Share

Canggung

Penulis: Chocoo Crunch
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-21 23:59:13

"Maaf, Kak. Kaki aku lemas sekali." Ucap Ayana dengan pandangan yang tidak nyaman karena dengan tidak sengaja telah menindih tubuh Zidan.

Deg!

Hati Zidan menjadi melayang seketika, ketika tubuh Ayana berada dalam pelukannya secara tidak sengaja.

Membuat iman seorang Zidan menjadi goyah.

Zidan yang mendapatkan tubuh Ayana telah berada di atasnya. Kemudian dengan terpaksa menyentuh lengan Ayana dan membantu Ayana untuk bangun dari posisinya.

"Za, kamu kenapa?" Tanya Zidan kepada Ayana.

Ayana hanya meringis saja karena semua ini adalah kesalahannya yang berawal dengan ketidaksengajaan.

"Aku lapar, Kak. Ingin mengambil cemilan niatnya. Eh aku malah sempoyongan dan terjatuh ke tubuh, Kak Zid." Jelas Ayana dengan nada pelannya.

"Untung kamu jatuh ke tubuhku, coba kalau jatuh ke lantai. Pasti tubuh kamu semakin sakit." Jawab Zidan yang berjalan memapah tubuh Ayana.

"Hehe iya maaf, Kak."

"Kenapa kamu tidak membangunkan aku saja?" Tanya Zidan sambil membantu Ayana untuk naik kembali ke atas ranjang.

"Aku takut. Sepertinya Kak Zid sedang lelah sekali. Maka dari itu aku berniat mengambil sendiri cemilannya." Jelas Ayana pada Zidan.

Zidan pun langsung duduk di tepi ranjang.

"Za, kamu tidak perlu takut denganku. Anggap saja aku ini kakak kamu. Anggap aku seperti Zidan yang dulu. Aku masih sama kok dengan yang dulu, tidak ada perubahan. Aku bersedia menjaga dan melindungi kamu, walaupun kamu sudah menjadi milik adikku." Ungkap Zidan dengan hati berlapang dada.

Ayana mengangguk pelan.

"Jadi sekarang ingin melanjutkan makan cemilan atau bagaimana ini?" Tanya Zidan untuk memastikan.

Ayana tersenyum lalu terkekeh. Membuat seluruh deretan gigi putihnya tampak terlihat indah dan jelas.

Zidan yang berada di hadapan nya semakin terpesona oleh kecantikan paras Ayana.

"Ingin cemilan, Kak Zid. Aku lapar!" Ucap Ayana.

Zidan langsung mengambilkan beberapa cemilan dan buah untuk Ayana.

"Ingin disuapi atau makan sendiri?" Tanya Zidan dengan cemilan yang sudah berada di genggamannya.

"Makan sendiri saja, Kak."

"Baiklah." Zidan menyodorkan cemilan yang telah ia buka kemasannya pada Ayana.

***

"Selamat pagi, dengan suami Ibu Ayana ya?" Tanya salah seorang perawat yang datang menemui Zidan dan Ayana.

Ayana dan Zidan langsung saling pandang.

"Iya dengan saya sendiri." Jawab Zidan dan melirik ke arah Ayana.

"Menurut pengecekan, bahwa Ibu Ayana hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah ya, Pak. Kemungkinan nanti sore sudah diperkenankan untuk pulang." Sang perawat menyampaikan bahwa Ayana sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah.

"Alhamdulillah, terima kasih sus atas informasinya." Sahut Zidan.

"Baik, Pak. Terima kasih kembali." Jawab Perawat yang segera berlalu dari pandangan nya.

"Maaf ya Za, aku mengaku menjadi suamimu lagi. Hehehe." Ucap Zidan pada Ayana.

"Iya, Kak Zid. Tidak apa-apa. Alhamdulillah hari ini aku sudah boleh pulang." Ayana tampak bahagia karena dirinya akan segera kembali pulang ke rumah.

