Share

Si Kembar Luis Dan Lewis

Author: Juniarth
last update Last Updated: 2025-03-09 23:40:00
Ceklek!

Ralin tetap fokus memilih pakaian ganti dengan kondisi hanya memakai pakaian dalam saja.

"Astaga, Ralin!"

Mendengar suara Lewis, sontak Ralin menoleh dan berbalik badan. Mereka sama-sama terkejut.

Ralin panik setengah mati dan langsung berjongkok. Memunguti pakaian kotor untuk dipakai penutup. Sedang Lewis langsung menutup pintu kembali dengan wajah terkejut sempurna.

Sebenarnya tidak ada yang salah. Karena mereka sudah menjadi suami istri. Namun karena pernikahan ini terjadi karena sebuah perjanjian, sikap mereka pun seolah-olah bukan suami istri pada umumnya.

"Aduh! Harusnya aku kunci pintunya!" Rutuk Ralin pada dirinya sendiri.

Dia segera berjalan ke arah pintu untuk menguncinya lalu memilih pakaian dan mengenakannya. Sedang Lewis beralih menuju teras. Mengenyahkan apa yang baru saja dilihat dengan menatap Levi yang tengah asyik bermain di sekitar pohon pisang dengan kedua keponakan Ralin.

Sebenarnya dia tadi hendak ke kamar untuk memberitahu Ralin jika harus pulang pa
Juniarth

:-0

| 4
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
ARF
Up dong thor
goodnovel comment avatar
Juniarth
@kak miyuk : nanti ya kak up nya @kak geget : aaamiiin.
goodnovel comment avatar
Geget Ilang Geget Ilang
puas rasa bacanya thor,panjang.trims ya,semoga begini terus dan semoga kubisa lempar kamu roket.aamiin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Kapan Pindah Ke Kamar Lewis?

    Ralin tidak tahu Lewis pulang pukul berapa tadi malam. Yang pasti pria itu pasti pulang setelah Ralin tertidur.Dan esok paginya, ketika Ralin akan sarapan dengan Levi, di meja makan sudah ada Lewis yang sibuk dengan ponselnya. "Pagi, Lew." Sapa Ralin dengan menggandeng Levi.Sekaligus menyapa sang tuan rumah sebelum ikut bergabung sarapan. Meski Ralin sudah menjadi istri pria itu, namun etika dan kesopanan tetap harus dijaga. "Pagi," ucapnya dengan memandang Ralin sekilas.Kemudian ia kembali menekuri ponselnya dengan sangat serius. Merasa Lewis sangat sibuk, Ralin pun bingung apakah harus mengatakan pesan dari Ibundanya untuk melakukan fitting gaun pernikahan hari ini ataukah tidak. Akhirnya dia memilih mengambilkan Levi sarapan dan mengajari putra tirinya itu melahap sarapan. Kring ... Ponsel Lewis berdering dan langsung diangkat. "Ya, Bunda?"Oh, Ibundanya. Ralin berharap agar Ibundanya sendiri yang mengatakan perihal fitting gaun pernikahan itu. "Apa Ralin udah bilang kala

    Last Updated : 2025-03-11
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Hari Pernikahan

    Hari pernikahan itu akan digelar besok. Tapi Ralin dan Lewis jarang terlibat dalam percakapan karena kesibukan Lewis. Selain mengurus pabrik, dia juga sedang mempersiapkan tokoh selanjutnya yang akan membantu memainkan sandiwara pernikahannya dengan Ralin. Dan malam ini Lewis datang ke rumah bersama dua koleganya dan David. Ia kemudian menemui Ralin yang sedang makan malam bersama Levi. "Lin, habis ini ke ruang kerjaku sebentar ya?"Kepala Ralin mengangguk dan kurang dari lima belas menit kemudian ia bersama Levi masuk ke dalam ruang kerja Lewis untuk pertama kalinya. Bukan seperti ruang kerja. Tetapi seperti perpustakaan mini dengan hometheater. Di dinding ada satu foto dirinya saat wisuda dengan diapit kedua orang tuanya. Dan di sofa sudah duduk kedua kolega Lewis. "Duduk, Lin." Lewis mempersilahkan.Kemudian ia duduk di samping Lewis namun dengan jarak tertentu. "Jadi ini yang namanya Ralin? Calon istri pura-puramu, Lew?" Tanya teman laki-laki Lewis."Iya.""Dari pada main-mai

