Share

Bab 5

Author: Damaya
last update Last Updated: 2023-02-12 23:22:46

"Tuntutan itu …," ucap Tiara gelisah.

Perempuan itu jalan bolak-balik mengitari kamarnya, seperti kesetanan.

Bahkan, ia mengabaikan rambut panjangnya yang terlepas dari gulungan.

Sejak tadi, dia memikirkan segala kemungkinan.

Jika bapak yang mengajukan, pasti tak diterima. Selain faktor usia, beliau sendiri hanya mengandalkan pensiunan untuk bertahan hidup. Sang ayah sudah tidak lagi mengajar seperti beberapa tahun lalu saat dirinya memutuskan pergi.

Ibu sambungnya juga hanya buruh setrika biasa. Apakah kedua orang tuanya akan berakhir di dalam penjara?

"Jika aku mengajukan pinjaman ke Bank dengan jumlah sebanyak itu, berapa tahun aku bisa melunasinya? Belum lagi, statusku sebagai wanita tanpa suami,” gumamnya semakin panik.

Tiara merasa berada di posisi yang sulit.

Meski kini hubungannya dengan sang ayah membaik pasca meninggalkan Mawar, tetapi masalah belum juga berakhir.

Jikapun mereka berusaha semaksimal mungkin dan menggunakan uang pensiunan sang ayah dalam waktu dua bulan. Tiara yakin itu tidak berarti apapun untuk jumlah yang Bram tentukan.

Perempuan itu lantas terduduk dan memijat keningnya.

‘Apa yang harus kulakukan, Tuhan?’

**********

Seperti janjinya, Tiara benar-benar mengajak Nana mengunjungi makam Ziyan.

Meski kepalanya sibuk memikirkan bagaimana cara menyelesaikan tuntutan Bram, dia tidak ingin mengecewakan gadis kecil kesayangannya itu.

Dan, Tiara tidak menyesal.

Nana terlihat begitu bahagia bisa melihat makam ‘ayahnya’ untuk pertama kali.

Rasa lelah yang sebelumnya menghinggapi wajah mungilnya saat di perjalanan, seketika menghilang saat Tiara menjelaskan jika mereka sudah tiba di rumah peristirahatan sang ayah.

Bahkan, sekarang, selang tiga minggu berlalu, kini Tiara kembali memutuskan mendatangi makam itu lagi–meski hanya datang seorang diri.

"Hai Zi, aku datang lagi. Maaf, ya. Hari ini aku tidak bisa membawa Nana, dia ada kelas melukis," ucap Tiara sambil berjongkok di samping makam.

"Sebenarnya dia selalu merengek ingin mengunjungimu lagi, tapi karena perjalanan yang terlalu jauh. Aku khawatir dia akan kelelahan jika sering-sering aku ajak ke sini."

Tiara terus berbicara panjang lebar–menceritakan tingkah lucu serta tumbuh kembang Nana. Seperti yang selalu dilakukan ketika datang berkunjung.

Bahkan, dia mengabaikan tatapan heran setiap orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.

Tiara hanya berpikir untuk menceritakan semua kejadian lucu atau pun menyenangkan yang sudah ia lewati bersama putri kecilnya.

Namun, itu tak berlangsung lama.

Cerita menyenangkan perlahan berganti dengan kekhawatiran Tiara. Air mata pun luruh di pipi mengingat biaya ganti rugi.

“Ziyan, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan….”

******

"Kenapa tidak bilang kalau proyek kita kemungkinan besar bisa menerjang pemakaman? Bodoh! Coba kalian cari tahu siapa ahli waris yang ada di sebelah utara? Kita ambil tanah itu saja. Jangan ganggu pemakaman itu, sesenti pun. Kalian paham," ucap seorang pria pada beberapa pria yang ada di depannya.

"Tapi, kami sudah pernah bernegosiasi dengan pemilik yang ada di sebelah utara, tuan. Dan mereka tetap kekeuh tidak mau memberikan tanahnya pada kita," jelas pria lain dengan kepala tertunduk.

