Harmonis, penuh cinta dan kebahagiaan. Begitu yang dirasakan Embun sejauh ini. Hampir dua bulan menjalani biduk rumah tangga dengan Rain keduanya merasa masih seperti pasangan yang sedang berpacaran, bedanya ada satu hal menyenangkan yang jelas hanya bisa dilakukan pasangan halal yang tidak bisa dil
Embun hanya diam mendengar ucapan Rain, mulutnya baru saja ingin buka suara mengatakan semua wanita pasti akan mengalaminya, tapi dokter lebih dulu datang dan menanyakan keluhannya. Rain pun menjelaskan apa yang dialami sang istri, hingga dokter itu bertanya apa Embun sudah melakukan tes kehamilan.
“Bisakah kamu mengantarku ke dokter kandungan? Aku ingin memastikan.”Bening mengangguk, dia yang sebenarnya ada rapat memilih untuk membatalkannya demi menemani Embun, tapi sebelum pergi ke dokter dia pastikan sang saudara untuk menyantap buah pisang yang dia bawa tadi. Melihat Embun memakannya den
“Ayo makan! Aku tidak tega melihatmu sakit lama-lama!”Embun tertawa, dia buka lebar mulutnya agar Rain bisa dengan leluasa menyuapi. Merasa suasana yang tercipta begitu hangat. Embun pun mencoba berbicara kepada Rain perihal anak.“Rain, apa kamu benar tidak ingin memiliki anak segera? Bukankah aka
Kamar perawatan itu hening. Embun berbaring miring ke kiri sejak tadi tanpa ingin menyapa Rain yang duduk di sisi kanannya. Embun melihat dengan jelas gurat keterkejutan di wajah sang suami saat dokter memberitahu bahwa dirinya tengah mengandung tadi. Setelah itu mereka merasa bagaikan orang asing.
“Aku tahu kamu kecewa, tapi aku tidak bisa melakukan apa yang mungkin kamu pikirkan sekarang.” Netra Embun berkaca-kaca dan tak lama kristal bening mengalir membasahi pipi, tangisan dalam diam jelas yang paling menyakitkan. “Aku tidak mau menggugurkan kandunganku Rain." “Bu!” Rain terperanjat, dia
Rain merasa ada yang salah dari ucapannya, meski begitu dia tidak ingin menutup-nutupinya dari sang papa. “Aku berkata tidak ingin memiliki anak dalam waktu dekat, tapi aku tidak menuduhnya berselingkuh.”“Kamu bodoh Rain,” sembur Skala tanpa berpikir.“Bagaimana bisa Papa mengataiku bodoh.”“Ya kar
“Papi.” Embun memutar badan, kaget karena ternyata Axel yang memeluknya dari belakang. “Papi udah pulang?”tanyanya sambil menegakkan badan mengikuti apa yang dilakukan Axel.“Hem … apa ini calon cucu Papi?” Axel memandangi foto hitam putih yang diambilnya dari Embun dengan senyuman lebar, lantas ber
“Baby, itu daddy,” ucap Embun dengan senyuman manis. Karena kepalang tanggung untuk memindahkan Embun ke kamar persalinan, akhirnya dokter memutuskan untuk membawa beberapa alat ke sana. Terlebih persalinan itu tidak ada kendala, ibu dan bayinya sehat. Rain mendekat dengan mata yang berkaca-kaca,
“Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perut
Embun pun menoleh kebingungan, hingga Aura mendekat dan meraih tangannya Matanya tiba-tiba berkaca-kaca. “Aku minta maaf karena dulu jahat padamu, sebagai ABG labil yang sok berkuasa aku--” “Tidak apa-apa,” potong Embun cepat. Ia balas mengusap tangan Aura, baginya mendengar kata maaf dari gadis ya
Dua Bulan kemudian Rain hari itu merasa ketar-ketir karena Embun masih saja berangkat bekerja. Kehamilan istrinya itu sudah melewati hari perkiraan lahir, tapi belum juga ada tanda-tanda Boo ingin terlahir ke dunia. Alasan Embun bersikeras bekerja hari itu karena ingin menemui sendiri klien yang ak
“Dia sedang berdansa atau main bola? Anakmu sepertinya besok akan seperti kelinci yang suka melompat ke sana ke mari.” Bening menggelengkan kepala tak habis pikir, bibirnya tersenyum dan tangannya mulai membelokkan kemudi untuk membawa keluar mobil dari parkiran gedung. “Hiss … Tabebe, aku itu prin
Sadar bahwa masalah tentang kelahiran mereka pasti akan terus menjadi kontroversi jika tidak segera diakhiri. Hari itu Bening dan Embun datang ke stasiun TV milik orangtua teman Bening. Keduanya ingin menceritakan sejarah kelahiran mereka. Baik Embun dan Bening sudah meminta izin pada orangtua masin
“Perusahaan fashion Mama akan mengeluarkan produk pakaian bayi terbaru, Mama ingin mempersembahkannya untuk cucu Mama tercinta si Boo,” jelas Bianca. “Lalu? Apa Mama mau aku pergi ke Niel Fashion sekarang?” tanya Embun. “Tidak usah! Jangan, kalau terjadi sesuatu denganmu di jalan, aku bisa diamuk
Malam itu juga Rain memanggil dua bodyguard yang Bianca hadiahkan untuk istrinya ke apartemen, bahkan Sky juga tak lolos dari murka sang kakak ipar. Embun merasa sangat bersalah, dia duduk di kursi dekat meja pajangan dengan Rain yang berdiri di depan ketiga pria itu dengan berkacak pinggang. “Kali
“Apa kakak baik-baik saja?” Sky menaikkan sedikit rok Embun dan melihat lecet di lutut kanan sang kakak. “Tidak apa-apa Sky.” Embun menatap sang adik dengan gurat kecemasan. “Sky apa tidak masalah kamu mengumpat seperti tadi? aku yakin banyak yang merekammu, bagaimana jika mereka menyebar video ber