"Aku kabari Ibu dulu ya, Za." Zidan meraih ponselnya yang berada di saku celananya, ia berjalan keluar ruangan.

Terlihat Ayana sedang memperhatikan Zidan. Begitu baiknya Zidan terhadap Ayana. Bahkan hingga saat ini pun ia masih bersedia membantu Ayana.

***

"Alhamdulillah, Nak. Akhirnya kamu sudah sampai kembali ke rumah. Besok Fahmi pulang Ayana. Hari ini kamu fokus istirahat saja ya. Supaya ketika nanti Fahmi pulang kamu sudah sehat kembali." Perintah Bu Fatimah pada Ayana.

"Baik, Ibu." Jawab Ayana singkat.

"Zidan tolong antar Ayana ke kamar nya ya. Takut Ayana belum kuat jika berjalan sendiri." Perintah Bu Fatimah pada Zidan yang baru saja memasuki pintu utama.

"Tidak apa-apa, Bu. Aku bisa sendiri kok." Sahut Ayana.

"Jangan nak, kamu baru saja pulih. Ditakutkan kamu masih lemas." Jawab Bu Fatimah.

Ayana hanya mengangguk.

Zidan langsung berjalan disebelah Ayana untuk mengimbanginya.

Bu Fatimah segera menuju ke dapur dan mempersiapkan untuk makan malam bersama dengan Zidan dan Ayana.

Dalam rumah tersebut hanya ada Bu Fatimah, Ayana dan Zidan saja.

"Bisa naik tangganya, Za?" Zidan bertanya kepada Ayana.

"InsyaAllah bisa, Kak Zid." Jawab Ayana dengan pasti.

Ayana menaiki anak tangga dengan sangat pelan. Zidan turut mengimbangi dan menjaganya.

Sampai di tengah-tengah terasa kaki Ayana begitu melemah.

Dan akhirnya..

"Kak Zid...!!!!" Ucap Ayana kepada Zidan.

Dengan sigap Zidan segera menangkap tubuh Ayana.

"Masih lemas ya?" Tanya Zidan kepada Ayana.

"Ternyata masih, Kak Zid." Ayana mengangguk pelan.

Tanpa pikir panjang dan tanpa bertanya, Zidan langsung membopong tubuh Ayana.

Dan melangkahkan tungkainya menuju kamar Ayana.

Ayana langsung merangkulkan kedua tangannya pada tengkuk Zidan. Matanya terus menatap Zidan.

"Jangan melihat aku seperti itu, Za. Nanti kamu naksir aku jadi repot urusannya." Ucap Zidan dengan Pe-De nya.

Ayana langsung menundukkan pandangannya. Dan tidak berani menatap Zidan kembali.

Keduanya tampak canggung.

Sampai di kamar Ayana, ketika Zidan akan membaringkan tubuh Ayana.

Dengan sialnya, kaki Zidan tersandung karpet lalu mengakibatkan Zidan terhuyung dan jatuh menindih tubuh Ayana.

Deg!

Bahkan sangat tidak terduga, wajah keduanya hampir menempel.

Keduanya mematung dan terkejut. Mata Zidan dan Mata Ayana saling berbicara satu sama lain.

Jantung keduanya pun berdebar kencang. Sangat dapat dirasakan.

Zidan dan Ayana bertahan pada posisi ini cukup lama kurang lebih hampir melewati satu menit.

Ayana pun tersadar, ia segera mendorong tubuh Zidan.

"Maaf, Kak Zid." Ucap Ayana kepada Zidan. Ia segera bangun dari posisi saat terjatuh tadi.

"Tidak,Za. Maaf aku yang salah. Maaf ya, Za. Aku tidak sengaja tersandung." Zidan pun bangun dan segera berdiri.

Keduanya menjadi semakin canggung.

Zidan segera berjalan keluar dari kamar Ayana, dan segera menutup pintu kamar.

Ia berjalan dengan langkah cepat menuju kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya dengan rapat.

