"Selamat malam, Xander!" "Selamat malam, Pak Johnson!" "Senang melihatmu di sini." "Aku juga, Pak. Selamat sekali lagi untuk perusahaanmu!"Xander bersalaman dengan Pak Johnson, salah satu rekan bisnisnya yang sudah cukup akrab dengannya. Bahkan Pak Johnson sudah menganggap Xander seperti anaknya
Jantung Eleanor masih berdebar kencang dan ia tidak menyangka menatap seorang pria bisa membuat debar jantungnya sampai seperti ini. Namun, pria di hadapannya begitu istimewa dengan garis wajah yang begitu sempurna tanpa cela. Eleanor pun menatap pria itu dengan intens dengan bibir yang terbuka men
Sena mengunyah makanannya dengan tidak semangat. Entah mengapa malam ini ia merasa begitu kesepian. "Bik Arta, temani aku di sini," panggil Sena. Bik Arta pun tersenyum dan menemani Sena. "Ada apa, Sena? Apa kau sudah merindukan Xander?" "Hmm, begini rasanya sendirian di rumah besar ini. Sejak me
"Apa Ayah tidak akan bertemu lagi dengan Xander? Bukankah kalian harus membicarakan tentang bisnis?" tanya Eleanor yang menghampiri ayahnya ke ruang kerjanya dua hari kemudian. Eleanor begitu penasaran karena sejak pesta malam itu, Johnson belum bertemu Xander lagi, padahal Eleanor sudah berharap J
"Benarkah kau akan pulang, Andrew?" Sena memekik senang saat ia dan Xander melakukan video call dengan Andrew pagi itu. "Ya, Sena, aku akan segera pulang.""Kami sudah merindukanmu, Andrew. Aku bangga sekali mendengar apa saja yang sudah kau lakukan di Paris. Kau sudah sangat dewasa dan matang sek
Eleanor masih terdiam di tempatnya. Sungguh, wanita yang ia lihat duduk di samping Xander saat ini adalah wanita yang sangat berbeda dengan bayangannya. Saat ia membayangkan akan bertemu dengan wanita dengan dandanan seperti dirinya, atau minimal seperti sosialita berkelas pada umumnya, karena Xand
"Kau lihat kan istrinya, Zara? Ternyata dia sama sekali tidak cantik. Maksudku ya awalnya memang terlihat cantik tapi kemudian biasa saja," seru Eleanor saat mereka sudah ada di dalam mobil di perjalanan pulang. Zara yang mendengarnya hanya mengangkat bahunya ringan. "Well, sebenarnya aku setuju.
Eleanor hanya bisa menggeram dalam hatinya karena ternyata semua tidak sesuai yang ia harapkan. Namun, ada nama baik yang harus ia jaga dan juga profesionalitas karena selama ini Eleanor selalu berbisnis secara profesional. Eleanor pun mengembuskan napas panjangnya sambil menjaga ekspresinya tetap
Rumah keluarga Moreno dan Ilona dihias begitu cantik hari itu. Mereka mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan satu bulannya bayi kembar mereka, Mateo dan Zanneta. Tentu saja sederhana untuk Moreno, tidak sederhana bagi Ilona karena Moreno mengundang semua warga kampung ke rumah, bahkan Mo
"Aakkhh, sakit sekali, Reno! Sakit sekali!" Ilona memekik kesakitan saat ia sudah berada di ruang bersalin malam itu. Beberapa bulan telah berlalu dan saat yang Ilona nantikan pun tiba yaitu saat di mana kedua bayi kembarnya akan segera lahir. Ilona sudah memutuskan untuk melahirkan secara nor
Saat Ilona masih begitu menikmati awal kehamilannya, Adrianna sendiri juga begitu menikmati akhir kehamilannya. Di umur kehamilan yang sudah masuk ke sembilan bulan, nafsu makan Adrianna pun makin bertambah sampai Tobias kewalahan mengikuti kemauan Adrianna yang sangat banyak. Tentu saja terkada
Moreno dan Ilona langsung pergi ke dokter keesokan harinya setelah melihat hasil tespek Ilona. Mereka belum berani memberitahukan kabar bahagia itu pada orang lain selain Sena sebelum melakukan USG untuk memastikan kehamilan itu benar adanya dan tanpa gangguan. Ilona pun menunggu dengan begitu t
Saat Tobias dan Adrianna masih begitu bahagia setelah pulang dari bulan madu, tidak begitu dengan Ilona yang sebenarnya juga sangat bahagia, tapi ia kelelahan dan sakit. Sena sampai mengunjungi rumah Moreno setiap hari untuk merawat menantunya yang lemas itu padahal Sena hanya masuk angin. "Teri
"Tobias, pelan-pelan!" Adrianna memekik tertahan saat akhirnya dirinya dan suaminya melewatkan malam pertama pernikahan dengan begitu menggebu. Tobias sendiri sama sekali tidak mau menunggu sedikit pun untuk memiliki istrinya lagi dan lagi. Dan Adrianna pun hanya bisa pasrah melayani suaminya
Tiga bulan setelah pernikahan Moreno dan Ilona, semua anggota keluarga pun bersiap berangkat ke Paris karena Tobias dan Adrianna akan menikah secara privat di Paris dan langsung berbulan madu di sana. Begitu juga dengan Moreno dan Ilona yang akan ikut berbulan madu keliling Eropa setelah menghadir
"Kau lelah, Sayang?" Moreno dan Ilona akhirnya kembali ke kamar hotel mereka setelah serangkaian acara pernikahan yang melelahkan namun membahagiakan itu. Mereka mengadakan dua kali pesta di pagi dan di malam hari dan Ilona pun memakai gaun pengantinnya sepanjang hari sampai rasanya begitu menye
Sejak awal Ilona melangkah, Moreno sudah menahan napasnya sejenak melihat pengantin wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Gaun Ilona sama sekali tidak berlebihan, gaunnya sederhana tanpa banyak hiasan apa pun tapi terkesan mewah dan elegan. Ilona terlihat cantik luar biasa dengan danda