Tanpa bisa menolak atau pun menghindar, Xue Ningyan akhirnya duduk di kedai teh bersama Tang Yan dengan alasan kenalan yang tak sengaja bertemu. Sebenarnya, dari mana datangnya kata âkenalanâ ini? Padahal mereka hanya sekali saja tidak sengaja bertemu karena hal yang sangat biasa. âSaya baru tahu Tuan Tang Yan juga akan mendatangi tempat seperti ini.â Xue Ningyan membuka percakapan sambil menyeruput santai teh miliknya. âDibanding saya yang orang dunia persilatan, justru tidak terduga sekali bertemu Nyonya Muda Keempat Shen di tempat seperti ini, bukan?â Tang Yan tersenyum. Ah âŠ, kalimatnya itu sulit dibantah. âDari yang saya lihat saat pertemuan yang lalu, sepertinya hubungan antara Nyonya Muda dan Tuan Muda Keempat sangat baik, ya? Kenapa Nyonya Muda bisa ada di sini?â âSebelum menikah, saya biasanya memang datang ke sini. Tapi akhir-akhir ini tidak lagi, dan saya baru saja berpikir untuk mengunjungi anak-anak kenalan saya di sini.â Xue Ningyan menjawab apa adanya. âRupanya N
Tang Yan menghampiri Xue Ningyan yang sedang berbincang dengan anak kembar itu. Dengan senyum ramah, dia berkata, âNyonya Muda, bisakah saya meminta satu hal pada Anda?â âSatu hal? Apakah Anda menginginkan sesuatu dari saya?â Tang Yan mengangguk, âBisakah Anda mengatakan pada Tuan Muda kalau kita bertemu di sini? Lalu katakan padanya kalau saya bukan orang berbahaya.â Xue Ningyan terdiam, âDia punya hubungan apa dengan Shen Qi?ââBisakah saya meminta satu hal itu, Nyonya Muda?â Tang Yan bertanya lagi untuk memastikan. Xue Ningyan mengangguk, âItu sudah termasuk dua hal.â Tang Yan terdiam sejenak lalu tersenyum, âKalau begitu, hanya dua hal itu saja.â âKalau begitu, saya harus pergi lebih dulu karena ada pekerjaan yang harus saya lakukan. Sampai jumpa di lain waktu, Nona Xue Ningyan.â Xue Ningyan membulatkan mata, âApa-apaan dia?â âApakah saya perlu mendekatinya?âXue Ningyan menatap Xiao Ci yang sudah berdiri di sebelahnya. âApakah kau merasakan sesuatu?âXiao Ci mengangkat ba
Xue Ningyan kembali ke kediaman setelah matahari terbenam. Kepala Pelayan datang menyambutnya secara langsung.âHari ini ada surat yang dikirim dari Nyonya Muda Ketiga.â Kepala Pelayan mengeluarkan sepucuk amplop. âYu Xinyi sepertinya sudah tidak sesibuk sebelumnya lagi karena sudah sempat mengirimiku surat, ya.â Xue Ningyan menerima surat itu. Surat yang datang dari Yu Xinyi, memang selalu dititipkan pada Kepala Pelayan dengan pesan harus langsung diberikan pada Xue Ningyan. Karena amanat itu, Kepala Pelayan harus menunggu Xue Ningyan pulang dan tidak sembarangan meninggalkan surat itu di mana-mana. Meski tidak tahu isinya tentang apa, Kepala Pelayan Kediaman Tuan Muda Keempat memiliki rasa tanggung jawab yang besar, tentu saja ia hanya mematuhi perintah tanpa banyak tanya. Tapi, pagi ini, Xue Ningyan pergi dari kediaman tanpa meninggalkan sepucuk pesan pun. Surat yang datang ini pasti membuat Kepala Pelayan mencarinya hingga ke mana-mana. Dan akhirnya mengeluarkan pertanyaan p
Saat sedang berada di kamar sendirian di tengah malam, Xue Ningyan mendengar suara dari luar. Seperti benda yang jatuh dari ketinggian.Xue Ningyan keluar untuk melihat apa yang terjatuh di luar sana. Betapa terkejutnya ia saat melihat seorang pria dengan tubuh penuh luka dan darah yang mengalir dari punggungnya terlihat tergeletak tak sadarkan diri di taman belakang kamarnya. Xue Ningyan mendekat untuk memastikan siapa pria yang terjatuh itu. Saat ia melihat wajahnya, Xue Ningyan menutup mulut tak percaya, âI-ini Tuan Tang Yan?!â Tang Yan meringis dan semua giginya berwarna merah karena darah. Matanya terbuka dan menatap Xue Ningyan yang menatapnya dengan raut khawatir dan matanya berembun.âBagaimana ini? Sudah sangat malam, aku tidak bisa memanggil pengawal. Tapi kalau ditinggalkan sendiri, kau bisa terkena infeksi karena lukamu tak segera dibersihkan.â Xue Ningyan terlihat bingung dan cemas. âBisakah âŠ, Anda membawa saya beristirahat di suatu ruangan yang jarang dikunjungi or
