Share

Bab 1015

Penulis: Hazel
Sementara itu, di sebuah vila yang terletak ibu kota negara. Vila ketujuh itu berada di bagian pusat. Dua orang pria tua duduk di gazebo vila tersebut. Mereka sedang main catur sambil minum teh.

Tentu saja, orang yang bisa duduk di tempat seperti ini memiliki identitas yang luar biasa. Pembicaraan mereka bisa memutuskan masalah kenegaraan.

Rambut pria tua yang memainkan bidak hitam sudah memutih. Giginya ompong dan wajahnya berkerut. Hanya saja, tatapannya sangat tajam.

Pria tua yang tampak heran itu memikirkan strategi sambil berbicara dengan Saba, "Saba, kenapa aku merasa wajahmu jauh lebih cerah setelah pulang liburan kali ini? Apa ... penyakitmu sudah sembuh?"

Pria ini adalah kakek Simon yang bernama Yahsva. Dia adalah sesepuh dalam dunia pemerintahan. Yahsva dan Saba berteman baik.

Jadi, Saba diundang Yahsva untuk berbincang seraya minum teh di vila setelah dia kembali ke ibu kota dan menemui presiden. Hanya saja, Yahsva merasa ada yang berbeda dengan Saba begitu melihatnya. Itula
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1016

    Saba tertawa, lalu berujar, "Sudah kuduga, kamu pasti ingin bertemu Tirta setelah aku ceritakan pengalamanku. Sebenarnya ini nggak sulit, hanya saja ...."Saba terlihat bimbang. Yahsva yang melihat Saba berhenti bicara langsung mengentakkan kakinya dan membalas dengan ekspresi cemas, "Saba, kenapa? Apa pemuda itu mau minta uang? Nggak masalah, aku rela membayar berapa pun harganya."Saba berpikir sejenak, lalu menyahut, "Bukan begitu, Tirta nggak tertarik dengan uang. Hanya saja, belakangan ini dia sibuk mengurus kebun buah di desa. Aku nggak berani jamin Tirta sempat datang ke ibu kota negara atau nggak."Saba bertanya, "Bagaimana kalau kamu tunggu Tirta punya waktu senggang dulu? Nanti aku baru suruh dia datang ke ibu kota negara."Yahsva yang merasa terpukul mengomel, "Apa? Mengurus kebun buah? Saba, kamu nggak bercanda, 'kan? Aku ini sesepuh dalam dunia pemerintahan dan berjasa untuk negara. Masa aku harus tunggu dia punya waktu senggang untuk cari dia?"Yahsva melanjutkan, "Aku bu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1017

    Yahsva menegur, "Kamu buat masalah apa lagi? Aku lagi minum teh dan main catur dengan Saba! Kalau nggak ada urusan penting, aku langsung akhiri panggilan telepon!"Sepertinya, Yahsva tidak merasa puas dengan Simon. Sementara itu, Simon sangat takut kepada kakeknya. Mendengar teguran Yahsva, Simon langsung menceritakan masalah yang dialaminya di kediaman Keluarga Purnomo, "Kakek, aku juga nggak ingin mengganggumu karena masalah sepele, tapi Pak Chandra keterlaluan sekali!"Simon melanjutkan, "Pak Chandra mempermalukanku di depan umum demi seorang pria kampungan! Aku nggak bisa terima! Kakek, aku mohon ...."Simon tidak mengungkit Keluarga Purnomo. Dia berencana membalas mereka secara diam-diam. Setelah mendengar cerita Simon, Yahsva membentak, "Kamu selalu membuat masalah! Aku bantu kamu terakhir kali."Simon menambahkan, "Kalau ke depannya kamu berani bertindak semena-mena dengan mengandalkan identitasmu, kamu selesaikan masalahmu sendiri! Aku nggak bisa melindungimu seumur hidup, kamu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1018

    Tiba-tiba, ponsel Saba berdering. Begitu melihat Tirta menelepon, mata Saba berbinar-binar. Saba segera memanggil Yahsva, "Yahsva, tunggu sebentar. Tirta yang telepon, aku bantu kamu tanya kapan dia punya waktu datang ke ibu kota. Nanti kamu baru bereskan urusanmu.""Kebetulan sekali! Saba, cepat bantu aku tanya Tirta punya waktu atau nggak! Urusanku nggak terlalu penting," timpal Yahsva.Tentu saja Yahsva merasa urusan memperpanjang umur lebih penting. Dia langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar Saba mengatakan Tirta yang menelepon. Yahsva kembali ke sisi Saba dan mendengar percakapannya dengan Tirta.Melihat Yahsva yang antusias, Saba juga langsung berkata sebelum Tirta sempat bicara, "Tirta, kenapa kamu tiba-tiba meneleponku? Kebetulan aku butuh bantuanmu, entah kamu bisa menyanggupinya atau nggak."Mendengar ucapan Saba, Tirta tidak langsung mengungkapkan permintaannya. Bagaimanapun, Tirta hendak merepotkan Saba. Dia berutang budi pada Saba. Jadi, Tirta memutuskan untuk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1019

