Share

Sakit Jiwa

Ayah tak main-main dengan ucapannya, sebab esoknya aku melihat berkas salinan berita acara dari pengadilan agama di atas meja. Demi putrinya Ayah menjelma dari lelaki lemah-lembut menjadi sangat tegas. Tentu saja, apalagi yang bisa diharapkan dari biduk rumah tangga yang pondasinya telah hancur. Aku membaca sekilas jadwal sidang pertama akan dilangsungkan satu bulan lagi. Aku menghela napas menghalau kenangan bersama Rafa yang mencoba mengusik benak. Aku tak mau lagi mengingat masa lalu, semua telah aku tinggalkan di belakang meski harus tertatih menambal setiap luka di dada.

"Kau jangan takut, Ayah akan menemanimu di sidang perceraianmu nanti."

Aku mengangguk pelan sambil meletakkan berita acara ke dalam map kembali. "Aku minta maaf mengecewakan Ayah, tapi Najwa sudah berusaha sebaik mungkin, tidak dikira Rafa tak bisa menahan lidahnya."

Ayah tersenyum, aku tahu dia mati-matian menahan nyeri di dada, karena rumah tangga putri satu-satunya kandas di depan matanya sendiri.

"Ayah yang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status