‘Menurut mereka.’
Suasana pesta masih berlanjut membicarakan perbedaan derajat antara Pangeran Hitam dengan istri sah hasil perjodohan itu.
“Ia sekelas baron, bahkan bukan viscount! Pangeran Hitam memang lebih pantas dengan Ratu Zaina!”
Ratu kerajaan Eden itu tersenyum, menyadarkan nyonya bangsawan yang barusan berucap hal itu. “Terima kasih, kami tinggal menunggu izin dari Baginda Raja.”
Mata-mata berkilat penasaran ketika hal itu terucap dari bibir tipis Ratu Zaina.
“Kurasa sebentar lagi ‘kan? Kudengar Anda juga yang mengobati Baginda Raja.”
Wanita dengan iris secerah langit siang itu menyabitkan matanya, membuat
Dukung penulis dengan VOTE dan bintang 5 ya ⭐⭐⭐⭐⭐ Di tunggu komentarnya kak ^^
Perjamuan minum teh pun berakhir dengan banyak buah bibir yang muncul di kalangan masyarakat Anarka. Tentang istri baru Pangeran Hitam yang boros, padahal berasal dari bangsawan kalangan rendah, hingga penampilan Amanda yang berusaha menyamai Ratu Zaina, namun berakhir sangat mengerikan. Tentang penguasa Eden yang tampak serasi dengan Pangeran Hitam dan tinggal menunggu waktu direstui sang Baginda Raja. Desas-desus yang bekembang penguasa Anarka itu juga sangat setuju dengan hubungan mereka. Sedangkan, tentang kemesraan yang ditunjukkan Illarion Black dan Amanda White yang seharusnya menjadi topik utama perjamuan itu, malah tak terdengar beritanya. Sepertinya banyak pihak yang meredam berita keharmonisan pasangan yang berada di dalam kemelut politik itu. Tapi sebuah hal positif juga terjadi di antara
“Pernah …?” Andreas bertanya-tanya dalam hati. ‘Pernah mengkhianatinya? pernah membocorkan rahasia pada lawan? pernah apa?’ “Pernah sangat menginginkan wanita? Sedangkan kau cuma sekali menghabiskan satu malam saja dengannya?” Andreas tak dapat menahan tawanya. “Astaga, hahaha! Pernah itu maksud Anda Tuan. HAHAHA!” “Keluar.” ujar Pangeran Hitam dingin. Andreas langsung sadar kesalahannya. “Ha-hamba benar-benar minta maaf Tuan, hamba hanya-.” Ekspresi Pangeran Hitam semakin kelam. Selintas tanya muncul di benak pengawal setia Pangeran Hitam itu, ‘apakah ini tentang wanita keluarga Ratu Minerva itu?‘
‘Teman tidur.’ Hanya itu yang terpikir di kepala gadis beriris amethyst itu. ‘Mereka juga begitu cantik. Tentu saja ia tak akan kehabisan para wanita di ibu kota ini. Tak seperti di kota kecil beberapa waktu lalu.’ ‘Ia tak membutuhkanku… .’ Amanda langsung membalikan badannya. “Nyonya Anda tak jadi menemui Tuan?” tanya Aime. “Lain kali saja,” jawab Amanda lemah dan berjalan dengan kepala tertunduk. “Anda tak ingin mengetahui kenapa wanita-wanita itu ada di sini?” tanya Aime penasaran. ‘Bahkan aku yang pengawal saja bisa kesal melihat pemandangan itu. Kenapa nyonya mungil ini ma
Sebuah tanda yang menandakan betapa liarnya malam yang sudah dilalui Illarion kemarin. Dan Amanda tahu itu berasal dari mana, karena beberapa waktu yang lalu ia juga memiliki bekas yang sama setelah menghabiskan malam dengan pria di hadapannya sekarang. ‘Itu berasal dari para wanita kemarin malam? Apa karena mereka sudah tak ada jadi ia memintaku menggantikan mereka.’ Amanda langsung membuang mukanya sambil melangkah mundur. Illarion tersentak dengan gerakan tiba-tiba itu. ‘Ia menolakku?’ Masih menunduk, Amanda mengucapkan, “hamba akan meminta Adam untuk menyerahkan rincian hutang pada Tuan.” “Jalang.”