"Lalu, dengan mudahnya kalian mengambil jalan pintas, dan menggusur makam itu? Gila! Pemikiran macam apa itu! seandainya jika kerabat atau bahkan keluarga kalian ada yang dimakamkan di sana, apa kalian akan terima begitu saja tempat itu digusur!"

Teriak pria pertama sampai-sampai menarik perhatian beberapa orang pejalan kaki di luar pagar pemakaman.

Tiara yang sudah selesai bercerita–bahkan sampai menoleh bingung pada mereka.

Lokasi pemakaman ini memang berada di dekat jalan. Walaupun bukan jalan utama, tetapi kendaraan yang melintas cukup ramai, dan letak makam Ziyan sendiri berada di dekat pagar.

Jadi, Tiara bisa mendengar jelas apa yang dibicarakan para pria di luar sana.

Tanpa sadar, dia pun mengikuti pembicaraan orang-orang ini.

"Kami akan menawarkan pada pihak keluarga untuk memindahkan makam-makam itu ke lokasi yang sudah kami tentukan, Tuan," sela pria lain pelan.

Sayangnya, pendapat itu sepertinya bukan hal yang diharapkan. Terlihat dari satu alis yang naik dari pria berkaca mata hitam itu. Pria itu bahkan sampai berkacak pinggang.

"Daripada kalian repot memindahkan puluhan makam di sana, kenapa tidak berpikir untuk memindahkan proyeknya saja?"

Tiara lantas menggeleng malas melihat perdebatan yang semakin memanas itu. Dia ingin pergi dari sana, tetapi tidak ingin melewati orang-orang berisik itu.

"Seharusnya, kalau ada yang penting, alangkah baiknya dibicarakan di kantor atau tempat lain saja. Jangan di pinggir jalan seperti itu," keluh Tiara masih mengamati dari tempatnya duduk.

Sayangnya, pertengkaran itu terus berlanjut–membuat orang-orang di pemakaman mulai tampak risih.

Tiara pun melihat jamnya.

Dia tak bisa menahan diri lagi. Lantas, ia pun bangkit dan melangkah lebar menuju luar pemakaman.

Tiara bahkan akhirnya menghampiri sumber keributan–untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.

"Maaf permisi, tolong suaranya di kecilanya, Tuan. Para peziarah khususnya saya, merasa cukup terganggu dengan suara anda yang lantang," ujar Tiara berusaha sopan, begitu berdiri di belakang pria yang postur tubuhnya paling tinggi diantara yang lain.

"Sial! Siapa yang berani menyelaku?" geram pria itu sambil membalik badan.

Namun, ekspresi kesal itu tiba-tiba berganti dengan keterkejutan.

Satu alis pria itu naik begitu melihat sosok yang berani menyela pembicaraannya.

"Tiara!"

Sementara yang dipanggil hanya bisa mematung setelah berhasil menelan ludah susah payah. Tidak hanya itu, keberanian Tiara seketika menciut begitu tahu siapa pemilik suara lantang yang beberapa detik lalu ingin sekali ia marahi.

‘Ya, Tuhan! Kenapa aku harus bertemu Bram sekarang?’

Related chapters

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 6

    Tanpa sadar, Tiara sampai mundur satu langkah, berpikir untuk lari. Namun itu bukanlah tindakan yang etis. Hingga sejurus kemudian, ia mengumpulkan keberanian untuk menghadapi Bram. 'Persetan, dengan tuntutan itu,' pikirnya.Bram menarik sudut bibirnya—-melihat ketegangan di wajah Tiara yang berusaha wanita itu lawan. " Kau disini? apa yang kamu lakukan?"Bram sempat menoleh kiri-kanan, memastikan ada sosok lain yang mungkin bersama wanita itu. Namun sayang, yang ia lihat hanya gapura bertuliskan 'TPU UMUM' tepat di belakang Tiara.Sadar pandangan Bram mengarah kemana, Tiara berniat menjawab pertanyaannya. Tetapi, begitu mengetahui pandangan pria dibelakang Bram tertuju padanya dan penuh selidik. Kegugupan tidak bisa lagi teratasi dengan baik. Ia pun merutuki keputusannya karena sudah menampakkan diri di depan orang-orang itu.Mungkin, Bram menyebutnya pucung dicinta ulampun tiba."Kamu tidak mendengarku?" Tiara terjingkat, terlebih menyadari Bram semakin mengikis jarak diantara merek

