Share

#Season 2 Part 21

Penulis: Hamira Irrier
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-02 07:28:54

Aku dikejutkan dengan kehadiran Teo dan Akila yang tengah menunggu di depan kantor. Aku pikir Teo akan menjemputku dulu lalu bersama-sama menjemput Akila. Bukan sebaliknya.

"Lets Go!" ujar Teo setelah membuka pintu mobil untukku.

Pada saat seperti ini aku tak bisa menyembunyikan rona bahagia. Sungguh apa yang dia lakukan untukku sangat istimewa. Gumaman kecil kuberikan sebagai bentuk rasa terima kasih.

"Mampir resto dulu gimana?" tanya Teo saat mobilnya meninggalkan area kantor.

Aku langsung menoleh ke belakang. "Gimana, Nak?"

"Akila pengennya gak makan berat."

"Camilan?" tanya Teo sambil melirik ke kaca dashboard tengah. Akila menggeleng. "Chocolate?" Akila mengangguk.

"Oke. Om punya tempat terenak untuk aneka coklat."

Mata Akila berbinar. Ia tampak senang keinginan kecilnya bisa diwujudkan. Teo nampak enteng saja melakukan hal itu.

Gelato Dish

Nama cafe yang kami kunjungi cukup unik. Sudah mencerminkan apa yang ditawarkan di sana. Kami melangkah masuk setelah sebelumnya melihat-li
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 22

    "Aku ke kamar Akila dulu. Bilang kalau mau mandi.""Oke. Aku tunggu di bathub."Dan seringai nakal dari Teo benar-benar tak bisa lepas dari pikiranku. Bahkan aku sampai melupakan pertanyaan inti tentang Akuntan Borneo. "Wo! Dipanggil dari tadi nggak denger!" seru Rini yang rupanya memanggilku."Ya, Mbak?" "Lo prik banget, sih. Ngelamunin apa?"Aku segera meraup wajah. Bagaimana mungkin aktivitasku dan Teo masih terekam di sini. Padahal sudah melewati malam dan pagi. Benar-benar berlebihan."Lagi nggak fokus.""Itu si Arun butuh tanda tangan Pak Arhab.""Terus, Mbak?" tanyaku polos. Menghadapi orang seperti Rini memang harus extra hati-hati."Ya kamu yang mintakan. Tugasmu itu.""Kenapa aku?""Masa aku? Jamannya sama Bu Hana juga kamu kan yang bolak balik. Lupa?" Rini dengan gaya sengaknya menyentakku. Lagi dan lagi.Akhirnya aku mengambil berkas yang diberikan Rini padaku. Kubawa ke ruang pimpinan."Ya, masuk!" seru Mas Arhab dari dalam. Meski berusaha tak gugup, nyatanya tetap suli

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 23

    Setelah pertemuan di cafe dengan Mama Ajeng, aku tidak bisa menyembunyikan perasaan resah. Beberapa hal yang Mama Ajeng sampaikan malah membuatku tertekan."Teo Pewaris utama, Amira. Kita tidak boleh mengabaikanya. Kamu akan senang saat dia naik jabatan nanti."Aku tidak tahu hal-hal yang terjadi di keluarga orang kaya. Aku juga tak mengerti jika kelangsungan perusahaan sangat dipengaruhi dengan keturunan."Raline anak perempuan. Maka yang akan memegang kekuasaan tertinggi itu Baja. Mama gak mau, Amira. Mama gak ikhlas. Meski Teo bukan anak kandung kami, Teo jauh lebih layak."Aku menggeleng. Kata-kata Mama Ajeng lebih baik tidak kupikirkan. Terlebih saat aku sedang berada di kantor. Kuayunkan langkah dengan terburu-buru karena sudah melewati jam istirahat."Dari mana?" Suara seseorang mencegahku."Ya?""Jam makan siang sudah lewat. Kamu dari mana saja?""Saya ada urusan.""Pantas dicari-cari ndak ada.""Anda nyari saya?""Baca grup WA."Seketika aku mengecek ponsel. "Pantas kamu gak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03
  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 24