“Pilihan Jenderal Andreas memang tidak main-main.” “Apa Tuan akan men-.” Belum selesai pembicaraan pelayan terakhir ia dengar, Amanda memaksa diri untuk menutup jendela kamarnya. “Lagi, ia memanggil wanita lain… ,” gumam gadis itu, sambil memukul pelan dadanya yang mulai sakit karena cemburu. *** “Terima kasih undangannya, Dutchess Lala,” ucap Ratu Zaina. Lawan bicara penguasa Eden itu tampak khawatir. “Seperti permintaan Anda, Ratu Zaina. Aku batal mengundang istri Pangeran Hitam, tapi apakah Tuan tidak akan marah denganku?” “Kenapa Pangeran Hitam harus marah padamu?” tanya Ratu Zaina dengan mendongakkan kepalanya, tampak angkuh. “Mereka hanya terikat kontrak pernikahan, bu
Senyum Amanda menghilang dengan cepat. Ia langsung jatuh terduduk, memaksa diri untuk tersenyum. ‘Ah harusnya aku sudah menduga ia akan pergi sendirian, alih-alih mengajakku.’ Gadis itu melihat gaun yang ia buat dengan susah payah seminggu terakhir ini. ‘Setidaknya aku bisa melakukan hobby yang menyenangkan ini tanpa gangguan seperti di kediamanku dahulu,’ batinnya berusaha syukur walau hatinya masih kecewa ditinggal begitu saja. Setelah beberapa saat kepergian rombongan Pangeran Hitam, seorang pelayan datang ke kamar Amanda. “Maaf Nyonya, Pangeran Apollo mencari Nyonya.” “Pangeran Apollo?” tanya Amanda balik meyakinkan. ‘Apa ia mencari P
'Kenapa ia bertanya seperti itu?' Tapi Amanda tak punya keberanian untuk menanyakan hal itu. 'Pangeran Hitam memperlakukanku sangat baik, walau tak seperti hubungan ayah dan ibu, yang begitu romantis dan harmonis. Kurasa perlakuannya lebih dari cukup kepadaku, jika dibandingkan dengan orang-orang di sekitarku.’ Gadis itu menekukkan tubuhnya seakan ada dalam persidangan, dan dia terdakwa. "Is-istri," jawab Amanda sambil menelan salivanya. Senyum Pangeran Apollo semakin melebar. 'Oh, ini yang menyebabkanmu menyukainya? Aku juga ingin mendominasinya.' Pangeran Apollo berdiri dan melangkah ke arah Amanda, membuat jarak yang begitu dekat, hingga mengharuskan gadis
Seraut wajah tampan dengan manik sewarna almond berdiri di balik pintu kamar Amanda. "Tu-tuan?" Gadis itu merasa ini adalah hal yang janggal, segera Amanda menutup pintu kamarnya. Namun sayang, salah satu kaki pria itu menahan jati kayu hitam berbentuk persegi itu. Hingga menggagalkan niat Amanda menghalangi Pangeran Apollo. Bruk! Pria itu mendorong Amanda dengan mudah. Gadis bersurai perak itu berteriak histeris. "Ai-" jeritnya tertahan memanggil pengawal wanitanya itu. "Sst." Pangeran Apollo langsung membungkam mulut Amanda. "Jangan ribut, para pelayan nanti ke sini, Amanda…,” ujarnya dengan suara rendah yang mampu membuat bulu kuduk gadis dalam cengkramannya berdiri. Tubuh Amanda gemetar. 'Apa maksud pria ini?'