    Last Updated : 2023-02-17
  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 7

    "Turun!" Tiara terhenyak, dan yang membuatnya semakin kebingungan, dimana mereka sekarang?'Dimana ini?' batinnya bertanya-tanya.Ia berusaha mengingat apakah pernah mendatangi tempat itu. Namun naasnya sudah seperkian detik ia mencoba. Hasilnya tetap nihil. Tempat itu benar-benar asing baginya. menyadari itu, muncul rasa khawatir. Untuk apa Bram membawanya kesana, terlebih begitu ia menoleh ke samping kiri, bangunan menjulang itu seperti tempat ibadah. Kegelisahan semakin membumbung tinggi, Namun Tiara enggan untuk bertanya.Di saat Tiara masih berpikir keras, tiba-tiba ia terkejut mendapati Bram sudah membuka pintu yang ada di sampingnya. "Cepat turun! sebelum aku menyeretmu keluar dari mobilku." Tidak ingin hal itu sampai terjadi. Tiara buru-buru melangkahkan kaki dan bergerak turun.Meski masih diselimuti rasa penasaran, setidaknya Tiara bersyukur masih bisa berdiri menggunakan kedua kakinya. "Kita dima—" Namun, belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Bram sudah lebih dulu menarik

    Last Updated : 2023-02-17
  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 8

    Mobil Bram berhenti di depan sebuah hotel mewah. Begitu mematikan mesin, ia bergegas keluar. "Parkirkan mobil saya." Melempar kunci pada seorang pria yang langsung siap menangkap."Baik, Tuan," jawab pria itu.Bram tidak lagi menjawab, langkahnya semakin lebar memasuki lobby menuju suite room hotel. Tidak ada senyum ramah ataupun tatapan teduh yang nampak di wajah tegasnya. Pria berperawakan tinggi tegap itu berjalan dengan mata tajamnya lurus kedepan. Amarah dalam dirinya masih berkobar. Selain keputusan Tiara, yang ingin menjadi pengganti Mawar, sikap wanita itu juga benar-benar membuatnya muak. Sehingga nyaris hilang kesabaran kalau saja, Bram tidak segera menjauh. Sisi baik dalam dirinya masih mengingatkan, untuk tidak berlaku kasar pada wanita. Tapi, mengingat wanita itu adalah Tiara, seolah ada pertarungan batin yang akhirnya berakhir dilema.'Perempuan sialan. Berani sekali dia membuatku sekacau ini,' geramnya dalam hati.Sesampainya didepan kamar suite room, Bram menghubungi s

    Last Updated : 2023-02-21
  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 9.

    "Ya Tuhan, sudah jam berapa sekarang?"Tiara terjingkat bangun, menyadari kebodohannya yang bisa-bisanya tertidur karena lelah menangis. Setelah melihat benda bulat berukuran besar yang terpajang di dinding, Tiara terkesiap. "Astaga! Nana," gusarnya terjingkat bangun.Brak!!! Brak!!!"Bram! buka pintunya! aku harus pulang sekarang, Bram. Buka pintunya!" Berulang kali menggedor hingga tanganya terasa sakit, tetapi tetap tidak ada jawaban. "Aku harus pulang Bram! kasian Nana pasti sudah menangis mencariku. Buka Bram! kenapa kamu setega ini pada putrimu sendiri!" Merasa putus asa, dan kesal tidak mendapat jawaban, Tiara kembali terisak. Ia cemas memikirkan putrinya yang mungkin saja tengah menangis, menunggu dirinya yang tak kunjung pulang. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam."Aku tidak bisa terus seperti ini, aku harus mencari cara agar bisa keluar dari tempat ini." Menegakan tubuh, sambil mengusap kasar pipinya, Tiara menatap lurus kedepan. "Tolong beritahu aku dimana j