    Sayup sayup kudengar derap langkah seseorang menaiki lantai dua. Tawa kecil beserta obrolan juga tak ketinggalan. Segera kuperbaiki posisi duduk. Tak lupa menyisir rambut dengan jari tangan untuk merapikan."Semoga deal, ya, Bos. Nanti kita bisa luaskan cabang yang di Bali.""Semoga Bu Cantika. Jadi saya bisa segera pindah dai Jakarta.""Mari ….""Loh!""Selamat Sore …. Apa saya mengganggu waktunya?" tanyaku begitu mendapati mereka santai di lantai dua."Sepertinya saya harus pulang lebih awal, Bos. Ada nyonya besar di sini.""Sepertinya, Bu. Akhirnya hari yang saya nanti-nanti tiba.""Selamat bersenang-senang, Bos. Untuk berkas penandatanganan hari ini, saya kirimkan salinannya saja.""Baik, Bu Cantika. Terima kasih banyak sudah menemani saya hari ini.""Sudah menjadi tugas saya." Perempuan dengan pakaian casual tapi tetap elegan itu tersenyum. Lalu ia melihat ke arahku. "Salam kenal Bu Amira. Saya Cantika, manajer restoran." Bu Cantika mengulurkan tangan."Amira," jawabku seraya men

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 25

    Setelah Ajiz datang, kami langsung bersiap menuju rumah sakit. Beberapa pesan terlebih dahulu kusampaikan pada Akila untuk mematuhi arahan Om dan Tantenya.“Nitip Akila, ya, San,” ujarku pada Santi—istri Ajiz.“Iya, Mbak. Aman sama kita.”“Kita cabut ya, Jiz,” imbuh Teo sambil menepuk lengan Ajiz.“Siap, Bro. Kasih kabar kalau ada apa-apa. Semoga Papa lo sehat segera.”“Thanks.”“Akila, ibu berangkat, ya,” ucapku sebelum meninggalkan Akila.“Iya, Ibu. Hati-hati,” kata Akila sambil mengajakku bersalaman.“Kami berangkat dulu,” pungkas Teo mengakhiri sesi pamitan.Di luar, Arga sudah menunggu dengan mobil kantor. Tadi sore kami memilih berkendara dengan sepeda motor, sehingga mobil Teo masih ada di cabang. Sedikit pun tak pernah terpikir akan ada kabar mendadak semacam ini.“Bisa ngebut nggak, Ga?” tanya Teo tampak khawatir. Dia sesekali menilik jam tangannya.“Saya usahakan, Bos.”“Ya, coba ya. Karena kami sudah ditunggu.”“Baik, Bos.”Setelahnya, Arga membawa mobil kantor dengan kecep

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 26

    "Saya Aditama, pemilik Aditama Group menyerahkan perusahaan Aditama Group kepada anak saya Teodorus Lim Aditama."Seketika semua terdiam. Tatapan mata semua orang tertuju pada suamiku. "Untuk rumah utama yang biasa kami tempati, saya berikan kepada istri saya Ajeng Kamaratih. Dan teruntuk putriku Raline Aditama, papa minta bantuanmu agar membanto Teo mengurus perusahaan papa di Belanda. Jika menurut adikmu Teo kamu sudah benar mengelolanya maka kamu berhak mendapatkan perusahaan itu." Pak Rama menjeda. Dia mengamati sejenak brankar pak Aditama. "Demikian surat wasiat ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan siapa pun. Saya harap wasiat ini bisa dipergunakan sebagaimana fungsinya. Tertanda Aditama."Raline yang sejak tadi sudah seperti menahan geram akhirnya menggeleng. Ia melayangkan protes melalui tatapan matanya. "Ini sangat tidak adil.""Benar, Pak Rama. Bagaimana bisa istri saya mendapatkan hanya perusahaan kecil semacam itu?" Mas Baja ikut beragumen."Yang tertulis

