Share

37. Penjaga gerbang.

Author: Rinnaya
last update Last Updated: 2024-09-25 19:20:46

“Darel, kenapa bisa berserakan seperti ini?”

Renja meratapi kamar tidak beraturan, tersirat penekanan dalam pertanyaannya. Ia berdiri di ambang pintu, menjatuhkan keranjang sebab terkejut melewati kamar dengan pintu terbuka lebar.

“Aku mencari sesuatu,” aku Darel menarik sudut bibirnya miring.

Renja menyipit, bertanya-tanya kenapa malah Darel yang bersikap sinis? Pria itu duduk di birai ranjang, tangan bersedekap dada dengan segala keangkuhan yang tidak dapat dipahami. Dia sedang menunjukkan kekuasaannya? Renja yakin pria itu telah melihat gaun yang bukan milik Renja terjemur di halaman samping.

Darel tidak menunjukkan tanda-tanda bersalah, memang tidak ada gunanya berangan-angan tentang pria itu.

Perut Renja telah perih kelaparan, tenaganya telah banyak terkuras. “Aku akan panaskan lauknya dulu.” Renja berbalik badan, lauk tak tersentuh menjadi jawaban bahwa Darel belum makan. Mungkin alasannya makanan itu sudah dingin.

Nyala api kompor tidak sepanas suasana hati Renja, nyatany
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   38. Rahasia.

    Kinda si manusia dengan bakat kepekaan yang luar biasa, sejak masuk ke dalam rumah dia sibuk menoleh ke sana ke mari menilai semua benda yang terlihat. Ada banyak hal yang ingin ia ketahui, semenjak dicegat oleh satpam juga panggilan satpam itu pada Renja, ia yakin ada teki-teki yang harus dipecahkan. Satpam mengenal Renja, kenapa Renja tidak? Tidak mungkin saat itu Renja sedang bercanda, cara bicaranya tidak seperti itu. Kinda mengenal Renja sejak kecil, hidup berdampingan sebelum keluarga memutuskan pindah ke kota.Suara berisik Sera yang bercerita tidak cukup mengganggu Kinda dalam menelaah, sampai dia tidak sengaja bertemu tatapan tajam Darel duduk di kursi kayu membelakangi jendela terhadapnya. Kinda tersenyum, tapi Darel tidak menunjukkan tanda-tanda persahabatan. "Besok aku akan membawa teman-temanku ke sini!" Sera antusias, kegirangan sendiri membayangkan reaksi temannya nanti. Kinda melihat kernyitan halus di wajah Darel, pria itu bereaksi gelap setelah mendengar pernyataa

    Last Updated : 2024-09-26
  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   39. Membakar mood jelek.

    “Ada apa?” tanya Renja, sekali-kali ia melirik pintu yang menutup akses dengan tamu di luar. Perlakuan Darel terhadap tamu buruk, Renja tidak enak hati pada Kinda namun tidak dapat menyangkal fakta bahwa Darel diperlakukan buruk oleh keluarganya. “Aku ingin mengajakmu keluar. Jadi bisakah suruh mereka pulang?” Kenapa ada tamu baru mau mengajak keluar? Renja membaca niat Darel dengan sengat jelas. Melakukan hal itu untuk mengusir mereka. Ia hanya bisa menghela napas, apa yang bisa ia lakukan jika suaminya tidak menyukai keluarganya? Itu dapat dimaklumi. Juga ... tak dapat dipungkiri Renja senang dengan tawaran Darel. Ia hampir melompat kegirangan, berterima kasih pada bakat akting alaminya yang pandai mengendalikan ekspresi. “Baiklah, tapi aku akan berganti pakaian dulu agar terlihat lebih meyakinkan.” Renja keluar menahan raut bersalah di wajahnya, apa lagi tatapan Kinda pada langsung tertuju pada Renja seakan bertanya-tanya apa yang terjadi. Kinda mengernyit setelah pintu kamar

    Last Updated : 2024-09-27
  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   40. Cerita jenaka.

