Perjalanan sekitar tiga jam setengah mereka tempuh dari Jakarta ke Bandung.Archio mengemudikan mobilnya dengan santai, berhenti satu kali di rest area untuk membeli kopi dan bensin.Archio dan Venus menikmati sekali perjalanan pulang ke kampung halaman Venus.Venus sudah memberi kabar kepada abah dan ambu kalau hari ini pulang ke Bandung dan dia juga mengatakan akan memberi sebuah kejutan.Seperti kebanyakan pasangan yang tengah kasmaran, sambil mengemudi pun Archio seolah tidak ingin lepas dari Venus.Dia meraih tangan Venus dan membawanya dalam sebuah genggaman yang dia simpan di atas paha.Tidak sulit melakukan itu sambil mengemudi karena kebetulan mobil Archio memiliki sistem transmisi matic jadi tidak perlu menggerak-gerakan perseneling.Sesekali Archio juga akan mendekatkan genggaman tangannya ke bibir untuk mengecup punggung tangan Venus.Atau Archio akan meminta Venus merebahkan kepala di atas pangkuannya dan Venus menurut saja.Dia suka bagaimana Archio membelai rambutnya de
Jam delapan malam Venus masih berada di kantor bersama hampir seluruh penghuni gedung kantornya dan tamu undangan dalam acara ulang tahun Perusahaan. Acaranya seru, meski hanya sebagai panitia yang menyiapkan acara—Venus beserta teman-temannya juga memakai kostum unik seperti para pengisi acara yang terdiri dari karyawan di perusahaan tersebut.Hanya saja Venus beserta tim General Affair menggunakan kostum yang sama percis yang mengusung tema eighties style.Ada penampilan juga dari para idol di kantornya yang menampilkan suara emas termasuk Diana dan tarian mulai dari tradisional hingga modern.Persembahan dari band yang sedang naik daun menjadi acara pamungkas malam ini.Venus dan tim sendiri merupakan tim support yang berada di belakang layar bertugas mewujudkan acara tersebut berjalan dengan lancar dan sempurna.“Kenapa lo enggak ikutan nari sih? Lo ‘kan juara terus dulu waktu jaman sekolah.” Adalah Fajar yang mengetahui Venus dari SMP karena sekolahnya dan sekolah Venus pernah s
“Kok Mas Archi bisa kebetulan datang ke kantor aku tadi malem?” Akhirnya Venus bersuara juga.Archio yang sedang menyiapkan sarapan yang tadi dia beli melalui aplikasi pesan antar kemudian mendongak menatap Venus.“Aku lewat kantor kamu, iseng nanyain kamu ke sekuriti katanya mobil kamu masih di parkiran belakang jadi aku langsung ke sana.” Sekuriti yang ditemui Archio di depan kantor Venus adalah sekuriti yang biasa berjaga di parkiran belakang jadi sekuriti itu tahu kalau Venus masih ada di gedung kantor karena mobilnya terparkir di sana.“Kenapa Altezza bisa ada di kantor kamu?” Archio sekarang duduk di stool di samping Venus setelah menggeser piring ke depan Venus.Venus membiarkan Archio melakukan apapun yang dia ingin lakukan termasuk menyiapkan sarapan pagi.Dia masih lemas dan belum berhenti bengong setelah kejadian tadi malam.“Acaranya memang mengundang perwakilan dari beberapa perusahaan lain, aku pikir perwakilan dari perusahaan Altezza bukan dia.” Venus menjawab dengan