    Last Updated : 2023-02-21
  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 10

    Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, namun dua orang dewasa yang mengurung diri didalam sebuah tempat ibadah, masih betah diam dengan posisi duduk berjauhan. Situasi macam apa itu?Siapa sangka, jika dulu, keduanya merupakan sepasang kekasih yang saling mencintai. Bahkan, nyaris melangsungkan pernikahan, jika saja mendiang Mawar tidak hadir mengacaukan. Kini, setelah enam tahun berlalu, meninggalkan penyesalan dalam hati Tiara. Andai saja, malam itu ia tidak memilih pergi, mungkin kondisi sekaku itu tidak akan terjadi.'Kita seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal, Bram.''Jangan harap, aku bisa seperti dulu, Tiara. Sekarang aku hanya ingin membencimu seumur hidupku.''Setidaknya, berikan aku kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu."Keduanya seolah berkomunikasi lewat suara hati. Tanpa ada yang bergerak sedikitpun dari tempatnya, kecuali tangan Tiara yang saling meremas di atas pangkuan. Penyesalan memang selalu muncul di ak

    Last Updated : 2023-02-22
  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 11

    "Kau benar-benar percaya dia sudah mati?""Jadi kamu berpikir aku berbohong? atau justru menganggap aku yang telah dibodohi?" Bram menatap datar Tiara, merasa tidak perlu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, buang-buang waktu. "Dia kecelakaan saat ingin mengunjungiku ke rumah sakit setelah melahirkan Nana. Walaupun aku tidak sempat melihat jasadnya, tapi Sari juga mengatakan jika hari itu adalah hari kematian Ziyan ""Setidaknya itu hukuman yang pantas untuknya." Merasa tidak perlu lagi mendengar omong kosong Tiara, Bram memilih menghidupkan musik dan kembali berkonsentrasi mengemudi. 'Pantaskah peristiwa naas itu kamu sebut sebagai hukuman untuk pria sebaik Ziyan? lantas, hukuman apa yang pantas untuk wanita sepertiku?' Tiara memilih kembali memandang keluar, musik bergenre Slow yang Bram pilih setidaknya bisa mempengaruhi suasana hatinya agar lebih cepat membaik. Ia benar-benar butuh hiburan, rentetan peristiwa yang terjadi kurang dari dua bulan terakhir, benar-benar telah meng

    Last Updated : 2023-02-22
  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 12

    "Sungguh, kamu Tiara?" tanya seorang wanita memastikan.Tiara coba mengingat-ngingat siapa wanita yang mungkin seusia dirinya itu. Sepertinya tidak asing. Tapi siapa namanya, Tiara masih belum berhasil mengingat.Senyum kaku Tiara muncul, manakala mendengar wanita itu terus saja berbicara ngalor-ngidul tanpa jeda. Sedangkan, otaknya belum juga berhasil mengingat siapa nama dari wanita itu."Tiara! kenapa kamu hanya diam saja, ngomong dong. Gimana kabar kamu? Udah nikah kan? Terus punya anak berapa sekarang?" tanya wanita itu lagi beruntun."Maaf sebelumnya, apa kamu Wulan?" tanya Tiara tagu.Mendapati wanita itu mengangguk antusias, senyum sumringah Tiara seketika terbit. Rupanya, wanita cantik itu tak lain teman dekatnya dulu, saat masih duduk dibangku SMA.Wulan, yah, Tiara baru mengingatnya. Bagaimana ia tidak lupa tadi, temannya itu sekarang sangat jauh berbeda, terlihat lebih anggun. Dibandingkann dengan yang dulu. Wulan, memang mengalami perubahan dratis. Dulu, wanita itu lebih s

    Last Updated : 2023-02-23
  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 13