Biro Informasi. Shen Qi berjalan menuju ruang pertemuan setelah diberi tahu oleh Zhong Li bahwa Lin Jingwei datang untuk bertemu dengannya. Beberapa hari yang lalu, Shen Qi memberikan salinan simbol Aliansi Gelap kepada Lin Jingwei yang akan menginterogasi kedua putra Li. Melihat orang itu menghubunginya secepat ini, Shen Qi sudah menebak kalau proses interogasinya berjalan lancar berkat simbol itu. Dan pelaku yang sebenarnya sudah ditangkap. Artinya, salah satu di antara kedua putra Li itu memang benar-benar berhubungan dengan kasus Aliansi Gelap yang selama ini sedang ia selidiki.âSelamat datang, Tuan Lin.â Shen Qi memasuki ruang pertemuan. Lin Jingwei berdiri dan memberi salam. âTerima kasih sudah menerima surat pertemuanku, Tuan Shen.â âApakah ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku?â Shen Qi bertanya terus-terang.Dia mengambil posisi duduk di depan Lin Jingwei dan memasang wajah datar. âTanpa mengatakannya pun, seharusnya Tuan Shen sudah bisa menebaknya, kan? Aku datan
âBagaimana kau bisa tahu kalau Li akan dibunuh?â Shen Qi berdiri dengan santai dan minta diantarkan menuju penjara. âKarena cara matinya mirip sekali dengan pelaku pembunuhan Gubernur Bingzhou yang bunuh diri.â âMaksudmu, Li bunuh diri juga? Tapi mayatnya membusuk cepat sekali, nyaris tidak masuk akal.â Lin Jingwei tetap tidak percaya dengan apa yang didengarnya. âLi tidak bunuh diri. Dalam kasusnya ini, sudah jelas bahwa dia dibunuh. menggunakan racun yang tidak diketahui, racun yang bisa membusukkan jasad dengan sangat cepat tidak mungkin ditemukan dengan mudah.â âTerlebih, kalau pembusukannya secepat ini, itu sangat tidak masuk akal entah bagaimana pun aku memikirkannya.â Shen Qi menutup hidung dan mulutnya, ikut memeriksa jenazah Li yang sedang diperiksa koroner. âTapi bagaimana kau bisa tahu?â âIni bukan sesuatu yang bisa kau tangani sebagai Biro Investigasi, Lin Jingwei. Aku akan mengurusnya.â Shen Qi berjongkok di depan mayat itu dan mengenakan sarung tangan. âLi tidak m
âSaya bersedia menjadi pengawal Nyonya Muda.â Kalimat itu membuat Xiao Ci dan Xue Ningyan terdiam mematung. Sosok Tang Yan yang tiba-tiba muncul itu cukup mengejutkan. Pria itu bahkan berpakaian rapi seolah mau pergi. Tang Yan berjalan mendekat ke arah Xue Ningyan yang duduk di tepi ranjang. âNyonya Muda. Awalnya saya datang untuk berpamitan karena memutuskan untuk pergi sekarang. Tapi saya tidak sengaja dengan lancangnya mendengar pembicaraan Anda berdua.â âSaya yang mulanya masih belum memikirkan bagaimana cara membalas budi ini, jadi berpikir untuk membalasnya dengan cara menjadi pengawal Anda.â âSekarang saya ingin memintanya secara resmi. Apakah Anda bersedia menerima saya sebagai pengawal pribadi Anda?â Xue Ningyan menatapnya dengan tak percaya. Orang ini mendatanginya dan secara langsung memutuskan mau menjadi pengawalnya. Itu terlalu lancar untuk disebut sebagai kabar baik. Dia bahkan jadi teringat perkataan Shen Qi bahwa orang ini berbahaya. Xue Ningyan berdeham pelan,
âTuan Muda?â Xue Ningyan menatap terkejut, Shen Qi meletakkan kepalanya di bahu Xue Ningyan dengan manja. Tingkah laku itu, seketika menjadi sorotan orang-orang yang berada di sana. Beberapa orang sampai mematung tak percaya. âBukankah Tuan Muda masih rapat?â tanya Xue Ningyan, membalik tubuhnya dan membiarkan Shen Qi memeluknya dengan benar. âIya, tapi aku sangat merindukanmu, jadi kutinggalkan saja hal tidak penting itu.â Shen Qi tersenyum seolah perkataannya itu bukan apa-apa. Xue Ningyan balas tersenyum, âApakah Tuan Muda masih sibuk?â âAda beberapa pekerjaan yang masih harus diselesaikan. Tapi kalau beristirahat sejenak sambil memandangi wajahmu selama berjam-jam dulu sepertinya tidak apa-apa.â âSejak kapan Tuan Muda jadi begitu pandai bicara?â Xue Ningyan berkata dengan kesal. âAku sudah pandai bicara sejak kecil, hanya tidak pernah melakukannya saja. Tapi sekarang ada kau, jadi aku ingin mengekspresikan perasaanku dengan lebih dalam lagi. Kau tidak masalah?â Shen Qi mena