Hari ini ibu mengajak Venus ke restoran Pusat tanpa Archio yang sedang bertemu dengan perwakilannya yang memimpin perusahaan di Surabaya.Venus senang sekali, dia merasa diakui.“Ibu punya anak angkat namanya Natalia, dia yang membantu ibu memegang restoran ini dan cabang yang lain karena Archi malah buat perusahaan sendiri.” Venus mengangguk bersama senyum menanggapi ucapan ibu.“Venus punya kakak atau adik?” Ibu bertanya, secara langsung sedang menginterogasi.“Enggak Bu, Venus anak tunggal.” “Lalu bagaimana tanggapan ayah dan ibu kamu sewaktu tahu kalau Archi adalah duda?“ “Venus sama mas Archi menceritakan yang sama percis dengan yang diceritakan ke Ibu … mas Archi juga teguh banget ngeyakinin abah sama ambu kalau dia bukan laki-laki seperti Altezza dan mereka mengerti.” Ibu mengangguk-anggukan kepalanya.“Setiap orang tua pasti menginginkan kebahagiaan anaknya.” Ibu berujar kembali.Venus mengangguk setuju bersamaan dengan itu mereka tiba di restoran ibu.Ramai sekali apalagi
Acara akad nikah dilaksanakan pagi hari, para bridesmaid dan groomsmen menggunakan kostum berbeda dengan yang akan digunakan nanti malam pada saat mereka akan menampilkan sebuah dansa.Pagi ini para bridesmaid menggunakan kebaya yang sama dan groomsmennya menggunakan batik yang motifnya senada dengan kain samping bridesmaid.Para bridesmaid dan groomsmen layaknya couple yang menghadiri acara pernikahan.Archio yang duduk bersama beberapa keluarganya celingukan mencari keberadaan Venus.Dia mengirim pesan beberapa kali tapi Venus belum juga membacanya.Archio ingin memberitahu kalau ada Wulan di acara pernikahan Egi ini.Tidak tahu siapa yang mengundang mantan istrinya itu karena menurut pengakuan Egi, pria itu tidak merasa mengundang Wulan.Sekarang, Wulan terlihat duduk bersama beberapa sepupu jauh Archio yang berdomisili di Surabaya.Anehnya Wulan terlihat akrab dan mengobrol dengan mereka padahal biasanya tidak seperti itu.Baik kedua orang tua mempelai pengantin, keluarga dan kera
Raut wajah para bridesmaid mulai tegang saat acara resepsi sudah semakin dekat.Tidak ada canda tawa lagi, semua berdoa demi kelancaran acara dan kesuksesan penampilan mereka nanti.Dua bulan lamanya para bridesmaid dan groomsmen meluangkan waktu untuk latihan di hari Sabtu yang semestinya mereka gunakan untuk beristirahat hanya demi membahagiakan Egi dan Diana.Penampilan mereka harus mendekati sempurna agar para tamu undangan juga terhibur dan kedua mempelai pengantin senang.“Duuuh, gue mules.” Bunga memeluk perutnya sembari berlari ke kamar mandi.“Halaaah, itu mah perasaan aja kali Nga,” kata Fika yang sebenarnya juga merasa tegang.“Ini kita bisa skip enggak sih sampe acaranya selesai … gue grogi.” Kalita menunjukkan tampang nelangsa.Mereka tidak bisa duduk karena khawatir merusak ballgown, jadi dari tadi berdiri bersama perasaan gugup yang telah merasuk ke dalam jiwa.Diana tidak bersama mereka kali ini, dia berganti pakaian di kamar lain. Di saat yang lain gugup dan tegang h
“Kalian udah makan?” Ibu bertanya setelah photographer di photoboth mengambil beberapa pose mereka bertiga.“Belum, Bu.” Archio yang menjawab.“Ya sudah, kamu bawa Venus makan dulu.” Ibu memberikan tangan Venus yang dia genggam kepada Archio.Archio meraih tangan Venus kemudian menggenggamnya.“Ibu kembali ke meja keluarga ya.” Ibu pamit dan Venus memberikan anggukan bersama senyum tipis.Ada sorot kecewa di mata Venus karena berpikir kalau ibu sedang menjaga perasaan Wulan jadi ingin segera kembali menemani Wulan mengingat Wulan tidak dekat dengan keluarga Archio dan pasti lah Wulan akan sendirian.Kenapa sih ibu peduli sekali kepada wanita yang telah menyakiti putranya?Tidak bisa Venus pungkiri kalau hatinya kecewa, juga cemburu sekaligus khawatir kalau ibu sesungguhnya tidak benar-benar merestui hubungan mereka.“Mau makan apa, Yang?” Pertanyaan Archio membawa Venus kembali dari segala overthinking-nya. “Apa aja,” kata Venus bergumam dan Archio langsung membawa Venus ke salah sat
