Share

Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI
Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI
Author: diara_di

Satu

Author: diara_di
last update Last Updated: 2022-08-11 20:09:42

“Mas pengen liat permainanmu, Dek. Apa kamu bisa bener-bener bikin Mas bangga?”

“Mas ngomong apa? Emang selama ini Mas nggak bangga punya aku?” kata Fiani bingung.

“Ini udah lebih dari setengah jam, kamu belum juga berhasil bikin Mas tuntas. Awas, turun aja, Mas yang pimpin. Kamu emang nggak bisa kayak Jeni.” Verry asal nyeletuk.

“Haa? Jeni siapa, Mas?”

“Ah itu ... ehm, itu lho Jeni pemain film dewasa,” jawab Verry agak gugup.

Fiani hanya manggut-manggut, lalu turun dan berganti posisi.

Setelah beberapa saat, Fiani akhirnya mencapai klimaks. Sayangnya, tidak dengan sang suami.

“Mas, kamu emang luar biasa,” ucap Fiani memuji sang suami.

“Mas emang hebat dari dulu, Dek. Nggak kayak kamu yang berubah sejak ngelahirin Reni. Udahlah, Mas mau tidur. Capek, buang-buang tenaga aja.”

Verry kemudian membersihkan diri walaupun belum sampai puncak. Dia kembali memakai pakaian tanpa peduli Fiani yang diam mematung di atas ranjang.

****

Keesokan pagi, Fiani bangun pukul empat. Meski sakit hati terhadap ucapan suaminya, Fiani masih berusaha menjadi apa yang diinginkan Verry. Melihat Reni, putrinya yang anteng, Fiani lantas memindahkan sang anak ke dalam box.

“Ah, aman.” Fiani mengusap dada dan kembali merangkak naik ke ranjang.

Melihat sang suami yang masih tidur, terlintas sebuah ide di pikiran Fiani. Perlahan, ia pun mulai menggoda Verry dengan aksi lebih berani, hingga Verry merasa terganggu.

“Kamu ngapain sih, Dek? Aku ngantuk, nanti aku bangun kesiangan kalo kamu ganggu terus.”

“Ini sudah pagi, Mas. Ayo main sekali lagi. Semalam kan Mas belum lepas.”

“Sudah, nggak usah pikirin Mas.”

“Ayolah, Mas.” Fiani merengek seperti bocah minta jajan.

'Nggak papa kali, ya, itung-itung ini hadiah buat dia untuk yang terakhir. Buang tenaga dikit buat dapat banyak. Ha-ha-ha.' Verry pun manggut-manggut dengan batinnya sendiri. Akhirnya dia menindih Fiani dan memulai satu permainan lagi.

Tak seperti semalam, di pagi hari ternyata Verry lebih cepat tumbang. Dia merem melek menikmati desiran yang menjalar hingga ke seluruh saraf.

“Mas, ini baru sepuluh menit, lho. Katanya Mas hebat. Aku juga belum selesai. Ah, kita impas kalo gitu.” Fiani menyeringai.

“Makanya Mas, jangan ngatain aku nggak menggigit lagi gara-gara Reni. Kamu tega menyalahkan anakmu sendiri? Yang bikin aku hamil kan, kamu juga, Mas. Inget, ibumu juga perempuan, berjuang mengandung, melahirkan lalu merawatmu sampai dewasa. Apa kamu tega kalo ibumu dibilang nggak legit lagi sama Ayah? Nggak rela, kan?” Setelah puas mengeluarkan unek-unek, Fiani langsung menuju kamar mandi, meninggalkan sang suami sendiri.

Tanpa dia sadari, Verry telah mengepalkan tangannya kesal.

****

Pukul delapan pagi, usai menidurkan Reni, Fiani berkutat dengan tanaman di teras.

Merawat bunga-bunga di pot. Dia memang hobi mengoleksi berbagai jenis bunga. Saking tak ada pekerjaan, Fiani sampai mengelap pot-pot berisi bunga itu.