    Daun-daun kuning berjatuhan bagai hujan kala angin berdesir mengguncang pohon, sebagian jatuh di atas aliran sungai sehingga helaiannya juga menyentuh kaki wanita yang tengah duduk di atas batu menikmati dinginnya air. Seketika Renja mengambil satu daun yang menempel di kaki basahnya, mengabaikan daun di atas kepala. Ia menulis di daun menggunakan ranting mungil berserak di atas batu. “Bawa harapanku sampai ke ujung,” gumamnya, menghanyutkan kembali daun lantas tidak mengenalinya setelah bergabung dengan daun lainnya. “Memangnya apa yang kau tulis?” Dorie penasaran, berhenti menggosok baju memperhatikan wanita jenuh yang datang ke sungai hanya untuk duduk di atas batu. “Tidak akan aku beri tahu. Nanti enggak terkabul.”“Cuman mitos itu. Paling daunmu akan segera tenggelam sebelum sampai ke laut.”Dorie menutup mulutnya selepas itu, Renja menjadi tambah sendu dengan mata yang sayu memandang arah aliran sungai. “Apa yang kau tulis itu sesuatu yang berharga? Kalau begitu maafkan aku,

    Last Updated : 2024-09-30
  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   41. Titipan menantu.

    “Apa ini?” Liana menerima bingkisan dengan heran, tidak biasa Dika membawa sesuatu sebagai oleh-oleh setelah dia bermain-main di luar. Senyum tipis anaknya, terasa memiliki makna hangat sehingga ia tak sungkan memegang erat bingkisan tersebut. “Dari menantumu,” jawab Dika. Liana membelalak, usai itu menunduk dan mengangkat tangannya yang memegang sesuatu dari menantu. Ia hampir menangis, haru atau sedih menyatu menjadi tetesan air mata. “Da-dari menantuku?” ulangnya memastikan pendengaran. “Dia wanita yang sangat baik, aku yakin dia tidak akan terhasut kebencian Bang Darel terhadap Ibu. Tipe yang berusaha tidak memiliki musuh.”Segera menyeka air matanya, Liana lekas duduk ke sofa untuk melihat apa yang ada di dalam bingkisan tersebut. “Apa dia membuat kue ini sendiri?” Liana mendongak, saat itu Dika memilih ikut duduk di sofa, tak luput dari perhatian Liana yang penasaran. “Iya, dia pandai memasak dan sangat rajin. Renja Elta, menantu Ibu yang cantik.”Prang!“Renja Elta?!” Seora

    Last Updated : 2024-10-02
  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   42. Tamu tak diundang.

    Dia menyingkirkan pelan tangan yang melingkar berat di pinggangnya. Menurunkan kaki ke lantai, secara diam-diam melangkah sunyi menggapai handuk menutupi tubuh telanjang. Renja membuka laci berhati-hati, melirik ke belakang sebelum ia meraih bekas tempat jel aloe vera dengan gugup. Tidak mungkin bisa lega sebelum ia bisa menelan pil yang tersembunyi di dalamnya. Ini waktunya minum obat pencegah kehamilan, menyangka meminum tanpa sepengetahuan Darel bagian dari menghindari ketersinggungan. ‘Semoga tetap aman.’ Ia ingat banyak sekali sperma yang masuk ke dalam rahimnya tadi malam. Renja sempat khawatir. Selagi ia menenggak air, mata pria yang tadi tertutup kini mengintip bersama seringai kemenangan. Entah kenapa ini terlihat lucu, kegirangan yang menggelitiki hatinya. Ia menunggu momen ini hingga rela berpura-pura tidur semalaman untuk mengetahui kapan waktu Renja meminum pil sialan itu. Sontak kembali terpejam kala Renja menoleh panik. Wanita itu menatapnya, mungkin ia merasakan se

    Last Updated : 2024-10-04
  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   43. Kemiringan.

    "Mana kunci pintunya?" Celingak-celinguk melihat sekitar, mana tahu kunci tersebut jatuh ke lantai, biasanya tidak terlepas dari knop pintu. Setelitu apa pun Renja ia tidak dapat melihatnya. Sebab itu ia mengetuk pintu ruangan kerja Darel, pria itu keluar tidak butuh waktu lama, alisnya terangkat tanda bertanya. "Darel ada lihat kunci pintu?""Ada bersamaku.""Mana? Sini, aku mau keluar." "Mau ke mana?"Mata Renja berkedut, suara Darel memiliki tekanan seakan menyiratkan kekuasaan hakiki. Begitu sombong berwajah datar, menatap rendah pada istrinya yang pendek. Dia menunggu, memperhatikan bibir terbuka istrinya menelan kata-kata tertunda. Satu langkah mundur ke belakang, Renja mendongak mempertahankan keberaniannya setelah dibuat sedikit ciut oleh tekanan kecil dari Darel. "Ha-hanya membersihkan halaman." "Hanya sekitar halaman, ok. Jangan ke mana-mana tanpa memberi tahu aku." Meraih sebelah tangan Renja, Darel meletakkan kunci di telapak tangannya. Dia kembali masuk ruangan, men

    Last Updated : 2024-10-06
  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   44. Tahun baru.