"Ya Allah, hamba mohon maaf. Kenapa harus tersandung seperti itu? Aku jadi tidak enak terhadap Zaza, arrggghhhh. Pasti dengan kejadian ini, akan membuat aku dan dia semakin canggung." Gumam Zidan panik berjalan kesana dan kemari.

Ia memutar kembali kejadian ketika tubuhnya jatuh menindih tubuh Ayana bahkan wajah keduanya hampir saja menempel.

Kalau saja memang benar menempel, entah akan menjadi apa keduanya.

Jantungnya kembali berdebar.

Tampak Zidan tersenyum sendiri layaknya orang sedang jatuh cinta.

"Andai kamu milikku, Za. Sudah langsung aku eksekusi kamu tadi, Za. Ya Allah. Mengapa aku tidak berjodoh dengannya? Aku sangat mencintai dirinya." Gumam Zidan kembali.

Ingatannya begitu jelas ketika dirinya masih dalam lingkungan pesantren yang bermain dengan Ayana kecil.

Ayana gadis kecil yang manis, membuat Zidan jatuh hati.

Dikamar Ayana, ia pun masih meratapi kejadian ketika dirinya tertindih oleh tubuh Zidan.

"Ya Allah, mengapa ada kejadian seperti tadi?Aku malu." Gumam Ayana menutup wajahnya.

Ia mengingat kembali kejadian memalukan tadi.

Ayana menyentuh dadanya yang terasa sangat berdebar-debar kencang.

"Mengapa jantungku berdebar kencang sekali?Ada apa ini?"

Bab terkait

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Terjadilah Sudah

    Hujan begitu deras malam ini. Suasana malam terasa dingin dan sepi. Hanya ada suara petir yang saling sahut menyahut.Ayana terbangun dari tidur lelapnya. Tenggorokan nya pun terasa sangat kering.Ayana beranjak dari tempat tidurnya dan segera melangkahkan tungkainya keluar kamar untuk segera berjalan menuju dapur yang berada di lantai bawah.Kondisi tubuhnya sudah terasa sehat, namun masih ada rasa lemas sedikit pada bagian tungkai kakinya.Ia berjalan menyusuri dinding kamar luar. Dan melewati kamar Zidan yang sedikit terbuka.Ia mendengar suara Zidan melantunkan ayat suci, namun Ia berusaha untuk tidak mengintip ke arah kamar Zidan. Karena dirasa cukup tidak sopan dan tidak baik jika melihat ke dalam kamar tanpa seizin pemilik Kamar.Ayana berjalan perlahan menuruni anak tangga. Sebagian lampu beberapa ruangan sudah di padamkan oleh Bu Fatimah.Dengan langkah perlahan akhirnya Ayana sampailah di dapur dan mengambil segelas air minum untuk melepaskan keringnya tenggorokan.Zidan yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Kembali

    "Karena sebenarnya... Aku menyayangimu, Kak." Akhirnya Ayana memberikan sebuah pengakuan kepada Zidan.Sungguh menjadi sebuah tamparan halus untuk Zidan, ketika mendapati seseorang yang sangat ia sayangi dan ia cintai mengakui akan perasaan yang sama.Bagaimana kah ini? sedangkan disatu sisi Ayana sudah menjadi milik orang lain, bahkan adiknya sendiri.Zidan merasa bersalah atas perasaannya selama ini. Mengapa ia tidak melamar Ayana dengan segera ketika dirinya sudah kembali ke Indonesia saat sudah menyelesaikan studynya dari Kairo."Benarkah, Za? Aku tidak salah mendengarnya?" Zidan tampak tidak mempercayai akan hal tersebut.Ayana mengangguk. Lalu ia segera beranjak dan berlalu meninggalkan Zidan yang masih menyalahkan diri atas perasaan Zidan.Ayana berlari meninggalkan Zidan. Dengan hati yang begitu sakit, dada yang terasa sesak.Ayana melemparkan tubuhnya diatas ranjang dan menangislah sejadi-jadinya."Yaa Allah, Yaa Robbi.. Maafkan aku telah melakukan kesalahan pada hari ini. Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Ditinggal Tugas