Verry seperti biasa, pergi ke toko sejak pukul tujuh. Verry bekerja menjual-belikan motor bekas sejak empat tahun lalu. Namun, usahanya baru meledak sejak menikahi Fiani. Tentu saja karena suntikan dana yang Fiani berikan untuk menambah koleksi motor di toko Verry.

Seluruh tabungan hasil kerja keras Fiani di salah satu perusahan dulu, dia berikan pada Verry.

Saat asyik memotong tangkai mawar sembari mendendangkan lagu yang sedang viral di tok-tok, tiba-tiba Verry pulang dengan wajah kusut dan lesu seperti tidak punya gairah hidup.

Cepat-cepat Fiani berlari, meraih tangan kanan Verry untuk menyalami. “Kok udah pulang, Mas? Mobil Mas mana? Kenapa jalan kaki?” Fiani melempar pertanyaan beruntun.

Verry menjambak rambut, lalu berkata, “Duduk dulu, Dek. Mas pusing, tanyanya satu-satu.” Dia menjatuhkan tubuh di kursi teras, menyandarkan kepala pada sandaran kursi.

Fiani bergegas masuk untuk mengambil air minum, lalu memberikan pada Verry. “Minum dulu, Mas.”

“Makasih, Dek.” Verry meneguk air hanya seteguk saja.

“Ada apa sebenarnya, Mas?” tanya Fiani penasaran.

“Jadi begini, Dek ... .” Verry menceritakan kronologi kejadian yang baru saja dia alami. Hal tersebut membuat Fiani memekik tak percaya.

“Apa, Mas? Yang benar saja! Itu nggak mungkin.”

Related chapters

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Dua

    Fiani memekik tak percaya dengan cerita yang Verry sampaikan. Bagaimana mungkin Arsa yang notabene teman sekolah Fiani sejak SMP, dan telah banyak membantu Fiani, tiba-tiba berkhianat? Bukan tanpa alasan, Fiani meminta bantuan Arsa untuk ikut memasarkan kendaraan di dealer miliknya dan Verry. Selain mereka saling kenal dan telah bersahabat lama, Arsa juga memiliki kemampuan pemasaran yang bagus. Terbukti dengan bantuan Arsa, dealer Verry setiap bulannya mengalami kenaikan omset. Kini, saat Verry bilang kalau Arsa sudah memalsukan tanda tangannya dan memindah alih semua aset toko yang diperjual-belikan, Fiani sulit untuk percaya. “Jadi, kamu nggak percaya sama suami sendiri? Mana mungkin aku mengada-ngada, sih, Dek?” Verry berdiri dan berkacak pinggang. “Bukan gitu, Mas? Aku cuma nggak nyangka aja kalo Arsa tega melakukan itu. Coba nanti aku telepon dia, aku minta dia buat balikin semua hak kita.” “Namanya uang, Dek, siapa yang nggak tergiur. Apalagi usahaku meningkat pesat. Coba

    Last Updated : 2022-08-11
  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Tiga

    Dini hari, pukul empat pagi, Fiani terbangun dari tidur. Entah sudah kali keberapa dia menangis. Setelah menciumi seluruh wajah Reni, Fiani keluar kamar. Duduk sendiri di kursi makan.Sendiri membikin Fiani banyak berandai-andai sesuatu yang tak akan pernah terjadi.'Ya Allah, coba kalo Bapak sama Ibuk masih ada, pasti aku masih bisa minta solusi dari mereka.' Fiani menangisi nasibnya yang kurang beruntung.Gadis malang yang kehilangan orang tua sejak usia lima tahun. Dia tak begitu ingat saat ayahnya meninggal akibat kecelakaan, dan ibunya depresi lalu ikut menyusul sebulan kemudian. Kala itu dia masih terlalu kecil untuk mengingat hal-hal yang terjadi. Sepeninggal orang tua, Fiani diasuh oleh Pakde dan budenya, saudara tunggal dari sang Ibu. Namun, Fiani kehilangan jejak mereka saat sepulang merantau. Kala itu, ternyata mereka sudah pindah karena rumah mereka disita oleh lintah darat.Ada surat yang dititipkan pada tetangga, tepatnya pada orang tua Arsa. Sayang, karena terlalu lama,