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 27

    Aku tak bisa langsung kembali ke rumah karena harus menemani Teo di kediaman Mama Ajeng. Akhirnya kuputuskan menghubungi Santi untuk membawakan baju ganti milikku dan mengantar Akila ke sini. "Punya kamu gak usah?" tanyaku setelah menelepon Santi."Gak usah. Masih banyak baju di situ," tunjuk Teo pada lemari besar di kamar ini. Setelah bergantian berjaga dengan Pak Rama, kami memutuskan untuk istirahat sejenak di kamar. Waktu sudah hampir pagi dan memang kami perlu memejamkan mata untuk persiapan pemakaman nanti. Penasaran dengan jawaban Teo, akhirnya kupastikan sendiri. Kubuka lemari baju yang cukup besar itu. Dan benar saja semua lengkap tak kurang suatu apa."Bukannya kamu udah lama gak tinggal di sini?" tanyaku yang lebih bergumam sendiri. Teo sudah mulai memejamkan matanya."Mama selalu minta aku buat pulang. Jadi, tiap tahun mama perbaharui isinya.""Oh," jawabku tak ingin lagi mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas.Akhirnya kuputuskan mengamati kamar dengan ukuran terbilan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 28

    PYARRRR!!!!Seseorang menabrakku dari samping dan menyebabkan nampan itu jatuh."Mbak Amira!" panggil seorang yang lain dari sisi belakangku."Aduh maaf, maaf. Saya gak sengaja," ujar seorang perempuan yang menabrakku."Iya, gak apa-apa," jawabku masih syok."Biar saya yang bereskan." Perempuan muda yang tadi berbicara di dapur sigap membantuku."Terima kasih.""Mbak Amira geser dulu aja. Takutnya ada pecahannya.""Iya, Mbak," jawabku masih belum benar-benar paham."Ada apa, Del?" tanya perempuan yang tadi berbicara di dapur juga."Pecah, Mbak.""Gelas sama tekonya?""Iya.""Aduh mampus mana itu favoritnya Non Raline. Tadi kamu ambil yang di kulkas?" "Iya, Mbak.""Ah edan kamu, Del. Siap-siap dipecat kita.""Siapa yang bakal mecat, Bi?" tanya perempuan yang tadi menabrakku.Seseorang yang dipanggil Bi oleh perempuan itu pun mendongak. "Ya Ampun, Non Gea. Ini beneran Non Gea?"Perempuan bernama Gea itu mengangguk sambil tersenyum ramah. "Bagaimana kabarnya, Bi?""Baik, saya baik. Non

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 29

    "Kamu jangan salah paham, ya. Gea tumbuh dan besar di belanda. Gayanya gaya barat," ucap Teo begitu kami sampai di kamar. Dia mulai melepas kancing kemejanya."Hmmm.""Aku hafal sifatmu, Ra. Kelihatan tuh di jidat kalau cembukur.""Cembukur?""Cemburu," bisiknya.Kemeja yang tadi Teo lepas aku terima dan kubawa ke keranjang baju. Aku malas menanggapi ucapannya soal cemburu."Mau asisten borneo, bu cantika, Gea, gak ngaruh kok," ucapku pada akhirnya."Oke. Kalau gitu aku mandi dulu. Tolong siapin bajuku."Aku mengangguk seraya membuka lemari besar yang isinya baju Teo semua. Gemericik air di kamar mandi bisa kudengar. Baru semalam di sini tapi rasanya sudah lama sekali.Kami kembali bergabung ke ruang utama setelah Teo selesai membersihkan diri. Dan di luar dugaanku, para pelayat yang tadi ada sudah pulang semua. Hanya tinggal Pak Rama, Ajiz, Santi, Akila dan Arga di ruang tengah."Sudah bubar semua, Pak?" tanya Teo pada Pak Rama. Ia ikut duduk di sofa panjang di ruangan itu."Sudah. B