    "Sayang, terima kasih sudah bersedia menjadi Isteriku, aku sayang kamu." Kecup Fahmi pada dahi Ayana."Sama-sama, Mas." Ayana menyahuti."Dek, mau kah bulan madu?" tanya Fahmi yang masih mengusap-usap pucuk kepala Ayana."Kemana, Mas?" tanya Ayana."Kamu mau nya kemana, Sayang?" tanya balik Fahmi pada Ayana."Aku ikut saja, Mas. Kemanapun kamu mengajak." jawab Ayana."Hmm, kemana ya enaknya? bagaimana kalau kita umroh?" tanya Fahmi.Ayana terbelalak. Seketika matanya membulat besar. Impian yang selama ini ingin Ayana wujudkan kini ditawarkan langsung oleh suaminya sendiri."Yang benar, Mas? Mas serius? tidak berbohong?" Ayana sangat bahagia mendengar kabar bahwa dirinya akan diajak Umroh."Iya, Sayang. Kalau kamu mau, Mas bisa langsung daftar dan siapkan segala sesuatunya." Ucap Fahmi.Ayana mengangguk dengan cepat. Lalu ia langsung memeluk erat tubuh suaminya itu.Fahmi langsung menerima pelukan dari Ayana.***"Bu, aku berencana untuk membuat sebuah Pondok Pesantren tidak jauh dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Mulai Terbiasa

    "Baik, Kak Zid. Aku akan turun." Ayana segera merapihkan apa yang sedang menjadi aktivitasnya kala itu.Dengan bergerak cepat, Ayana sedikit berlari menuruni anak tangga, karena ia tidak ingin membuat Ibu Mertuanya terlalu lama menunggunya.Sesampainya dilantai bawah, Ia melihat Zidan telah bersama dengan Bu Fatimah sedang berada dimeja makan."Ayana, mengapa kamu turunnya lama sekali, Nak? Apakah ada yang sedang kamu kerjakan?" Tanya Bu Fatimah yang telah duduk manis didepan meja makan.Ayana berjalan mendekati meja makan, dan ia segera duduk disamping Bu Fatimah."Maafkan Ayana, Bu. Ayana belum merasa lapar. Jadi, Ayana pikir nanti-nanti saja Ayana sarapannya." Jawab Ayanan dengan menunduk, ia takut membuat kecewa sang Ibu Mertua.Bu Fatimah menghela napas panjangnya."Ayana, sarapan itu tidak harus menunggu lapar. Isilah perut sedikit saja walau hanya beberapa suap atau bahkan segigit roti saja. Supaya perut kita tetap aman dari penyakit lambung." Jelas Bu Fatimah dengan mengusap l

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Sah!

    "Saya terima nikah dan kawinnya Ayana Zahira Binti almarhum Ahmad Husein dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai!""Bagaimana para saksi?" Tanya salah seorang pendamping penghulu."Sah." Sahut para saksi yang menghadiri pernikahan kedua mempelai yang baru saja resmi menjadi sepasang suami isteri."Sah, alhamdulillah barakallah." Disusullah sahutan Bapak Penghulu.Tampak raut wajah pemuda tampan bernama Zulfahmi begitu sangat bahagia dengan hati yang lega atas resminya ia menjadi seorang suami bagi gadis yang bernama Ayana.Ayana Zahira resmi menjadi Isteri Zulfahmi.Ia adalah gadis lulusan pada salah satu Pondok Pesantren terbaik diwilayah barat pulau Jawa.Berawal bertemu dengan suaminya ketika Zulfahmi mengantarkan kakaknya yang bernama Zaidan saat berkunjung untuk mengunjungi Guru Zaidan di Pondok Pesantren tersebut.Ketika Zaidan sedang menemui tuan guru, Zulfahmi meminta izin kepada Zaidan untuk berkeliling melihat suasana disekitar Pondok Pesantren.Namun ketika Zulfahmi be