“Venus ….” Suara berat yang memanggilnya itu membuat Venus mengangkat pandangan. “A Raka ….” Venus tersenyum. Sang kakak sepupu tampan berdiri di samping sebuah mobil sedan mewah yang sudah dihias oleh bunga. Buang jauh-jauh kata sederhana dalam acara pernikahan Venus dan Archio karena semenjak malam acara pengajian, warga di desa tempat tinggal abah dan ambu sudah mendampat rezeki nomplok dari mulai makanan dan souvenir pernikahan Venus yang eksclusive. Belum lagi setelah pengajian ternyata abah mengundang dan menampilkan sebuah kesenian daerah Wayang Golek dengan dalang yang cukup terkenal di tatar Sunda. “A Raka yang jadi supir lagi?” Venus bertanya. “Enggak … Aa mau liat kamu dulu sebelum jadi milik orang lain, dari sini Aa langsung ke restoran nyiapin acara resepsi di sana.” Venus tidak terkejut mendengar nama Rizal disebut karena Ambu sudah menceritakan kalau abah mempercayakan acara ini kepada WO milik Rizal. Abah dan Ambu masuk ke dalam mobil memberi waktu kepada Venus
“Svarga mana? Kok enggak keliatan?” Tante Zara yang baru saja datang bersama Om Arkana bertanya.“Itu Tante … lagi di kamar sama Sazhy.” Zaviya menjawab dengan senyum kecut, di dalam hati merasa kesal kepada suaminya yang malah bersembunyi disaat acara syukuran kelahiran putri ke tiga mereka akan dimulai.“Oooh … sekali lagi selamat ya, Sayang.” Tante Zara memeluk dan mencium pipi Zaviya kemudian bergantian dengan Om Arkana.“Ghaza katanya dateng telat, dia anter anaknya ke dokter gigi dulu.” Om Arkana memberitahu.“Iya ….” Zaviya menanggapi disertai senyum ironi dan tatapan penuh arti pasalnya om jailnya Svarga itu selalu menggoda Zaviya dengan konflik di masa lalu di mana Ghazanvar pernah meminta ijin kepada Svarga untuk menikahinya.Memang di luar nalar, tapi tidak ada yang masuk akal bila berhubungan dengan keluarga dari suaminya itu termasuk kekayaan yang mereka miliki.Tante Zara dan om Arkana pergi ke area belakang rumah di mana taman yang luas disulap menjadi sebuah venue deng
Dengan alasan agar restoran Zaviya tetap buka untuk pelanggan setia di hari Sabtu ini maka Ballroom sebuah hotel mewah dipilih menjadi venue Baby shower Reygan.Banyak tamu dari kalangan kaum jet set hadir dalam pesta tersebut termasuk keluarga besar Gunadhya-keluarga dari pihak mamanya Svarga dan tentunya keluarga besar Byantara-keluarga dari ayahnya Zaviya.Keluarga besar bunda yang kebetulan berdomisili di Jakarta dan Bandung menyempatkan untuk datang.Selain yang disebutkan tadi, Baby shower Reygan juga kedatangan tamu istimewa dari Jerman yaitu aunty Kalila dan uncle King yang jarang sekali datang ke Indonesia.Aunty Kalila adalah kakak keduanya mama Kejora yang menikah dengan cucu dari orang terkaya nomor empat di dunia.Luar biasa, bukan?Sang billioner terpikat salah satu gadis dari klan Gunadhya.Zaviya pernah bertemu mereka saat pesta pernikahannya di Jerman.Usut punya usut, kedatangan aunty Kalila dan uncle King ke Indonesia bukan hanya menghadiri Baby shower Reygan tapi j