    Selesai bicara, Yahsva hendak menelepon Simon dan menegurnya. Namun, Saba menghentikan dengan ekspresi marah, "Tunggu, Yahsva. Kamu bilang dulu mau beri pelajaran apa pada Simon. Tirta sudah minta bantuanku, aku rasa Simon pasti melakukan hal yang keterlaluan! Mana mungkin Simon bisa jera kalau diberi hukuman yang ringan?"Sebelumnya Saba tidak tahu orang yang ingin dibereskan Simon adalah teman Tirta. Jadi, dia tidak ingin ikut campur dan mengabaikannya. Namun, sekarang masalah ini melibatkan adik angkatnya. Tentu saja, Saba harus menyikapinya dengan serius.Ini adalah pertama kalinya Yahsva melihat sikap Saba yang begitu serius. Dia tahu Saba menganggap Tirta sangat penting. Yahsva menimpali, "Saba ... coba aku pikirkan dulu .... Kalau nggak, aku suruh Simon minta maaf pada Tirta di depan umum dan beri Tirta kompensasi 20 triliun."Mendengar perkataan Yahsva, Saba mendengus dan mengomel, "Yahsva, tadi aku sudah bilang Tirta nggak tertarik dengan uang. Nggak ada gunanya kamu beri dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1020

    Chandra dan lainnya sudah mendengar Tirta menelepon Saba. Biarpun mereka terlihat tidak peduli, sebenarnya mereka juga merasa gugup.Tirta menegaskan, "Nggak. Kita memang teman, tapi aku tetap berutang budi pada kalian. Aku bisa membedakannya dengan jelas, jadi aku akan tetap menebus kesalahanku. Kalau nggak, ke depannya aku nggak berani bertemu kalian lagi."Sebelum Chandra dan lainnya bicara, Darwan menghampiri mereka dan tertawa. Dia berkata, "Pak Chandra, Pak Argono, Pak Toby, Pak Hendrik, dan Pak Hubert, silakan duduk. Kalian sudah berikan hadiah yang mahal untuk putriku dan Tirta. Kalian itu tamu terhormat Keluarga Purnomo."Darwan meneruskan, "Mohon dimaklumi kalau pelayananku kurang memuaskan. Mulai hari ini, kalian itu rekan kerja sama Keluarga Purnomo yang paling penting. Kalau ada proyek, kalian bisa bahas denganku. Kita bisa berkembang bersama!"Sudah jelas Darwan bermaksud membantu Tirta membayar utang budinya. Bagi Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan H

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1021

    Jika Tirta belum menghubungi Saba, mungkin Chandra dan lainnya tidak akan memedulikan sindiran mereka. Namun, sekarang mereka tahu Tirta sudah menghubungi Saba untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, Chandra dan lainnya tidak akan berdiam diri lagi.Hendrik melihat Wirya dan Diego dengan dingin sambil angkat bicara, "Semuanya belum pasti. Pak Diego, Pak Wirya, kalian begitu yakin Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan Grup Sapari akan bangkrut. Apa kalian nggak takut kami akan melawan Keluarga Bazan dan Keluarga Liman setelah kami selamat?"Mendengar ucapan Hendrik, Diego tertawa terbahak-bahak dan menyindir, "Kalian hampir celaka, tapi masih bisa berkhayal! Apa kalian kira Pak Simon cuma bercanda saat bilang mau buat kalian bangkrut dalam waktu setengah jam? Apa kalian juga punya sokongan hebat yang bisa membuat Pak Simon takut seperti Keluarga Purnomo?"Bukan hanya Diego yang tidak percaya. Selain orang-orang yang dekat dengan Tirta, semua orang di aula merasa Chandra