Awalnya aku selalu melihat ia seperti wanita yang dingin dan tak pernah tersenyum, ekspresinya selalu datar. Ia mirip sepertiku, kecuali satu hal. Gadis berkulit pucat itu selalu gemetar dan terlihat ketakutan. Manik matanya tak pernah benar-benar menatapku, ia selalu menatap kakiku. Entahlah mungkin sepatu kulitku lebih menarik ketimbang parasku, menurutnya. Tapi penampilan yang tak biasa itu cukup menarik perhatianku. Selanjutnya, kupikir untuk membunuh gadis itu secara perlahan. Menyiksanya dulu mungkin? Bagaimanapun ia adalah keluarga wanita iblis itu. “Ma-maaf.” “Maaf, Tuan…” “Maaf.” Itu ucapan yang sering ia lontarkan dari bibir merah cherry dengan tangan gemetar dan tubuh membungkuk. Hanya puncak kepalanya saja ya
“Aku hanya mengundang orang-orang yang terpilih saja untuk datang ke pesta ulang tahunku,” seru seorang anak gendut dengan leher berlipat. Nyaris seluruh anak di sekolah itu berharap diundang ke pesta cucu Duke Serafin, kakek Samuel yang terkenal kaya itu sangat memanjakan bocah gendut yang sekarang sedang berkacak pinggang dengan sombong. Tapi perhatian anak-anak di kantin dengan interior mewah itu langsung terpecah begitu melihat Maximiliam memasuki cafetaria yang menghubungkan asrama laki-laki dan perempuan itu. Beberapa gadis sedikit menjerit melihat kedatangannya. “Ck!” decak Samuel dengan raut muka tak suka. “Kau tak akan kuundang,” ujarnya sambil menunjuk Max yang melintas di depannya. “Aku juga tidak mengharapkannya,” jawab Max yang duduk meletakkan nampannya di sebelah Niana. Tawa pelan berbisik me
“Berkemaslah, kita langsung balik ke Ibu Kota,” perintah Illarion pada para anak buahnya yang masih masih tergeletak horizontal setelah dua hari menggempur pemberontak di wilayah perbatasan. Sebenarnya Kaisar Hitam enggan keluar dari Ibu Kota, atau lebih tepatnya meninggalkan Amanda. Permaisurinya itu ia tinggalkan setelah nyaris sebulan pernikahan mereka diakui publik. Tapi pemimpin pemberontakan kali ini jauh lebih cerdas dan kuat dibanding sebelumnya, karena itu Illarion Black turun tangan. Setelah Illarion masuk ke dalam tenda hitamnya, erangan pelan keluar dari mulut para prajurit itu. “Astaga Kaisar benar-benar manusia apa seorang monster? Tuan ingin kita segera balik ke ibu kota tanpa membiarkan kita bernapas terlebih dahulu,” keluh seorang prajurit yang baru saja kehilangan tiga gigi depannya karena perkelahian semalam.
Hai, perkenalkan saya penulis cerita ini dengan nama pena missingty.Terima kasih sudah mengikuti kisah Amanda White dan Illarion Black sejauh ini, dan yah, kita sudah berada di chapter terakhir kisah ‘Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam’. Terima kasih untuk support teman-teman pembaca semua, di note ini juga missingty ingin meminta maaf jika tulisan yang missingty buat jauh dari ekspektasi dan keinginan para pembaca sekalian.Sebagai permintaan maaf, mungkin diantara para pembaca masih ada merasa plothole yang mengganjal di novel online ini, atau mungkin penasaran dengan beberapa kisah yang tidak disebutkan di cerita ini. Silahkan komentar di bawah ya, mungkin nanti missingty akan buatkan bab epilog untuk itu.Sekali lagi terima kasih kepada akak-akak pembaca sekalian, salam sayang dari missingty. I* inspirasikuh.