    Tiara berdiri gelisah di dalam kamarnya, waktu sudah mendekati pukul tujuh malam. Itu artinya, orang suruhan Bram pasti sudah dalam perjalanan."Mama mau kemana?" tanya Nana yang berhasil mengejutkan Tiara. "Mama mau pergi?"Sambil memperhatikan penampilan Tiara, Nana berjalan mendekat."Iya sayang, mama hanya sebentar. Nana malam ini tidur dengan mbak Sari dulu ya, jangan menunggu mama pulang," jelas Tiara menampilkan senyum terbaiknya."Iya ma," jawab Nana patuh.Tiara merendahkan tubuh saat tahu Nana sudah ada di depannya. Wanita itu mengusap sayang pipi putrinya, meluapkan segenap rasa yang tidak bisa terurai lewat kata-kata.Entah mengapa, sekarang rasa bersalah selalu timbul manakala ia melihat tatapan polos putrinya. Jika dulu, ia berpikir tidak memberitahu kebenarannya adalah keputusan yang terbaik. Namun sekarang, setelah pertemuannya dengan Bram, Tiara merasa menjadi pihak yang paling bersalah.Tiara dilema, di tengah keraguan hati."Tapi janji, mama harus pulang ya … jangan

    Last Updated : 2023-02-23

Latest chapter

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 136. Sayur nara

    Dua minggu berlalu, semua sudah kembali seperti semula. Sari juga sudah pulang dari satu minggu sebelumnya. Walaupun kepulangannya sempat diwarnai ketegangan, lantaran Thomas tidak mau membawa istrinya pulang karena menganggap Sari belum benar-benar sembuh. Sementara Sari sendiri sudah sangat bosan hanya berdiam diri di ranjang rumah sakit. Terlebih rasa tidak enak hati selalu menghampiri setiap kali melihat Daniel. Walaupun kedekatan mereka dulu tidak bisa dikategorikan pasangan kekasih, tapi Daniel-lah sosok yang selalu menguatkan dirinya selain Tiara. Namun, setelah mengetahui perasaan pria itu yang sebenarnya, Sari berubah canggung. Apalagi dengan statusnya istri dari pria lain yang tak lain sahabat Daniel juga. Begitu pun dengan keberadaan Thomas yang selalu menempel padanya—membuat Sari benar-benar tidak nyaman. Hingga akhirnya memaksa pulang, walaupun Dokter senior Daniel ikut menyarankan dirinya masih harus bertahan satu atau dua hari kedepan. Tapi Sari tetap kukuh pada pendir

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 135. Pertemuan kembali

    "Kau sudah makan?"Keharuan Bram–Tiara berakhir begitu mendengar suara Aaron, dan disaat Bram mendongak ternyata pria itu sudah berdiri di samping wanita yang diketahui teman sekolah istrinya."Apa Mickey mencariku?""Iya. Tapi setelah kuberitahu kalau kau sedang arisan, dia kembali bermain dengan pengasuhnya.""Jadi dia istrimu?" sela Bram penasaran.Melihat Bram bangkit, setelah mengusap wajahnya, Tiara ikut menoleh—ingin memastikan siapa pria yang menjadi suami sahabatnya itu."Hanya saat aku ingat," celetuk Aaron tak acuh."Lantas, sekarang apa kau ingat pernah menikahiku?" serobot Wulan menahan kesal."Setidaknya dengan menyebut nama Mickey, aku ingat itu.""Cih. Dasar, Bule gila," gerutu Wulan sambil bersedekap dada.Melihat pasangan yang jauh dari kata romantis ada di depannya, Bram sempat meloloskan senyum tipis saat beradu pandang dengan sang istri."Bagaimana kondisi Anda Nyonya Wijaya, apakah ada yang serius dengan kandungan Anda?"Mengetahui Aaron ingin berbasa basi dengan

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 134 Di mana mereka?