    Last Updated : 2022-08-12
  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Empat

    Nada ketus Verry sontak membuat Fiani bingung. “Loh? Itu masih hak kita, Mas! Dealer itu direbut lho, kalo kamu lupa. Kamu terlalu polos apa terlalu baik sih, Mas? Makanya Arsa gampang banget ngambil punya kita," ucap Fiani sembari berpikir, "Ah, iya, cewek tadi bukannya Tina, ya? Sekarang aku percaya, Mas. Berarti beneran Arsa bermuka dua, di depan dia baik, di belakang dia menusukku. Dia pasti kerja sama dengan Tina ya, Mas! Pokoknya, aku nggak terima, Mas.”“Ya begitu temanmu, Dek. Mas aja yang selalu nutupin keburukannya. Kamu terlalu percaya sama dia. Sekarang nggak usah mikirin itu lagi. Rejeki yang hilang pasti ada gantinya. Kamu fokus kerja.” Verry berhenti di depan rumah berlantai tiga.Setelah menempuh perjalanan empat puluh lima menit, mereka sampai di kediaman Beny. Lelaki berkulit putih dengan mata sipit, langsung menyambut kedatangan Verry dengan ramah. “Ini istrimu, Ver?”“Iya, Ben. Jadwal terbang jam berapa?”“Malam, Ver. Ini nanti langsung berangkat ke Jakarta dulu.

    Last Updated : 2022-08-13
  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Lima

    Di rumahnya, Reni tak tidur semalaman. Bocah kecil itu hanya menangis mencari ibunya. Baru sehari mengurus Reni, Darmi sudah uring-uringan. Bahkan, Reni dibiarkan sendiri. “Pak, kamu gantian urusin cucumu itu. Capek aku gendong semalaman. Awas aja kalo anakmu nggak bisa bayar mahal. Ogah aku ngurus anak Fia lagi.”“Sudah, urus aja Buk. Aku habis menang togel. Ini buat kamu 500, nanti kalo Verry pulang kamu pergilah senang-senang.”“Mana cukup 500? Lihat, lingkar mataku hitam karena ngurus bocah itu. Ini sih cuma cukup buat ke salon.”Ketika dua orang paruh baya itu sedang meributkan uang, Verry dengan pongahnya pulang. Tepat pukul lima pagi saat orang-orang sedang mendirikan Salat Subuh.“Apa sih, Pak, Buk, pagi-pagi udah rebutan duit?” ucap Verry sambil melepas jaket.“Kamu dari mana aja, Ver? Ibu capek ngurusin anakmu yang rewel dan nyusahin itu.”“Ibumu minta bayar Ver, kasihlah dia duit. Biar dia gantian yang senang-senang, kamu kan sudah puas seharian nggak pulang.”“Emang kamu

    Last Updated : 2022-10-13
  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Enam

    “Diam! Bisa diam nggak, sih? Anak nakal, diam nggak? Kalo nggak diam Tante cubit lagi. Mau?” Jeni menarik tangan mungil Reni ke kamar mandi.Reni meredamkan suara cemprengnya. Bocah itu sesenggukan karena tangisnya membikin kulit-kulitnya membiru. Namun, bocah itu pandai juga meski akalnya belum sempurna. Dia selalu mengangguk kala Jeni mengomel, dan ... ketika Jeni lengah, dia berlari keluar rumah tanpa pakaian.“Ante atan ... hu-hu-hu, Ante atan! Nek ... Ante atan!” Reni terus meraung sambil mengatakan kalimat balita. Tidak semua orang mengerti makna kalimat tersebut, tetapi setidaknya banyak orang peduli.Kebetulan pagi itu banyak ibu rumpi sedang jajan sayuran di warung depan rumah Verry. Otomatis semua orang berlari mengejar Reni. Meski tujuan Reni tidak terlalu jauh, tetapi bagi balita sekecil itu sangat berisiko kala berlarian sendiri di jalanan ramai.“Ya Allah ... Reni ... Nak! Eh, kenapa Reni nggak pake baju?” tanya seorang ibu muda saat berhasil menangkap Reni.“Enek ... An

