“Ayo makan! Aku tidak tega melihatmu sakit lama-lama!”Embun tertawa, dia buka lebar mulutnya agar Rain bisa dengan leluasa menyuapi. Merasa suasana yang tercipta begitu hangat. Embun pun mencoba berbicara kepada Rain perihal anak.“Rain, apa kamu benar tidak ingin memiliki anak segera? Bukankah aka
Kamar perawatan itu hening. Embun berbaring miring ke kiri sejak tadi tanpa ingin menyapa Rain yang duduk di sisi kanannya. Embun melihat dengan jelas gurat keterkejutan di wajah sang suami saat dokter memberitahu bahwa dirinya tengah mengandung tadi. Setelah itu mereka merasa bagaikan orang asing.
“Aku tahu kamu kecewa, tapi aku tidak bisa melakukan apa yang mungkin kamu pikirkan sekarang.” Netra Embun berkaca-kaca dan tak lama kristal bening mengalir membasahi pipi, tangisan dalam diam jelas yang paling menyakitkan. “Aku tidak mau menggugurkan kandunganku Rain." “Bu!” Rain terperanjat, dia
Rain merasa ada yang salah dari ucapannya, meski begitu dia tidak ingin menutup-nutupinya dari sang papa. “Aku berkata tidak ingin memiliki anak dalam waktu dekat, tapi aku tidak menuduhnya berselingkuh.”“Kamu bodoh Rain,” sembur Skala tanpa berpikir.“Bagaimana bisa Papa mengataiku bodoh.”“Ya kar
“Papi.” Embun memutar badan, kaget karena ternyata Axel yang memeluknya dari belakang. “Papi udah pulang?”tanyanya sambil menegakkan badan mengikuti apa yang dilakukan Axel.“Hem … apa ini calon cucu Papi?” Axel memandangi foto hitam putih yang diambilnya dari Embun dengan senyuman lebar, lantas ber
“Ya sudah nanti Papi belikan, sekarang mandi sana bumil!” Axel menggeser badan untuk turun dari atas ranjang, begitu juga dengan Embun yang langsung melompat mencari ikat rambutnya karena ingin bergegas mandi.“Kita beli sama-sama aja Pi, lima belas menit lagi aku siap! Kita beli sama-sama keluar, y
“Bagaimana kalau kita menyingkir saja?” bujuk Skala ke Cloud saat melihat Rain dan menantunya sedang bermesraan di ruang keluarga. Semenjak hubungan Rain dan Embun membaik setelah kesalahpahaman kemarin, mereka bagaikan lem dan perangko. “Papa aku ingin hamil juga,” ucap Cloud dengan polosnya, sont
Akhirnya Rain meminta tolong pada sekretarisnya untuk menghubungi Oskar agar mau menemuinya di kafe dekat pabrik PG factory. Rain pergi ke kafe yang dekat dengan PG factory begitu sekretarisnya mengatakan jika Oskar bisa meluangkan waktu untuk menemuinya. Ia menunggu dengan wajah dingin dan tak ram
“Baby, itu daddy,” ucap Embun dengan senyuman manis. Karena kepalang tanggung untuk memindahkan Embun ke kamar persalinan, akhirnya dokter memutuskan untuk membawa beberapa alat ke sana. Terlebih persalinan itu tidak ada kendala, ibu dan bayinya sehat. Rain mendekat dengan mata yang berkaca-kaca,
“Onty … onty, ya ampun aku harus bagaimana ini?” Una panik setelah mengabari Rain bahwa Embun sakit perut dan mungkin saja akan melahirkan. Remaja itu belutut di depan Embun dan malah bernafas dengan mulut sama seperti yang Embun lakukan. “Huh … hah … huh … hah, nafas onty nafas.” Una merasa perut
Embun pun menoleh kebingungan, hingga Aura mendekat dan meraih tangannya Matanya tiba-tiba berkaca-kaca. “Aku minta maaf karena dulu jahat padamu, sebagai ABG labil yang sok berkuasa aku--” “Tidak apa-apa,” potong Embun cepat. Ia balas mengusap tangan Aura, baginya mendengar kata maaf dari gadis ya
Dua Bulan kemudian Rain hari itu merasa ketar-ketir karena Embun masih saja berangkat bekerja. Kehamilan istrinya itu sudah melewati hari perkiraan lahir, tapi belum juga ada tanda-tanda Boo ingin terlahir ke dunia. Alasan Embun bersikeras bekerja hari itu karena ingin menemui sendiri klien yang ak
“Dia sedang berdansa atau main bola? Anakmu sepertinya besok akan seperti kelinci yang suka melompat ke sana ke mari.” Bening menggelengkan kepala tak habis pikir, bibirnya tersenyum dan tangannya mulai membelokkan kemudi untuk membawa keluar mobil dari parkiran gedung. “Hiss … Tabebe, aku itu prin
Sadar bahwa masalah tentang kelahiran mereka pasti akan terus menjadi kontroversi jika tidak segera diakhiri. Hari itu Bening dan Embun datang ke stasiun TV milik orangtua teman Bening. Keduanya ingin menceritakan sejarah kelahiran mereka. Baik Embun dan Bening sudah meminta izin pada orangtua masin
“Perusahaan fashion Mama akan mengeluarkan produk pakaian bayi terbaru, Mama ingin mempersembahkannya untuk cucu Mama tercinta si Boo,” jelas Bianca. “Lalu? Apa Mama mau aku pergi ke Niel Fashion sekarang?” tanya Embun. “Tidak usah! Jangan, kalau terjadi sesuatu denganmu di jalan, aku bisa diamuk
Malam itu juga Rain memanggil dua bodyguard yang Bianca hadiahkan untuk istrinya ke apartemen, bahkan Sky juga tak lolos dari murka sang kakak ipar. Embun merasa sangat bersalah, dia duduk di kursi dekat meja pajangan dengan Rain yang berdiri di depan ketiga pria itu dengan berkacak pinggang. “Kali
“Apa kakak baik-baik saja?” Sky menaikkan sedikit rok Embun dan melihat lecet di lutut kanan sang kakak. “Tidak apa-apa Sky.” Embun menatap sang adik dengan gurat kecemasan. “Sky apa tidak masalah kamu mengumpat seperti tadi? aku yakin banyak yang merekammu, bagaimana jika mereka menyebar video ber