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08

Bab terbaru

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 72

    Riuh tepuk tangan itu menjadi awal proses akuisisi BaRlie oleh Aditama Group. Tanpa negosiasi yang alot dan terjadi seperti cuma-cuma. Teo yang nampak kebingungan hanya bisa mengikuti arahan Pak Rama saat diminta maju ke depan mendampingi Bu Hana.“Ini pemilik sebenarnya Aditama Group. Pewaris tunggal Almarhum Pak Aditama. Meski dulu, Aditama Group dibangun bersama papa saya, nyatanya dialah yang menikmati hasilnya sampai hari ini. Awalnya saya malas dan ragu melepaskan semua ini bahkan saya ada niat jahat ingin merebutnya dari anak kecil ini. Tapi, ada satu orang yang membuat saya takjub sampai-sampai menghilangkan rasa benci saya pada keluarga Aditama. Dia adalah Amira, istri dari Pak Teo ini yang sekaligus adik saya saat kami bekerja di sebuah lembaga bimbingan belajar. Kegigihannya membuat saya tak sampai hati melukai orang-orang terdekatnya. Pak Teo, anda harus berterima kasih pada istri anda,” ujar Bu Hana pada Teo di atas panggung di depan semua orang. “Baik, Bu.”“Sekarang sud

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 71

    Ini pertama kalinya aku ke Bali bersama Teo. Meski Teo memiliki resto di sana dan kerap bolak balik Jakarta Bali aku tidak pernah ikut. Sebenarnya aku sedikit berat meninggalkan Akila dan Ibu tapi karena ibu mengizinkan dan tetap akan di Jakarta sampai aku pulang, akhirnya aku pun berangkat."Deg degan?" tanya Teo saat pesawat yang kami tumpangi mulai mengudara."Sedikit," jawabku sambil melirik ke arah jendela di mana aku bisa melihat ke bawah dan memang cukup menakutkan."Santai saja. Nanti juga nyaman kok," balas Teo sambil mengeratkan genggamannya. "Adek aman, kan?""Aman."Dan benar sekali perjalanan Jakarta Bali ini tidak terasa. Aku juga tidak tidur seperti saat melakukan perjalanan darat. Mungkin karena ini pertama kali jadi tidak nyaman untuk tidur di pesawat.Sesampainya di bandara kami disambut oleh manajer dari resto milik Teo. Memang selain datang untuk menghadiri undangan Bu Hanania, Teo berencana melakukan cekhing ke resto juga."Selamat siang, Pak dan Ibu. Selamat data

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 70

    Aku tidak mengerti mengapa Teo memintaku ikut ke Bali. Penjelasannya pun terasa tak masuk akal. Tapi, Teo bersikeras menyampaikan aku harus ikut."Tapi aku sedang hamil. Apa tidak masalah naik pesawat?""Kita konsul dulu sama Dokter Adara. Atau kamu WA tanya.""Tapi kenapa mendadak sekali? Kenapa harus lusa?""Ini penting, Ra. Sangat penting. Nanti aku jelaskan saat kita udah berangkat."Teo mulai menyiapkan koperku. Dia membuka lemari dan berusaha memilih baju-baju yang akan aku kenakan. Rasanya aneh sekali."Nah, itu sudah datang orangnya," kata Teo setelah mendengar seruan dari Mbak Dewi. "Biar tunggu di bawah, Mbak!" jawab Teo."Kamu manggil siapa emangnya?""Ayo kita turun dulu," ajak Teo seraya menarik tanganku. Aku pun pasrah karena aku sendiri tidak mengerti detail yang akan disampaikan Teo. Aku hanya berusaha percaya. Itu yang bisa kulakukan. Sesampainya di ruang tamu aku jelas terkejut melihat siapa yang duduk di sofa."Dokter," ucapku."Saya jadwalkan cek di rumah sekalian

