"Di mana aku?" Giana mengernyit saat melihat dirinya berada di tempat yang asing. Gelap. Giana tidak bisa melihat apa-apa, tapi hawanya begitu panas sampai Giana berkeringat. Giana terus mengedarkan pandangan ke sekeliling, tapi ia tetap tidak bisa melihat apa pun. Sampai entah dorongan dari mana
Giana masih tidak bisa menjelaskan rasanya. Bibir Giana terbuka dan bergerak seolah ia ingin bicara, namun suaranya sama sekali tidak bisa keluar. Padahal Giana ingin sekali memanggil nama Sena. Namun, bahkan satu kata saja tidak bisa ia ucapkan. Tanpa terasa air mata Giana pun meleleh di sana sam
Beberapa hari berlalu sejak Giana sadar dan kondisinya masih belum pulih. Memang Giana terus sadar, tapi ia belum mampu bernapas tanpa alat bantu sampai alat bantu itu pun belum bisa dilepas. Giana masih di ICU dan masih belum bisa bicara sama sekali. Namun, setiap Sena masuk ke sana dan merawatnya
"Dia meminta maaf padaku, Xander. Dia meminta maaf padaku." Sena bercerita dengan begitu emosional di luar ruang ICU setelah jam besuk berakhir. Sena menceritakan bagaimana ia membantu Giana memakai body lotionnya dan mereka berakhir dengan berpelukan begitu hangat. Air mata Sena pun tidak berhent
Sena tidak tahu apakah keputusan untuk menikah ini benar, namun semua orang mendukung keputusannya, termasuk Jacky yang terus memaksanya menuruti Giana."Sena setuju menikah dengan Xander, Giana. Kau akan melihat sendiri bagaimana cantiknya Sena di hari pernikahannya," bisik Jacky pada Giana yang ju
Mobil ambulans yang membawa Jacky dan Giana akhirnya tiba di hotel. Jacky pun membantu Giana turun dengan kursi rodanya.Andrew dan Henry sendiri yang sudah bersiap pun menyambut Giana untuk membantu apa yang bisa mereka bantu dan Andrew pun ikut meneteskan air matanya melihat Giana. "Kau cantik se
"Kau sudah siap, Xander? Kali ini kau benar-benar akan menikah." Peter nampak menemani Xander yang sudah berada di ruang VIP yang berbeda dengan Sena."Ya, Peter! Aku benar-benar akan menikah kali ini. Walaupun jujur saja rasanya berbeda." "Apa kau memikirkan Giana?" "Lebih tepatnya Sena. Sungguh
Sena meneruskan langkah kakinya menapak karpet merah yang terbentang di hadapannya. Kelopak bunga hidup nampak menghiasi karpet merah itu sampai wanginya begitu semerbak. Angin yang berhembus pelan pun membuat aroma wangi itu tersebar menyempurnakan suasana yang begitu sakral pagi ini sampai Sena
Rumah keluarga Moreno dan Ilona dihias begitu cantik hari itu. Mereka mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan satu bulannya bayi kembar mereka, Mateo dan Zanneta. Tentu saja sederhana untuk Moreno, tidak sederhana bagi Ilona karena Moreno mengundang semua warga kampung ke rumah, bahkan Mo
"Aakkhh, sakit sekali, Reno! Sakit sekali!" Ilona memekik kesakitan saat ia sudah berada di ruang bersalin malam itu. Beberapa bulan telah berlalu dan saat yang Ilona nantikan pun tiba yaitu saat di mana kedua bayi kembarnya akan segera lahir. Ilona sudah memutuskan untuk melahirkan secara nor
Saat Ilona masih begitu menikmati awal kehamilannya, Adrianna sendiri juga begitu menikmati akhir kehamilannya. Di umur kehamilan yang sudah masuk ke sembilan bulan, nafsu makan Adrianna pun makin bertambah sampai Tobias kewalahan mengikuti kemauan Adrianna yang sangat banyak. Tentu saja terkada
Moreno dan Ilona langsung pergi ke dokter keesokan harinya setelah melihat hasil tespek Ilona. Mereka belum berani memberitahukan kabar bahagia itu pada orang lain selain Sena sebelum melakukan USG untuk memastikan kehamilan itu benar adanya dan tanpa gangguan. Ilona pun menunggu dengan begitu t
Saat Tobias dan Adrianna masih begitu bahagia setelah pulang dari bulan madu, tidak begitu dengan Ilona yang sebenarnya juga sangat bahagia, tapi ia kelelahan dan sakit. Sena sampai mengunjungi rumah Moreno setiap hari untuk merawat menantunya yang lemas itu padahal Sena hanya masuk angin. "Teri
"Tobias, pelan-pelan!" Adrianna memekik tertahan saat akhirnya dirinya dan suaminya melewatkan malam pertama pernikahan dengan begitu menggebu. Tobias sendiri sama sekali tidak mau menunggu sedikit pun untuk memiliki istrinya lagi dan lagi. Dan Adrianna pun hanya bisa pasrah melayani suaminya
Tiga bulan setelah pernikahan Moreno dan Ilona, semua anggota keluarga pun bersiap berangkat ke Paris karena Tobias dan Adrianna akan menikah secara privat di Paris dan langsung berbulan madu di sana. Begitu juga dengan Moreno dan Ilona yang akan ikut berbulan madu keliling Eropa setelah menghadir
"Kau lelah, Sayang?" Moreno dan Ilona akhirnya kembali ke kamar hotel mereka setelah serangkaian acara pernikahan yang melelahkan namun membahagiakan itu. Mereka mengadakan dua kali pesta di pagi dan di malam hari dan Ilona pun memakai gaun pengantinnya sepanjang hari sampai rasanya begitu menye
Sejak awal Ilona melangkah, Moreno sudah menahan napasnya sejenak melihat pengantin wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Gaun Ilona sama sekali tidak berlebihan, gaunnya sederhana tanpa banyak hiasan apa pun tapi terkesan mewah dan elegan. Ilona terlihat cantik luar biasa dengan danda