    Rintik-rintik air menghantam atap menciptakan suasana dingin mengundang kantuk pada siapa saja yang sendiri serta luang. Menggenggam selimut tebal di dada, Renja tidak berani menurunkan kaki untuk melihat malam terakhir tahun ini. Rambutnya tergerai halus di atas bantal, mata tak kunjung tidur kendati berkedip sayu.Menit kemudian suara kembang api menembak dan bermekaran di angkasa gelap gulita ditangkap oleh indra pendengarannya. Meski gerimis orang desa di luar gerbang merayakan malam ini dengan gembira. Apa cuman Renja yang tidak pernah tahu rasanya kemeriahan malam tahun baru? Selalu saja menjadi pendengar di atas tempat tidur seorang diri. Bibirnya menukik tipis teringat Darel, pria itu pasti sibuk bekerja bercucuran keringat dingin. Mungkin malam tahun baru Renja masih lebih baik dari pria itu, merasakan kehangatan dalam selimut dari pada diserang dingin di luar sana. ‘Aku harap dia tidak kedinginan. Semoga tahun ini menjadi bagian moment indah dalam hidup kita,” gumam Renja

    Last Updated : 2024-10-08
  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   45. Kebohongan lebih banyak.

    Dia kecewa namun ia enggan menyuarakan. Menatap jaket di tangannya, kelembapan membuat ia tak nyaman. Jika tidak segera dicuci akan mengeluarkan bau apek. Yang benar saja Yona mengembalikan barang dari orang yang ditaksir seperti ini? Paling tidak dicuci, jelas mereka ditemani rintik hujan tadi malam. Hanya satu jaket saja, Renja mencucinya melalui keran wastafel. Seiring tangannya bergerak, rambut panjang menjuntai ke bawah hampir merendam ujungnya sebelum Renja mengangkat kepalanya. Bagaimana ini? Tangannya sudah dipenuhi oleh sabun. Baru akan mencuci tangan, rambutnya digenggam ke belakang oleh sosok yang mulai terasa kehadirannya. “Biar aku saja yang ikat,” tutur Darel, ia menggunakan pita putih entah bekas apa tersangkut di paku dinding. Kini leher Renja bersih dari untaian tipis surai hitam, namun bercak-bercak di lehernya tidak tersamarkan. “Apa tadi malam aku sangat kasar?” Ah, dia merasa tidak wajar dengan kismark bertebaran di mana-mana, itu tidak bagus menurut dokter.

    Last Updated : 2024-10-10

Latest chapter

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   67. Takdirku.

    Para pembantu mengemasi barang dari lemari ke koper. Sementara dia wanita duduk di birai ranjang dengan perasaan yang berbeda. “Kenapa tidak menunggu lahiran saja baru pulang, Nak?” Berat Liana melepaskan menantunya yang telah menemani selama enam bulan di sini. Ia lihat senyuman Renja tampak tak sabar meninggalkan rumahnya, membuat ia bertanya-tanya tentang kenyamanan menantu di rumah mertua seburuk apa? “Aku merindukan rumahku, Bu. Lagipula di sana Darel bisa istirahat sepenuhnya dari pada mengurus pekerjaan yang tiada habis. Kasihan, dia baru saja sembuh.” “Ibu mengerti, tapi ... Apa tidak masalah Darel meninggalkan kantor sekarang? Bagaimana kalau ....” Liana tidak melanjutkan perkiraan buruk, ia yakin Renja mengerti apa maksudnya. “Darel bilang dia meletakkan Bapak duduk di kursi CEO, tentu bergerak sesuai perintah Darel. Pemilik bisa melakukan hal itu, menggerakkan orang untuk mencari uang menggunakan uang. Aku pernah dengar kata-kata itu.” Renja sudah terbiasa dengan

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   66. Hasil enam bulan.

    Kurang dari seminggu, berita ahli waris sebenarnya dari perusahaan di ujung tanduk kebangkrutan mengambil kembali posisinya menyebar dan menarik perhatian. Berbagai macam spekulasi dari internet, rata-rata mempertanyakan apakah pewaris asli akan berhasil mendirikan kembali kejayaan yang dibangun kakek dan ayahnya? Ya, itu pertanyaan yang patut dipertanyakan. Darel tidak memedulikan nasihat dari sesama pebisnis, mereka mengutarakan pendapat dari dampak kerugian besar jika Darel terus melanjutkan hal yang seharusnya tidak dapat diperbaiki lagi. “Kami menghormati Anda, tapi kami tidak bisa bertaruh pada hasil yang tidak terlihat sama sekali.” Ini sekian kalinya Darel ditolak oleh investor incarannya. Mungkin bapak itu akan dengan senang hati bekerja sama dengan bisnis Darel yang lain, namun tidak dengan perusahaan kritis ini. Darel permisi keluar dari ruangan, dia keluar dari perusahaan tersebut tanpa menggenggam hasil. Meski begitu, tidak ada raut kecewa sama sekali di wajah Da

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   65. Ambisi.