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1022

    Tirta menambahkan, "Tadi aku sudah menghubungi Pak Saba. Dia bilang dia akan bantu aku selesaikan masalah ini."Camila mencibir saat mendengar Tirta mengakui dirinya memang mempunyai sokongan hebat. Ketika hendak menyindir Tirta dan Bella, tiba-tiba Simon mengernyit.Simon yang mempunyai firasat buruk bergumam, "Saba? Apa yang dia maksud itu Kakek Saba? Nggak mungkin ... aku bahkan jarang bertemu Kakek Saba. Mana mungkin dia berteman dengan orang rendahan seperti ini? Dugaanku pasti salah."Melihat ekspresi Simon yang khawatir, Camila langsung bertanya, "Simon, kamu bilang apa?"Simon menahan kegelisahannya dan menjelaskan kepada Camila, "Nggak apa-apa. Belakangan ini aku dapat kabar teman kakekku yang bernama Saba kembali ke ibu kota negara dan menduduki jabatannya sebelumnya. Aku berencana bawa kamu bertemu Kakek Saba saat senggang."Camila sengaja berseru ke arah Bella, "Kakek Saba itu salah satu sesepuh di dunia pemerintahan yang paling terkenal, ya? Wah! Simon, kamu nggak bercanda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1023

    Simon tertawa sinis, lalu mengomentari, "Kamu menyarankanku jangan bersikap keterlaluan? Memangnya orang seperti kalian pantas menegurku?"Tiba-tiba, ponsel Simon berdering. Dia bergumam, "Eh, Kakek yang menelepon. Apa Kakek sudah menyuruh orang untuk mencabut jabatan Pak Chandra?"Ekspresi Simon tampak senang. Dia hendak menjawab panggilan telepon. Namun, Camila berniat memamerkan latar belakang keluarga pacarnya.Camila berucap kepada Simon, "Simon, bagaimana kalau kamu aktifkan pengeras suara biar pria kampungan itu dan semuanya bisa mendengarnya dengan jelas? Dengan begitu, mereka bisa menyerah!"Wirya juga maju dan memanas-manasi, "Benar, Pak Simon. Pria kampungan ini bilang bisa mencari orang untuk melindungi Pak Chandra dan lainnya. Jadi, kamu harus buat dia dipermalukan habis-habisan!"Simon malas berbuat seperti itu, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan Camila. Jadi, dia menuruti kemauan Camila untuk mengaktifkan pengeras suara setelah menjawab panggilan telepon.Suasana d

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1049

    Mendengar ucapan Bella, Ayu makin mengkhawatirkan Tirta. Dia menanggapi, "Skizofrenia? Nggak mungkin, Tirta nggak pernah menunjukkan gejala seperti yang dibilang Bu Bella. Apa ... Tirta menjadi begini karena dipukul pria tua itu?"Ayu memohon, "Bu Bella, Tirta istirahat di mana? Apa kamu bisa bawa aku untuk menemuinya?"Bella mendesah, lalu melihat ke arah kamar Tirta dan menyahut, "Bibi Ayu, aku bukan nggak mau bawa kamu temui Tirta. Hanya saja ... sebelum masuk ke kamar, dia sudah berpesan siapa pun nggak boleh ganggu dia. Selain itu, sekarang Tirta sangat misterius. Aku nggak berani bawa kamu temui dia.""Tapi Bu Bella, mana mungkin aku bisa tenang setelah tahu kondisi Tirta seperti itu?" tanya Ayu. Matanya berkaca-kaca.Saat Ayu hendak bicara lagi, Chandra berkata, "Bu Ayu, kami paham perasaanmu. Kami juga mengkhawatirkan keselamatan Pak Tirta. Tapi ...."Chandra melanjutkan, "Sebenarnya tadi Bu Bella nggak menyatakannya secara langsung. Sekarang Pak Tirta memang seperti berubah me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1048

    "Tirta" yang puas mengangguk dan menyahut, "Bagus, kamu pergi saja. Ingat, aku nggak mau diganggu."Setelah "Tirta" masuk ke kamar, entah bagaimana caranya pintu kamar tertutup sendiri. Bella yang berdiri di depan pintu kamar bergumam, "Ada apa dengan Tirta?"Bella merasa resah, tetapi dia juga tidak berani mengganggu "Tirta". Dia pun kembali ke aula utama. Saat Bella kembali ke aula, ternyata hanya tersisa Ayu dan Darwan yang tidak sadarkan diri, serta Janet dan Chandra yang terlihat cemas. Mayat di lantai juga sudah dibereskan.Bella yang bingung bertanya, "Pak Chandra, pamanku dan lainnya pergi ke mana?"Chandra merasa bersalah. Dia menyahut, "Bu Bella, tadi waktu kamu bawa Pak Tirta untuk cari kamar, Bryan kabur selagi kami nggak memperhatikannya. Jadi, mereka bawa bawahan untuk menangkap Bryan.""Bryan kabur?" tanya Bella sembari mengernyit. Walaupun "Tirta" sudah menghajar Bryan sampai sekarat, Bryan adalah orang yang sangat keji. Bella khawatir nantinya Bryan akan membalas dend