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 69

    POV Teo"Kita harus berangkat sekarang jika tidak ingin terlambat, Pak.""Berangkat ke mana? Maksudnya apa, Pak Rama?" Aku masih belum terlalu paham dengan situasi yang baru saja dijelaskan Pak Rama. Bagaimana mungkin Raline menjual perusahaan sementara kondisinya seperti itu?Pak Rama pun menyodorkan beberapa file salinan dari apa saja yang sudah dikerjakan Baja dan Raline akhir-akhir ini. "Ini sebagian kecil, Pak. Sisanya saya ....""Sebentar. Ini benar, Pak?" tanya Arhab tiba-tiba yang mengenali nama pihak kedua dalam perjanjian itu."Benar, Pak Arhab. Ibu Hanania yang akan menjadi kunci dalam akuisisi ini.""Aku bilang apa. Dokter itu aku pernah meihatnya bersama Hana," terang Arhab padaku.Kini aku mengangguk setuju. Pasti ada sesuatu. "Kamu tau dia di mana, Hab?" "Bali, Pak. Bu Hana stay di bali selama ini," jawab Pak Rama seperti sudah memastikan semuanya."Kita berangkat hari ini. Cari tiket terdekat," ujarku yang langsung dijawab dengan anggukan Pak Rama.Tok! Tok! Tok!Ses

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 68

    POV TeoApa yang belum pernah kudapatkan di dunia ini? Segala macam kemewahan dan kenikmatan hidup bisa dibilang sudah pernah kurasakan. Akan tetapi, tidak ada yang semenggembirakan ini. Mendengar detak jantung makhluk kecil yang masih bersembunyi di rahim mamanya membuatku tak bisa berhenti merasakan euforia yang susah sekali untuk kujabarkan.Aku tidak salah mendengar. Kata Dokter Adara janin atau nanti akan disebut sebagai bayi milik kami sehat tanpa kurang suatu apa. Detak jantungnya normal, pertumbuhannya juga sesuai dengan usia kandungan mamanya. Bahkan tadi dia bergerak-gerak lincah seakan menyapa papa mamanya mengabarkan kalau dia baik-baik saja. Lucu sekali. Ini lebih mengharukan dibandingkan memenangkan tender manapun. Dan lihatlah aku, Teodorus Liem Aditama dalam kurun waktu kurang dari satu tahun akan menjadi seorang papa."Ibu dan kandungannya sehat. Semuanya normal dan berkembang sesuai usianya. Ini hasil print outnya ya," ujar Dokter Adara sambil menyerahkan hasil cetak

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 67

    Tamu tak diundang itu cukup mengejutkanku. Bagaimana bisa tanpa rasa sungkan dia datang seraya menyapa ibu dengan ramah."Apa-apaan? Kenapa bisa nyamper ke sini?" tanya Teo saat kami sudah bertiga di ruang tamu."Udah ketemu belum sama pemilik saham-saham itu?" Aku pun melirik sekilas ke arah mereka saat meletakkan minum yang dibuatkan Mbak Dewi. Walau awalnya enggan, karena ada ibu di rumah mana bisa kami menolak kedatangan mantan kepala desa itu."Aku bilang mau cuti sehari. Pak Rama aja paham. Lo enggak?" timpal Teo. Mereka nampak akrab tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya."Makasih, Mir," ujar Mas Arhab malah menanggapi sikapku dibanding pertanyaan Teo."Istri gue, Hab!""Iya paham."Aku menggeleng. Mereka berdua benar-benar aneh. Dari cara komunikasi hingga kedekatan mereka tampak lebih akrab."Nih aku bawa nama penting hari ini," ujar Arhab seraya menyodorkan layar ponselnya ke Teo.Aku yang duduk di sebelah Teo praktis bisa membaca dan melihat profil perempuan yang sed