    Last Updated : 2025-03-11
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Belum Bisa Move On

    "Hai, Luis!""Waaah, sang presdir sesungguhnya telah tiba."Ralin yang tengah berdiri di samping Lewis sambil menerima ucapan selamat, kemudian menatap sosok lelaki yang berdiri di depan pintu rumah. Memakai baju batik berlengan panjang dipadu celana jeans hitam. Dengan rambut hitam tebalnya yang disisir begitu rapi. Ralin menatap Luis sekian detik tanpa berkedip karena paras kembaran Lewis itu hampir sama persis. Mereka bak pinang dibelah dua. Kemudian Luis menatap Lewis dan Ralin bergantian. "Acaranya udah selesai ya?""Baru aja selesai akad," ucap saudara yang lain. Kemudian Ibunda mereka berdua berjalan mendekati Luis lalu memeluknya penuh kasih sayang. Kemudian mencium pipi Luis dengan senyum bahagia. "Bunda pikir kamu nggak mau datang. Hampir aja Bunda sedih.""Aku bisa insomnia kalau bikin Bunda sedih."Kemudian Ibundanya memukul lengan Luis."Dasar gombal!""Kayak Ayah, Bun.""Kamu emang anaknya."Percakapan mereka sudah seperti teman karib saja. Tidak seperti anak dan or

    Last Updated : 2025-03-12
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Konsekuensi Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    "Selamat, Ralin. Kamu udah jadi Nyonya Lewis," ucap Ralin dengan menatap dirinya di pantulan cermin kamar. Masih lengkap dengan kebaya dan riasan pernikahan. "Apa kamu bahagia bisa menikah dengan lelaki yang kamu cintai sekaligus direstui orang tua?" Tanyanya kembali pada diri sendiri. Kemudian Ralin menggeleng dengan eskpresi sedih sambil menatap cincin pernikahan yang tersemat di jarinya. Cincin pernikahan itu entah kapan Lewis membelinya. Lalu tangannya beralih melepas aksesoris pernikahan dari rambutnya satu demi satu. Seharusnya, ini adalah bagian dimana Lewis yang melakukannya. Tapi itu tidak mungkin terjadi. "Jangan bermimpi terlalu tinggi, Lin. Kamu udah bisa jadi Nyonya Lewis itu udah luar biasa." Kemudian ia melepas tusuk sanggul satu demi satu hingga terlepas semuanya. Lalu pandangannya beralih menatap sebuah kotak kado warna merah dan membukanya. "Dari Luzia. Semoga suka dan cocok." Begitu membuka penutup kertas putih, Ralin tidak tahu harus bahagia atau tidak

    Last Updated : 2025-03-13
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Cium Pipi Istrimu

    Ralin tersenyum namun isi hatinya gelagapan.“Tumben Bunda nginap disini?”“Ayah lagi ada acara perusahaan sama Luis sekitar semingguan. Luzia lagi sibuk-sibuknya launching bisnis skincare-nya. Bunda bosan di rumah sendirian. Makanya Bunda izin nginap disini.”‘Mati aku!’ Batin Ralin.“Sekalian nemenin Levi biar kamu ada waktu lebih buat nemenin Lewis. Biar Levi cepat punya adik juga.”Astaga!Tidak hanya Ibu Ralin saja yang berharap agar Ralin segera hamil. Melainkan mertuanya juga berharap demikian.Andai Lewis mencintai Ralin, sudah barang pasti ia sangat siap mengandung anak suami yang sangat ia cintai itu. Hanya saja, kembali lagi ke awal, bahwa ini hanya pernikahan penuh sandiwara.“Oh ya, tadi Bunda iseng beliin Levi sepeda."Kemudian Ibunda Lewis menatap Levi."Ayo, Lev, ikut Bunda ke depan. Ada sepeda baru.”Belum sempat Ralin memberitahu Lewis perihal kedatangan Ibundanya, beliau sudah mengajak Ralin dan Levi ke teras.Alhasil Levi begitu senang ketika melihat sepeda baru ber

    Last Updated : 2025-03-14
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Mana Cincin Nikahmu?