    Last Updated : 2023-01-18
  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Tujuh

    “Bagaimana para saksi? Sah?”“Sah!”Ijab kabul itu dinyatakan sah secara agama usai Verry menjabat tangan tokoh agama di desanya. Jeni menangisi nasibnya. Dia bingung harus bahagia atau bersedih.Ada senang, tetapi lebih banyak ketar-ketirnya. Jeni memang menginginkan sebuah pernikahan. Namun, bukan diawali pernikahan tersembunyi seperti yang tengah diadakan di rumah Verry dan Fiani.“Makanya jangan kumpul kebo kalau nggak mau dipermalukan! Masih untung kami nggak memaksamu mendatangkan keluarga ke sini, kalau iya ... uh, apa nggak tambah runyam hidup kamu,” ucap Bu Ruminah dengan nada sinis.“Dasar perempuan gatal,” sahut Bu Nindi.Selesai menikahkan Verry, warga pulang berjamaah. Pernikahan siri itu tidak dihadiri oleh orang tua Verry. Darmi dan Tono menganggap kelakuan Verry hal lumrah. Mereka juga enggan direpotkan dengan urusan menjadi saksi atau apalah.Verry meremas kertas pernyataan pernikahan siri tersebut. Lalu melemparnya ke wajah Jeni. “Pagi-pagi ... sudah bikin ulah! Kamu

    Last Updated : 2023-01-20
  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Rayuan Setan

    "Ya Allah ... " Tangannya gemetar, dia menekan tombol telepon.Seseorang di seberang langsung mengadukan kejadian menyedihkan. “Fi ... ini lho, Reni jalan sendiri sampai perempatan dusun 5. Untung saja tetanggaku ada yang sedikit ingat kalau Reni ini ponakanku. Coba kamu telepon Verry, tadi aku antar ke sana, tapi rumah kosong, tempat Buklek Darmi juga tutup.”“Ya Allah, Mbak ... Reni sampai dusun 5? Astagfirullah. Fia juga sudah empat hari menghubungi Mas Verry, tapi belum dibalas, telepon nggak diangkat. Tolong jaga Reni dulu ya, Mbak, Fia coba telepon Mas Verry dulu. Terima kasih banyak ya, Mbak. Sekali lagi terima kasih.”“Jangan seperti itu, Fi, kita ini saudara. Ya sudah kamu telepon ... eh, sebentar ... sudah, Fi. Itu, Verry datang.”Marah, sedih, murka, semua bercampur aduk seperti air bergejolak dalam kemasan samudera. Namun, ledakan amarah harus ditahan dalam-dalam oleh Fiani, karena waktu istirahatnya tidak akan cukup jika digunakan untuk mengomel pada Verry.Usai menyudahi

    Last Updated : 2023-01-24
  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   Surprise

    Seminggu berlalu dari kejadian Reni pergi sendiri dari rumah. Sudah tanggal delapan, tetapi Fiani menahan diri untuk tidak buru-buru mengirim uang bulanan. Dia berusaha kuat, dan terus berdoa pada Sang Kuasa agar Reni selalu dilindungi.Saat itu Fiani marah besar pada Verry, tetapi lelaki itu justru malah menantang Fiani untuk tidak menafkahi sang anak.“Ya Allah ... maafkan aku, semoga Mas Verry nggak menelantarkan Reni. Orang tua kayak Ibu sama Bapak memang agak ngeri. Pasti Mas Verry selalu dibujuk untuk foya-foya pakai uang kirimanku. Hufh, astagfirullah ... mau bagaimanapun mereka tetap mertuaku. Sabar, Fi ... sabar.” Fiani menenangkan dirinya sendiri.Dia sedang mengetikkan pesan untuk dikirim ke Verry. Ingin sekali mengalah, tetapi tampak sangat lemah jika Fiani terus-terusan mengalah. Dia cuma mau bertanya keadaan Reni, bukan menyinggung perihal uang. Bersikap masa bodo pada suami adalah hal menyakitkan bagi Fiani.Ting! Satu balasan masuk.[Pakai skype-mu sekarang. Lihat anak