Biasanya bila ada pesta, seorang ibu atau seorang istri lah yang paling report dalam mempersiapkannya.Semuanya harus sempurna, semuanya harus sesuai keinginan, semuanya harus yang terbaik.Tapi bukan Zaviya namanya kalau mau direpotkan dengan hal semacam itu.Merasa memiliki suami Konglomerat maka Zaviya menggunakan uang suaminya untuk mendapatkan semaksimal mungkin apa yang dia mau dengan seminimal mungkin keterlibatannya dalam mewujudkan keinginan tersebut.Buktinya, hanya untuk membuat Baby shower Reygan saja—Zaviya mempercayakannya kepada Event Organizer ternama, terkenal dan termahal di Negaranya tercinta ini.Awalnya meeting untuk membentuk konsep pesta itu dilakukan di rumah Zaviya di mana Zaviya mengungkapkan semua keinginannya yang dirangkum oleh tim Event Organizer kemudian dibuatkan list-list apa-apa saja yang akan ada di pesta nanti.Dan setelah meeting tersebut Zaviya hanya mendapat kiriman pesan singkat mengenai pilihan seperti undangan, warna tema dekor, jenis souvenir
Alih-alih kecewa kepada kedua orang tua dan mertuanya yang lupa memberitahu Svarga mengenai persalinannya, Zaviya malah tertawa sewaktu mereka berempat menceritakan.Memiliki suami seperti Svarga yang terkadang tidak bisa diandalkan membuat Zaviya mandiri dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti dulu bahkan hal besar seperti ini pun Zaviya santai menghadapinya.Siapa suruh Svarga pulang larut dari kantor sehingga tidak bisa mengikuti momen kelahiran putranya.Hari telah berganti sewaktu Svarga datang ke rumah sakit.Justru pria itu yang tampak kesal karena kedua orang tua dan kedua mertuanya tidak ada yang ingat satupun padanya.Baik kedua orang tua Svarga maupun kedua orang tua Zaviya yang diwakili bunda Venus sudah meminta maaf kepada Svarga namun tetap saja Svarga masih dongkol.Svarga tidak habis pikir, momen besar seperti ini sampai tidak ada yang mengingatnya.Setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya, Svarga mendekat ke ranjang Zaviya.“Hey …
Kehamilan Zaviya yang semakin membesar membuatnya kesulitan bergerak.Untuk bangun dari tempat tidur saja, Zaviya harus menggulingkan badannya.Cara jalannya semakin mengangkang dan lambat.Moodnya juga naik turun tidak menentu sampai sering Zaviya meminta Svarga tidak perlu pulang ke rumah karena selalu membuatnya emosi.Svarga diam saja bisa menimbulkan kekesalan di hati Zaviya apalagi kalau pria itu bergerak atau bersuara.Malangnya Zaviya, bila dia melakukan silent treatment tanpa sebab kepada Svarga maka pria itu akan membalasnya dengan hal yang sama sampai Zaviya menyapanya duluan.Padahal terkadang Zaviya juga ingin dibujuk oleh Svarga atau dipeluk saja tanpa bicara apapun, tapi perlu digaris bawahi kalau keinginan Zaviya itu ‘kadang-kadang’ sedangkan Svarga bukan cenayang yang bisa mengetahui kapan Zaviya menginginkan dibujuk dan kapan istrinya itu tidak ingin dibujuk. Serba salah memang menjadi Svarga tapi mau bagaimana lagi, dia kadung cinta kepada perempuan ajaib bernama R
Di antara kecemasan yang mendera serta khawatir yang sangat besar, Svarga masih saja segan menghubungi kedua mertuanya untuk menanyakan keberadaan Zaviya.Tidak lucu kalau dia bertanya keberadaan Zaviya kepada kedua mertuanya di Surabaya sementara Zaviya tinggal bersamanya di Jakarta.Tidak patah arang, Svarga pun turun ke loby bertanya kepada sekuriti apakah melihat Zaviya keluar dari gedung dan dua sekuriti bersaksi melihat Zaviya menaiki taksi.Dari sana Svarga tahu kalau Zaviya memang sengaja pergi tanpa meminta ijinnya.Tapi karena sekuriti mengatakan kalau Zaviya tidak membawa tas atau koper jadi mungkin Zaviya pergi sebentar.Benak Svarga berpikir kalau Zaviya mungkin pergi ke restoran, bisa jadi ada kabar mendesak dari restoran yang mewajibkan kehadiran Zaviya dan Zaviya buru-buru pergi sehingga tidak membangunkannya atau mungkin juga tidak tega membangunkannya yang tengah pulas terlelap.Positif sekali pikiran Svarga.Svarga kembali ke unit apartemennya, mengganti pakaian kem