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Pulang Kerumah

    "Ayana." Panggil Fatimah dengan lembut pada menantu barunya. Fatimah adalah Ibunda dari Zulfahmi dan Zidan."Iya, Ibu." Ayana menyahuti dengan nada lirih nan lembut."Kamu tidak apa kan nak jika tinggal bersama kami? Nanti kalau Fahmi sudah memiliki rumah kamu bisa tinggal berdua dengan suamimu." Ucap sang Ibu Fatimah yang sedang mengusap pundak Ayana dengan halus."Baik Ibu, tidak apa-apa. Kemanapun Mas Fahmi tinggal, aku telah bersedia untuk menemaninya." Jawab Ayana dengan pandangan teduh dan anggunnya.Ayana tampak manis dan sangat elegan dengan riasan tipisnya."Alhamdulillah, terima kasih ya nak Ayana. Hatimu cantik seperti parasmu sayang." Tangan Fatimah mengusap lembut pipi Ayana.Ayana menggenggam erat jemari Fatimah. Ia dapat merasakan kehangatan seorang Ibu. Mengingat Ibu Ayana yang telah pergi ke surga lebih dahulu.Fatimah memeluk menantu barunya, dan sesekali Fatimah mengecup pucuk kepala milik Ayana."Assalamu'alaikum." Ucap salam Fahmi yang tengah memasuki kamar pengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Malam Pertama

    "Ayana, kamu tidak apa-apa?" Tanya Bu Fatimah pada Ayana yang sedari tadi pandangannya menerawang jauh keluar sana."Tidak apa-apa, Ibu. Ayana hanya bersedih saja karena meninggalkan Kyai Akbar dan Umi Farida yang sudah Ayana anggap seperti orang tua kandung sendiri. Mereka begitu sangat menyayangi Ayana sedari kecil hingga sampai saat ini. Bahkan Pondok Pesantren sendiri sudah menjadi rumah bagi Ayana selama bertahun-tahun lamanya." Ayana menjelaskan sedikit perasaannya.Ibu Fatimah menggenggam dan mengusap lembut tangan milik menantu baru nya. Ia dapat merasakan betapa sedihnya Ayana meninggalkan semuanya."Sudah, Bu. Biarkan saja Ayana menenangkan dirinya. Mungkin ia sedang menstabilkan emosinya karena harus pindah jauh dari Pesantren serta Kyai dan Umi." Nabila berucap untuk memberikan waktu bagi Ayana untuk beradaptasi dengan keluarga baru dan lingkungan yang baru.Terlihat dari kaca spion, Zidan memperhatikan Ayana yang sedang mengusap air matanya menggunakan tissue.Namun sialn

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Sedang Sakit

    "Dek, terima kasih ya." Ucap Fahmi berbisik didekat daun telinga milik Ayana.Ayana tampak lemas, namun gairahnya belum kunjung surut.Maklum saja, mereka pengantin baru. Sama-sama baru perdana merasakan surga dunia seperti yang disebut oleh banyak orang.Malam itu, menjadi malam yang sangat panjang bagi Ayana dan Fahmi. Sepasang pengantin baru yang menikmati indahnya kebersamaan.Entah sudah berapa ronde, sehingga ketika menjelang subuh keduanya tampak lemas dan tidak berdaya."MasyaAllah, cantik sekali Isteriku ini. Beruntung aku bisa mendapatkan kamu, sayang." Gumam Fahmi ketika melihat Ayana masih tidur nyenyak tidak berdaya akibat gempuran dari Fahmi.Fahmi beranjak dari tempat tidurnya, ia segera membersihkan tubuhnya.Karena setelahnya akan melaksanakan sholat subuh.Setelah tubuhnya sudah bersih dan wangi, ia segera membangunkan Isterinya yang masih terlelap."Sayang, Dek bangun. Sudah mau subuh. Kamu segera mandi ya. Nanti kita sholat berjama'ah." Perintah Fahmi kepada Ayana