    Ralin melirik ke arah Lewis yang hanya diam dengan pandangan tertunduk. Padahal ia membutuhkan bantuan untuk menangkis kecurigaan Ibundanya agar tidak semakin melebar. Tapi Lewis justru mendadak seperti tidak bisa mengatasi keadaan. Ada apa dengan pria ini?!"Ralin? Lewis? Kenapa kalian kompak diam? Apa Ralin beneran tidur di kamar tamu?" Tanya Ibunda Lewis menuntut. Mulut mereka berdua terasa kelu untuk menjawab. Lalu Ibunda Lewis melangkah ke dalam kamar dan memperhatikan dengan seksama barang-barang Ralin. Lalu tangannya bergerak mengambil satu pakaian Ralin yang tergantung di dalam lemari. Lebih tepatnya gaun pernikahan yang Ralin kenakan beberapa waktu yang lalu saat mereka menikah. Bukti nyata yang tidak bisa mereka berdua elak. "Ini gaun nikah Ralin. Dan itu artinya ... Ralin tidur di sini. Benar kan?!"Ingin sekali Ralin segera membantah pernyataan Ibunda Lewis. Namun, ia tidak berani melangkah sebelum mendapat persetujuan dari Lewis, sang sutradara sandiwara pernikahan in

    Last Updated : 2025-03-15
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Handuk Melingkar Di Pinggang

    "Kok kamu nggak nelfon aku kalau Bunda kesini?! Seenggaknya kamu bisa kirim pesan ke nomerku. Biar aku nggak kelabakan kayak tadi! Apalgi Bunda ngasih pertanyaan bertubi-tubi yang bikin panas dingin!" Lewis berucap dengan nada kesal. "Maaf, Den Mas. Sebenarnya aku tadi mau nelfon, tapi Levi nggak bisa ditinggal.""Nggak bisa ditinggal gimana?! Levi tuh apa-apa nurut sama kamu."Lewis terus mengonfrontir Ralin. "Iya, tapi tadi Levi terlalu asyik sama sepedanya. Dia nggak mau berhenti.""Kamu bisa alasan sama Bunda sebentar aja kan?! Bilang kalau kamu mau ke toilet. Lalu cepat-cepat hubungi aku! Masak gitu aja kamu nggak bisa nyari alasan?!"Kentara sekali jika kekesalan Lewis tidak main-main pada Ralin. Itu semua karena Lewis benar-benar mati kutu karena Ibundanya terus bertanya tentang kejanggalan rumah tangga mereka."Aku baru datang kerja, lelah, lalu dibombardir Bunda sama pertanyaan yang bikin aku makin bingung gimana jawabnya."Ralin menunduk sambil mendengarkan dengan seksama

    Last Updated : 2025-03-17
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Efek Ciuman

    Reflek Ralin segera berpaling dan Lewis kembali menutup pintu kamar mandi sebagian.Hari masih pagi tapi Ralin sudah melihat Lewis bertelanjang dada. Entah pipinya sekarang semerah apa. Setelah keterdiaman keduanya beberapa menit, akhirnya Lewis membuka suara."Aku ... mau ambil kemeja kerja, Lin."Kepala Ralin mengangguk dengan tetap membelakangi Lewis. "Silahkan, Den Mas."Kemudian terdengar langkah kaki cepat Lewis beradu dengan lantai dan suara kunci lemari dibuka. Lewis pasti akan berganti pakaian. Lalu Ralin menggunakan kesempatan itu untuk ... "Den Mas, aku ... pinjam kamar mandinya ya?""Iya."Dengan berjalan menyamping, Ralin menuju kamar mandi lalu menutup pintunya dengan cepat. Ralin menekan dadanya sendiri dengan menyandarkan punggungnya di pintu kamar mandi.Bukan main! Detak jantungnya seperti atlet sehabis mengikuti kejuaraan lomba lari. "Ya Tuhan ... " Desahnya lirih.Sambil teringat akan dada bidang Lewis yang begitu indah, kuat, dan gagah. Lalu Ralin tersenyum seor

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Apa Ada Wanita Selain Aku?