    Last Updated : 2023-01-25

Latest chapter

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   55. MURAHAN

    Reni dibawa kabur oleh seorang perempuan. Fiani panik, dia teriak kencang sambil tangannya merogoh dompet dan menarik selembar uang, kemudian memberikannya ke Mang Es Krim. Ponsel dia masukkan saku celana, lalu berlari mengejar anaknya."Al ... Ali, Reni ... !" Fiani mengguncang lengan Ali, tangan kirinya menunjuk ke arah jalan raya. Lama direspn, Fiani berpaling. Rasanya tidak ada guna mengharap pertolongan Ali. Reni adalah anaknya, dia harus berusaha sendiri untuk dirinya."Tunggu." Fiani ditahan oleh Ali."Aku nggak punya waktu.""Tunggu dulu, ada apa sebenarnya?" Ali bertanya seolah dia tidak melihat kepanikan perempuan di depannya."Reni dibawa seseorang dan kamu malah bertanya ada apa?" Fiani geleng-geleng, dia menghempas tangan Ali yang mencengkeram pergelangannya.Akan tetapi, Ali kembali menangkap pergelangan tangan Fiani dan berkata, "Tenang, bisa jadi kamu salah lihat.""Kamu gila!" Fiani menginjak kaki Ali, dan mendorong tubuh pria tersebut cukup keras. Namun, usahanya ter

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   54. KABUR

    Satu bulan bukanlah waktu yang panjang untuk seseorang menunggu dengan keresahan. Sejak Ali melamarnya, dia enggan melihat detik jam berputar, begitu juga untuk melihat matahari di luar, Fiani malas."Ibu ... ayo beli jajan, Eni mau jajan, Bu." Reni menggoyang tangan Fiani yang sedang diam menatap televisi. Siang itu dia merasa bosan, dan mencoba menyalakan televisi. Namun, ternyata saluran pertama yang tayang adalah berita. Pembawa acara menyebutkan hari dan tanggal saat itu. Fiani kaget, dia sejenak diam dan menghitung berapa lama dia mengurung diri di rumah itu. Hingga suara rengekan Reni menyadarkan keegoisan dan nyalinya yang ciut. Harusnya dia berpikir bagaimana cara keluar dari tempat mengerikan tersebut, bukan malah meratapi hal yang baru direncanakan.Bukankah Tuhan penentu segala kejadian? Apakah imannya mulai lemah dengan berbagai ujian yang Tuhan berikan? Fiani terus berpikir, tidak sepantasnya dia menyerah dengan keadaan. Apa gunanya Tuhan memberi akal jika didiamkan."Bu

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   53. MERINTIH

    “Jaw ... .”“Tidak bisa!”Ali berdiri, meninggalkan Fiani.Fiani berlari, mengejar Ali yang melangkah lebar menuju lantai atas. Perempuan itu menarik tangan Ali. “Nggak bisa gimana? Kamu itu yang nggak bisa menghalangi orang mengambil keputusan! Aku mau tinggal berdua sama Reni, tanpa bayang-bayangmu lagi.”“Kita akan menikah.”“Menikah adalah hal besar, nggak bisa kamu asal ngomong, terus semua tercapai. Menikah itu kesepakatan, Li. Aku nggak akan pernah mau me ... ni ... kah, sama kamu!” Emosi Fiani mulai meledak-ledak.Fiani yakin kebaikan Ali memang tidak beres. Sekarang dia tertahan di sana, dengan orang yang sulit dipahami.“Masih ada waktu, satu bulan. Jadi belajarlah menerima semua ini. Kita akan menikah bulan depan.”Plak ... !Kesabaran Fiani habis, dia paling benci pria mempermainkan pernikahan. Kegagalannya di pernikahan terdahulu, bikin Fiani mawas diri. Tidak terbersit sedikit pun bahwa dia akan dinikahi oleh Ali.Tamparan di pipi Ali, membikin pria itu tersenyum. Detik