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12

Bab terbaru

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Mulai Terbiasa

    "Baik, Kak Zid. Aku akan turun." Ayana segera merapihkan apa yang sedang menjadi aktivitasnya kala itu.Dengan bergerak cepat, Ayana sedikit berlari menuruni anak tangga, karena ia tidak ingin membuat Ibu Mertuanya terlalu lama menunggunya.Sesampainya dilantai bawah, Ia melihat Zidan telah bersama dengan Bu Fatimah sedang berada dimeja makan."Ayana, mengapa kamu turunnya lama sekali, Nak? Apakah ada yang sedang kamu kerjakan?" Tanya Bu Fatimah yang telah duduk manis didepan meja makan.Ayana berjalan mendekati meja makan, dan ia segera duduk disamping Bu Fatimah."Maafkan Ayana, Bu. Ayana belum merasa lapar. Jadi, Ayana pikir nanti-nanti saja Ayana sarapannya." Jawab Ayanan dengan menunduk, ia takut membuat kecewa sang Ibu Mertua.Bu Fatimah menghela napas panjangnya."Ayana, sarapan itu tidak harus menunggu lapar. Isilah perut sedikit saja walau hanya beberapa suap atau bahkan segigit roti saja. Supaya perut kita tetap aman dari penyakit lambung." Jelas Bu Fatimah dengan mengusap l

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Ditinggal Tugas

    "Sayang, terima kasih sudah bersedia menjadi Isteriku, aku sayang kamu." Kecup Fahmi pada dahi Ayana."Sama-sama, Mas." Ayana menyahuti."Dek, mau kah bulan madu?" tanya Fahmi yang masih mengusap-usap pucuk kepala Ayana."Kemana, Mas?" tanya Ayana."Kamu mau nya kemana, Sayang?" tanya balik Fahmi pada Ayana."Aku ikut saja, Mas. Kemanapun kamu mengajak." jawab Ayana."Hmm, kemana ya enaknya? bagaimana kalau kita umroh?" tanya Fahmi.Ayana terbelalak. Seketika matanya membulat besar. Impian yang selama ini ingin Ayana wujudkan kini ditawarkan langsung oleh suaminya sendiri."Yang benar, Mas? Mas serius? tidak berbohong?" Ayana sangat bahagia mendengar kabar bahwa dirinya akan diajak Umroh."Iya, Sayang. Kalau kamu mau, Mas bisa langsung daftar dan siapkan segala sesuatunya." Ucap Fahmi.Ayana mengangguk dengan cepat. Lalu ia langsung memeluk erat tubuh suaminya itu.Fahmi langsung menerima pelukan dari Ayana.***"Bu, aku berencana untuk membuat sebuah Pondok Pesantren tidak jauh dari

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Kembali

    "Karena sebenarnya... Aku menyayangimu, Kak." Akhirnya Ayana memberikan sebuah pengakuan kepada Zidan.Sungguh menjadi sebuah tamparan halus untuk Zidan, ketika mendapati seseorang yang sangat ia sayangi dan ia cintai mengakui akan perasaan yang sama.Bagaimana kah ini? sedangkan disatu sisi Ayana sudah menjadi milik orang lain, bahkan adiknya sendiri.Zidan merasa bersalah atas perasaannya selama ini. Mengapa ia tidak melamar Ayana dengan segera ketika dirinya sudah kembali ke Indonesia saat sudah menyelesaikan studynya dari Kairo."Benarkah, Za? Aku tidak salah mendengarnya?" Zidan tampak tidak mempercayai akan hal tersebut.Ayana mengangguk. Lalu ia segera beranjak dan berlalu meninggalkan Zidan yang masih menyalahkan diri atas perasaan Zidan.Ayana berlari meninggalkan Zidan. Dengan hati yang begitu sakit, dada yang terasa sesak.Ayana melemparkan tubuhnya diatas ranjang dan menangislah sejadi-jadinya."Yaa Allah, Yaa Robbi.. Maafkan aku telah melakukan kesalahan pada hari ini. Ma