    Tidak ada yang lebih diinginkan oleh sepasang insan yang saling dimabuk cinta selain bertemu. Ya, sejak mantap untuk memberi Zaylin kesempatan kedua memperbaiki hubungan rumah tangga mereka yang sempat kandas, Lewis selalu menyempatkan diri mengirim pesan berisi perhatian. Dan Zaylin pun melakukan hal yang sama. Cinta yang dulu Lewis perjuangkan seorang diri, sekarang terasa begitu ringan karena Zaylin pun ikut memperjuangkannya.Jika dulu Lewis berusaha mati-matian membuat Zaylin mencintainya, berusaha mati-matian menghapus nama Luis di dalam hati istrinya itu, bahkan berusaha menjadi seperti yang Zaylin pinta, sekarang semua itu berbalik arah.Zaylin mencurahkan perhatiannya kepada Lewis selayaknya ia saat mencitai Luis. Dulu.[Pesan untuk Lewis : Maaf baru balas, Mas. Aku baru selesai masak cornish pasty sama steak and kidney pie. Kamu mau mampir buat cobain nggak?]Zaylin sudah merubah panggilannya untuk Lewis seperti mereka masih menjadi suami istri.Kemudian Lewis melihat jam

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Mencium Bibirnya

    Satu bulan yang lalu ..."Sekian rapat hari ini. Semangat inovatif, komitmen, dan kerja keras. Terima kasih."Lewis menutup rapat umum pemegang saham dengan senyum kelegaan karena kerja kerasnya terbayar dengan naiknya laba perusahaan. Hal itu sekaligus membuktikan pada kembarannya, Luis, keluarga, dan orang-orang yang memandang remeh dirinya jika ia juga bisa unggul seperti Luis. Bahwa Lewis juga bisa menjalankan roda bisnis keluarga.Bukan hanya berkutat dengan dunia seni yang dipandang tidak memiliki nilai besar dalam menopang kehidupan. Kemudian David berjalan mendekat dan berbisik. "Pak, ada tamu.""Siapa?""Nyonya."Lewis kemudian menoleh setelah menutup laptopnya. "Ralin?" Tanyanya dengan menautkan kedua alis. Lewis setengah tidak percaya jika Ralin tiba-tiba datang ke pabrik. Padahal Lewis tidak pernah menunjukkan dimana pabrik berada pada istri sandiwaranya itu."Bukan, Pak.""Lalu? Siapa?"Rasa penasaran Lewis terkulik karena David biasanya memanggil Ralin dengan sebuta

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Setelah Menceraikanmu

    Wanita itu sangat cantik dengan penampilan rapi dan elegan khas perempuan karir. Kulit putih wajahnya membuat make up tipis yang dikenakan terasa pas. Dan rambut panjangnya yang sedikit bergelombang itu terurai indah.Sadar jika sang nyonya yang sesungguhnya telah kembali, kemudian Ralin turun dari ranjang dan berdiri sambil menundukkan pandangan. Meski dirinya adalah istri sah Lewis, tapi pada kenyataan statusnya tetaplah baby sitter Levi. "Ini Ralin. Dia yang biasa merawat Levi. Kamu bisa belajar dan tanya banyak hal ke dia."Jika dilihat dari dekat, Lewis memang sangat cocok berdampingan dengan Zaylin. Mereka setara dan saling melengkapi. Pantas jika Levi terlahir dengan paras yang tampan pula. Tidak ada jabat tangan diantara Ralin dan Zaylin karena wanita itu hanya tersenyum tipis ke arah Ralin lalu menghampiri Levi seraya membawa mainan kesukaan Levi. Puzzle. "Levi udah makan?" Tanya Zaylin.Kepala Levi mengangguk dan tangannya bergerak membuka pembungkus puzzle. Lalu ia menci