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1047

    "Tirta membunuh pria tua sialan itu? Baguslah, orang seperti itu cuma bisa buat masalah kalau hidup!" ujar Bella. Melihat Naushad mati, Bella baru melepaskan tangannya yang dikepal. Dia berucap, "Tirta, kamu ...."Bella melihat "Tirta" menghampirinya. Meskipun sekarang Bella sangat panik, dia tetap menahan keinginannya untuk menanyakan kondisi Tirta.Sebelum Bella menyelesaikan ucapannya, "Tirta" mengamati kondisi di vila. Sepertinya dia merasa puas dengan vila ini. Kemudian, dia menegaskan, "Carikan aku kamar untuk istirahat. Siapa pun nggak boleh menggangguku, termasuk kamu."Ternyata, energi spiritual Naushad terlalu kacau. Jadi, "Tirta" harus memurnikannya terlebih dahulu sebelum diserap.Tentu saja, kekuatan "Tirta" sekarang terlalu lemah dan kondisinya sangat jauh jika dibandingkan saat tubuhnya dalam keadaan prima. Kalau tidak, energi spiritual itu bisa dimurnikan dengan mudah."Oke, kamu pasti sangat lelah. Kamu harus istirahat," sahut Bella. Walaupun ingin menanyakan banyak ha

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1046

    Naushad menarik Bryan yang tumbang keluar dari aula kediaman Keluarga Purnomo. Dia mempunyai firasat nyawa mereka terancam jika terus berada di sini.Tiba-tiba, "Tirta" menyipitkan matanya dan berucap dengan dingin, "Kalian mau pergi? Dasar pecundang! Memangnya aku izinkan kalian pergi?""Tirta" tiba-tiba menghilang. Naushad bergidik. Dia merasakan bahaya mendekat. Naushad yang tidak bisa menghindar lagi langsung melepaskan Bryan.Naushad mengerahkan tenaganya dan melancarkan serangan tingkat semi abadi. Dia berseru, "Pukulan Ancala!"Pukulan ini adalah teknik lanjutan dari Pukulan Penghancur Jantung. Kekuatannya sangat dahsyat. Naushad juga tidak peduli jika energinya terkuras. Bisa dibilang, Naushad juga mampu melawan pesilat tingkat abadi dengan kekuatan ini.Sekarang, Naushad tidak bisa menebak kondisi Tirta. Jadi, dia tidak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu. Naushad hanya ingin mengalahkan Tirta dengan satu serangan, lalu meninggalkan tempat ini.Namun, serangan Naushad tida

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1045

    Naushad sudah hidup selama 150 tahun, tetapi dia tidak pernah melihat keanehan seperti ini. Mata Tirta terlihat seperti mata ular yang mengandung cahaya perak. Auranya sangat mengintimidasi.Naushad merasa ketakutan begitu bertatapan dengan Tirta. Bahkan, tubuh Naushad gemetaran. Tirta yang sekarang sangat berbeda dengan sebelumnya. Sekarang Tirta terlihat misterius, arogan, dan sulit digapai.Naushad tidak paham. Dia berusaha fokus untuk merasakan kekuatan Tirta sebenarnya. Namun, dia hanya bisa berseru, "Kenapa aku nggak bisa merasakan kekuatannya? Bukannya dia cuma pesilat energi internal tahap atas? Nggak mungkin, apa yang terjadi?"Saat Naushad masih terkejut dan kebingungan, Bella baru tersadar. Dia segera menarik lengan Tirta dan berujar, "Tirta, kamu sudah bangun! Baguslah! Kamu ...."Sebelum Bella menyelesaikan ucapannya, Tirta tiba-tiba menepis tangan Bella dan meliriknya dengan dingin. Bella sangat terpukul. Dia terdiam di tempat.Tatapan Tirta yang dingin membuat Bella mind