    Kepala Renja mendongak tinggi, berusaha melihat sebuah bangunan mewah yang sayangnya tak dapat dicapai matanya sampai ke puncak. Kekaguman terpancar jelas dari netranya, terpaku di samping mobil dalam halaman luas tertata strategis. Saat Darel keluar dari mobil, pria itu merangkul pinggangnya, membawa Renja masuk tanpa memberikan penjelasan ini rumah siapa. “Ini rumah siapa?” tanya Renja menghentikan langkah, tangan Darel hampir terlepas dari panggangnya sebelum pria itu ikut berhenti. “Mertuamu,” jawab Darel dalam sekali helaan napas berat. Wajah Renja seketika pucat, memegang kepala dengan kedua tangan, frustrasi. Kenapa Darel tidak bilang sejak tadi? Dia tidak membawa apa pun sebagai hadiah. Bagaimana tanggapan mertuanya nanti? Terlebih ini kali pertama mereka akan bertemu. Mata Renja menilik cepat, membara kesal. “Bagaimana aku bisa masuk tanpa membawa apa pun?! Darel kau benar-benar—” Telunjuk Darel mendarat di bibir Renja, membungkuk, wajahnya begitu dekat sampai

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   64. Berbuah manis.

    [Nah, kan, benaran hamil. Selamat, Renja.] ~Dorie.Renja tersipu setelah pesannya dibalas oleh Dorie. Setelah semuanya jelas, kebahagiaan Renja sulit digambarkan. Tidak menggunakan prasangka untuk menilai, berakhir salah paham yang membuat dia hampir melakukan tindakan konyol seperti menyembunyikan kehamilan. Memang Renja harus menekankan diri untuk komunikasi, berhenti menebak-nebak seperti dia hidup sendiri saja. Kabar ini harus diberitahukan ke keluarga. Renja menggeser layar ponsel, mencari nomor kontak mamanya. Kemudian jarinya berhenti, ponsel tersebut terlepas dari genggamannya. "Astaga bagaimana aku bisa lupa?! Bapak!" pekik Renja, memegang kepala sendiri menggunakan kedua tangan. Mabuk berkelanjutan usai turun dari penerbangan, menjadi penyebab Renja sibuk memikirkan kondisi dirinya sendiri. Pun Darel tidak menyebutkan hal itu juga, selain ikut berpikir tentang sakit Renja yang sering mual kala lapar sedikit saja. Kaki Renja turun dari Ranjang, berlari kecil keluar dari

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   63. Hasilnya.

    Menjengkelkan, hari masih gelap di luar sana, dan Renja terbangun oleh gejolak di perutnya. Wanita itu melarikan diri ke wastafel, memuntahkan makanan yang ia santap semalam. Seluruh tubuh lemas, pandangan berkunang-kunang, sehingga ia harus mencengkeram erat pinggiran wastafel. Usai itu Renja tersandar di dinding, kian merosot ke bawah sampai ia terduduk di lantai. Ranja melipat tangan di perut, meringis oleh rasa sakitnya. Terpikir olehnya untuk lekas meminum obat Magh, namun bayangan Dorie muncul begitu saja. "Kau yakin itu Magh? Bisa saja kau hamil.""Ini Testpack, kau ambil." Dia menyerahkan tiga sekaligus. "Pastikan semuanya, dan beritahu aku hasilnya nanti."Benarkah hamil? Jadi bagaiamana dengan obat yang diminum Renja? Lenguhan berat lolos, bersama tangannya yang bergerak mencengkeram surainya sendiri. Denyutan pusing semakin keras, kepalanya seakan mau pecah. Tidak bisa, ia harus mengisi perutnya dengan sesuatu, sepertinya itu cara yang paling ampuh. Bersusah payah ia ban

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   62. Magh mencurigakan.