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Menelan Pil Pahit

    Lewis seperti enggan untuk bercerita namun Ralin tetap setia menatap pria itu. Menunggunya menjelaskan asal muasal perceraian mereka di masa lalu. Hingga menimbulkan pertentangan keras dari Ibunda dan Ayahnya Lewis. Karena setahu Ralin, kedua orang tua Lewis itu sangat baik, hangat, dan mengayomi anak-anaknya. Dan rasanya tidak mungkin mereka tiba-tiba membenci Zaylin tanpa ada sebab yang kuat. Kemudian Lewis mengulurkan kelingking kanannya lalu Ralin balas menautkan kelingkingnya."Janji. Jangan obral rahasia ini ke orang lain.""Iya."Lewis melepas tautan kelingking mereka dan menatap Ralin di keremangan lampu. "Aku dan Mas Luis bersahabat baik sama Zaylin. Bahkan waktu menempuh pendidikan ke Inggris, kami selalu bareng-bareng, Lin."Ralin memasang pendengarannya baik-baik. Jangan sampai satu kata pun tak terdengar jelas olehnya. "Pelan tapi pasti, aku jatuh hati padanya. Tapi Zaylin justru jatuh hati sama Mas Luis. Aku nggak bisa bilang apa-apa, kecuali merelakan mereka bersatu

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Mencabik - Cabik Hatinya Sendiri

    Ralin menurut kemudian duduk di ujung sofa tanpa mau menatap Lewis. Menurutnya corak lantai jauh lebih menarik dari pada menatap wajah Lewis. Di malam yang benar-benar hening itu ditemani lampu kamar yang temaram, Ralin menunggu Lewis membuka suara. Namun selama beberapa menit berlalu, pria itu masih tetap diam. Dan Ralin benci dengan suasana seperti ini. "Lin?"Akhirnya pria itu bersuara. "Ya?" ucapnya tanpa mau menatap Lewis. "Maaf."Kepala Ralin mengangguk pelan sembari menatap lantai.Satu hal yang membuat Ralin salut pada Lewis. Pria itu mau meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Tak peduli setinggi apapun status sosialnya. "Aku ... aku tahu aku salah. Maaf.""Iya."Memangnya apa yang bisa Ralin katakan selain memberi Lewis maaf?Lagi pula jika ia tidak memberi maaf, masalah ini akan terus berlaru-larut dan Ralin sendiri yang akan stres. "Aku kelewat batas, Lin. Aku nyesel udah maki-maki kamu kayak tadi."Ralin mengangguk dan kembali berkata ... "Iya, Den Mas."Mendengar j

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Jangan Teteskan Air Matamu

    “Beliau sudah pulang, Nyonya.”“Jangan panggil aku Nyonya, Vid! Yang pantas kamu panggil Nyonya itu Zaylin! Bukan aku!”Secara tidak sadar Ralin menunjukkan kekesalannya sekaligus ... kecemburuannya.“Maaf, Lin.”“Iya.”Kemudian David melirik tas yang Ralin bawa.“Kamu bawa apa?”“Pakaian ganti Den Mas sama Levi. Apa kamu malam juga ikut nginep disini?”“Nggak. Pak Lewis bilang kalau kamu udah datang, aku bisa pulang.”Ralin kemudian mendesah panjang nan lelah sambil bersedekap dan menyandarkan punggungnya di kursi.“Kenapa?”“Males aja.”“Lin?”“Apa?”“Kalau kamu nggak ada rasa ke Pak Lewis, kenapa mesti males ketemu beliau?”Deg!Ralin merutuki kebodohannya yang kentara sekali jika dirinya menyukai Lewis. Kecemburuannya yang tidak disembunyikan secara rapi akhirnya terbaca juga oleh David.Kemudian Ralin tertawa hambar untuk menutupi kebodohannya.“Ya ampun, Vid. Aku ini cukup sadar diri sama posisiku yang cuma jadi baby sitternya Levi. Nggak lebih. Kamu aja yang mikirnya kepanjangan

