Xander dan Sena masih mematung menatap Andrew yang berbeda. Biasanya Andrew sangat pasif, tapi pagi ini malah Andrew yang menyapa duluan. Bagi Sena, pagi ini Andrew nampak lebih tampan, lebih hidup, dan lebih bercahaya. Sedangkan bagi Xander, ini mengejutkan melihat Andrew yang sama seperti dulu sa
"Makanlah yang banyak." Andrew mengambilkan lauk di piring Sena dengan ukuran normal saat mereka makan bersama di rumah malam itu. Tidak lagi membumbung seperti biasanya, tapi cukup untuk Sena makan. "Terima kasih. Kau juga makanlah yang banyak, Andrew," sahut Sena sambil mengambilkan beberapa lau
"Sampai kapan kau akan di sini, Xander? Kembalilah ke kamarmu!"Sena sudah duduk bersandar di ranjangnya dengan Xander yang merebahkan kepala ke pangkuan Sena. Xander terus diam setelah pembicaraan singkat mereka dan pria itu pun mendadak manja pada Sena sampai Sena tidak punya pilihan lain selain
Suara lantang Xander membuat semua orang menoleh ke arah pria itu dan Andrew pun langsung kehilangan senyumnya. Untuk sesaat, Andrew dan Xander hanya bertatapan sejenak sebelum Andrew pun bersuara. "Eh, mengapa aku harus diperiksa, Kak? Aku tidak sakit." "Kondisimu masih belum pulih dan kau terlih
Paula mencoba memberikan pertanyaan pada Andrew yang semuanya bisa dijawab dengan normal, hanya saja beberapa hal yang terjadi saat Andrew sedang sakit, tidak semuanya bisa Andrew ingat. "Baiklah, kondisinya sangat stabil dan kurasa aku bisa melakukan hipnoterapi untuknya, sekaligus memastikan resp
Air mata Sena masih terus mengalir menyaksikan pemandangan yang mengharukan di hadapannya. Andrew yang mendadak sadar dan memeluk Xander begitu erat dan Xander yang juga nampak begitu emosional. Bahkan, Xander menangis begitu sedih sampai rasanya Sena juga ingin memeluk pria itu dan menenangkannya.
Sena menahan napasnya sejenak mendengar ucapan Andrew. "Eh, Andrew ... apa maksudmu pengganti Giana? Aku ...." "Aku tahu kau yang selalu menemaniku," sela Andrew sambil tersenyum ramah. "Sena. Apa itu namamu? Rasanya aku ingat aku sering mendengar suara Bik Arta maupun suara kakakku memanggilmu."
Sungguh, Xander juga tidak ingin seperti ini, namun perasaan hatinya tidak bisa ia kendalikan. Xander pun mencoba tidak melirik Sena sama sekali dan berbicara dengan santai bersama Andrew. "Kau selalu berharap aku bisa bekerja bersamamu kan, Kak," seru Andrew lagi."Tentu saja, Andrew. Harapanku m
Rumah keluarga Moreno dan Ilona dihias begitu cantik hari itu. Mereka mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan satu bulannya bayi kembar mereka, Mateo dan Zanneta. Tentu saja sederhana untuk Moreno, tidak sederhana bagi Ilona karena Moreno mengundang semua warga kampung ke rumah, bahkan Mo
"Aakkhh, sakit sekali, Reno! Sakit sekali!" Ilona memekik kesakitan saat ia sudah berada di ruang bersalin malam itu. Beberapa bulan telah berlalu dan saat yang Ilona nantikan pun tiba yaitu saat di mana kedua bayi kembarnya akan segera lahir. Ilona sudah memutuskan untuk melahirkan secara nor
Saat Ilona masih begitu menikmati awal kehamilannya, Adrianna sendiri juga begitu menikmati akhir kehamilannya. Di umur kehamilan yang sudah masuk ke sembilan bulan, nafsu makan Adrianna pun makin bertambah sampai Tobias kewalahan mengikuti kemauan Adrianna yang sangat banyak. Tentu saja terkada
Moreno dan Ilona langsung pergi ke dokter keesokan harinya setelah melihat hasil tespek Ilona. Mereka belum berani memberitahukan kabar bahagia itu pada orang lain selain Sena sebelum melakukan USG untuk memastikan kehamilan itu benar adanya dan tanpa gangguan. Ilona pun menunggu dengan begitu t
Saat Tobias dan Adrianna masih begitu bahagia setelah pulang dari bulan madu, tidak begitu dengan Ilona yang sebenarnya juga sangat bahagia, tapi ia kelelahan dan sakit. Sena sampai mengunjungi rumah Moreno setiap hari untuk merawat menantunya yang lemas itu padahal Sena hanya masuk angin. "Teri
"Tobias, pelan-pelan!" Adrianna memekik tertahan saat akhirnya dirinya dan suaminya melewatkan malam pertama pernikahan dengan begitu menggebu. Tobias sendiri sama sekali tidak mau menunggu sedikit pun untuk memiliki istrinya lagi dan lagi. Dan Adrianna pun hanya bisa pasrah melayani suaminya
Tiga bulan setelah pernikahan Moreno dan Ilona, semua anggota keluarga pun bersiap berangkat ke Paris karena Tobias dan Adrianna akan menikah secara privat di Paris dan langsung berbulan madu di sana. Begitu juga dengan Moreno dan Ilona yang akan ikut berbulan madu keliling Eropa setelah menghadir
"Kau lelah, Sayang?" Moreno dan Ilona akhirnya kembali ke kamar hotel mereka setelah serangkaian acara pernikahan yang melelahkan namun membahagiakan itu. Mereka mengadakan dua kali pesta di pagi dan di malam hari dan Ilona pun memakai gaun pengantinnya sepanjang hari sampai rasanya begitu menye
Sejak awal Ilona melangkah, Moreno sudah menahan napasnya sejenak melihat pengantin wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Gaun Ilona sama sekali tidak berlebihan, gaunnya sederhana tanpa banyak hiasan apa pun tapi terkesan mewah dan elegan. Ilona terlihat cantik luar biasa dengan danda