, meskipun sepertinya kemampuannya nggak terlalu hebat.""Tapi, dia bisa menggunakan keterampilannya yang gesit itu menghadapi semua murid-murid Sekte Aswad tanpa terkecuali. Bahkan, dia masih sempat menggoda murid wanita dari Sekte Aswad!""Sungguh luar biasa!""Hehe, menurutku, murid Sekte Aswad yang nggak berguna. Bayangkan, tujuh atau delapan orang nggak sanggup mengalahkan seorang pemuda, mal
Praktisi ilmu mistis sangat dihormati di Negara Yumai. Kemampuan praktisi ilmu mistis yang paling hebat adalah berkomunikasi dengan alam. Mereka bisa mengendalikan makhluk halus dengan Teknik Elemen yang misterius.Yara lahir di keluarga praktisi ilmu mistis yang berstatus tinggi, yaitu Keluarga Gomies. Sejak kecil, Yara diajarkan sebuah prinsip, Teknik Elemen adalah fondasi praktisi ilmu mistis dan tidak boleh dibocorkan.Biarpun Negara Yumai adalah tempat asal praktisi ilmu mistis, hanya sedikit orang yang berhasil menjadi praktisi ilmu mistis dan menguasai Teknik Elemen.Praktisi ilmu mistis sangat langka. Jadi, saat Yara melihat Tirta mengerahkan Teknik Pengendali Angin, dia sangat terkejut.Orang Negara Yumai di samping Yara berseru sambil memelotot, "Master Yara, jelas-jelas dia itu berasal dari Negara Darsia. Mana mungkin dia menguasai teknik rahasia praktisi ilmu mistis dari Negara Yumai?"Yara membalas, "Nggak mungkin salah. Dia memang mengerahkan Teknik Angin Kilat dari Tekni
Namun, Tirta tidak takut. Saat dia hendak bertarung dengan Keshwan, Kurnia bergegas menghampiri Keshwan dan menegur, "Pak Keshwan, kamu harus kalahkan aku dulu sebelum melawan Tirta!"Keshwan memang merasa tidak puas dengan sikap Kurnia sebelumnya. Sekarang Kurnia juga menghalanginya.Amarah Keshwan memuncak, lalu dia memperingatkan Kurnia, "Pak Kurnia, biarpun pencuri ini punya hubungan denganmu, dia sudah melumpuhkan putraku! Hari ini aku harus bunuh dia. Kalau kamu berani menghalangiku lagi, itu berarti kamu bermusuhan denganku!"Keshwan menghindari Kurnia dan lanjut menyerang Tirta. Kurnia berbalik, lalu menghalangi Keshwan lagi. Dia mengingatkan, "Pak Keshwan, kamu nggak sanggup menghadapi Pak Tirta. Dengarkan saranku, sebaiknya kamu jangan buat perhitungan lagi.""Konyol sekali! Orang ini sudah melumpuhkan putraku, masa aku nggak buat perhitungan? Pak Kurnia, jangan kira aku takut padamu!" timpal Keshwan.Keshwan langsung bertarung dengan Kurnia. Dia sudah bertekad untuk membalas