Sebelum pulang ke Indonesia, Svarga dan Zaviya diberikan materi pendidikan tentang rumah tangga selama enam SKS.Berjam-jam mereka duduk di sofa untuk mendengar wejangan mama Kejora dan papa Arjuna.Sepertinya mama dan papa trauma setelah masalah besar yang terjadi dalam rumah tangga Zaviya dengan Svarga yang nyaris membuat mereka berpisah.Layaknya anak baik dan penurut, Svarga manut sekali tanpa membantah tidak seperti Zaviya yang terkadang ngeyel dan tidak segan mengajak mama dan papa berdebat.Sehebat itu memang Zaviya, dia akan langsung mengungkapkan ketidaksetujuannya sampai papa dan mama harus memberi pengertian yang masuk akal baginya.Mama dan papa yang berjiwa bebas tidak mempermasalahkan sikap Zaviya tersebut dan malah menganggapnya sebagai hal biasa.Namun pada kenyataannya, setelah Zaviya dan Svarga sampai di Jakarta kemudian menjalani aktifitas seperti biasa—Svarga lupa dengan wejangan dan semua nasihat papa mama, tidak seperti Zaviya yang menjadi lebih baik.Buktinya Za
Keesokan harinya sengaja Zaviya bangun siang, dia sedang merajuk karena Svarga berdusta.Tidak ada ‘hanya sekali” dalam kamus bercinta Svarga, kalimat itu hanya bujukan penuh dusta agar Zaviya bersedia membuka pahanya lebar-lebar.Tapi Svarga juga tidak membangunkan Zaviya, dia biarkan istrinya cukup tidur karena mereka akan naik pesawat sore. Tahu istrinya tengah merajuk, Svarga juga tidak banyak bicara tapi tetap membuatkan Zaviya susu ibu hamil dan mengingatkan untuk minum vitamin dengan langsung memberikan vitamin tersebut beserta air mineral.Tidak ada drama saat mereka naik pesawat hingga tiba di Jerman.Seorang driver menjemput mereka di Bandara dan keduanya masih belum bicara.Zaviya dan Svarga disambut hangat oleh mama Kejora dan papa Arjuna ketika sampai di rumah.“Mama udah masak makan malam, kita langsung makan malam aja ya.” Mama merangkul Zaviya, membawanya ke ruang makan setelah berpelukan dengan putranya.“Makasih ya, Ma … kamu jadi ngerepotin Mama,” kata Zaviya basa-
Zaviya tampak tidak bersemangat saat mengitari pusat perbelanjaan, tubuhnya terasa lelah usai digempur Svarga semalaman sedangkan pria itu malah terlihat segar dan bugar.Jadi Zaviya bergelayut manja terus di lengan berotot Svarga.Mungkin jika ada troli untuk orang dewasa, dia akan meminta Svarga membelikannya karena sungguh—rasanya Zaviya ingin berbaring saja di atas ranjang di kamar hotel mereka.Outlet-outlet dari berbagai macam merek branded dunia tidak mampu membuat hasrat berbelanja Zaviya muncul.“Kamu sakit?” Svarga menghentikan langkah, mengecek suhu tubuh Zaviya dengan cara menempelkan punggung tangan di kening sempit istrinya.“Pulang aja, yuk!” ajak Zaviya mengerucutkan bibir.“Kamu enggak mau belanja lagi?” Svarga dengan senang hati menawarkan.Zaviya menggelengkan kepalanya dan karena melihat wajah sang istri yang pucat jadi Svarga memutuskan kembali ke hotel meski baru tiga paperbag dari tiga merek ternama yang memenuhi tangannya saat ini.Paperbag itu berisi barang be