    Sudah lebih dari seminggu liburan bersama ini, beberapa kali kapal singgah di berbagai negara berbeda, dan mereka hanya turun sebentar saja setidaknya ke toko terdekat—hanya sebatas waktu kapal berlabuh. Liburan yang menyenangkan, tidak ada penyesalan sama sekali meski ada beberapa tragedi mendebarkan. Dipikir-pikir sepertinya itu merupakan pengalaman yang berkesan, akan selalu teringat sampai kapan pun. Waktunya mereka kembali pulang, naik pesawat untuk sampai ke negara asal. Seperti waktu mereka berangkat, Renja mabuk penerbangan. Lemas, beberapa kali muntah. Darel terpaksa memberinya obat tidur, atau Renja menderita sepanjang penerbangan. "Ada apa dengan Nyonya, Pak?" tanya Malen, mengambil alih koper dari tangan majikannya setelah ia melihat keberadaan mereka di bandara—bertugas menjemput Darel. Renja terkulai lemas dalam gendongan layaknya anak kecil dalam pelukan ayahnya. Mata tertutup, wajah teramat pucat. Malen mengkhawatirkannya. "Mabuk penerbangan," jawab Darel. Kemudi

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   60. Hari cerah.

    Wanita gaun biru muda di sana sangat cantik; menggunakan topi baret putih, rambut tergerai di tiup angin, lalu heels putih berenda mutiara mini melingkar di kaki rampingnya. Dia memegang pembatas besi, bercakap-cakap menghadap laut bersama satu teman wanita yang manis menggunakan rok kuning kecoklatan, dipadukan baju kuning pisang tanpa lengan. Liana diterpa kehangatan yang mampu mencairkan kristal es di hatinya. Senyumnya terbentuk tulus, tatapan terpaku pada menantunya. Bolehkah ia menyapa? Ia ingin mengobrol dengan Renja meski sebentar. Kemudian dia melirik pria yang berbaring santai di kursi, berkaca mata hitam menghadap langit biru, membiarkan matahari pagi membakar kulitnya. Dia berjarak beberapa meter dari Renja, namun bukan berarti tidak mengawasi. Liana mendesah berat, Darel tidak mungkin senang dengan keberadaannya. "Ibu menatap kakak ipar terus. Jangan sampai punggung kakak ipar jadi bolong sebab tatapanmu, Bu," singgung Dika. Dia memakai topi dan kaca mata hitam, dudu

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   59. Kapal pesiar.

    “Uh, sekarang kopermu jadi berat!” Renja menoleh ke belakang mendengar rintihan Dorie, bertanya-tanya sejak kapan wanita itu mengambil alih kopernya. Ia melirik Darel, pria itu mengangkat bahu. “Dorie, apa yang kamu lakukan?”“Aku akan membantu membawa koper, biar Darel menggendongmu. Kau masih pucat, masih sakit, kan?” ucap Dorie. Mereka terdiam di tempat memperhatikan wanita yang sibuk sendiri itu. Angin laut menyibak masing-masing pakaian serta rambut, berdiri lebih lama lagi di pelabuhan ini, Renja rasa ia akan terbawa angin. Lantas Renja melirik Zainal, pria itu diam-diam menikmati usaha istrinya. Mereka suami istri memang cocok. “Aku baik-baik saja, Dorie. Mungkin ini efek bergadang, aku tidak tidur semalaman.”Dorie sontak mendongak, melepaskan koper, berjalan cepat sehingga jaraknya hanya satu jengkal dari Renja. Telunjuknya naik satu. “Jangan bilang kau akan tidur lagi setelah naik kapal! Ayolah, Renja, apa liburan ini hanya diisi dengan tidur siangmu.”Renja menggenggam

  • Disangka Montir, Ternyata Suamiku Tajir Melintir   58. Singapore.

    Ini baru pertama kali Renja naik pesawat, gugup dan takut. Tangannya dingin, ia menggenggam tangan Darel erat saat pesawat lepas landas terdapat guncangan tak terhindarkan. Darel sabar menenangkannya, berempati pada Renja yang mengalami pusing sepanjang penerbangan hingga pendaratan. Darel harus menggendongnya saat mereka turun, sebab wajah Renja begitu pucat tanda ia tidak berdaya. “Apa Renja baik-baik saja?” Dorie ikut khawatir, ia menyaksikan sendiri bagaimana Darel merawat istrinya tadi. “Dia akan baik-baik saja setelah bangun tidur,” jawab Darel, sembari ia mengelus punggung Renja yang digendong menghadap depan seperti anak kecil dengan menggunakan satu tangan saja—tubuh kecil Renja memudahkan Darel—sementara tangan lainnya memegang sebuah koper. Zainal, suaminya Dorie, memperhatikan bagaimana repotnya Darel. Ia takjub akan kasih sayang pria itu terhadap istrinya. Sudah sering ia berpapasan saat melewati rumah Darel, namun baru kali ini melihatnya begitu dekat. “Koper kalian

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status