    "Kakak Ipar! Kau dimana sekarang?"Thomas begitu terkejut, awalnya menganggap Bram yang menghubungi dirinya, tapi ternyata Tiara menggunakan ponsel sang kakak."Apa kalian baik-baik saja? Bagaimana dengan kakakku?"Kepanikan Thomas semakin menjadi saat mendengar suara Tiara begitu lemah di gawainya."Apa! Dimana dia sekarang?"Melihat ketegangan Thomas yang tidak diketahu tengah berbicarai dengan siapa di seberang sana, istri Aaron berpindah mendekati suaminya."Tunggu. Aku akan kesana sekarang."Melihat kecemasan Thomas, Aaron mengerti dengan siapa pria itu berbicara. Lantas, spontan menahan tangan Thomas begitu melihat pria itu akan buru-buru pergi. "Dimana mereka?"Sebaiknya Kakak pulang saja, biar aku yang menemui mereka.""Tidak. Aku tidak akan tenang sebelum memastikan keadaan mereka sendiri."Tidak ingin membuang waktu dengan perdebatan yang diyakini Aaron pasti akan tetap bersikeras dengan keputusannya. Thomas akhirnya membiarkan Aaron dan istrinya ikut pergi bersamanya. Sement

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 133 Pasangan gila

    Bram masih berusaha mencari cara untuk membuka dinding kaca. Setelah melihat Damar tidak lagi bergerak, Bram semakin leluasa mencari pintu rahasia yang mungkin saja mengarah ke dalam kotak kaca tersebut."Sial. Rupanya di sini manusia keparat itu selama ini bersembunyi," dengus Bram saat membuka pintu yang ternyata kamar pribadi, dan diyakini itu pasti kamar Damar. Karena dari pintu itulah ia melihat kemunculan Damar."Astaga! Sari?" Setelah kembali menutup pintu, Bram mengetahui adik iparnya masih terikat, dan lupa belum dilepaskan. Bram pun bergegas mendekat. "Sari … ternyata dia juga tidak sadarkan diri," gumam Bram melihat tidak ada pergerakan sedikitpun, walaupun tangan Sari sudah terbebas dari tali. Bram berusaha membangunkan, tapi begitu mengetahui wajah Sari penuh lebam, umpatan Bram kembali meluncur tanpa filter. "Biadab. Bahkan dalam keadaan terikat saja mereka tega menghajarnya."Setelah sadar waktunya terlalu banyak yang terbuang untuk menyelamatkan Sari, Bram segera membar

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 132. Wanita misterius

    "Tapi sayangnya saya orang yang suka membangkang, Tuan. Selama ini saya berdiri dengan kaki saya sendiri, dan saya tidak suka berada di bawah kendali orang lain.""Kalau begitu, bersiaplah menerima kehancuranmu.""Hahaha … jangan terlalu percaya diri, Tuan Aaron. Anda sekarang berada di kandang serigala. Apakah yakin bisa keluar dengan selamat? Sementara Anda hanya sendiri, tidak membawa satupun orang-orang pilihan Anda, bukan?"Aaron meringai, tanpa ada keraguan kaki panjangnya melangkah yakin dengan pandangan lurus kedepan. Mengabaikan jika di lantai itu masih ada alat peledak yang belum ditemukan, jika saja terinjak olehnya."Aku bahkan sanggup menghancurkanmu tanpa kehadiran mereka. Kau tentu tahu bagaimana sepak terjangku dalam dunia kejam kita."Spontan kaki Brandon mundur satu langkah, mengetahui jaraknya dengan Aaron semakin terkikis. Mata serta telinganya masih cukup normal, untuk mengetahui juga mendengar bagaimana peranan seorang Aaron sebagai pemimpin di dunia bawah. Tidak

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 131. Nana yang malang

    "Bram!" gumam Tiara lemah dengan kesadaran yang nyaris menghilang.Namun, meski penglihatannya sudah merabun, Tiara tetap melengkungkan senyum mengetahui sosok berpakaian putih berjalan ke arahnya itu, diyakini suaminya.'Semoga ini bukan halusinasiku. Bram benar-benar datang menyelamatkan kami,' lanjutnya dalam hari. Setelah melompat turun dari celah atap yang terbuka, Bram sempat mengedarkan pandangan sejenak, sebelum akhirnya lembarkan langkah begitu mengetahui keberadaan istrinya. "Ara!" Melihat Tiara terikat dengan keadaan berdiri, darah Bram mendidih seketika. Ia juga mengutuk manusia-manusia laknat itu dan rasanya ingin segera memberi mereka pelajaran, kerena sudah begitu tega pada istrinya, meski mengetahui keadaannya tengah hamil besar."Ara, kamu masih bisa mendengarku?"Kekhawatiran Bram memuncak, begitu tali terlepas, tubuh Tiara sudah lemas begitu ia mendekapnya."Terima kasih sudah datang?" bisik Tiara hampir seperti gumaman."Bertahanlah Sayang. Kita akan segera keluar