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Terjadilah Sudah

    Hujan begitu deras malam ini. Suasana malam terasa dingin dan sepi. Hanya ada suara petir yang saling sahut menyahut.Ayana terbangun dari tidur lelapnya. Tenggorokan nya pun terasa sangat kering.Ayana beranjak dari tempat tidurnya dan segera melangkahkan tungkainya keluar kamar untuk segera berjalan menuju dapur yang berada di lantai bawah.Kondisi tubuhnya sudah terasa sehat, namun masih ada rasa lemas sedikit pada bagian tungkai kakinya.Ia berjalan menyusuri dinding kamar luar. Dan melewati kamar Zidan yang sedikit terbuka.Ia mendengar suara Zidan melantunkan ayat suci, namun Ia berusaha untuk tidak mengintip ke arah kamar Zidan. Karena dirasa cukup tidak sopan dan tidak baik jika melihat ke dalam kamar tanpa seizin pemilik Kamar.Ayana berjalan perlahan menuruni anak tangga. Sebagian lampu beberapa ruangan sudah di padamkan oleh Bu Fatimah.Dengan langkah perlahan akhirnya Ayana sampailah di dapur dan mengambil segelas air minum untuk melepaskan keringnya tenggorokan.Zidan yan

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Canggung

    "Maaf, Kak. Kaki aku lemas sekali." Ucap Ayana dengan pandangan yang tidak nyaman karena dengan tidak sengaja telah menindih tubuh Zidan.Deg!Hati Zidan menjadi melayang seketika, ketika tubuh Ayana berada dalam pelukannya secara tidak sengaja.Membuat iman seorang Zidan menjadi goyah.Zidan yang mendapatkan tubuh Ayana telah berada di atasnya. Kemudian dengan terpaksa menyentuh lengan Ayana dan membantu Ayana untuk bangun dari posisinya."Za, kamu kenapa?" Tanya Zidan kepada Ayana.Ayana hanya meringis saja karena semua ini adalah kesalahannya yang berawal dengan ketidaksengajaan."Aku lapar, Kak. Ingin mengambil cemilan niatnya. Eh aku malah sempoyongan dan terjatuh ke tubuh, Kak Zid." Jelas Ayana dengan nada pelannya."Untung kamu jatuh ke tubuhku, coba kalau jatuh ke lantai. Pasti tubuh kamu semakin sakit." Jawab Zidan yang berjalan memapah tubuh Ayana."Hehe iya maaf, Kak.""Kenapa kamu tidak membangunkan aku saja?" Tanya Zidan sambil membantu Ayana untuk naik kembali ke atas ra

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Hanya Kelelahan

    "Bagaimana dokter dengan kondisi menantu saya?" Bu Fatimah menanyakan kondisi terkini menantunya, Ayana."Saudari Ayana baik-baik saja, Bu. Hanya saja kondisinya sedikit menurun karena kelelahan dan kurang tidur sepertinya. Usahakan jangan telat makan dan banyak beristirahat ya." Sang dokter pun menjawabnya."Baik, dokter. Apapun segera lakukan dok supaya menantu saya segera sembuh dan cepat kembali pulang ke Rumah." Perintah Bu Fatimah, ia menginginkan Ayana lekas sembuh dan segera pulang sebelum Fahmi lepas tugas dari pekerjaannya sebagai Pilot di salah satu Maskapai ternama di Indonesia ini."Baik, Bu. Boleh segera selesaikan ke bagian administrasinya ya." Jeda. "Apakah Bapak suami dari Saudari Ayana?" Tanya dokter pada Zidan.Zidan membisu dan langsung melirik ke arah sang Ibu."Iya, dokter. Nanti akan segera diselesaikan oleh anak saya." Sahut Bu Fatimah dengan segera dan mengedipkan mata ke arah Zidan."Baik Ibu, Bapak. Kalau begitu saya izin pamit. Nanti kalau terjadi apa-apa,