Ekspresi menyedihkan yang Illarion tampilkan setelah mendengar perkataan Amanda itu membuat Karak kembali menggaungkan tawanya di ruang bawah tanah itu. “Karma! Kau dengar! Itu Karmamu Illarion!” ucap pria tua itu di sela sela tawanya yang tampak mengerikan.“Jangan tinggalkan aku lagi Amanda,” pinta Illarion terdengar lemah mengikuti langkah gadis itu menuju pintu.Amanda mempercepat langkahnya sembari berurai air mata. Perpisahan dan pergi sejauh mungkin dari Illarion Black adalah pikiran Amanda saat ini.“Galela!” teriak lelaki bertubuh tinggi besar yang hanya beberapa langkah dibelakangnya itu.Amanda menghentikan langkahnya mendengar Illarion mengeluarkan nama lain dari mulutnya.“Kau tak ingin memaksanya memintamu untuk kembali padaku kan Amanda?” tanya Illarion dengan suara lirih seakan penuh kesedihan, tapi tatapan mata dari iris kelam itu terlihat sangat dingin.“Apa maksudmu?” tanya Amanda mengabaikan asas kesopanan den
Mata ungu Amanda langsung terbelalak mendengar nama itu. Karak adalah nama pria yang meracuni Illarion saat pesta dansa di ulang tahun baginda Raja Abraham dahulu. Saat itulah mereka bertemu Galela dan Balton yang menyelamatkan Illarion dan memberikan penawar racun itu.‘Apa karena itu, Illarion menyiksa pria ini? Karena ia pernah diracuni olehnya?’“Kau sepertinya mengenalku?” tebak Karak sembari menyipitkan matanya. Rantai-rantai di punggungnya ikut berderak. “Ah kemampuanku memang luar biasa.”‘Aku tak perlu ikut campur hal ini, sebaiknya aku pergi saja.’“Hei, apa kau tak menyimpan dendam pada pria itu?”Amanda yang bersiap balik kembali menghentikan langkahnya. “Karena?”“Mengorbankanmu.”“Apa maksudmu?” tanya Amanda.Karak kembali terkekeh pelan sebelum menjawab pertanyaan Amanda. “Kau kira siapa yang meracuni Raja? Raja terdahulu.”“Ha?” gumam Amanda tampak bingung. ‘Selama ini aku memang penasar
Wajah Putri Hera langsung pucat pasi. “Tentu saja warna musim semi itu yang paling pas seperti warna daun yang berguguran,” ujar Amanda sambil tersenyum dan menepuk lengan kakak iparnya itu.“Ah iya ten-tentu saja,” balas Putri Hera dengan senyum kaku.“Kami membahas warna gaun yang pas di musim semi, Tuan.”“Oh,” gumam Illarion kemudian naik ke dalam kereta kuda itu. “Kakakku akan berhenti di Istana Utama, ia akan tinggal sementara waktu di sana untuk mempersiapkan pesta pernikahan kita,” jelas Illarion pada Amanda.“Ah! Terima kasih, Putri Hera. Kuharap aku tidak merepotkanmu.”“Oh tentu saja tidak, aku senang akhirnya melakukan ini setelah sepuluh tahun menanti pernikahan kaisar,” balas Putri Hera tampak tertawa. Tapi hal itu malah membuat Amanda menautkan keningnya. ‘Kenapa Putri Hera terlihat sangat tidak nyaman di sebelah adiknya sendiri?’Akhirnya Amanda White dan Illarion Black sampai di is
Ancaman Illarion barusan membuat Putri Hera tercekat, matanya yang berkaca-kaca akibat tamparan di pipi barusan masih menatap tajam adik tirinya itu.“Tuan? Putri Hera?” panggilan lembut dari arah belakang Illarion Black memecahkan suasana tegang diantara dua kakak beradik lain ibu itu.Putri Hera langsung balik berlalu tanpa pamit pada Amanda sambil memegang pipinya yang memerah.“Putri Hera,” panggil Amanda pelan, kemudian balik menatap Illarion. “Putri tidak apa-apa?”Illarion kembali tersenyum manis dihadapan istrinya. “Ia tidak apa-apa, sepertinya kakakku terlalu mabuk di pesta dansa barusan.”Amanda menggumam pelan. “Aku akan membuatkan teh pereda pengar untuknya.”Namun, Illarion malah menggendong ala pengantin si gadis berkulit pucat yang sekarang mengenakan pakaian dengan warna senada rambutnya itu. Sama-sama merah muda.“Tak perlu, biarkan para pelayan yang mengurusnya. Malam ini kau hanya perlu mengurus diriku saja,” ti
‘Harusnya aku menyuruh orang untuk menjemputnya,’ batin Illarion sambil mencari-cari Amanda di antara ratusan tamu undangan yang hadir. Hingga lengkungan di wajahnya terbentuk lebar ketika melihat sosok berkulit seputih salju melewati pintu masuk utama aula tempat diadakan pesta dansa itu. Semua mata kembali mengikuti arah langkah Illarion Black sembari berdecak kagum melihat kesempurnaan fisik milik pemimpin pasukan paling mematikan di seantero Benua Hitam itu, hingga napas mereka tertahan ketika Kaisar Hitam berlutut di hadapan seorang wanita. “Siapa dia?” “Kudengar ia putri Duke Gree, bukannya ia sakit-sakitan dan memiliki anak diluar nikah?” Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir dalam nada rendah tak berani meny