âSalam untuk Nyonya Muda, sudah lama kita tidak bertemu, ya.â Xue Ningyan menahan napas dalam keterkejutannya, âTabib?â âYa, Nyonya Muda. Malam ini saya datang atas perintah Tuan Muda. Beliau ingin saya memeriksa tubuh Anda.â Tabib itu mendekat dengan tiba-tiba. Refleks, Xue Ningyan mundur untuk menghindarinya karena masih terkejut, âTa-tapi kenapa tiba-tiba sekali?â Zhong Li tersenyum karena merasa ini semua salahnya, âMaaf, Nyonya Muda. Saya tidak bisa mencegah keinginan Tuan Muda. Jadi saya pun hanya bisa menurutinya saja. Mohon Nyonya Muda mau bekerja sama sebentar.â âTapi saya baik-baik saja, tidak ada yang perlu diperiksa oleh TabibâââCepat lakukan,â Shen Qi menggeram tak sabar. Tabib meminta Xue Ningyan untuk mengulurkan salah satu tangannya. Dan menutupi pergelangan tangannya dengan sehelai kain tipis. Setelah beberapa jenak, tabib itu melepaskan ibu jarinya dari titik nadi Xue Ningyan. Lalu memintanya untuk mengganti dengan tangan yang lain. Setelah selesai, ia membu
Akhirnya, Tang Yan kembali ke Kediaman Tuan Muda Keempat setelah berhari-hari menyamar. Dan langsung diminta untuk menemui Xue Ningyan yang menunggunya di Paviliun Taman. Tang Yan datang dengan segera malam itu juga. Ia berdiri dengan kepala tertunduk, lalu meminta maaf, âSaya minta maaf karena telah melalaikan tugas saya, Nyonya Muda. Tapi saya benar-benar memiliki sesuatu yang mendesak untuk segera diselesaikan.â âApakah kau tidak bisa mengatakan padaku urusan apa itu?âTang Yan terdiam sejenak, lalu mengangguk. âBahkan meminta izin pada Xiao Ci pun tidak bisa?â âMaaf, Nyonya Muda. Memang saya seharusnya menyempatkan diri untuk meminta izin terlebih dahulu.â âSudahlah, urusan hukuman bisa nanti-nanti. Pergilah beristirahat, raut wajahmu terlihat tidak baik. Apakah ada sesuatu yang terjadi?â Xue Ningyan mendongak menatapnya yang berdiri di depannya. Tang Yan masih saja terdiam, memang raut wajahnya itu tidak bisa disembunyikan karena dia tidak bisa berhenti memikirkannya. âJa
âMinumlah. Kau pasti ketakutan.â Tang Yan meletakkan semangkuk air putih di hadapan Liu Ling yang memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. âTerima kasih karena sudah menolongku.âTang Yan terdiam sejenak, kemudian menyeringai lebar, âAku akhirnya berguna juga untukmu, ya!â Berkat Tang Yan, tiga pria bodoh itu sudah diatasi dengan cepat dan Liu Ling segera meninggalkan lorong itu bersamanya. âAku bisa menghadapi mereka sendirian.â âKalau bisa, kenapa kau malah melangkah mundur bukannya maju dan memukul?â âItu karena kau datang duluan.â âAh âŠ, kalau begitu, apa seharusnya aku tidak usah datang saja?â Tang Yan memasang wajah menyesal seolah-olah tindakannya memang salah. Liu Ling menyorot datar, âDia bercanda, ya?â âKalau sebenarnya kau bisa menghadapi mereka, seharusnya aku diam saja supaya bisa menghemat energi.â Tang Yan mengembuskan napas pelan, meraih kendi arak yang baru saja dibelinya dari kedai yang sama. Liu Ling menghabiskan air di mangkuknya. Sambil mengamati Tang Y
Istana Selatan. Tang Yan melihat Liu Ling keluar dari paviliun itu setelah pukul tujuh malam. Dan hanya pulang berjalan kaki dengan pelayan pribadinya. âKenapa dia tidak naik kereta kuda saja?â Tang Yan berjalan mengikutinya diam-diam. Tapi kalau diperhatikan lagi, suasana malam hari di Ibukota sangat ramai dan terlihat aman, tidak menyeramkan seperti Qingzhou. Dan pasti ada alasan yang jelas mengapa Liu Ling memilih untuk tidak menggunakan kereta kudanya. Tang Yan merasa tenang. Dia mengikuti Liu Ling diam-diam dengan niat untuk melindunginya. Dia sungguh tidak memiliki maksud apa pun dan hanya ingin melindunginya. âPutri, ini indah sekali!â Man'er berseru antusias sambil mencoba sebuah tusuk rambut yang dijual di pinggir jalan. Liu Ling mendengus, âAku bisa membelikanmu yang lebih mahal dari ini, Man'er, letakkan itu.â âTapi, Putri. Saya benar-benar menyukai ini.â Man'er enggan meletakkannya. âAku sudah bilang aku akan membelikanmu yang lebih bagus dan mahal, kan? Ini sama