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Sedang Sakit

    "Dek, terima kasih ya." Ucap Fahmi berbisik didekat daun telinga milik Ayana.Ayana tampak lemas, namun gairahnya belum kunjung surut.Maklum saja, mereka pengantin baru. Sama-sama baru perdana merasakan surga dunia seperti yang disebut oleh banyak orang.Malam itu, menjadi malam yang sangat panjang bagi Ayana dan Fahmi. Sepasang pengantin baru yang menikmati indahnya kebersamaan.Entah sudah berapa ronde, sehingga ketika menjelang subuh keduanya tampak lemas dan tidak berdaya."MasyaAllah, cantik sekali Isteriku ini. Beruntung aku bisa mendapatkan kamu, sayang." Gumam Fahmi ketika melihat Ayana masih tidur nyenyak tidak berdaya akibat gempuran dari Fahmi.Fahmi beranjak dari tempat tidurnya, ia segera membersihkan tubuhnya.Karena setelahnya akan melaksanakan sholat subuh.Setelah tubuhnya sudah bersih dan wangi, ia segera membangunkan Isterinya yang masih terlelap."Sayang, Dek bangun. Sudah mau subuh. Kamu segera mandi ya. Nanti kita sholat berjama'ah." Perintah Fahmi kepada Ayana

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Malam Pertama

    "Ayana, kamu tidak apa-apa?" Tanya Bu Fatimah pada Ayana yang sedari tadi pandangannya menerawang jauh keluar sana."Tidak apa-apa, Ibu. Ayana hanya bersedih saja karena meninggalkan Kyai Akbar dan Umi Farida yang sudah Ayana anggap seperti orang tua kandung sendiri. Mereka begitu sangat menyayangi Ayana sedari kecil hingga sampai saat ini. Bahkan Pondok Pesantren sendiri sudah menjadi rumah bagi Ayana selama bertahun-tahun lamanya." Ayana menjelaskan sedikit perasaannya.Ibu Fatimah menggenggam dan mengusap lembut tangan milik menantu baru nya. Ia dapat merasakan betapa sedihnya Ayana meninggalkan semuanya."Sudah, Bu. Biarkan saja Ayana menenangkan dirinya. Mungkin ia sedang menstabilkan emosinya karena harus pindah jauh dari Pesantren serta Kyai dan Umi." Nabila berucap untuk memberikan waktu bagi Ayana untuk beradaptasi dengan keluarga baru dan lingkungan yang baru.Terlihat dari kaca spion, Zidan memperhatikan Ayana yang sedang mengusap air matanya menggunakan tissue.Namun sialn

  • Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil   Pulang Kerumah

    "Ayana." Panggil Fatimah dengan lembut pada menantu barunya. Fatimah adalah Ibunda dari Zulfahmi dan Zidan."Iya, Ibu." Ayana menyahuti dengan nada lirih nan lembut."Kamu tidak apa kan nak jika tinggal bersama kami? Nanti kalau Fahmi sudah memiliki rumah kamu bisa tinggal berdua dengan suamimu." Ucap sang Ibu Fatimah yang sedang mengusap pundak Ayana dengan halus."Baik Ibu, tidak apa-apa. Kemanapun Mas Fahmi tinggal, aku telah bersedia untuk menemaninya." Jawab Ayana dengan pandangan teduh dan anggunnya.Ayana tampak manis dan sangat elegan dengan riasan tipisnya."Alhamdulillah, terima kasih ya nak Ayana. Hatimu cantik seperti parasmu sayang." Tangan Fatimah mengusap lembut pipi Ayana.Ayana menggenggam erat jemari Fatimah. Ia dapat merasakan kehangatan seorang Ibu. Mengingat Ibu Ayana yang telah pergi ke surga lebih dahulu.Fatimah memeluk menantu barunya, dan sesekali Fatimah mengecup pucuk kepala milik Ayana."Assalamu'alaikum." Ucap salam Fahmi yang tengah memasuki kamar pengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status