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Oh ... Manis Sekali

    David sudah pergi dari kamar rawat Levi sejak tiga jam yang lalu.Namun air mata Ralin masih merembes perlahan sembari memangku Levi. Tidak ada isakan yang keluar dari bibirnya meski hatinya hancur berkeping. Bagaimana tidak, benih cinta yang sempat tumbuh di hatinya untuk Lewis, kini harus dimusnahkan. Lewis telah menemukan wanita yang ia cintai dan sebentar lagi mungkin akan menjadi ibu untuk Levi. Ralin tidak mungkin terus menerus mempertahankan cinta yang tidak seharusnya. Dan disisa statusnya sebagai ibu tiri Levi, dia akan memenuhi hati putra tirinya itu dengan cinta dan kasih yang membuatnya ingat bahwa Ralin pernah ada menemani hari-harinya. Kemudian Levi yang tadi tertidur di atas pangkuan Ralin, bergerak pelan dengan mata mengantuk. Ralin buru-buru menghapus air matanya. "Hai jagoan, Ibu. Haus?"Kepala Levi mengangguk dengan menatap Ralin. Kemudian tangan Ralin mengambil air putih yang ada di nakas kamar rawat inap Levi dan meminumkannya. Dengan kondisi sakit seperti in

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Patah Dan Kalah

    Seperti biasanya, Lewis berangkat sangat pagi sekali.Padahal dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kalaupun ada meeting, dia hanya akan berangkat sangat pagi sesekali saja. Bukan berurutan terus menerus seperti ini. Lalu ia mengirim pesan untuk membawakan Levi baju ganti dan akan menjemputnya usai sekolah. Perilaku Levi tetap sama seperti hari kemarin.Berlarian kesana kemari dengan membawa sesuatu di tangannya tanpa kenal lelah. Menggumam tanpa arti bahkan sulit tidur jika tidak diberi obat. Jika Ralin berusaha memperbaiki keadaan Levi tapi tidak dengan Lewis yang membebaskan segalanya, ia bisa apa?Lewis juga sulit sekali ketika Ralin hendak mengajaknya berbicara tentang Levi. Hingga tiba pada satu malam, Levi pulang bersama Lewis. Bocah itu terlihat tidak bersemangat dan tidak aktif. Ketika Ralin akan mengajarinya kembali melahap menu sehat, bocah itu tertidur di lantai dengan mata sayu. Saat tangannnya meraih Levi, ada sesuatu yang tidak beres."Lev, kamu demam?"Tangannya

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Ada Orang Lain Di Sisimu

    "Nyonya, tolong. Lebih baik anda pulang dulu. Nanti setelah Pak Lewis sudah di rumah, anda bisa membicarakan hal ini dengan beliau.""Den Mas selalu pulang malam, Vid. Aku mau bicara dia udah ngantuk.""Saya akan memberitahu beliau tentang hal ini, Nyonya. Agar nanti malam beliau bisa meluangkan waktunya untuk berbicara dengan Nyonya."David tetap pada posisinya dengan menghalangi jalan Ralin. Kemudian Ralin menatap kembali kaca mobil Lewis yang benar-benar gelap. Hingga ia tidak bisa melihat secuil pun keberadaannya di dalam mobil. "Kalau aku nggak kamu bolehin nemui Den Mas, tolong suruh Den Mas keluar dari mobilnya biar kami bisa bicara." Ralin berusaha bernegosiasi karena tidak tenang melihat perilaku Levi yang terlalu aktif. "Baik, akan saya sampaikan. Tolong Nyonya tetap disini.""Oke."Tetap disini?Sebegitu privasinya hingga Ralin tidak diizinkan menemui Lewis.David berbalik menuju pintu mobil yang berada di sisi kanan. Ketika jendela pintu itu dibuka, Ralin yang berada di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status