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 part 66

    Aku bisa merasakan sentuhan itu. Seperti sesuatu yang telah lama kurindu. Rupanya saat aku menoleh, Teo ada di belakangku. Tangannya melingkar di perutku."Kamu udah pulang?" tanyaku meyakinkan.Teo mengangguk. Dia semakin mengeratkan pelukan. Pulang satu kata yang cukup jarang kami gunakan. Seharusnya sejak awal kami memang menjadikan rumah ini sebagai tempat pulang bukan tempat singgah pelepas lelah. Setelah berbalik, kuamati wajahnya yang tampak tak terawat. Seperti foto yang dikirimkan Mas Arhab, Teo tampak berantakan. Kubelai lembut pipinya, dan aku bisa merasakan kulitnya yang kasar."Maaf," ujarnya. Saat aku memandanginya penuh dia berujar maaf."Kenapa?""Maaf karena tak pernah memberimu kabar."Aku tersenyum kecil. Dari mana dia paham perihal kabar? Apa dia sudah menyadari sikapnya yang kadang keterlaluan? Aku pun mengangguk."Maaf sudah membuatku khawatir," imbuhnya. "Aku suami yang tidak tahu diri."Buru-buru aku menggeleng. Tentang suami yang tak tahu diri aku kurang setuj

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 65

    Pov TeoBerkas-berkas itu terus menumpuk bahkan setelah aku membaca dan menandatanganinya. Pak Rama bilang ini baru di kantor utama belum yang di cabang perusahaan. Banyak sekali pekerjaan rumah yang harus kubereskan dan sialnya si pelaku dari timbulnya masalah besar ini sudah pergi ke neraka. Sesuatu yang sangat amat tidak sesuai dengan harapanku. Seharusnya Baja tidak semudah itu meregang nyawa. Harusnya cecuruk itu membayar semua perbuatannya. Kini berkas-berkas ini serasa tak penting lagi karena aku tidak bisa menghukum pelakunya. Data-data yang kukumpulkan bersama Pak Rama pun menguap begitu saja. Baru aku akan meremas semua berkas ini saking kesalnya pintu kantor terbuka."Maaf, Pak. Ada tamu," ujar sekretaris yang berjaga di luar. Aku masih belum ingat siapa namanya."Saya bilang tidak mau menerima tamu hari ini. Kamu lupa?""Mohon maaf, Pak. Beliau memaksa dan katanya penting.""Lebih penting mana dengan perintah saya!" sentakku. Aku sedang tidak mau diganggu.Lalu muncul satu

  • Ditinggal Suami Dinikahi Bos   #Season 2 Part 64

    “Mama tidak mau ada kekacauan di Aditama group. Mama pengen Aditama group bisa langgeng sampai cucu-cucu mama.” Mata Mama Ajeng berkaca. Beliau memintaku untuk mendekat. “Nanti kalau papanya sudah tua, sudah waktunya istirahat, dia yang bakal gantiin papanya. Kamu sedang mengandung calon pewaris Aditama Group, Mir. Kamu harus kuat dan jangan sampai omongan orang di luar mempengaruhi kamu. Jangan sampai kamu sama Teo goyah. Janji sama Mama, ya.” Kali ini Mama Ajeng tampak bersungguh-sungguh.Aku tidak mungkin menggeleng dengan keadaan Mama Ajeng yang semakin hari semakin memburuk. Selepas kepergian Papa, mau tidak mau Mama Ajeng perlu mengurus banyak hal. Di saat Teo sempat tidak mau bergabung dengan keluarga dan perusahaan, pastilah Mama Ajeng memikirkannya sendirian.“Iya, Ma. Amira janji Amira bakal damping Teo terus.” Hanya itu yang bisa kuucapkan. Meski masih dibalut dengan banyak keraguan. Setidaknya di depan Mama Ajeng aku perlu menjadi istri yang tidak membebani keluarga suami

DMCA.com Protection Status