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   52. CALON ISTRI

    Pagi-pagi sekali, Fiani bangun dari tidur nyamannya. Itu adalah hari pertama menjalani kerja di tempat baru dengan orang lama. Masih bersama Ali, pria kaku dengan segudang rahasia. Itu hanya pandangan Fiani.Sebelum beraktivitas, Fiani berjalan ke ruang tamu – menyibak sedikit vitrase yang menutup jendela kaca. Menatap bangunan berlantai tiga di depan rumah kecil yang dia tinggali sekarang. Rumah mungil dengan ruang tamu ukuran 3x3, kamar + kamar mandi 6x6, dan dapur 3x4. Sangat nyaman bagi Fiani. Rumah itu memang diperuntukkan bagi asisten Ali.Cukup takjub dengan pencapaian Ali saat itu. Di usia muda, Ali sudah bisa membangun usaha sendiri. Namun, kadang terbersit rasa penasaran akan usaha-usaha milik Ali. Tentunya selain bergelut di hukum, Fiani yakin, Ali punya banyak bisnis mengular lainnya. Rasanya jika dipikir, kalau hanya dari satu sumber, tidak masuk akal Ali bisa sekaya itu.“Astaga, apa-apaan sih aku ini. Pagi-pagi udah ngurusin harta orang.” Fiani menutup vitrase. Dia masu

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   51. BAIK-BAIK SAJA

    Hubungan yang telah terjalin lama, mendadak harus rusak gara-gara satu pihak menganggap pihak lain sepele. Suatu hubungan tidak akan awet ketika komitmen yang terjalin diabaikan.Komitmen? Fiani mengusap air mata, dia terlalu pusing memikirkan kesalahan fatalnya. Persahabatan yang terjalin dengan Arsa murni tanpa syarat. Bahkan sejauh itu, dia bingung dengan letak kesalahannya. Tamparan kemarin, Fiani rasa sangat pelan. Malah seingatnya dia pernah menampar Arsa lebih kuat.Di dalam mobil, Fiani terus berpikir keras. Sampai dia tidak menyadari mobil yang dikendarai oleh Ali berhenti di sebuah rumah makan.Fiani mendongak, dia agak terkejut ketika seseorang memberikan sapu tangan.“Bersihkan air matamu, setelah itu kita makan dulu.”“Aku nggak laper.”Ali memutar tubuh, dia menghadap Fiani yang tengah membersihkan wajahnya. “Saya tahu, tapi pikirkan kesehatanmu. Katanya mau merawat Reni sendiri.”Fiani semakin terisak. Mendengar nama Reni, dia ingat kebaikan Mama Lina, artinya semua ber

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   50. LULUH LAGI

    Ali menahan tangan Fiani, dia tidak membiarkan Fiani pergi bersama Arsa. Namun, Arsa murka. Pria berkulit kuning langsat tersebut, khawatir pada nasib Fiani jika harus kembali ke rumah yang berdekatan dengan rumah Verry, mantan suaminya.Sekalipun hanya semalam, Arsa tetap tidak rela. Dia tahu bagaimana Verry. Tabiat Verry sudah dihafal oleh Arsa. Pun dengan Fiani. Terlebih posisi Ali memang bukan siapa-siapa. Masalah hutang Budi, atau Fiani masih memiliki sangkutan dan tanggungan pembayaran jasa pengacara terhadap Ali, dia siap melunasi semua. Asal jangan berbuat semena-mena pada Fiani. Kalau dia bisa menjamin keselamatan Fiani sih, Arsa akan tenang. Namun, kenyataannya Fiani terancam celaka gara-gara Ali.Arsa berbalik, maju dua langkah. Matanya menatap Ali tanpa berkedip beberapa detik. Kemudian, dia mendorong bahunya, sampai Ali terhuyung hampir jatuh. Arsa melangkah lagi, dia mengangkat kepalan tangan, mengayunnya ke udara hendak dihempaskan ke wajah Ali. Akan tetapi, sebelum tin