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 130. Mengenaskan

    "Siapkan diri kalian. Kita akan turun dan menghadapi mereka. Thom, buka peti di sebelahmu, itu senjata untuk kalian." Thomas yang baru melepas seat belt melirik sekilas kakaknya yang duduk di kursi belakang lewat kaca depannya. Tidak ingin membuang waktu, ia pun segera menuruti permintaan Aaron, membuka peti dan mengambil dua senjata untuknya juga Bram."Kau tahu kan bagaimana cara mengisi amunisinya?""Iya Kak, akan aku lakukan sekarang.""Bagus."Sementara Thomas sibuk mengisi amunisi di kedua pistol, Bram dan Aaron memperhatikan sekitar."Di gudang itulah markas mereka." Jari telunjuk Aaron mengacung pada satu-satunya bangunan di depan sana---masih harus berjalan puluhan meter dari tempat mobilnya berhenti. "Kali ini kalian harus mempertajam insting kalian, musuh bisa saja muncul dari tempat yang tidak kita ketahui."Sembari menerima pistol yang sudah siap dan diarahkan kepadanya, Bram berucap, "sebaiknya kita masuk dari arah yang berbeda.""Kau benar. Posisi kita sekarang ada di b

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 129. Strategi penyerangan

    "Mereka memang menargetkan para wanita, karena tahu kau dan Thomas bisa beladiri.""Memangnya siapa mereka? Aku yakin bukan sesama bisnis sepertiku," ujar Bram penasaran."Kau benar. Mereka dari dunia bawah, sama seperti kelompokku. Hanya saja mereka tidak mengetahui jika kita berhubungan dekat. Untuk itu berani berbuat sejauh ini padamu. Karena menganggap kau dengan mudah mereka kendalikan.""Jadi kau sebenarnya sudah mengetahui mereka mengincar keluargaku?"Kini kelima pria tengah berunding di ruang tamu. Rupanya Aaron tidak datang sendiri, melainkan bersama orang kepercayaannya di dunia bawah. Setelah duduk, Pria bule itu langsung mengutarakan tujuan kedatangannya untuk membantu Bram, menemukan anak, istri juga adik iparnya yang diculik anak buah Brandon."Untuk itu aku menawarkan beberapa anak buahku padamu, karena aku tahu siapa musuhmu yang sebenarnya." Belum sempat Bram kembali membuka mulut, Aaron lebih dulu melanjutkan kalimatnya. "Jangan kau anggap aku tidak tahu, siapa yang

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 128. Kedatangan Aaron

    Bram akhirnya bisa tenang menyadari semua pengawalnya memang hanya berbekal tangan kosong. Berbeda dengan komplotan penyelundup yang berhasil membawa anak, istri juga adik iparnya yang diketahui semua bersenjata."Aku juga khawatir dengan keadaan Sari, Kak. Tapi kita harus berpikir jernih agar bisa menyelamatkan mereka. Ingat, jangan gegabah. Musuh bukan dari kalangan pebisnis seperti kita. Dilihat dari cara mereka menyerang, sepertinya mereka memang ahli di bidangnya."Tubuh Bram mulai melemah, benar apa yang Thomas katakan. Ia yakin, musuh mereka bukan warga sipil, maupun penegak hukum yang bisa bersikap lebih manusiawi pada korban yang mereka sandra. Melainkan komplotan yang memang sudah terbiasa berkecimpung di dunia bawah. Lantas, apakah mereka juga komplotan mafia?"Benar Tuan, jika dilihat dari cara mereka yang arogan. Saya yakin kita tidak akan menang melawan mereka, tanpa bantuan Tuan Aaron," sambung Nick.Bram semakin tercenung, benaknya seketika tertuju pada wanita-wanita te

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status