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1044

    Tongkat di tangan Naushad langsung terlontar dan melewati tangan Simon. Ponsel Simon terpental, lalu hancur.Naushad menghela napas, lalu berkata kepada Bryan, "Bryan, cepat bawa 2 wanita itu pergi. Kita harus segera tinggalkan tempat ini."Biarpun sudah mencapai tingkat semi abadi, Naushad tidak ingin melawan pasukan militer. Apalagi senjata pasukan militer zaman sekarang sangat canggih. Mereka bisa menghabisi Naushad dengan mudah."Oke, Guru. Kamu pergi dulu, aku akan segera mengikutimu," sahut Bryan yang antusias.Bryan segera menghampiri Chandra dan lainnya. Bagi Bryan, mereka adalah orang-orang lemah. Setelah menghabisi mereka, Bryan bisa langsung menangkap Bella dan Ayu.Melihat Bryan makin mendekat, Chandra dan lainnya sangat ketakutan. Namun, mereka tetap memberanikan diri untuk melindungi Bella dan Ayu. Chandra berseru, "Bu Bella, Bu Ayu, cepat pergi! Kami nggak bisa menahannya terlalu lama!""Kedua wanita ini nggak akan bisa kabur lagi. Kalau nggak mau mati, cepat minggir! Ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1043

    Setelah Diego dan Wirya mati, orang lain di aula utama ketakutan setengah mati. Cara Naushad membunuh terlalu menakutkan! Mereka tidak pernah melihat hal seperti ini!Bahkan, Sofyan juga tidak berani membalas dendam sesudah melihat putranya mati. Dia dan orang lainnya segera keluar dari aula kediaman Keluarga Purnomo.Ayu yang mentalnya kurang kuat tidak bisa menerima kenyataan dirinya kehilangan Tirta. Ditambah lagi, dia baru melihat situasi yang mengerikan. Tubuh Ayu lemas dan dia langsung tidak sadarkan diri."Bibi Ayu, kamu kenapa?" tanya Bella dengan ekspresi cemas. Dia segera menyuruh Janet memeriksa kondisi Ayu.Siapa sangka, Janet yang ketakutan tidak berani bergerak. Dalam situasi yang kacau ini, tidak ada yang menyadari Tirta sudah membuka matanya. Apalagi, tubuh Tirta ditutupi Ayu. Bahkan, jari Tirta juga mulai bergerak!Melihat situasi ini, Bryan menanggapi dengan ekspresi mesum, "Begini saja sudah takut? Kabarnya orang-orang di dunia fana sangat lemah, sepertinya memang be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1042

    Sekarang Naushad sudah berusia 150 tahun. Hanya sedikit lagi, Naushad bisa memperpanjang usianya sampai 200 tahun seperti pesilat tingkat abadi yang paling terkenal di zaman kuno.Sayangnya, belakangan ini Naushad merasa kesehatannya menurun. Dia menderita penyakit kronis dan tidak bisa hidup lama lagi. Itulah sebabnya Naushad kembali ke dunia fana untuk mencari dokter hebat yang bisa mengobati penyakitnya.Sementara itu, Bryan adalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan Naushad di dunia misterius. Naushad mengatakan Bryan adalah muridnya, tetapi sebenarnya dia sudah menganggap Bryan seperti anak kandungnya. Kalau tidak, Naushad tidak akan bersikap lunak kepada Bryan.Mendengar ucapan Naushad, Bryan yang gembira segera membalas, "Terima kasih, Guru. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu. Ke depannya aku akan mengembangkan kemampuan yang kamu wariskan padaku dan menjadi pesilat kuno sebenarnya. Aku pasti segera mencapai tingkat abadi."Selesai bicara, Bryan hendak menghampiri Ayu dan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1041

    Saat Tirta kehilangan kesadaran, Bella, Ayu, Chandra, Simon, dan lainnya berseru dengan ekspresi panik."Tirta!""Tirta, kamu kenapa?""Dokter, cepat lihat bagaimana kondisi Pak Tirta!"Janet yang datang memeriksa kondisi Tirta, lalu berkata dengan ekspresi cemas, "Gawat ... denyut jantung Pak Tirta makin lemah. Takutnya nyawa Pak Tirta terancam! Biarpun dibawa ke rumah sakit sekarang, juga sudah terlambat!"Ayu dan Bella sangat terpukul. Tubuh mereka terhuyung. Ayu bergumam, "Apa? Tirta nggak bisa diselamatkan lagi? Nggak mungkin ....""Orang ini sudah mati?" gumam Bryan yang dipukul hingga babak belur. Dia berusaha bangkit, lalu berjalan terhuyung ke depan pria tua itu dan melanjutkan, "Guru, kalau dia sudah mati, kita nggak usah berlama-lama di kediaman Keluarga Purnomo lagi."Bryan meneruskan, "Orang ini masih muda, kelihatannya dia nggak bisa obati penyakit orang. Aku bawa kamu cari dokter hebat yang lainnya saja."Kemudian, Bryan memandangi Bella dan Ayu dengan tatapan mesum semb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status