Setelah percakapan yang penuh intensitas itu, Shen Qi pergi meninggalkan Xue Ningyan begitu mendengar jawaban tidak disangka itu. Dia menutup mulut dan hidungnya dengan wajah yang panas, âYang benar saja? Mengapa aku bisa begitu tidak tahu malu menginginkan hal semacam itu dari seorang wanita yang bahkan tidak kukenal?ââYeah âŠ, memang dia bilang aku menginginkannya setelah satu bulan pernikahan kami. Tapi itu tetap saja di luar dugaan. Kenapa pula aku menginginkan seorang putra dari rahimnya? Tidak masuk akal.â âApanya yang tidak masuk akal, Tuan Muda? Anda sendiri yang mengusulkan hal itu.â Zhong Li yang sedang memeriksa dokumen di sudut ruangan, mengomentari pemikirannya. Shen Qi menyorot dengan tatapan membunuh. Seolah baru tahu kalau Zhong Li berada di sana lebih dulu darinya. Zhong Li langsung menyembunyikan kepalanya dengan tumpukan dokumen, âSe-sebenarnya saya sibuk bekerja, Tuan Muda âŠ.ââKalau bekerja ya bekerja saja. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain.â âBaik âŠ.â
Istana Selatan.Saat ini, Tang Yan berada di sana. Dia memakai seragam pelayan pria dan mencari kesibukan dengan menyapu halaman. Sambil melakukan itu, matanya mengawasi kamar pribadi Pangeran Pertama. Dan tidak melihat ada hal yang mencurigakan yang bisa membantu penyelidikannya. Sebenarnya, sudah dua hari sejak ia berada di sini untuk mengawasi Pangeran Pertama secara langsung. Tapi dia bahkan tidak melihat sang Pangeran bertemu orang selain Baginda Kaisar dan para pejabat di Istana yang bertegur sapa setelah rapat rutin berakhir. Padahal dia yakin sekali akan bertemu pria misterius itu jika menyusup ke Istana Selatan. âOmong-omong, aku juga mendengar kalau Liu Ling sangat dekat dengan Pangeran Pertama, kan?â Tang Yan menghentikan aktivitas menyapu halamannya. Dan beralih mencabuti rumput di sekitar paviliun. Berharap ia bisa menemukan sesuatu jika bekerja di dekat tempat di mana Pangeran biasanya menerima tamu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, dia melihat Pangeran Per
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. âBagaimana bisa begitu kebetulan âŠ.â Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. âAnu âŠ, aku minta maaf tentang semalam,â Shen Qi membuka percakapan. âSaya sudah memaafkannya,â jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
âNyonya Muda, bangun âŠ, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.â Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. âPukul berapa sekarang, Xiao Ci?â Xue Ningyan beringsut duduk. âSekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.â Xiao Ci tersenyum dan mendekat, âSaya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.â âAh, iya.â Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu âŠ, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
âItu maksudnya adalah hubungan suami-istri.â Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. âI-Ibu?! Kenapa ada di sini?ââHaah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?â Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. âA-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?â Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. âAku datang karena merindukan menantuku.âShen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, âNyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?â âTidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,â balas Shen Qi. âJadi, sur