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   49. DRAMA ILUSI

    Bau minyak angin menyeruak di hidung pria berkulit sawo matang tersebut. Aromanya sungguh mengganggu, rasanya sampai di tenggorokan. Memaksa dia untuk membuka matanya.Rupanya cahaya bohlam warna putih, dengan watt besar – mengganggu pandangan. Arsa membuka kelopak mata lamban. Cuma dua detik, dia memejam lagi. Bukan hanya silau, tetapi dia ingat kejadian nahas ketika Verry menghujani dia dengan beragam tinjuan. Dia takut, lampu terang benderang yang baru saja dilihat adalah cahaya surga.“Sa ... bangun!” Fiani menepuk pipi Arsa.Suara Fiani terdengar jelas di telinga Arsa. Namun, pria itu takut semua hanya khayalan.‘Andai aku bisa menghindar, pasti kuhindari. Tapi setiap kematian akan dihadapkan dengan malaikat. Mau nggak mau aku harus menerima kenyataan ini. Ya Allah, ampuni aku.’ Arsa membatin.Kemudian dia berkata pelan. “Kenapa suara Fia yang selalu aku dengar Ya Allah.”“Kamu ngomong, Sa? Astagfirullah, buka matamu, Sa. Terus kamu mau denger suara siapa? Cuma aku sama Ali di si

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   48. TERKAPAR

    Sret ... !Plak!Tangan kekar yang dulu pernah menyentuh pipi Fiani lembut, tiba-tiba mencengkeram tangannya kasar. Perempuan berkaus putih itu terkejut bukan main. Bagaimana bisa? Beragam tanya menyelundup ke kepala, sebelum curiga, dan prasangka buruk datang.“Tunggu.”Telinga Fiani mendengar suara Ali. Namun, kesadaran dirinya seakan terbelenggu, sampai dia tidak bisa berkata-kata lagi. Verry terus menarik Fiani menjauhi rumah Ali.Bugh!Cekalan Verry terlepas setelah Ali melayangkan tinju ke bahu pria berambut gondrong tersebut. Di situlah, Fiani seolah tersadar bahwa dia sedang berada di dunia nyata.“Bajingan! Diam atau tubuhmu hancur di tanganku.” Verry menatap Ali tajam. Wajahnya berubah lebih dari 50%. Wajah yang dulu bersih, sekarang dipenuhi jambang. Padahal jika dihitung, Fiani baru berapa bulan tidak bertemu dengan Verry. Kulit bersihnya sirna, berganti jadi kusam. Tubuh proporsional Verry juga lenyap. Tampak perutnya mengembang nyata di balik kaus biru tua.“Pergi dari s

  • Dipaksa jadi TKI oleh SUAMI   47. MALU

    Rumah sederhana tanpa teras. Bangunan tahun 85’an. Kurang lebih sudah dua puluh tahun berdiri. Namun, masih tampak cantik dengan paduan cat warna biru muda dan putih. Fiani menyisir pandangan ke semua arah. Rumah yang sama ketika dirinya dibawa ke sana beberapa bulan lalu, tetapi catnya sudah berubah.Ada segumpal nyeri ketika mengingat kejadiannya. Tubuhnya mulai mengeluarkan keringat berlebih. Fiani coba menarik napas berkali-kali, mencari ketenangan.“Eh.” Dia terkejut dengan tangan yang tiba-tiba menggenggam, dan menariknya.Rupanya Ali. Fiani terenyak seketika. Rasa takut masih membelenggu jiwa rapuhnya. Sekalipun Reni sudah berada di tempat aman. Mama Lina begitu bahagia saat Reni dibawa ke sana, bahkan tidak boleh diajak Fiani pergi. Fiani bersyukur mempunyai orang-orang baik di sekitarnya.“Loh, Fi ... !”Kaki Fiani terhenti di depan pintu. Kepalanya menoleh, tubuhnya kemudian berbalik. Seutas senyum dia lempar dengan berat hati pada seseorang di tepi jalan. Wanita paruh baya

DMCA.com Protection Status